Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM III

IDENTIFIKASI TELUR CACING MENGGUNAKAN METODE


SEDIMENTASI

DISUSUN OLEH :

NAMA : Nilasari
NIM : B1D219070
KELAS : 19B TLM
SEMESTER : III
KELOMPOK : IV (EMPAT)

PROGRAM STUDI D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TA.2020/202
1. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu Dan Tempat
a. Waktu : 4 Januari 2021 08 : 00 – 09 : 00 WITA
b. Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Universitas Megarezky
Makassar
B. Alat Dan Bahan
a. Alat
 Batang Pengaduk
 Pipet Tetes
 Tabung sentrifuge
 Mikroskop
 Sendok tanduk
 Kertas aluminium foil
 Gelas kimia
 Ose
 Sentrifuge
b. Bahan
 Kaca Preparat
 Cover Glass
 Feses petani
 NaCl 0,9 %
C. Cara Kerja
a. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
b. Dimasukkan sampel kedalam gelas kimia
c. Dipipet NaCl 0,9% secukupnya kedalam gelas kimia
tersebut
d. Lalu dihomogenkan menggunakan batang pengaduk
e. Kemudian dimasukkan kedalam tabung sentrifuge
f. Ditambahkkan NaCl 0,9% secukupnya kedalam tabung
sentrifuge
g. Ditutup menggunakan kertas aluminium
h. Di diamkan selama lima menit
i. Dimasukkan kedalam sentrifuge selama lima menit
j. Setelah itu diambil endapannya dan diletakkan pada kaca
preparat lalu ditutup menggunakan cover glass
k. Kemudian diamati dibawah mikroskop
D. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengidentifikasi
telur cacing pada feses petani.

2) HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hasil

Jenis gambar keterangan


pengamatan
Makroskopis Pada hasil
pengamatan
makroskopis
pada sampel
didapatkan hasil :
warna sampel
coklat tua,
teksturnya lunak
dan baunya
sangat
menyengat.
Mikroskopis Pada hasil
pengamatan
makroskopis
pada sampel
terdeteksi telur
cacing
clonorchis
dengan
pembesaran 10 x
pada sampel
feses petani

B. Pembahasan

Berdasarkan praktikum identifikasi telur cacing menggunakan metode


sedimentasi dengan teknik sedimentasi menggunakan alat dan bahan yang
memiliki fungsi masing – masing antara lain: Batang pengaduk berfungsi untuk
menghomogenkan antara feses dengan NaCl 0,9%, pipet tetes berfungsi untuk
memipet NaCl 0,9% kedalam gelas kimia, Sendok tanduk berfungsi dalam
pengambilan sampel saat akan dimasukkan kedalam gelas kimia, Gelas kimia
berfungsi sebagai wadah untuk menghomogenkan antara feses dengan NaCl
0,9%, Tabung sentrifuge berfungsi sebagai wadah sampel untuk dimasukkan
kedalam sentrifuge, Aluminium foil berfungsi sebagai penutup tabung sentrifuge
agar sampel tidak tumpah saat dilakukan sentrifugasi, ose berfungsi untuk
mengambil endapan di tabung sentrifuge dan iletakkan di kaca preparat, sentrifuge
berperan dalam proses sedimentasi sampel, dan Mikroskop berfungsi alam
pengamatan mikroskopis sampel.
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pemeriksaan tinja
dengan metode sedimentasi. Pemeriksaan Feses menggunakan metode
sedimentasi untuk konsentrasi kista dan telur berdasarkan perbedaan BJ antara
larutan NaCL 0,9% dengan telur cacing, telur cacing akan mengendap dibawah
larutan yang lebih ringan. Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi telur
caing ada feses petani. Penggunaan metode pemeriksaan tinja yang memiliki
sensitivitas dan spesifitas tinggi terhadap Soil Transmitted Helminth sangat
penting untuk deteksi dini infeksi tersebut. Metode sedimentasi yang
menggunakan prinsip perbedaan berat jenis merupakan alternatif bagi metode
natif yang adalah gold standard untuk pemeriksaan tinja kualitatif.(Agnes.2019)

Pada praktikum ini ditemukan telur echinococcus pada sampel feses


petani. Echinococcus granulosu sdapat menyebabkan penyakit ekinokokosis,
hidaridosis. Dapat ditemukan di manusia, anjing, karnivora lain. Morfologi cacing
dewasa panjang 3-6 mm,memiliki satu proglotid imatur, satu proglotid matur dan
satu proglotid gravid. Skoleks bulat, memiliki empat batil isap, rostelum dengan
kait-kait, mempunyai leher.

Telur Echinococcus sulit dibedakan dengan telur taenia. Kista hidatid


terdiri atas lapisan kutikula, lapisan germinativum dan 25 jaringan hospes. Hospes
definitif Echinococcus granulosus adalah manusia, anjing, kucing, dan serigala,
sedangkan hospes intermedier adalah herbivora seperti domba, sapi. Hospes
intermedier menelan telur Echinococcus granulosus, kemudian akan di keluar
bersama feses, di hospes definitive telur akan menembus ke dalam dinding usus
dan bersama aliran darah akan terbawa masuk ke organ hati, paru-paru. Di dalam
organ-organ tersebut akan terbentuknya kista hydatid. Kista hidatid akan
termakan oleh hospes definitif, kemudian akan berkembang menjadi cacing
dewasa (Soedarto 2011).

Penyakit hidatidosa tidak seperti penyakit parasit lainnya. Penyebaran


penyakit ini lebih menonjol di belahan bumi utara. Infeksi pada manusia yang
paling umum dan domba seperti di selandia baru, australia dan terutama di negara
– negara cone selatan seperti argentina, uruguay, alaska, kanada dan chili.

Penyebaran infeksi Echinoccocus kurang luas distribusinya, tergantung


pada kehadiran anjing dan rubah sebagai inang definitif, inang perantara rentan
seperti domba, kambing dan babi, lingkungan yang memungkinkan kelangsungan
hidup telur, dan padat penduduknya serta tinggal berdektan dengan hewan
peliharaan.

Infestasi caci8ng ini menyebabkan eosinofilia ( meningkatnya konsentrasi


eosinofil didalam darah). Pecahnya kista hidatidosa sebagai akibat dari trauma
atau pembedahan sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan shock anafilaksis,
reaksi alergi, dan risiko penyebaran pasir hidatidosis yang dapat menimbulkan
kista baru.(Farantika,2016)

3) PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


terdapat infeksi parasit pada petaninkarena ditemukannya telur Echinoccocus pada
feses petani.

B. Saran

Adapun saran dari praktikan saat melakukan praktikum harus


menggunakan APD yang lengkap karena sampel – sampel yang dikerjakan
merupakan sampel – sampel infeksius
DAFTAR PUSTAKA

Farantika, rafita.2016. Eksplorasi Dan Prevalensi Jenis Telur Cacing Pada Feses
Kucing Liar Dan Kucing Peliharaan Dikawasan Kampus
Universitas Negeri Semarang. Semarang

Shite Junita, Agnes.2019. Perbandingan Jumlah Dan Keragaman Telur Cacing


Soil Transmitted Helminth (Sth) Menggunakan Metode Sedimentasi
Reagensia Naoh 0,2 % Dan Nacl 0,9%.Medan. Poltekkes
Kemenken RI Medan

Soedarto. 2011. Buku Ajar Prasitologi Kedokteran (Handbook of Medical


Parasitology). Jakarta: Sagung Seto.
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
1. Alat dan bahan yang
digunakan yang
digunakan Antara lain
: batang pengaduk,
ose, tabung
sentrifugasi, Sendok
tanduk, gelas kimia,
mikroskop, sentrifuge
dan wadah sampel.

2. Gambar makroskopis :
Teksturnya sedikit
lunak, berwarna
coklat, dan memiliki
bau yang menyengat

3. NaCl 0,9% berperan


sebagai reagen
Sampel dimasukan kedalam
sentrifugasi

Sampel setelah di sentrifugasi,


terdapat endapan yang akan
diambil dan dilakukan
pengamatan dibawah mikroskop

pengamatan makroskopis pada


sampel terdeteksi telur cacing
Echinoccocus

Anda mungkin juga menyukai