Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM IV

PENETAPAN KESADAHAN AIR


METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : Nilasari
NIM : B1D219070
KELAS : 19B TLM
SEMESTER : III
KELOMPOK : III (TIGA)

PROGRAM STUDI D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR TA.2020/202
HALAMAN PENGESAHAN

Judulpercobaan : Penetapan Kesadahan air Metode


Komploksomertri
Nama Praktikan : Nilasari

NIM : B1D219070

Angkatan/Kelas : 2019/19B

Kelompok : III

AnggotaKelompok : 1. Dhea sartika T.

2. Handini abdul kader

3. Viktor Tomba

4. Ayu permata S

5. Arlya Resky P

Dinyatakan telah menyelesaikan laporan lengkap individu mata kuliah


analisis air, makanan dan minuman I sebagai syarat untuk mengikuti
praktikum selanjutnya.

Makassar, 1 Januari 2021

Dosen penanggung Jawab, Praktikan,

(Sulfiani, S.Si., M. Pd) ( Nilasari)


NIDN. 09 270480 03 NIM : B1D219070
A. JUDUL PERCOBAAN
Penetapan kesadahan air metode kompleksometri
B. TUJUAN PERCOBAAN
➢ Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi EDTA yang telah distandarisasi

➢ Mahasiswa dapat menentukan kadar kesadahan pada sampel air yang di uji
menggunakan metode kompleksometri
C. LANDASAN TEORI
Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang
bersih dan aman. Batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut antara lain bebas
dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit,bebas dari substansi kimia yang
berbahaya atau beracun, tidak berasa dan tidak bebau, dapat dipergunakan untuk
mencukupi kebutuhan domestikdan rumah tangga, memenuhi standarminimal yang
ditentukan oleh WHO atau Departemen Kesehatan RI.(Agustina,2015).
Standart mutu air ditetapkan untuk melindungi masyarakat dari pengaruh negatif
pada kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun panjang.Standart mutu air
ditetapkan untuk masing-masing kontaminan secara individual.(Ananda,2018)
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air
sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,
sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium
dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun
garam-garam bikarbonat dan sulfat. Kesadahan total didefenisikan sebagai jumlah2
miliekivalen ion kalsium dan ion magnesium tiap liter sampel air.(Musiam.2015)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 492/Menkes/IV/2010
menyatakan bahwa air minum yang sehat harus memenuhi persyaratan fisik, kimia,
dan mikrobiologi. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI nomor
492/Menkes/IV/2010 jelas disebutkan bahwa salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam kualitas air minum dengan parameter kimia adalah kesadahan. Kadar kesadahan
maksimum yang diperbolehkan dalam air minum adalah 500 mg/L. (Sulfiani.2020)
Kesadahan merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation)
logam valensi dua yang mampu bereaksi dengan sabun membentuk kerak air. Definisi
dari kesadahan total adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya ion Ca2+ dan
Mg2+ secara bersama-sama. (Taufik.2018)
berdasarkan tingkat kesadahannya diklasifikasikan sebagai berikut: kesadahan <
50 mg/L tergolong air lunak, 50-150 mg/L tergolong air menengah, 150-300 mg/L
tergolong air sadah, dan > 300 mg/L merupakan air sangat sadah. Dampak yang
ditimbulkan air sadah bagi kesehatan antara lain dapat menyebabkan penyumbatan
pembuluh darah jantung, batu ginjal, dan hyperparatiroidsme. (Taufik.2018)
Berdasarkan landasan teori diatas maka dilakukan praktikum penentuan kadar
kesadahan pada sampel air minum.
C.ALAT dan BAHAN
a) Alat yang digunakan yaitu erlenmeyer, buret, statif, klem, corong gelas, labu
semprot, neraca analitik, gelas kimia, batang pengaduk, labu ukur, pipet tetes, pipet
ukur dan hot plate
b) Bahan yang digunakan yaitu sampel air, aquades, larutan EDTA 0,01 M, larutan
buffer pH 10, Kalsium Karbonat (CaCO3), indikator EBT, larutan Natrium
Hidroksida (NaOH) 1 N, Larutan kalium sianida (KCN) 10%, larutan asam klorida
(HCl 1:1), indikator metil red, indicator murexid
D. PROSEDUR KERJA
1) Pembuatan Larutan
a) Pembuatan Larutan EDTA 0,01 M
➢ Ditimbang 1,8612 g EDTA Kristal, kemudian dilarutkan sedikit dengan
aquades ke dalam gelas kimia
➢ Setelah larut, dimasukkan ke labu takar 500 mL, ditambahkan dengan
aquades sampai tanda batas.
b) Pembuatan larutan CaCl2 0,01 M
Ditimbang 1.47 g CaCl2, anhidrat dan dimasukkan kedalam labu ukur,

kemudian dilarutkan dengan sedikit aquadest lalu dihomogenkan

g = Mol x Bm/mr x 100

= 0,1 x 147 x 100


= 1,470/100
= 1,47 gr
c) Standarisasi Larutan EDTA 0,01 M dengan larutan CaCO3 0,01 M
➢ Dipipet 10 mL larutan standar CaCO3 0,01 M, dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer
➢ Ditambahkan 40 mL aquades dan 1 mL larutan buffer pH 10

➢ Ditambahkan 30-50 mg indikator EBT


➢ Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari
merah keunguan menjadi biru
➢ Dicatat volume titran

➢ Diulangi prosedur diatas minimal duplo


➢ Dihitung molaritas EDTA
Dik : V1 = 0,8
V2 = 0,5
M CaCl = 0,1
V CaCl = 10 ml
V rata2 = V1 + V2 = 0,8 + 0,5 = 0,65
2 2
M EDTA = M CaCl2 X V CaCl2
V EDTA

= 0,1 X 10

0,65

= 1,53

d) Kesadahan Total
➢ Diambil 25 mL sampel air ke dalam labu takar kemudian diencerkan sampai
50 mL.
➢ Setelah diencerkan, dipindahkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 1-2
mL larutan buffer pH 10, ditambahkan 30-50 mg indicator EBT
➢ Dilakukan titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan
warna merah keunguan menjadi biru
➢ Dicatat volume titran
➢ Diulangi prosedur diatas minimal duplo6

➢ Dihitung kadar kesadahan total sampel air

Vrata2 = V1 + V2
2

= 2,3 + 2,1

= 4,4

= 2,2

Kesadahan total (mg CaCl2)/L = V titran x M EDTA x BM CaCO3 x 1000


V sampel (mL)L

= 2,2 X 1,53 X 147 X 1000

25

= 494,802

25
= 19,792 mg/l atau 19,792 ppm
e) Kadar Kalsium pada sampel air
➢ Diambil 25 mL sampel air ke dalam labu takar kemudian diencerkan sampai 50 mL.
➢ Setelah diencerkan, dipindahkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 2 mL larutan
NaOH 1 N (secukupnya) sampai dicapai pH 12 - pH 13
➢ Apabila larutan sampel keruh, ditambahkan 1-2 mL larutan kalium sianida (KCN)
10%
➢ Ditambahkan 30-50 mg indikator murexid

➢ Dilakukan titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna merah
muda menjadi ungu
➢ Dicatat volume titran
➢ Diulangi prosedur diatas minimal duplo
➢ Dihitung kadar kalsium pada sampel air
Dik : V1 = 17,1
V2 = 16,2
M EDTA = 1,53
BM Ca = 40
Vrata2 = 16,65
Kadar kalsium (mgCa)/L = V rata titran x M EDTA x BM Ca x 1000
V sampel (mL)
= 16,65 x 1,53 x 40 x 1000
25
= 1,018,980
25
= 40,759,2 ppm
f. Kadar Magnesium pada sampel air
Kadar Mg= (V rata titran kes. tot − V rata titran Ca) x M EDTA x BM Mg x 1000
V sampel (mL)
= (2,2 – 16,65) x 1,53 x 58 x 1000
25
= - 1,477,518,8
25
= - 59,100,752 ppm

E.ANALISIS DATA
a. Pembuatan larutan CaCl2 0,01 M
g = Mol x Bm/mr x 100

= 0,1 x 147 x 100


= 1,470/100

= 1,47 gr

b. Standarisasi Larutan EDTA 0,01 M dengan larutan CaCO3 0,01 M

Dik : V1 = 0,8
V2 = 0,5
M CaCl = 0,1
V CaCl = 10 ml
V rata2 = V1 + V2 = 0,8 + 0,5 = 0,65
2 2
M EDTA = M CaCl2 X V CaCl2
V EDTA

= 0,1 X 10

0,65

= 1,53

c. Kesadahan Total

Vrata2 = V1 + V2
2

= 2,3 + 2,1

= 4,4

= 2,2

Kesadahan total (mg CaCl2)/L = V titran x M EDTA x BM CaCO3 x 1000


V sampel (mL)L

= 2,2 X 1,53 X 147 X 1000

25

= 494,802

25
= 19,792 mg/l atau 19,792 ppm
d. Kadar Kalsium pada sampel air
Dik : V1 = 17,1
V2 = 16,2
M EDTA = 1,53
BM Ca = 40
Vrata2 = 16,65
Kadar kalsium (mgCa)/L = V rata titran x M EDTA x BM Ca x 1000
V sampel (mL)
= 16,65 x 1,53 x 40 x 1000
25
= 1,018,980
25
= 40,759,2 ppm
e. Kadar Magnesium pada sampel air
Kadar Mg = (V rata titran kes. tot − V rata titran Ca) x M EDTA x BM Mg x 1000
V sampel (mL)
= (2,2 – 16,65) x 1,53 x 58 x 1000
25
= - 1,477,518,8
25
= - 59,100,752 ppm

F.HASIL PENGAMATANSTANDARISASI

1) Data Hasil Standarisasi EDTA

V CaCl M CaCl Perubahan Volume titran M EDTA


Warna standar

10 ml 0,1 Biru V1 = 0,8 ml 0,01M


V2 = 0,5 ml 0,01 M
Vrata2 = 0,65 ml

2) Data hasil kadar kesadahan total


Nama V sampel Perubahan V. titran Kadar kesadahan total
warna
sampel

V1 = 2,3
Air galon 25 ml Biru V2 = 2,1 19,792 ppm
Vrata2= 2,2

3) Hasil Kadar Kalsium

Nama V sampel Perubahan warna V. titran Kadar kalsium


sampel

Air galon 25 ml ungu V1 = 17,1 40,759,2


V2 = 16,2
Vrata2 = 16,65

4) Hasil Kadar Magnesium

Nama V sampel M EDTA V. titran Kadar kalsium


sampel standar

Air Galon 25 ml 1,53 Vrata2 titran kes. Total = -55,100,752


2,2
Vrata titran kalsium =
2

16,65

G.PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kami melakukan praktikum tentang uji kesadahan air
menggunakan metode kompleksometri. Adapun tujuan praktikum untuk mengetahui
kadar kesadahan pada sampel air dan dapat menentukan konsentrasi EDTA yang telah
distandarisasi
Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan di muka bumi.Setiap
penggunaan air untuk suatu kebutuhan, diperlukan syarat syarat kualitas air sesuai
peruntukannya.Salah satu syarat yang penting adalah ukuran kesadahan yang terdapat
dalam air. Oleh karena itu, penentuan kesadahan dalam air menjadi salah satu
parameter penting dalam penentuan kualitas air, karena bisa menjadi salah satu ukuran
seberapa jauh tingkat pencemaran pada suatu perairan.
Dalam analisis suatu zat kimia digunakan berbagai macam metode. Salah satu
metode yang di pakai untuk penetapan kadar logam adalah Kompleksometri. Metode
ini didasarkan atas pembentukan senyawa komplek antara logam dengan zat
pembentuk komplek. Sebagai zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam
titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilen diamina tetra asetat (dinatrium
EDTA). Kestabilan dari senyawa komplek yang terbentuk tergantung dari sifat kation
dan pH dari larutan, sehingga titrasi harus dilakukan pada pH tertentu oleh karena itu
perlu dilakukan standarisasi larutan.
Hasil yang didapatkan setelah dilakukan uji kesadahan pada air gallon dengan
menggunakan metode kompleksometri yaitu 19,792 ppm. Hasil yang didapatkan dari
air yang diuji dinyatakan layak konsumsi karena memenuhi standar Permenkes No
492/MENKES/PER/IV/2010 dimana kadar maksimum kesadahan air yang
diperbolehkan yaitu 500 mg/L.

I.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pada penentuan kadar kesadahan pada sampel air
dengan metode kompleksometri didapatkan hasil nilai kesadahan 19,792 ppm pada
sampel air galon. Berdasarkan peraturan permenkes No 492/MENKES/PER/IV/2010,
sampel memenuhi syarat sebagai air minum.
DAFTAR PUSTAKA

Ananda Rizki. 2018.Analisa Pengaruh Lama Waktu Simpan Pada Suhu Ruang (27 –
290C) Terhadap Zat Organik Pada Air Minum Isi Ulang Yang Di Konsumsi
Masyarakat Martubung.Medan.Poltekkes Kemenkes RI Medan

Djuma,Welhelmina, Agustina,Dkk.2015. The Analysis Of Chloride In Argentometry On


Dig Well Water In Kupang Regency Of Kupan Tengah District Oebelo Village
In2014.Jurnal Info Kesehatan. Volume14 No : 2.

Musiam,Siska dkk.2015. Analisis Kuantitatif Kesadahan Total Kesadahan Total Air


Minum Isi Ulang Yang Dijual Di Wilayah Kayu Tangi Kota
Banjarmasin.Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Manuntung.No.1. Vol.2

Sulfiani. 2020. Penuntun Praktikum Penetapan Kadar Zat Organik Metode


Argentometri. Universitas Mega Rezky. Makassar

Taufik,Moh.dkk.2018. Validasi Metode Analisis Kadar Kalsium Pada Susu Segar Secara
Titrasi Kompleksometri.Jakarta.Agritech 38 (2)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai