Anda di halaman 1dari 8

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

(UJI KESADAHAN AIR PAM DAN CLEO)

Disusun Oleh:
Bunga Adelia Tegar P. 2231410112
Siti Risky Elsa L.S. 2231210082
Muhammad Zahabey 2231410068
Mochammad Syukron 2231410098

Kelas : 1D

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN 2022/2023
I. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui bahan-bahan yang diperlukan pada titrasi kompleksometri
b. Menentukan kesadahan air dengan metode titrasi kompleksometri
c. Mengetahui fungsi indicator EBT dan pH 10 pada pratikum titrasi kompleksometri

II. Dasar Teori


Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks
(ion kompleks atau garam yang sukar mengion), Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana
titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Titrasi
kompleksometri dikenal pula sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan
EDTA. Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah
satu jenis asam amina polikarboksilat(Chang,2003). Air sadah tidak begitu berbahaya untuk
diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan
pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan
pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi
dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan
berbagai zat kimia, ataupun dengan menggunakan resin penukar ion. Air sadah digolongkan
menjadi 2 jenis berdasarkan jenis anion yang iikat oleh kation (Ca2+, Mg2+), yaitu:
a. Air sadah sementara
Mengandung garam hidrokarbonat seperti Ca(HCO3)2 dan atau Mg(HCO3)2.
1. Air sadah sementara dapat dihilangkan kesadahannya dengan cara memanaskan
air tersebut sehingga garam karbonatnya mengendap, reaksinya: Ca(HCO3)2 (aq)
CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
Mg (HCO3)2 (aq) MgCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
2. Selain dengan memanaskan air, sadah sementara juga dapat dihilangkan
kesadahannya dengan mereaksikan larutan yang mengandung Ca(HCO3)2 atau
Mg (HCO3)2 dengan kapur (Ca(OH)2):
Ca(HCO3)2 (aq) + Ca(OH)2 (aq) –> 2CaCO3 (s) + 2H2O (l)
b. Air sadah tetap
Mengandung garam sulfat (CaSO4 atau MgSO4) terkadang juga mengandung garam
klorida (CaCl2 atau MgCl2). Air sadah tetap dapat dihilangkan kesadahannya
menggunakan cara:
1. Mereaksikan dengan soda Na2CO3 dan kapur Ca(OH)2, supaya terbentuk
endapan garam karbonat dan atau hidroksida:
CaSO4 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) +Na2SO4 (aq)
2. 2. Proses Zeolit Dengan natrium zeolit (suatu silikat) maka kedudukan akan
digantikan ion kalsium dan ion magnesium atau kalsium zeolit(Fardiaz,1992).
Air mengandung berbagai macam mineral sebagai zat terlarut yang beragam jumlahnya
dan tergantung pada jalan yang dilaluinya mulai dari hilir sampai ke lembah.Mineral-mineral
tersebut ada yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh tubuh.Mineral-mineral tersebut ada yang
dapat menimbulkan kesadahan terhadap air,baik kesadahan tetap maupun kesadahan sementara.
(Modul Praktikum Kimia Dasar Edisi Revisi). Mineral-mineral terlarut tersebut umumnya
merupakan garam-garam yang sebagian besar dari Ca,Mg,dan sebagian kecil dari Fe serta ion-
ion dari HCO3-,SO42-,dan Cl-.Sedangkan kesadahan air yang dimaksud adalah jumlah sabun yang
dibutuhkan oleh air karena adanya ion Ca2+ dan Mg2+ yang bereaksi dengan sabun membentuk
benda yang tak larut.(Modul Praktikum Kimia Dasar Edisi Revisi).

III. Metodologi
A. Alat B. Bahan
Buret 50 mL Larutan Na2EDTA.2H2O
Labu Ukur 100 mL Larutan buffer pH=10
Labu Ukur 25 mL Indikator EBT
Erlenmeyer Kalsium Karbonat
Beaker Glass 100 mL HCl 1:1
Pipet seukuran 25 mL MgCl2.6H2O
Pipet Ukur 10 mL CaCO3
Corong Aquades
Pipet tetes
Gelas Ukur
Batang pengaduk
Spatula
Neraca Analitis
Kaca Arloji

C.Prosedur Percobaan
Pembuatan Larutan Penyangga
- Timbang sebanyak 0,1179 gram Na2EDTA.2H2O dan 0,064 gram Mgcl2.6H2O
- Larutkan campuran tersebut dengan 5 ml aquades dalam beaker glass
- Kemudian pindahkan kedalam labu ukur 25 mL dan encerkan sampai tanda
batas.Kocok hingga larutan homogen

Pembuatan Larutan CaCO3


- Timbang 0,1 gram CaCO3 yang terdapat dalam eksikator
- Pindahkan kedalam beaker glass 100 mL dan tambahkan 20 mL aquades lalu
aduk
- Tambahkan tetes demi tetes larutan HCl 1:1 sampai larutan berwarna jernih
- Pindahkan ke dalam labu ukur 100 mL lalu encerkan dengan aquades samapai
tanda batas,kemudian homogenkan

Standarisasi larutan EDTA


- Pipet sebanyak 25 mL larutan CaCO3 yang telah dibuat ke dalam erlenmeyer
- Tambahkan 5 mL larutan buffer pH 10 dan tambahkan 3-4 tetes indicator EBT
- Titrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur
menjadi biru
- Lakukan titrasi secara duplo
- kemudian tentukan konsentrasi larutan standard EDTA

Penentuan kesadahan sampel air ( dengan proses pemanasan )


- Pindahkan 50 mL sampel yang telah dipanaskan pada hot plate ke dalam
Erlenmeyer
- Tambahkan 4 mL larutan buffer pH 10 dan tambahkan 3-4 tetes indicator EBT
- Titrasi dengan mengunakan larutan standard EDTA sampai terjadi perubahan
warna dari merah anggur menjadi biru.Lakukan titrasi pada masing masing sampel
secara duplo
- Catat volume larutan EDTA yang dibutuhkan

Penentuan kesadahan sampel air (Tanpa proses pemanasan)


- Pindahkan 50 mL sampel ke dalam Erlenmeyer
- Tambahkan 4 mL larutan buffer pH 10 dan tambahkan 3-4 tetes indicator EBT
- Titrasi dengan mengunakan larutan standard EDTA sampai terjadi perubahan
warna dari merah anggur menjadi biru.Lakukan titrasi pada masing masing sampel
secara duplo
- Catat volume larutan EDTA yang dibutuhkan

IV.Perhitungan
 Pembuatan larutan EDTA
Massa EDTA : 0,1179 gram
Massa MgCl2 :0,064
 Pembuatan larutan CaCO3
Massa CaCO3 : 0,1
 Standarisasi larutan EDTA
No V. Larutan CaCl2 Kons. Larutan CaCl2 V. Larutan EDTA
1 25 mL 0,1 ppm 27,9 mL
2 25 mL 0,1 ppm 28,3 mL
3 25 mL 0,1 ppm 28,7 mL
4 25 mL 0,1 ppm 27,4 mL
Rata rata volume larutan EDTA : 28,075 mL

 Penentuan kesadahan air PAM


No V. contoh air sampel Kons. Larutan EDTA V. Larutan EDTA
1 50 mL (dengan 0,008904 M 30,8 mL
pemanas)
2 50 mL (dengan 0,008904 M 31,2 mL
pemanas)
3 50 mL (tanpa pemanas) 0,008904 M 26,2 mL
4 50 mL (tanpa pemanas) 0,008904 M 25,8 mL

 Penentuan kesadahan air cleo


No V. contoh air sampel Kons. Larutan EDTA V. Larutan EDTA
1 50 mL (dengan 0,008904 M 1,5 mL
pemanas)
2 50 mL (dengan 0,008904 M 1,3 mL
pemanas)
3 50 mL (tanpa pemanas) 0,008904 M 0,5 mL
4 50 mL (tanpa pemanas) 0,008904 M 0,8 mL

 Penentuan kesadahan sampel buatan (CaCO3 dan MgCl2)


No V. Contoh Kons. Larutan EDTA V. Larutan EDTA
1 50 mL 0,008904 M 30,2 mL
2 50 Ml 0,008904 M 20,6 mL
Rata rata volume larutan EDTA : 25,4 mL

 Konsentrasi Larutan CaCO3


M CaCO3 = mol/V
= 0,001/0,1
= 0,01 M
 Konsentrasi Lar.EDTA berdasarkan standarisasi menggunakan lar.CaCO3
M EDTA = M CaCO3 x V CaCO3
V EDTA
= 0,01 x 25
28,075
= 0,008904 M

 Kesadahan sampel buatan (CaCO3 dan MgCl2)

= 1000 x V EDTA x M EDTA x 100


V sampel
= 1000 x 30,4 x 0,00889 x 100
50
= 540,51 mg/L
 Kesadahan air PAM tanpa pemanasan
= 1000 x V EDTA x M EDTA x 100
V sampel
= 1000 x 26,2 x 0,00889 x 100
50
= 465,836 mg/L
 Kesadahan air PAM tanpa pemanas
= 1000 x V EDTA x M EDTA x 100
V sampel
= 1000 x 25,8 x 0,00889 x 100
50
= 412,8 mg/L

 Kesadahan air cleo tanpa pemanasan


= 1000 x V EDTA x M EDTA x 100
V sampel
= 1000 x 0,5 x 0,00889 x 100
50
= 8,89 mg/L
 Kesadahan air cleo tanpa pemanasan
= 1000 x V EDTA x M EDTA x 100
V sampel
= 1000 x 0,8 x 0,00889 x 100
50
= 12,8 mg/L

 Kesadahan air PAM dengan Pemanasan


= 1000 x V EDTA x M EDTA x 100
V sampel
= 1000 x 30,8 x 0,00889 x 100
50
= 547,624 mg/L
 Kesadahan air PAM dengan Pemanasan
= 1000 x V EDTA x M EDTA x 100
V sampel
= 1000 x 31,2 x 0,00889 x 100
50
= 499,2 mg/L

 Kesadahan air cleo dengan pemanasan


= 1000 x V EDTA x M EDTA x 100
V sampel
= 1000 x 1,5 x 0,00889 x 100
50
= 26,67 mg/L
 Kesadahan air cleo dengan pemanasan
= 1000 x V EDTA x M EDTA x 100
V sampel
= 1000 x 1,3 x 0,00889 x 100
50
= 20,8 mg/L

V.Pembahasan
Kesadahan air adalah kandungan mineral mineral tertentu di dalam air, umunya ion
kalsium dan magnesium dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang
memiiki kadar mineral yang tinggi. Titran yang digunakan adalah Na2EDTA. Pada percobaan ini
juga ditambahkan buffer pH 10, dan EBT. Yang bertujuan agara pH nya tetap atau tidak berubah
ubah. Pada pH larutan dapat mengalami perubahan dengan adanya ion hydrogen yang lepas pada
saat titrasi. Dengan adanya pH dan EBT dapat mencegah terbentuknya endapan logam
hidroksida. Penambahan indicator EBT pada pratikum kali ini juga berfungsi sebagai
pengompleks yang menghasilkan warna tertentu.
Larutan standar adalah larutan yang sudah diketahui nilai molaritasnya sehingga dapat
menstandarisasi larutan lain yang belum diketahui nilai molaritasnya. Jadi dengan melakukan
standarisasi pada percobaan ini untuk mengetahui nilai molaritas pada larutan yang belum
diketahui nilai molaritasnya. Pada percobaan ini juga dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali,
pengulangan ini untuk menganalisa hasilnya. Hasil satu percobaan belum tentu signifikan.
Pengulangan tersebut untuk mengetahui data atau hasil itu signifikan atau tidaknya. Dari
keempat data tersebut mempunyai hasil yang berbeda,hal ini dikarenakan pada saat melalukan
titrasi yang seharusnya dilakukan dengan perlahan-lahan,tetapi jika diperlakuan dengan cepat
atau tidak perlahan-lahan dalam mentitrasikan suatu larutan akan mempengaruhi volume titran.
Adapun faktor lain,yaitu pada saat pengambilan larutan tidak tepat pada pengukuran dan dalam
melihat angka tidak tepat, hal tersebut juga dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh. Pada
perubahan warna yang ditritasikan menjadi biru cerah,kurang teliti dalam melihat perubahan
warna. Perubahan warna yang berbeda itu dapat mempengaruhi hasil dari volume hingga
molaritasnya. Penambahan indikator atau buffer pH 10 yang berlebih juga akan mempengaruhi
hasil yang akan diperoleh.

VI. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini kita dapat mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam mengerjakan
kesadahan air. Dan kita juga dapat melakukan percobaan kesadahan air dengan metode titrasi
kompleksometri. Pada percobaan ini kita menggunakan indicator EBT dan juga penambahan
buffer pH 10 bertujuan agar pH nya tetap atau tidak berubah ubah. Pada pH larutan dapat
mengalami perubahan dengan adanya ion hydrogen yang lepas pada saat titrasi. Dengan adanya
pH dan EBT dapat mencegah terbentuknya endapan logam hidroksida. Penambahan indicator
EBT pada pratikum kali ini juga berfungsi sebagai pengompleks yang menghasilkan warna
tertentu.

VII. Daftar Pustaka


Chang, Rymond.2003. Edisi Ketiga. Kimia Dasar. Jakarta.Erlangga.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Jakarta.PT Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai