Anda di halaman 1dari 4

1

Ujian 2 KI 2121 Dasar-dasar Kimia Analitik, Semester II 2014/2015

1 Sejumlah 0,6085 g KOH komersial yang tercemar oleh K2CO3 dan sedikit air,
dilarutkan dalam air hingga volumenya tepat 250,00 mL dalam labu takar.
Sejumlah 25,00 mL aliquot ditambah 20,00 mL HCl 0,05304 M dan dididihkan
untuk menghilangkan CO2. Kelebihan asamnya memerlukan 2,37 mL larutan
NaOH 0,04983 M untuk mencapai titik ahir titrasi yang menggunakan indikator
fenolftalein. Selanjutnya, sejumlah berlebih BaCl 2 ditambahkan pada 25,00 mL
aliquot lainnya untuk mengendapkan karbonatnya sebagai BaCO3. Bagian
larutannya (supernatant) kemudian dititrasi lagi yang memerlukan 14,28 mL HCl
0,05304 M untuk mencapai titik ahir fenolftalein. Hitunglah % KOH, K 2CO3 dan
H2O dalam sampel, dengan menganggap sampel hanya mengandung ketiga
komponen ini saja.

2 Sebanyak 0,800 g sampel yang mengandung NaCl dilarutkan dan ditempatkan


dalam labu takar 500 mL. Ke dalam 25,00 mL aliquot ditambahkan pereaksi
tertentu sehingga seluruh natrium mengendap sebagai NaZn(UO 2)3OAc)9.H2O.
Endapan ini disaring, kemudian dilarutkan kembali dalam asam. Larutan yang
diperoleh dilewatkan ke dalam kolom reduktor sehingga seluruh uranium
direduksi menjadi U4+. Larutan U4+ ini dititrasi dengan larutan standar K2Cr2O7
0,0100 M sehingga terbentuk UO22+ dan Cr3+. Jika diperlukan 19,90 mL K2Cr2O7
untuk mencapai titik akhir titrasi, tentukan % massa NaCl dalam sampel.

Ujian 2 KI2121 Dasar-dasar Kimia Analitik


Semester I 2013/2014

3 Padatan NaOH jika dibiarkan bersentuhan dengan udara menyebabkan terjadinya


reaksi dengan CO2 menghasilkan Na2CO3. Sejumlah 0,1885 g sampel NaOH yang
mengandung Na2CO3 dilarutkan dalam air hingga volumenya sekitar 50 mL.
Selanjutnya larutan tersebut dititrasi maenggunakan larutan standar HCl 0,1065 M
dengan indikator campuran fenolftalein dan bromo kresol hijau. Titik ahir yang
ditunjukkan oleh indikator fenolftalein tercapai pada penambahan 39,19 mL titran
dan titik ahir yang ditunjukkan oleh indikator bromo kresol hijau tercapai setelah
penambahan titran mencapai 40,67 mL. Tentukan kemurnian NaOH yang
dinyatakan dalam % (w/w).

Data:
Indikator Jenis pKa Trayek pH Warna asam Warna basa
Bromokresol hijau Asam 4,9 3,8 5,4 kuning Biru
Fenolftalein Asam 9,5 8,0 9,8 Tidak berwarna merah
2

4 Gas buangan dengan laju 0,100 L/menit yang berasal dari pabrik asam nitrat
mengandung NO2 dialirkan selama 30 menit ke dalam tabung perangkap yang
berisi larutan H2O2 untuk mengoksidasi NO2 menjadi HNO3, menurut reaksi:

2NO2(g) + H2O2(aq) 2HNO3(aq).

Asam yang dihasilkan kemudian dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,00863 M yang
memerlukan 6,72 mL untuk mencapai titik ahir. Hitunglah kadar NO 2 dalam gas buang
itu dinyatakan dalam ppm, jika kerapatan gas adalah 1,20 g/L.

5 Penetapan kadar gas asetilena C2H2 dapat dilakukan secara titrasi pengendapan
menurut metoda Volhard, yang terlebih dahulu mereaksikannya dengan larutan
Ag+ bersuasana ammonia, dengan reaksi sebagai berikut:

2Ag+ (aq) + C2H2 (g) + H2O(l) Ag2C2(s) + 2H3O+(aq)

Sampel gas dengan laju 0,5 L/menit dialirkan selama 9,7 menit ke dalam 100,0 mL
larutan yang mengandung 1,63335 g AgNO 3. Kelebihan Ag+ dititrasi menggunakan
larutan standar KSCN 0,01042 M, yang memerlukan 22,8 mL untuk mencapai titik ahir
titrasi.

a) Indikator apakah yang digunakan dalam titrasi tersebut? Jelaskan prinsip


kerjanya.
b) Tentukan kadar asetilena dalam sampel yang dinyatakan dalam mg/L.

6 Kafein dalam tablet pereda pusing berada dalam bentuk (C 5H10N4O2)H+ dapat
dianalisis secara volumetrik memanfaatkan reaksi antara kafein dengan BiI 4-
(Pereaksi Dragendorf bagi uji senyawa alkaloida atau psikotropika) menurut
reaksi berikut ini:

(C5H10N4O2)H+(aq) + BiI4-(aq) (C5H10N4O2)HBiI4(s)

Sebuah tablet seberat 325 mg, dilarutkan dalam air dan larutan diencerkan hingga tepat
50 mL dalam labu takar. Selanjutnya sejumlah 20 mL aliquot ditambah dengan 5 mL
larutan KBiI4 0,263 M (berlebih). Setelah endapan dipisahkan, kelebihan BiI 4- dalam
filtrat dititrasi menggunakan larutan EDTA 0,0472 M pada pH 5 yang memerlukan 18,89
mL untuk mencapai titik ahir titrasi, yang ditunjukkan dengan hilangnya warna kuning
larutan BiI4-. Hitunglah kadar kafein dalam sampel tablet itu.
3

7 Cairan pemutih pakaian mengandung senyawa natrium hipoklorit (NaClO) yang


dapat ditentukan konsentrasinya secara titrasi iodometri mengikuti reaksi berikut
(belum setara)
ClO-(aq) + I-(aq) Cl-(aq) + I2(aq)
I2 yang terbentuk ditetapkan dengan larutan standar S 2O32- mengikuti reaksi berikut
(belum setara) :
I2(aq) + S2O32-(aq) S4O62-(aq) + I-(aq)

Sejumlah 5 mL cairan pemutih terlebih dulu diencerkan dengan air hingga volumnya
sekitar 30 mL, selanjutnya ditambahkan larutan KI berlebih. I 2 yang terbentuk
selanjutnya dititrasi dengan larutan standar Na 2S2O3 0,1986 N yang memerlukan 38,6 mL
untuk mencapai titik ahir titrasi.
a) Lengkapilah koefisien reaksi-reaksi tersebut di atas dengan menggunakan cara
reaksi paruh sel.
b) Hitunglah kadar NaClO dalam cairan pemutih yang dinyatakan dalam % berat
dengan menganggap massa jenis larutan adalah 1 g/mL.

Ar:H=1,008; C=12,011; N=14,007; O=16,000; Na=22,990; Cl=35,453; Ag=107,868; I=126,900;


S=32,060
Ujian Khusus KI21212 Dasar-dasar Kimia Analitik

8 Kadar protein dalam oat cereal ditentukan dengan prosedur Kjeldahl bagi
penentuan nitrogen (N) organik . Sejumlah 1,2846 g sampel dilumatkan (didigest)
dengan larutan H2SO4 pekat. Lumatannya ditambah dengan larutan NaOH agar
terbentuk NH3 yang kemudian didestilasi. NH3 yang dihasilkan ditampung dalam
50 mL larutan HCl 0,09552 M. Selanjutnya, kelebihan HCl dititrasi balik dengan
larutan standar NaOH 0,05992 M yang memerlukan 37,84 mL untuk mencapai
titik ahir titrasi.

a. Tentukan jumlah mol NH3 yang diperoleh dari sampel tersebut.


b. Jika protein dalam sampel oat cereal tersebut memiliki kandungan nitrogen (N)
sebesar 17,54% (w/w), tentukan kadar protein dalam sampel tersebut.

9 Sejumlah 1 mL suatu sampel yang mengandung Co2+ dan Ni2+ ditambah 25 mL


larutan EDTA 0,03872 M (berlebih). Kelebihan EDTA dititrasi balik
menggunakan larutan Zn 0,02127 M pada pH 5, yang memerlukan 23,54 mL
untuk mencapai titik ahir dengan indikator xylenol orange. Sejumlah 2 mL sampel
yang sama dilewatkan dalam kolom resin penukar ion untuk menahan Co2+, dan
meloloskan Ni2+. Larutan Ni2+ dari kolom ditambah dengan 25 mL larutan EDTA
0,03872 M (berlebih), dan kelebihan EDTA ini memerlukan 25,63 mL larutan
Zn2+ 0,02127 M untuk mencapai titik ahir pada titrasi baliknya. Jika Co 2+ dalam
resin selanjutnya dikeluarkan kembali, dan pada larutan yang diperoleh
ditambahkan 25 mL larutan EDTA 0,03872 M (berlebih), maka tentukan volume
larutan Zn2+ 0,02127 M yang diperlukan untuk mencapai titik ahir pada titrasi
balik ini.
4

10 Asam formiat HCOOH (Ka = 1,8 x 10 -4) sebagai koagulan bagi getah karet.
Sejumlah 50 mL larutan HCOOH 10-1 M dititrasi dengan larutan NaOH 10-1 M.
a) Tuliskan reaksi titrasinya.
b) Hitunglah pH larutan pada setiap keadaan berikut ini:
Sebelum titrasi dimulai.Setelah penambahan 10 mL larutan NaOH
Pada penambahan 1 tetes (0,05 mL) larutan NaOH sebelum titik
ekivalensi
Pada titik ekivalensi
Pada penambahan 1 tetes (0,05 mL) larutan NaOH sesudah titik ekivalensi
Pada penambahan 10 mL larutan Na OH sesudah titik ekivalensi.

c) Pilihlah indikator yang paling sesuai bagi penentuan titik ahir titrasi tersebut, jika
tersedia 4 indikator dengan data sebagai berikut :

Indikator Jenis pKa Trayek pH Warna asam Warna basa


Bromokresol hijau Asam 4,9 3,8 5,4 Kuning Biru
p-nitrofenol Asam 7,2 5,6 7,6 Tidak berwarna Kuning
Fenol merah Asam 8,0 6,4 8,2 Kuning Merah
Fenolftalein Asam 9,5 8,0 9,8 Tidak berwarna Merah

Anda mungkin juga menyukai