Anda di halaman 1dari 27

TITRASI

PENGENDAPAN
Isna Nurhidayati
Titrasi Pengendapan?

Metode volumetri yang didasari oleh pembentukan


endapan antara analit dengan titran

Analit + Titran → Endapan

AgNO3 Argentometri
Presipitimetri = Titrasi Pengendapan

Precipitate Endapan

Semakin kecil
Cara titrasi di mana kelarutan endapan,
terjadi endapan semakin sempurna
reaksi.
Syarat Titrasi Pengendapan
01 Endapan yang terbentuk praktis tidak larut
.

02 Proses terbentuknya endapan harus cepat

Hasil titrasi tidak boleh dipengaruhi oleh proses


03 .
adsorbs dan kopresipitasi.

Titik ekivalen dari titrasi harus dapat ditentukan.


04

05 Titik akhir mudah diamati


Argentometri

Titran : AgNO3

Titrat/Analit : ion halida

Contoh : AgNO3 (aq)+ NaCl (aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)


Bagaimana menentukan Titik Ekivalen dan Titik
Akhir Titrasi pada titrasi pengendapan?
Penentuan
1. Indikator Kimia
Titik Akhir 2. Potensiometri
Argentometri 3. Amperometri
Titrasi
Argentometri

Cara Mohr : Indikator kromat

Cara Volhard : Indikator Fe3+

Cara Fajans : Indikator Fluoresein


Cara Mohr
TUJUAN Penetapan kadar analit (Cl- , Br- ) dalam sampel
Cl- (aq)+ AgNO3 (aq) → AgCl ↓ + NO3-(aq)
REAKSI ( titran)
2 AgNO3(aq) + K2CrO4(aq) → Ag2CrO4 ↓ + 2 KNO3(aq)
(merah bata)
Ion halida dalam sampel bereaksi dengan larutan perak nitrat, kelebihan
PRINSIP
perak nitrat bereaksi dengan indikator kromat membentuk endapan merah
bata
LARUTAN STANDAR AgNO3
INDIKATOR K2CrO4
TITIK AKHIR Merah bata
· ·
%Cl x 10 x 100% (b/v)

PERHITUNGAN
· ·
%Cl
x 100% (b/b)
Cara Mohr

AgCl Ag2CrO4
KONDISI TITRASI:
pH tinggi :
• Terbentuk endapan
pH diatur netral
• 2Ag + +2OH- ⇌ 2AgOH↓ ⇌ Ag2O ↓+H2O
• Akibatnya volume titran yang digunakan
menjadi lebih besar

pH rendah :
• Ion kromat berubah menjadi bikromat
• 2H+ + 2 CrO42 ⇌ Cr2O72- + H2O
• Akibatnya ; konsentrasi indikator kecil, tidak
timbul endapan/ sangat lambat (penentuan
TAT sulit)
KONDISI TITRASI:

• Karena Ag2CrO4 terbentuk jika ion Cl- telah


semua bereaksi dengan AgNO3
Kelarutan Ag2CrO4 > AgCl
• Ag2CrO4 harus lebih mudah larut daripada
endapan analat. Jika tidak, maka indikator
mengendap lebih dulu dibanding analat, atau
jauh sebelum titik ekivalen tercapai

Jika tidak maka secara lokal terjadi kelebihan


Larutan harus diaduk titran yang menyebabkan indikator mengendap
sebelum titik ekivalen sehingga titik akhir tidak
tajam
KONDISI TITRASI:

• Penambahan [ CrO42-] harus dihitung


berdasarkan Ksp AgCl dan Ag2 CrO4
Perhitungan [ CrO42-]
• [ CrO42-] yang digunakan dapat membentuk
endapan indikator tidak jauh dari titik
ekivalen

[ CrO42-]=2,5 x 10-3M
[ Ag+]> 1,33 x 10-5M
Cara Fajans
TUJUAN Penetapan kadar Cl- , Br-, I-
REAKSI Cl- (aq) + AgNO3 (aq) ⇌ AgCl ↓ + NO3-(aq)
(titran) putih
HFl (aq) ⇌ H+ (aq) + Fl- (aq)
AgCl. Ag+ + Fl- ⇌ AgCl. Ag+Fl-
pink
PRINSIP Ion halida dalam sampel bereaksi dengan perak nitrat, endapan koloid AgCl menyerap ion indikator
fluoresein membentuk warna pink
LARUTAN STANDAR AgNO3

INDIKATOR Fluoresein (HFl)


TITIK AKHIR Pink

PERHITUNGAN mL AgNO · NAgNO · BE Cl b


%Cl x 10 x 100%
mL contoh v
Adalah zat yang dapat diserap pada
permukaan endapan (diadsorpsi) dan
menyebabkan timbulnya warna.
Indikator
Penyerapan ini dapat diatur agar
ADSORPSI terjadi pada pH titik ekivalen, antara
lain dengan memilih indikator dan pH
CARA KERJA
Indikator Adsorpsi
merupakan asam lemah atau basa lemah
organik yang dapat membentuk endapan
dengan ion perak

Dipengaruhi
-34 ⇌ -1 2 34 oleh pH

Diserap oleh endapan


-./0 ⇌ - 1 2 ./0 merah muda
Ag+(aq) + Cl-(aq) → AgCl(s)
(endapan putih) koloid

Sebelum T.E Saat T.E


Endapan terdapat dalam lingkungan yang masih Tidak ada kelebihan X- maupun Ag+ endapan /
ada kelebihan ion X- endapan menyerap X koloid bersifat netral. Ion Fl- dari indikator tidak
diserap
Butiran endapan / koloid bermuatan negatif,
akibatnya ion Fl- (dari indikator) tidak diserap
Setelah T.E
Kelebihan Ag+, sehingga diserap endapan / koloid
dan bermuatan positif. Ion Fl- dari indikator akan
diserap .

Terbentuk endapan warna merah muda


KONDISI TITRASI:
Pemilihan ind. harus sesuai dengan pH :
HFl ⇌ H+ + Fl-
Pemilihan indikator
Jika pH rendah maka [Fl-] kecil, TA tidak jelas
KONDISI TITRASI:

• Endapan putih merah muda dan menggumpal


(koloid)
Titik Akhir

Endapan yang diperoleh harus memiliki


Ukuran endapan permukaan yang luas ( jenis koloid) agar
perubahan warna tampak sejelas mungkin,
sehingga dibutuhkan luas permukaan
berukuran koloid
Cara Volhard
TUJUAN Penetapan kadar Cl- , SCN-, I- , CNO-, Ag+ ((Penentuan X- : titrasi balik)
REAKSI Cl- (aq) + AgNO3 (aq) AgCl↓ + NO3- (aq)
(berlebih)
AgNO3 (aq) + NH4SCN (aq) AgSCN ↓ + NH4NO3 (aq) (titik ekivalen)
(kelebihan)
SCN- (aq) + Fe3+ (aq) Fe(SCN)2+ (aq) (titik akhir titrasi)
( ind) (merah)
PRINSIP Ion halida direaksikan dengan perak nitrat berlebih, kelebihan perak nitrat dititrasi dengan
tiosianat membentuk endapan putih. Kelebihan tiosianat bereaksi dengan indikator ion besi (III)
membentuk ion kompleks berwarna merah (TA)
LARUTAN STANDAR NaSCN, KSCN, NH4SCN
INDIKATOR Fe3+
TITIK AKHIR Merah

PERHITUNGAN ( mgrek AgNO3 – mgrek SCN- ) x BE Cl-


%Cl = x 100%
mg contoh
KONDISI TITRASI:

Larutan contoh sebelum dititrasi ditambahkan asam


nitrat 4 N untuk menghindari reaksi hidrolisis Fe3+
Suasana Asam agar tidak terjadi endapan Fe(OH)3

Ag+ (berlebih) + X- ⇌ AgX s


Reaksi titran dengan
Ag+ (kelebihan) + SCN- ⇌ AgSCN s
endapan AgX
SCN- + AgX s ⇌ X- + AgSCN s
KONDISI TITRASI:

Menghindari kesalahan Dihindari penentuan anion X- yang kelarutannya


titrasi besar daripada AgSCN

Bila X- yang kelarutan AgX besar isolasi AgX :


Endapan AgX disaring, dicuci, filtrat nya dititrasi
(kurang efisien)
Setelah terjadi pengendapan AgX, lalu campuran
ditambah Nitrobenzena sehingga endapan
terbungkus / terisolasi (tidak bereaksi dengan
SCN-)
KONDISI TITRASI:

Menghindari kesalahan Menggunakan [Fe3+] yang lebih besar


titrasi Tujuan :
Agar [SCN-] pada titik ekivalen menjadi terlalu
rendah untuk bereaksi dengan AgX, karena
terkompleks oleh indikator
BERAT EKIVALEN

Berat zat yang bereaksi


dengan atau melepaskan BE NaCl = BM NaCl
1 mol ion Ag+
BE KSCN = BM KSCN
Cl- + AgNO3 → AgCl ↓ + NO3-

AgNO3 + NH4SCN → AgSCN ↓ + Cl-


Titrasi Liebig

2 CN- + Ag+ ⇌ Ag(CN)2- BE KCN = 2 x BM KCN


Thank You!

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan


(Q.S. 94 : 6)

Anda mungkin juga menyukai