Anda di halaman 1dari 4

RESUME PARASITOLOGI

(Wucheria brancofti, Brugia dan Loa-loa)

DISUSUN OLEH :
NAMA : Nilasari
NIM : B1D219070
KELAS : 19B
SEMESTER : III (TIGA)

PROGRAM STUDI D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TA.2020/2021

1. Wucheria brancofti
Wuchereria bancrofti merupakan parasit manusia yang menyebabkan filariasis
bankrofti atau wukereriasis bankrofti. Penyakit ini tergolong filariasis limfatik,
bersamaan dengan penyakit yang disebabkan oleh Brugia malayi dan Brugia timori.
a. Morfologi Cacing Dewasa
Cacing dewasa (makrofilaria berbentuk seperti benang warna putih kekuningan)
Larva (mikrofilaria menyerupai benang warna putih susu) Betina berukuran 65-100 x
0.25 mm posterior lurus dan tumpul Jantan berukuran 40 x 0.1 mm posterior
melingkar ke ventral. Mikrofilaria berukuran 250 µ.
b. Siklus Hidup
Pada Wucheria brancofti terdapat dua tahapan siklus hidup
- Pada tahap pertama microfilaria yang terisap oleh nyamuk, melepaskan sarungnya
didalam lambung, menembus dinding lambung dan bersarang di antara otot – otot
toraks. Mula – mula parasit ini memendek menyerupai sosisatau larva stadium
satu, kemudian berkembang menjadi larva stadium dua dan berkembang lagi
menjadi larva stadium tiga. Larva stadium tiga sangat aktif bergerak sehingga
berimigrasi mula – mula pada rongga abdomen kemudian kea lat tusuk nyamuk.
- Pada tahap kedua, Bila nyamuk yang mengandung larva stadium tiga menggigit
manusia, maka larva tersebut secara aktif masuk melalui luka tusuk kedalam
tubuh hospes dan bersarang di sauran limfe setempat. Dalam tubuh hospes, larva
mengalami dua kali pergantian kuliat, tumbuh menjadi larva stadium IV dan V
atau cacing dewasa.
c. Pathogenesis filariasis
Menular yg disebabkan cacing filaria yg ditularkan berbagai jenis nyamuk
Keberadaan mikrofilaria menimbulkan reaksi granulomatosa di kelenjar limfe (rx.
Inflamasi lokal dan rx. Alergik sistemik) Kedua reaksi ini menimbulkan proliferasi
kronik jaringan ikat d sekitar cacing (mengakibatkan bendungan cairan limfe)
Berulangnya limfangitis dan timbulnya elephantiasis. Derajat infeksi tergantung thd.
Jumlah cacing dan kepekaan penderita.

d. Gejala Klinis
Demam bersiklus selama 3 – hari, Pembengkakan kelenjar getah bening didaerah
lipatan paha, ketiak, terasa panas, sakit dan kemerahan. Radang saluran kelenjar getah
bening yg terasa panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki Pembesaran tungkai,
lengan, buah dada, skrotum.
e. Diagnosis
Diagnosa penyakit berdasarkan gejala-gejala klinis akut atau kronik melalui
pemeriksaan lab dengan mengambil sampel darah penderita.dan terdapat mikrofilaria
dalam darah. Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan memberantas nyamuk yg
berperan sebagai vektor yang hidup pada air kotor, menghindari gigitan nyamuk dan
pemberian obat anti filariasis (albendazo).
2. Brugia
Brugia malayi dapat dibagi menjadi dalam dua varian yaitu hidup pada manusia
dan yang hidup pada manusia dan hewan, misalnya kucing, kera dan lain – lain. Brugia
timori hanya terdapat pada manusia. Penyakit yang disebabkan oleh B. malayi disebut
filariasis malayi dan yang disebabkan oleh B.timori disebut filariasis Timori.
a. Morfologi Cacing Dewasa
1). Mikrofilaria :
a. 260 x 8 um
b. Mempunyai selubung
c. Cephalic space,
d. Inti padat sampai ke ujung posterior
e. Pada ekor mempunyai 2 inti tambahan
2). Dewasa : bentuk halus seperti benang, putih susu
a. Jantan : ekor melengkung ke ventral, mempunya 2 spikulum
b. Betina : ekor lurus
b. Siklus Hidup
B.malayi yang hidup pada manusia ditularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostis
dan yang hidup pada manusia dan hewan ditularkan oleh nyamuk Mansonia. B.timori
ditularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostis. Masa pertumbuhan didalam nyamuk
kurang lebih sepuluh hari dan pada manusiakurang lebih tiga bulan. Didalam tubuh
nyamuk kedua parasit ini juga mengalami dua pergantian kulit, berkembang dari
larva stadium I menjadi larva stadium II dan III. Perkembangan parasit ini sama
dengan perkembangan W.bancrofti.
c. Patofisiologi dan gejala klinis
1) Stadium akut
a. serangan demam dan radang saluran dan kelenjar limfe hilang timbul beru-lang
kali.
b. Limfadenitis : peradangan pada kelenjar limfa lalu berkembang jadi bisul,
pecah menjadi ulkus.
c. Limfangitis: peradangan pada pembuluh limfatik yang menyebabkan
pembengkakan.
d. Peradangan tampak sebagai garis merah yang menjalar kebawah Peradangan
sembuh timbullah elephantiasis
d.Epidemiologi
Hanya terdapat di daerah pedesaan,B. malayi yang hanya pada manusia dan B.
timori di daerah persawahan B. malayi manusia dan binatang dan terdapat di pinggir
pantai atau aliran sungai, rawa-rawa. Peneyebaran bersifat fokal.
e. Pengobatan
Untuk pencegahannya sama dengan Filariasis wuhceria. Sedangkan untuk
pengobatan :DEC (dietilcarbamazine) dgn dosis 5 mg /kg.bb selama 10 hari Efek
samping obat jauh lebih berat daripada filariasis bankrofti. Untuk pengobatan masal :
dosis rendah jangka panjang(100 mg /minggu selama 40 minggu) atau garam DEC 0,2-
0,4% selama 9-12 bln.
3. Loa - loa

Anda mungkin juga menyukai