Anda di halaman 1dari 7

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


1.1 Maksud : Mengidentifikasi kerusakan serat kapas dengan penentuan bilangan
tembaga.
1.2 Tujuan : Mengetahui penyebab kerusakan serat kapas yang disebabkan adanya
gugus aldehida atau karboksil yang merupakan penyebab penurunan
derajat polimerisasi.

II. TEORI PENDEKATAN


Contoh uji hidrolisa dengan asam sulfat encer kemudian ditentukan angka
tembaganya (coper number) yaitu jumlah tembaga yang diendapkan oleh 100 gram contoh
uji apabila dididihkan didalam larutan fehling. Angka tembaga kapas merser akan lebih
tinggi dari kapas tidak dimerser. Mula-mula angka tembagacontoh uji sebelum dihidrolisa
ditentukan (a). kemudian ditentukan angka tembaga contoh uji yang telah dihidrolisa
dengan larutan 200 ml asam sulfat 5% selama 15 menit pada suhu didih (b). angka
hidrolisa yang betul setelah dikoreksi adalah (b – a).
Angka tembaga ditentukan menurut cara analisa kwantitatif fehling yang telah
dimodifikasi, dan untuk mendapatkan hasil yang dapat diandingkan, maka cara pengujian
yang digunakan harus sama.
Cara pengujiannya adalah sebagai berikut :
- Larutan A = 100 gram CuSO4 5 H2O perliter.
- Larutan B = 50 gram NaHCO3 dan 350 gram Na2CO3 10 H2O perliter.
- Larutan C = 100 gram ferric alum (besi kalium aluminium sulfat) dan 140 ml H 2SO4
pekat perliter.
Jika larutan segera akan digunakan, maka 5 ml larutan A ditambahkan pada 95 ml
laruan B dan dididihkan. Kemudian larutan tersebut dimasukan kedalam gelas erlenmeyer
100 ml yang berisi 2,5 gram kapas, diaduk dengan pengaduk kaca supaya kapas merata
dan udaranya hilang. Tabung ditutup, dan dimasukan hampir seluruhnya kedalam
penangas air dan dididihkan selama 3 jam. Kemudian disaring pada penyaring kaca pasir,
dicuci dengan larutan NaHCO3 encer, keudian dengan air panas. Larutan C dimasukan
kedalam penyaring tiga sampai empat kali, dan sisa kapas dicuci dengan larutan asam
sulfat 2 N dan filtratnya dititrasi dengan larutan KMnO4 0,04 N.
Titrasi juga dilakukan terhadap larutan C asli denga volume yang sama dengan
larutan C yang digunakan untuk pencucian sampai 0,1 ml.
Angka Tembaga = (ml KMnO4 untuk titrasi contoh uji) – (ml titrasi blanko) 0,25
2,5
Perbedaan suhu 1,5 oC, dapat memberikan hasil angka tembaga yang bervariasi antara
5 – 10%.
Apabila angka tembaga lebih besar dari 4, pengujian harus diulangi dengan hanya
menggunakan kapas 1 gram, karena jumlah tembaga dalam larutan uji tersebut tidak cukup
untuk mereduksi.
Table nilai bilangan tembaga
Jenis serat Bilangan tembaga Fluiditas larutan 0,5%
Kapas murni <1 1–2
Rayon viskosa 0,8 – 0,5 8 – 14
Rayon cupro 0,5 – 1,5 2,5 – 6
Rayon asetat 2,8 – 3,2 53 – 54
Kapas rusak oleh
Asam 10% 0,3 10
Asam 30% 0,8 18
Asam 50% 1,4 27
Oksidasi 10% 0,5 10
Oksidasi 30% 2,0 20
Oksidasi 50% 4,2 27
Alkali 10% 0,2 10
Alkali 30% 0,5 20
Alkali 50% 1,8 27

III. PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
Alat-alat :
- Erlenmeyer 250 ml
- piala gelas 100 ml
- pendingin refluks
- penyaring gochs
- pipet volume 10 ml

Bahan :
- larutan fehling A1 = 70 g/l CuSO4
- larutan fehling B1 = 140 g NaOH dan 346 KNa tartrat dalam 1 liter air
- larutan ferric alum dalam asam sulfat pekat
- H2SO4 2 N
- KMnO4 0,1 N
- larutan fehling A2 = 100 g/l CuSO4
- larutan fehling B2 = 50 g NaHCO3 dan 350 g Na2CO3 dalam liter air
- NaHCO3 20 g/l

2. Cara Kerja
Cara kerja peentuan bilangan tembaga cara Trotman :
- contoh uji dipotong kecil-kecil (1 x 1 cm) timbang tepat 1 gram.
- masukkan kedalam labu Erlenmeyer
- kemudiann masukan kedalamnya 25 ml larutan fehling A1, 25 ml larutan fehling
B1 dan batu didih
- didihkan selama + 15 menit (diukur mulai saat mendidih).
- saring dengan penyaring gocsh, kemudian bilas degan air mendidih sampai bersih
- pindahkan contoh uji kedalam piala gelas yang berisi 10 ml larutan ferric alum –
asam sulfat
- saring kembali dengan penyaring gocsh
- cuci dengan 10 ml H2SO4 2 N
- bilas dengan aquades sampai bersih
- filtrat dititrasi dengan KMnO4 0,1 N
- lakukan titrasi blanko untuk larutan ferric alum

Cara kerja penentuan bilangan tembaga cara Clieben dan Geacke :


- contoh uji dipotong kecil-kecil (1 x 1 cm) timbang tepat 2,5 gram.
- masukan kedalam labu Erlenmeyer
- kemudian masukan kedalamnya 5 ml larutan fehling A2, 5 ml larutan fehling B2
dan batu didih, aduk jangan sampai berbusa.
- didihkan dengan menggunakan pendingin refluks selama tiga jam (diukur mulai
saat mendidih)
- saring dengan penyaring gocsh, bilas dengan NaHCO3 2 % kemudian dengan air
mendidih sampai bersih
- pindahkan contoh uji kedalam piala gelas yang berisi 25 ml larutan ferric alum –
asam sulfat
- saring kembali dengan penyaring gocsh
- cuci dengan 20 ml H2SO4 2 N
- bilas dengan aquades sampai bersih
- filtrat dititrasi dengan KMnO4 0,1 N
- lakukan titrasi blanko untuk larutan ferric alum

3. Data Perhitungan Hasil Percobaan


A. cara Trotman
I. Titrasi akhir = 6,9 ml II. Titrasi akhir = 7,6 ml
Titrasi awal = 6,3 ml Titrasi awal = 6,9 ml
ml titrasi = 0,6 ml ml titrasi = 0,7 ml

rata-rata titrasi = 0,6  0,7


2 = 0,65 ml
(a  b)  0,1
BT
63,5100
=
11000

= (0,65  0,2)  0,1 63,5  100 = 0,28


1 1000
B. cara Clieben dan Geacke
I. Titrasi akhir = 8,2 ml
II. Titrasi akhir = 8,8 ml
Titrasi awal = 7,8 ml
Titrasi awal = 8,2 ml
ml titrasi = 0,4 ml
ml titrasi = 0,6 ml

rata-rata titrasi = 0,4  0,6


2 = 0,50 ml
(a  b)  0,1
BT
63,5100
=
11000

= (0,5  0,2)  0,1 63,5  100 = 0,19


1 1000

IV. DISKUSI
- Bilangan tembaga ialah jumlah tembaga yang diendapkan (dari Cu2+ menjadi Cu+)
oleh 100 gram contoh uji apabila dididihkan didalam larutan fehling.
- Uji bilangan tembaga dimaksudkan untuk mendeteksi adanya gugus karboksil atau
aldehida yang merupakan pengukuran penurunan derajat polimerisasi.
- Larutan fehling digunakan karena mengandung ion Cu2+ (tembaga) yang berasal
dari CuSO4 yang dijadikan dasar penghitungan bilangan tembaga.
- Larutan ferric alum merupakan larutan yang mengandung besi, aluminium, kalium
dan sulfat.
V. KESIMPULAN
- Dari cara Trotman didapatkan hasil bilangan tembaga adalah 0,28, sedangkan
menurut cara Clieben dan Giecke didapatkan bilangan tembaga sebesar 0,19.
- Dari hasil diatas diperkirakan bahwa kain contoh uji rusak oleh alkali 10%.
DAFTAR PUSTAKA

- Wibowo Moerdoko, S.Teks dkk, “ Evaluasi Tekstil (bagian kimia)“, Institut Teknologi
Tekstil, 1975, Bandung.
- Pedoman Praktikum Evaluasi Tekstil (bagian Kimia), STT Tekstil, 2005, Bandung.
LAPORAN PRAKTIKUM
EVALUASI KIMIA TEKSTIL
1
Analisa Kerusakan Serat Kapas dengan
Uji Bilangan Tembaga

Disusun Oleh :
Nama : Heru Hendrawan
Nrp : 03.P.3036
Grup :K-2
Kelompok : 6 (Enam)
Dosen : Maya Komalasari,SSiT
Assisten : Maman Sudiana
Solihin
Tanggal : 25 April 2005

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI


TEKSTIL BANDUNG
2005

Anda mungkin juga menyukai