Soal :
1
b. Hitung kadar persentase (% b/V) NaOH dan Na 2CO3 masing-masing dalam
campuran tersebut!
8. a. Pada jenis titrasi permanganometri, kita menggunakan kalium permanganat.
Jelaskan beberapa keuntungan dan kerugian penggunaan larutan standar kalium
permanganat tersebut sebagai pereaksi oksidasi!!!
b. Jelaskan mengapa dilakukan pemanasan dan penyaringan suatu larutan
permanganat sebelum standardisasi (khususnya pada pembuatan larutan permangant
yang kan distandardisasi)???
c. Terangkan efek kesalahan atas penentuan yang dilakukan pada suatu sampel
biji besi yang dilarutkan dalam asam klorida dan dititrasi dengan permanganat tanpa
penambahan larutan pencegah?
10. Suatu sampel tembaga oksida beratnya 2,0130 g dilarutkan dalam asam, pH diatur,
ditambahkan KI berlebihan untuk membebaskan I 2. Kemudian I2 dititrasi dengan 29,65
mL; 0,1050 N natriumtiosulfat.
a. Tuliskan reaksi yang terjadi!!
b. Hitung persentase CuO dalam sampel!!!
11. Pembuatan larutan baku Ba2+ : Sebanyak 4,88 g serbuk BaCl2.2H2O dimasukkan ke labu
takar 1 liter dan dilarutkan dalam air suling sampai tanda tera. Hitung konsentrasi larutan
baku Ba2+ tersebut dalam satuan konsentrasi dalam satuan M, N, dan mg/L.
i. Pembuatan larutan baku EDTA :
Berapa jumlah gram EDTA (Na2H2Y2.2H2O) (BM EDTA = 372,2) yang diperlukan untuk
membuat 0,01M larutan EDTA tersebut sebanyak 1 L.
ii. Standardisasi larutan baku EDTA :
Suatu contoh CaCO3 murni ditimbang seberat 0,1055 g dilarutkan dalam asam klorida dan
larutan diencerkan menjadi 100 mL dalam labu takar. Kemudian larutan tersebut dipipet
25,00 mL dimasukkan ke erlenmeyer dan diberi 10 mL buffer pH 10 dan dititar dengan
EDTA yang telah dibuat (5.b), serta digunakan Erio.T(HIn2-) sebagai indikatornya, ternyata
volume EDTA yang diperlukan sebanyak 23,75 mL. Tuliskan reaksi yang terjadi;
jelaskan prinsipnya; dan hitung molaritas (M) larutan EDTA tersebut.
iii. Standardisasi larutan baku Ba2+ : larutan BaCl2 25,00 mL diencerkan dengan
air suling bebas logam sampai diperoleh volume 100 mL, lalu ditambahkan kepada larutan
tersebut 3 sampai 6 mL larutan NaOH 1 M sampai pH larutan antara 11,25 sampai 12,7.
Kemudian ditambahkan 50 mg campuran indikator biru timol metil/KNO 3 dan dititrasi
dengan 50,00 mL larutan baku EDTA sampai terjadi perubahan warna dari biru menjadi
abu-abu.
iv. Penetapan kadar lemak dalam minyak secara komplesiometri :
2
ammonia pekat. Larutan diaduk secara perlahan dan kemudian ditambahkan 25 mL
larutan Ba2+. Larutan didiamkan selama kurang lebih 10 menit, disaring dan endapannya
dicuci dengan 30 mL larutan ammonia 0,05M sebanyak 2 kali. Kepada filtrat yang
diperoleh ditambahkan 1 mL larutan ammonia pekat dan dengan cara yang sama,
digunakan indikator eriochrom black T yang didahului oleh penambahan 50 mg garam
MgKEDTA. Larutan dititrasi dengan 5,50 mL larutan baku EDTA yang sudah
distandardisasi (pada soal 5.c) sampai timbul warna.
1. Tuliskan prinsip penetapan lemak dalam minyak secara
kompleksiometri.!!!
2. Tuliskan reaksi yang terjadi !!!
3. Hitung Kadar (%) lemak dalam minyak tersebut ( jika diketahui bobot
molekul trigliserida dalam minyak kelapa sebesar 672,90)!!!