Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PENDAHULUAN 1

IMUNOSEROLOGI

OLEH :

AFRIDA AMALIAH

B1D219075

19 B

PRODI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

2021
1. Jelaskan yang dimaksud dengan istilah dibawah ini ;

a. Aglutinasi (pengumpalan) : adalah kondisi ketika satu antibodi


memiliki minimal 2 pengikatan
b. Aglutinin : adalah jenis serum antibodi yang dapat menggumpalkan
aglutinogen
c. Aglutinogen : adalah jenis protein yang dapat menggumpal
(aglutinasi) dan terdapat pada eritrosit.
d. Rhesus : adalah protein (antigen) yang terdapat pada permukaan
sel dara merah.

Referensi :

Irnaningtyas &Istiadi, Y. (2016). Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI


Kurikullum 2013 Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Erlangga. 

Angeline, MS. 2014. Kenali Golongan Darah Dan Rhesus Sejak Dini
Melalui Donor Darah. Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata

2. Gambarkan skema kerja dan interpretasi hasil pemeriksaan


golongan darah metode ;

a. Slide

Siapkan suspensi 35-45% sel darah merah uji


dalam serum,plasma, atau PBS

Letakkan pada kaca objek berlabel : 1 volume


regaen anti-ABO dan 1 volume suspensi eritrosit
uji
Menggunakan batang pengaduk bersih, campur
reagen dan sel darah diatas area sekitar 20x40
mm

Perlahan-lahan miringkan slide bolak-balik


selama 30 detik, dengan pencampuran lebih
lanjut selama 2 menit, pada suhu ruangan

Baca secara makroskopik setelah 2 menit diatas


cahaya difusi dan jangan mengira benang fibrin
sebagai aglutinasi

Setiap reaksi lemah harus diulang dengan teknik


tabung

b. Tabung

Siapkan suspensi 2-3% sel darah merah uji yang dicuci


dalam PBS.

Tempatkan dalam tabung reaksi berlabel: 1 volume


reagen Anti-ABO dan 1 volume tes merah

Aduk rata dan inkubasi pada suhu kamar selama 1 menit

Sentrifugasi semua tabung selama 10 detik pada 1000


rcf atau waktu dan kecepatan alternatif yang sesuai.
Perlahan suspensi ulang tombol sel darah merah dan
baca secara makroskopik untuk aglutinasi

Setiap tabung, yang menunjukkan hasil negatif atau


meragukan, harus diinkubasi selama 15 menit pada
suhu kamar.

Setelah inkubasi, ulangi langkah 4 dan 5

 Interpretasi Hasil

 Positif : aglutinasi sel darah merah uji merupakan hasil tes


positif dan dalam batasan prosedur pengujian yang dapat
diterima, menunjukkan adanya antigen ABO yang sesuai
pada sel darah merah uji
 Negatif : Tidak ada aglutinasi sel darah merah uji yang
merupakan hasil negatif dan dalam batasan yang dapat
diterima dari antigen ABO yang sesuai pada sel darah
merah uji
 Ketidaksesuaian : jika hasil yang diperoleh dengan
kelompok terbalik tidak berkorelasi dengan kelompok maju,
diperlukan pemeriksaan lebih lanjut
 Hasil uji sel yang diaglutinasi menggunakan reagen kontrol
negatif harus dikecualikan, karena aglutinasi kemungkinan
besar disebabkan oleh efek potensiator makromolekul dalam
reagen pada sel yang tersensitisasi

3. Sebutkan dan jelaskan metode-metode yang dapat dilakukan


dalam diagnosa penyakit Thypoid!
Jawab :

a. Kultur Bakteri Salmonella Thypi

Mengembang biakkan bakteri Salmonella Thypi dapat dilakukan


dengan menggunakan media Mac Donkey. Media lain yang dapat
digunakan adalah EMB (Eosin Methilen Blue), deteksi bakteri salmonella
thypi juga dapat menggunakan medium Bismut Sulfit Agar. Media yang
lebih spesifik seperti Salmonella Shigella Agar (SSA). Hasil positif
Salmonella Thypi ditandai dengan terbentuknya koloni hitam (Black Jet)
karena produksi H2S.

b. Pemeriksaan Serologi

Pemeriksaan serologi yang dapat digunakan adalah Widal Test,


Tubex TF, ELISA, hingga SDS-PAGE Blotting. Pemeriksaan serologi pada
umum nya adalah deteksi Antibodi(Ab) atau Antigen (Ag) bakteri
Salmonella typhi. Reagen kit widal telah banyak diproduksi oleh
vendor/perusahaan sehingga dapat menjadi pemeriksaan rutin yang dapat
dikerjakan di laboratorium., namun yang perlu diperhatikan adalah perlu
diperhatikan kualitas pengerjaan , karena belum ada kesepakatan nilai
standar aglutinasi (cut-off point). Pada pemeriksaan Tubex TF
menggunakan kit test Tubex. Test ini menggunakan pemisahan partikel-
partikel untuk mendeteksi antibody IgM dari serum pada antigen O9 LPS
dari bakteri. Spesimen yang digunakan adalah serum atau plasma heparin

c. Pemeriksaan Molekuler

Pemeriksaan berbasis molekuler dapat dilakukan dengan


amplifikasi beberapa gene spesifik yang telah diketahui dan diakses
melalui Gene Bank di NCBI (National Center for Biotechnology
Information). Genome lengkap dari Salmonella typhi telah dimasukan
kedalam basis data dan dapat dipergunakan sesuai dengan gen target.
Beberapa gene yang dapat dijadikan target identifikasi seperti 16sRNA,
viaB, hiLa dan Flic dari bakteri Salmonella typhi dapat digunakan sebagai
primer identifikasi bakteri Salmonella typhi

d. Pemeriksaan Penunjang Lain

Pemeriksaan hematologis dilakukan secara rutin menggunakan


Hematology Analyzer, sampel terbaik yang digunakan adalah Plasma
EDTA dari darah vena. Pemeriksaan penunjang pengukuran AST
(Aspartat Transaminase) dan ALT (Alanine Transaminase) dapat
dilakukan menggunakan metode kinetic enzymatic berdasarkan
kesepakatan IFCC (International Federation of Clicical Chemistry and
Laboratory Medicine) menggunakan sampel serum pada panjang
gelombang 340 nanometer.

Referensi :

Nurmansyah, Dian., Normaidah. 2020. Review : Patogenesis Dan


Diagnosa Laboratorium Demam Tifoid. Jurnal Analis Kesehatan Klinikal
Sains 8 (2)

4. Jelaskan fungsi dari masing-masing type reagen widal berikut ini ;

a. Type H : memiliki antigen flagela dari Salmonella Thypi


b. Type O : memiliki antigen somatik Salmonella Thypi
c. Type BH : memiliki antigen Salmonella Parathypi B
d. Type AH : memiliki antigen Salmonella Parathypi A

Referensi :

Nugraha, G., Imaduddin, B. 2018. Pedoman Teknik Pemeriksaan


Laboratorium Klinik. Jakarta : TIM
5. Gambarkan skema kerja dan jelaskan interpretasi hasil
pemeriksaan Widal !
Menggunakan pipet tempatkan 80 µl, 40 µl, 20 µl,
10 µl, dan 5 µl serum pasien untuk diuji pada 5
lingkaran reaksi berbeda pada kaca objek. Titer
terkait yang diperoleh masing-masing adalah 1:20,
1:40, 1:80, 1:160, & 1:320.

Tambahkan satu tetes suspensi antigen TYDAL


yang sesuai ke dalam lingkaran reaksi yang berisi
serum pasien.

Campur isi setiap lingkaran secara merata di


seluruh lingkaran dengan stik pencampur terpisah.

Campur isi setiap lingkaran secara merata di


seluruh lingkaran dengan stik pencampur terpisah.

Goyangkan kaca objek secara perlahan ke depan


dan ke belakang, dan amati adanya aglutinasi
secara makroskopik pada satu menit.

 Interpretasi Hasil :

Aglutinasi adalah hasil tes positif. Titer serum pasien sesuai


dengan aglutinasi yang terlihat dalam lingkaran uji dengan jumlah
sampel serum terkecil.

6. Jelaskan tentang penyakit Rheumatoid Factor dan hubungannya


dengan imunologi !
Jawab :

Rheumatoid Faktor (RF) adalah imunoglobulin yang bereaksi


dengan molekul IgG. Sebagaimana ditunjukkan namanya, RF terutama
dipakai untuk mendiagnosa dan memantau Rheumatoid Arthritis
(RA). Semua penderita dengan RA menunjukkan antibodi terhadap IgG
yang disebut RF atau antiglobulin.Rheumatoid Arthritis termasuk penyakit
autoimun yang mengenai jaringan persendian, dan sering juga melibatkan
organ tubuh lainnya yang di tandai dengan terdapatnya sinovitis erosif
sistemik.

Referensi :

Harti, AS., Dyah, Y. 2012. Pemeriksaan Rheumatoid Faktor Pada


Penderita Tersangka Rheumatoid Arthritis. Jurnal Kesehatan Kusuma
Husada, Vol.3 No.2

Afwa, Khoerotul. 2018. Gambaran Rheumatoid Faktor Pada Pegawai


Usia 50-55 Tahun. Semarang : UNIMUS

7. Sebutkan dan jelaskan metode-metode yang dapat dilakukan


dalam diagnosa penyakit Rheumatoid arthritis !

Jawab :

Untuk mendiagnosa Reumatoid Artritis secara pasti dapat dilakukan tes


darah, analisa cairan sinovial dan sinar X :

1. Tes Darah

a) Rheumatoid Factor (RF) adalah auntoantibodi yang terdapat


dalam darah beberapa penderita artritis reumatoid. Faktor
reumatoid bukan sebagai penyebab penyakit, tetapi
digunakan sebagai penilai/indikator
b) CRP kuantitatif dan LED untuk melihat penanda inflamasi

2. Analisa Cairan Sendi

Analisa ini merupakan pemeriksaan cairan sendi di bawah


mikroskop untuk melihat adanya peradangan atau infeksi bakteri

3. Sinar X (Radiologi)

Sinar X atau foto rotgen tidak selalu diperlihatkan untuk


mendiagnosis rematik. Sinar X digunakan untuk melihat kelainan
pada sendi dan tulang secara jelas

4. Pemeriksaan Lain

Jenis pemeriksaan lain adalah MRI (Magnetic Resonance Imaging)


dan Computed Tomography (CT scan) yang dapat
menggambarkan anatomi tubuh sehingga dapat mendeteksi
kelainan dan ketidaknormalan organ dan jaringan tubuh secara
terperinci. Diagnostik lainnya adalah anthrograpi, biopsi, dan
arthroskopi

Referensi :

Barus, WSM. 2019. Uji Rheumatoid Factor (Ra-Test) Pada Wanita


Menopause Lingkungan Xiv Kelurahan Mangga Kecamatan Medan
Tuntungan. Medan : Polteknik Kesehatan Kemenkes RI Medan
8. Gambarkan skema kerja dan jelaskan interpretasi hasil
pemeriksaan RF !

Bawa semua reagen dan spesimen ke suhu


kamar.

Tempatkan satu tetes (50 µl) kontrol positif


dan 50 µl serum pasien ke dalam lingkaran
terpisah pada kaca objek.

Tempatkan satu tetes (50 µl) kontrol positif


dan 50 µl serum pasien ke dalam lingkaran
terpisah pada kaca objek.

Aduk rata menggunakan pengaduk sekali


pakai untuk menyebarkan campuran ke
seluruh area pengujian dan miringkan slide
dengan lembut. Kocok selama sekitar 2
menit dengan rotator atau dengan tangan
dan amati ada atau tidaknya aglutinasi.

 Interpretasi Hasil
 Negatif: Tidak ada aglutinasi suspensi partikel lateks dalam
waktu dua menit.
 Positif: Aglutinasi suspensi partikel lateks akan terjadi dalam
waktu dua menit, menunjukkan tingkat RF lebih dari 10
IU/ml.

Anda mungkin juga menyukai