Disusun Oleh:
Bunga Adelia Tegar P. 2231410112
Siti Risky Elsa L.S. 2231210082
Muhammad Zahabey 2231410068
Mochammad Syukron 2231410098
Kelas : 1D
III. Metodologi
A. Alat B. Bahan
Buret 50 mL Larutan Na2EDTA.2H2O
Labu Ukur 100 mL Larutan buffer pH=10
Labu Ukur 25 mL Indikator EBT
Erlenmeyer Kalsium Karbonat
Beaker Glass 100 mL HCl 1:1
Pipet seukuran 25 mL MgCl2.6H2O
Pipet Ukur 10 mL CaCO3
Corong Aquades
Pipet tetes
Gelas Ukur
Batang pengaduk
Spatula
Neraca Analitis
Kaca Arloji
C.Prosedur Percobaan
Pembuatan Larutan Penyangga
- Timbang sebanyak 0,1179 gram Na2EDTA.2H2O dan 0,064 gram Mgcl2.6H2O
- Larutkan campuran tersebut dengan 5 ml aquades dalam beaker glass
- Kemudian pindahkan kedalam labu ukur 25 mL dan encerkan sampai tanda
batas.Kocok hingga larutan homogen
IV.Perhitungan
Pembuatan larutan EDTA
Massa EDTA : 0,1179 gram
Massa MgCl2 :0,064
Pembuatan larutan CaCO3
Massa CaCO3 : 0,1
Standarisasi larutan EDTA
No V. Larutan CaCl2 Kons. Larutan CaCl2 V. Larutan EDTA
1 25 mL 0,1 ppm 27,9 mL
2 25 mL 0,1 ppm 28,3 mL
3 25 mL 0,1 ppm 28,7 mL
4 25 mL 0,1 ppm 27,4 mL
Rata rata volume larutan EDTA : 28,075 mL
V.Pembahasan
Kesadahan air adalah kandungan mineral mineral tertentu di dalam air, umunya ion
kalsium dan magnesium dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang
memiiki kadar mineral yang tinggi. Titran yang digunakan adalah Na2EDTA. Pada percobaan ini
juga ditambahkan buffer pH 10, dan EBT. Yang bertujuan agara pH nya tetap atau tidak berubah
ubah. Pada pH larutan dapat mengalami perubahan dengan adanya ion hydrogen yang lepas pada
saat titrasi. Dengan adanya pH dan EBT dapat mencegah terbentuknya endapan logam
hidroksida. Penambahan indicator EBT pada pratikum kali ini juga berfungsi sebagai
pengompleks yang menghasilkan warna tertentu.
Larutan standar adalah larutan yang sudah diketahui nilai molaritasnya sehingga dapat
menstandarisasi larutan lain yang belum diketahui nilai molaritasnya. Jadi dengan melakukan
standarisasi pada percobaan ini untuk mengetahui nilai molaritas pada larutan yang belum
diketahui nilai molaritasnya. Pada percobaan ini juga dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali,
pengulangan ini untuk menganalisa hasilnya. Hasil satu percobaan belum tentu signifikan.
Pengulangan tersebut untuk mengetahui data atau hasil itu signifikan atau tidaknya. Dari
keempat data tersebut mempunyai hasil yang berbeda,hal ini dikarenakan pada saat melalukan
titrasi yang seharusnya dilakukan dengan perlahan-lahan,tetapi jika diperlakuan dengan cepat
atau tidak perlahan-lahan dalam mentitrasikan suatu larutan akan mempengaruhi volume titran.
Adapun faktor lain,yaitu pada saat pengambilan larutan tidak tepat pada pengukuran dan dalam
melihat angka tidak tepat, hal tersebut juga dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh. Pada
perubahan warna yang ditritasikan menjadi biru cerah,kurang teliti dalam melihat perubahan
warna. Perubahan warna yang berbeda itu dapat mempengaruhi hasil dari volume hingga
molaritasnya. Penambahan indikator atau buffer pH 10 yang berlebih juga akan mempengaruhi
hasil yang akan diperoleh.
VI. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini kita dapat mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam mengerjakan
kesadahan air. Dan kita juga dapat melakukan percobaan kesadahan air dengan metode titrasi
kompleksometri. Pada percobaan ini kita menggunakan indicator EBT dan juga penambahan
buffer pH 10 bertujuan agar pH nya tetap atau tidak berubah ubah. Pada pH larutan dapat
mengalami perubahan dengan adanya ion hydrogen yang lepas pada saat titrasi. Dengan adanya
pH dan EBT dapat mencegah terbentuknya endapan logam hidroksida. Penambahan indicator
EBT pada pratikum kali ini juga berfungsi sebagai pengompleks yang menghasilkan warna
tertentu.