ASIDI-ALKALI METRI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR
I
Disusun oleh:
Davita Margareta Zacharias
15.I1.0017
Kelompok E4
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah menentukan kadar kalium bikarbonat dalam
soda melalui titrasi asidimetri, menetapkan kadar asam cuka dalam larutan cuka dengan
titrasi alkalimetri, dan mengetahui pH pada saat titik ekuivalen dengan menggunakan
pH meter.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Na2C2O4(aq)
CH3COOH(aq)
4H2O(l)
+
H2O(aq)
3. MATERI METODE
3.1. Materi
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas arloji, labu takar, pipet volume,
erlenmeyer, buret, dan kertas lakmus biru
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah borax, aquades, Methyl Orange
(MO), larutan HCl, asam oksalat, Phenolphthalein (PP), larutan NaOH, baking soda,
baking powder, cuka apel Tahesta, dan cuka dapur
3.2. Metode
3.2.1. Standarisasi Larutan HCl Menggunakan Borax (Na2B4O7.10H2O)
Borax sebanyak 1,25 gram ditimbang pada gelas arloji, dengan aquades diencerkan
hingga volumenya 50 ml di dalam labu takar. Kemudian 5 ml larutan borax diambil
dengan menggunakan pipet volume dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 ml. Lalu 3
tetes indikator MO ditambahkan kedalamnya. Larutan tersebut dititrasi menggunakan
HCl dari buret. Titrasi dihentikan ketika terjadi perubahan warna larutan dari kuning
menjadi merah oranye. Setelah itu volume HCl yang dibutuhkan untuk titrasi dicatat
dan percobaan ini dilakukan dua kali. Normalitas HCl dihitung dengan rumus :
mgr . borax
BM
Keterangan:
BM oksalat : 126
Val (Borax) : 2
Fp: 10
volumenya 100 ml di dalam labu takar. Sebanyak 10 ml larutan sampel diambil dengan
menggunakan pipet volume dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml dan
ditambahkan 3 tetes indikator MO ke dalamnya. Volume HCl yang dibutuhkan untuk
titrasi dicatat dan pH larutan ditentukan dengan menggunakan kertas lakmus biru.
Percobaan dilakukan sebanyak dua kali. Kadar kalium bikarbonat dalam sampel dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
mgr . KHCO 3
BM
Kadar NaHCO3
Keterangan:
mgr . KHCO 3
mgr . soda
X 100%
BM KHCO3 : 100,115
Val : 1
Fp: 10
BM CH3COOH: 60
Val : 1
Fp: 10
X 100%
4. HASIL PENGAMATAN
Kelompok
Ulangan
Volume HCl
N HCl (N)
Warna
(ml)
E1
1
17,9
0,03
Kuning merah oranye
2
18
0,03
Kuning merah oranye
Rata-rata
17,95
0,03
E2
1
20
0,03
Kuning merah oranye
2
19,7
0,03
Kuning merah oranye
Rata-rata
19,85
0,03
E3
1
21
0,03
Kuning merah oranye
2
21
0,03
Kuning merah oranye
Rata-rata
21
0,03
E4
1
19
0,03
Kuning merah oranye
2
19
0,03
Kuning merah oranye
Rata-rata
19
0,03
E5
1
23
0,03
Kuning merah oranye
2
21,5
0,03
Kuning merah oranye
Rata-rata
22,25
0,03
E6
1
24
0,03
Kuning merah oranye
2
23
0,03
Kuning merah oranye
Rata-rata
23,5
0,03
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa data volume HCl yang diperlukan oleh setiap
kelompok untuk titrasi berbeda-beda sehingga menghasilkan konsentrasi yang berbedabeda pula. Semakin besar volumenya maka normalitasnya akan semakin kecil dan
sebaliknya. Warna yang terbentuk dari standarisasi larutan HCl menggunakan borax
Na2B4O7.10H2O menghasilkan warna dari kuning menjadi merah oranye.
Kelompok
Ulangan
Volume
N NaOH (N)
NaOH (ml)
E1
1
15,3
0,05
2
16,6
0,05
Rata-rata
15,95
0,05
E2
1
15
0,05
2
15
0,05
Rata-rata
15
0,05
E3
1
14,5
0,05
2
15
0,05
Rata-rata
14,75
0,05
E4
1
14,25
0,06
2
14,25
0,06
Rata-rata
14,25
0,06
E5
1
21,1
0,03
2
22,2
0,03
Rata-rata
21,65
0,03
E6
1
17,8
0,04
2
18,5
0,04
Rata-rata
18,15
0,04
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa data volume NaOH
Warna
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
yang diperlukan oleh setiap
kelompok untuk titrasi berbeda-beda sehingga menghasilkan konsentrasi yang berbedabeda pula. Semakin besar volumenya maka normalitasnya akan semakin kecil dan
sebaliknya. Warna yang terbentuk dari standarisasi larutan NaOH menggunakan asam
oksalat menghasilkan warna dari putih bening menjadi merah muda.
Kelompok
Sampel
E1
Baking
soda
Ulangan
1
2
Rata-rata
E2
Baking
1
soda
2
Rata-rata
E3
Baking
1
soda
2
Rata-rata
E4
Baking
1
powder
2
Rata-rata
E5
Baking
1
powder
2
Rata-rata
E6
Baking
1
powder
2
Rata-rata
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa
Volume HCl
pH
Kadar (%)
(ml)
39,2
Asam
78,5
39,6
Asam
79,29
39,4
78,9
441,7
Asam
83,50
44,3
Asam
88,70
43
86,10
38,5
Asam
77,08
38,5
Asam
77,08
38,5
77,08
16
Asam
32,04
16
Asam
32,04
16
32,04
8
Asam
16,05
10,5
Asam
21,02
9,25
18,52
28,7
Asam
57,47
32,7
Asam
65,48
30,7
61,47
data volume HCl yang diperlukan oleh setiap
kelompok untuk titrasi berbeda-beda sehingga menghasilkan konsentrasi yang berbedabeda dan kadar yang berbeda-beda juga. Kadar kalium bikarbonat pada baking soda
lebih tinggi dibandingkan dengan kadar kalium bikarbonat baking powder.
Kelompok
Sampel
Ulangan
E1
Cuka apel
E2
Cuka apel
E3
Cuka apel
1
2
Rata-rata
1
2
Rata-rata
1
Volume
NaOH (ml)
4,6
4,5
4,55
4,55
4,30
4,43
3,6
pH
Kadar (%)
Netral
Netral
5,52
5,40
5,47
5,46
5,16
5,32
4,32
Netral
Netral
Netral
2
4
Netral
4,8
Rata-rata
3,8
4,56
E4
Cuka dapur
1
3,6
Netral
5,18
2
3,6
Netral
5,18
Rata-rata
3,6
5,18
E5
Cuka dapur
1
18
Netral
12,96
2
17,5
Netral
12,78
Rata-rata
17,75
12,78
E6
Cuka dapur
1
15
Netral
14,4
2
14,5
Netral
13,92
Rata-rata
14,75
14,16
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa data volume NaOH yang diperlukan oleh setiap
kelompok untuk titrasi berbeda-beda sehingga menghasilkan konsentrasi yang berbedabeda dan kadar yang berbeda-beda juga. Kadar asam asetat pada larutan cuka dapur
lebih tinggi dibandingkan dengan kadar asam asetat pada larutan cuka apel.
10
5. PEMBAHASAN
Pada percobaan standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat, sebanyak 0,5 gram
diencerkan dengan aquadestilata hingga volumenya mencapai 50 ml di dalam labu
11
Pada percobaan penetapan kadar kalium bikarbonat dalam soda, sebanyak 1,5 gram
baking soda dan baking Power diencerkan dengan aquadestilata hingga volumenya
mencapai 100 ml di dalam labu takar, kemudian 10 ml larutan tersebut dimasukkan ke
dalam tabung erlenmeyer dan ditambahkan 3 tetes indikator MO karena larutan tersebut
akan ditirasi dengan larutan HCl, dimana larutan bersifat asam sehingga digunakan
analisa asidimetri. Dan untuk menentukan sifat larutan hasil akhir titrasi, digunakan
kertas lakmus untuk mengetahui larutan tersebut bersifat asam, basa, ataupun netral.
Setelah dilakukan percobaan tersebut, dapat ditentukan kadar
kalium bikarbonat
Kadar NaHCO3
mgr . KHCO 3
mgr . soda
X 100%
Pada percobaan penetapan kadar asam asetat dalam larutan cuka, sebanyak 2,5 ml cuka
apel dan cuka dapur diencerkan dengan aquadestilata hingga volumenya mencapai 100
ml di dalam labu takar, kemudian 10 ml larutan tersebut dimasukan ke dalam tabung
erlenmeyer dan ditambahkan 2 tetes indikator PP karena larutan tersebut akan dititrasi
dengan larutan NaOH, dimana larutan bersifat basa sehingga digunakan analisa
alkalimetri. Dan untuk menentukan sifat larutan hasil akhir titrasi, digunakan kertas
lakmus untuk mengetahui larutan tersebut bersifat asam, basa ataupun netral, setelah
dilakukan percobaan tersebut, dapat ditentukan kadar asam atetat dalam larutan cuka
dengan menggunakan rumus :
12
Kadar NaHCO3
X 100%
Pada percobaan standarisasi larutan HCl menggunakan borax, volume HCl yang
dibutuhkan tiap kelompok berbeda-beda, akan tetapi didapatkan hasil konsentrasi HCl
0,03 N dan terjadi perubahan warna larutan dari kuning menjadi merah oranye saat
akhir titrasi, hal ini terjadi akibat dari penambahan indikator MO.
Pada percobaan standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat , volume larutan yang
dibutuhkan tiap kelompok berbeda-beda, sehingga didapatkan hasil konsentrasi NaOH
yang berbeda-beda juga. Pada kelompok E1, E2, E3 mendapatkan hasil konsentrasi
NaOH 0,05 N. Pada kelompok E4, konsentrasi NaOH sebesar 0,06 N, pada kelompok
E5, konsentrasi NaOH sebesar 0,03 N, pada kelompok E6, konsentrasi NaOH sebesar
0,04 N. Terjadi perubahan warna larutan dari putih bening menjadi merah muda. Hal itu
dapat terjadi karena mungkin saja terjadi kesalahan paralaks saat mengukur volume
yang akan dititrasi dan penghentian proses titrasi tiap kelompok berbeda-beda untuk
menghasilkan warna merah muda pada larutan.
Pada percobaan penetapan kadar kalium bikarbonat dalam soda digunakan 2 sampel
yang berbeda yaitu baking soda dan baking powder. Kedua sampel tersebut didapatkan
hasil kadar yang berbeda-beda tiap kelompok. Pada sampel baking soda, kelompok E2
memiliki kadar rata-rata paling tinggi yaitu 86,1 % dibandingkan dengan kadar rata-rata
kelompok E1 sebesar 78,9 % dan kadar rata-rata kelompok E3 sebesar 77,08 %. Pada
sampel baking powder, kelompok E6 memiliki kadar rata-rata paling tinggi yaitu 61,47
% dibandingkan dengan kadar rata-rata kelompok E4 sebesar 32,04 % dan kadar ratarata kelompok E5 sebesar 18,2 %. Hal tersebut dapat terjadi karena kemungkinan terjadi
kesalahan pada praktikan saat mengukur volume dan proses penghentian titrasi tiap
kelompok yang berbeda-beda untuk menghasilkan warna merah oranye pada larutan
menghasilkan kadar kalium bikarbonat pada tiap larutan berbeda-beda. Larutan setelah
akhir titrasi baik baking soda maupun baking powder bersifat asam dengan ditandainya
kertas lakmus biru berubah menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah tetap
menjadi merah.
13
Pada percobaan penetapan kadar asam asetat dalam larutan cuka digunkan 2 sampel
yang berbeda yaitu cuka apel dan cuka daput. Kedua sampel tersebut didapat kan hasil
kadar yang berbeda-beda tiap kelompok. Pada sampel cuka apel pada kelompok E1,E2,
dan E3 didapatkan kadar yang tidak jauh berbeda, yakni ntara 4,32 5,12 %, sedangkan
pada sampel cuka dapur pada kelompok E4 didapatkan kadar yang jauh berbeda yaitu
5,8 % dibadingkan dengan kelompok E5 sebesar 12,78 % dan 14,16 %. Hal ini dapat
terjadi karena kesalahan praktikan saat melakukan percobaan, baik dalam pengambilan
sampel, kesalahan mengukur volume, dan perbedaan dalam penghentian proses titrasi.
Larutan setelah akhir titrasi baik cuka apel maupun cuka dapur bersifat netra, hal ini
dibuktikan dengan penggunaan kertas lakmus dimana kertas lakmus biru tetap menjadi
biru, begitu juga dengan kertas lakmus merah tetap menjadi merah.
6. KESIMPULAN
Titrasi dilakukan dengan penambahan larutan pada larutan standar hingga mencapai
MO.
Pada alkalimetri digunakan larutan standar bersifat basa dan digunakan indikator PP.
Indikator MO mengubah warna larutan dari kuning menjadi merah oranye.
Indikator PP mengubah warna larutan dari bening tidak berwarna menjadi merah
muda.
Kadar kalium bikarbonat pada baking soda lebih besar dibandingkan dengan kadar
X Val = V X N x Fp
x Val = V X N x Fp
14
Kadar =
mgr
mgr . sampel
X 100%
Asisten Dosen:
-
Bernadette Rahajeng
Roy Anggoro
7. DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. dan S. Keman. 1998. Kimia Analisa Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Keenan, Charles W. et al. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Biosekta. Jakarta : EGC.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung. ITB.
Watson, David G. 2005. Pharmaceutical Analysis, 2e. Oxford: Elsevier Limited.
15
8. LAMPIRAN
8.1. Perhitungan
8.1.1. Standarisasi Larutan HCl Menggunakan Borax (Na2B4O7.10H2O)
E1)
I.
mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =
X 2 = 17,9 X N HCl X
100
10
1250 x 2
386 x 17,9 x 10
N HCl = 0,04 N
II.
mgr . borax
BM
1250
386
X 2 = 18 X N HCl X
100
10
16
N HCl =
1250 x 2
386 x 18 x 10
N HCl = 0,04 N
III.
mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =
X 2 = 17,95 X N HCl X
100
10
1250 x 2
386 x 17,95 x 10
N HCl = 0,04 N
E2)
I.
mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =
X 2 = 20 X N HCl X
100
10
1250 x 2
386 x 20 x 10
N HCl = 0,03 N
II.
mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =
X 2 =19,7 X N HCl X
100
10
1250 x 2
386 x 19,7 x 10
N HCl = 0,03 N
III.
mgr . borax
BM
1250
386
X 2 = 19,85 X N HCl X
100
10
17
N HCl =
1250 x 2
386 x 19,85 x 10
N HCl = 0,03 N
E3)
I.
mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =
X 2 = 21 X N HCl X
100
10
1250 x 2
386 x 21 x 10
N HCl = 0,03 N
II.
mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =
X 2 = 21 X N HCl X
100
10
1250 x 2
386 x 21 x 10
N HCl = 0,03 N
III.
mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =
X 2 = 21 X N HCl X
100
10
1250 x 2
386 x 21 x 10
N HCl = 0,03 N
E4)
18
mgr . borax
BM
I.
1250
386
N HCl =
X 2 = 19 X N HCl X
100
10
1250 x 2
386 x 19 x 10
N HCl = 0,03 N
II.
mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =
X 2 = 19 X N HCl X
100
10
1250 x 2
386 x 19 x 10
N HCl = 0,03 N
III.
mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =
X 2 = 19 X N HCl X
100
10
1250 x 2
386 x 19 x 10
N HCl = 0,03 N
E5)
I.
mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =
X 2 = 23 X N HCl X
1250 x 2
386 x 23 x 10
N HCl = 0,03 N
100
10
19
II.
mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =
X 2 = 21,5 X N HCl X
1250 x 2
386 x 21,5 x 10
N HCl = 0,03 N
III.
mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =
X 2 = 22,25 X N HCl X
100
10
1250 x 2
386 x 22,25 x 10
N HCl = 0,03 N
E6)
I.
mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =
X 2 = 24 X N HCl X
100
10
1250 x 2
386 x 24 x 10
N HCl = 0,03 N
II.
mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =
X 2 = 23 X N HCl X
1250 x 2
386 x 23 x 10
N HCl = 0,03 N
100
10
20
III.
mgr . borax
BM
1250
386
X 2 = 23,5 X N HCl X
N HCl =
100
10
1250 x 2
386 x 23,5 x 10
N HCl = 0,03 N
8.1.2. Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat
E1)
I.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 15,3 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 15,3 x 10
N NaOH = 0,05 N
II.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 16,6 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 16,6 x 10
N NaOH = 0,05 N
III.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 15,95 X N NaOH X
N NaOH =
500 x 2
126 x 15,95 x 10
100
10
21
N NaOH = 0,05 N
E2)
I.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 15 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 15 x 10
N NaOH = 0,05 N
II.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 15 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 15 x 10
N NaOH = 0,05 N
III.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 15 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 15 x 10
N NaOH = 0,05 N
E3)
I.
mgr . oksalat
BM
22
500
126
100
10
X 2 = 14,5 X N NaOH X
N NaOH =
500 x 2
126 x 14,5 x 10
N NaOH = 0,05 N
II.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 15 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 15 x 10
N NaOH = 0,05 N
III.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 14,75 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 14,75 x 10
N NaOH = 0,05 N
E4)
I.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 14,25 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 14,25 x 10
N NaOH = 0,06 N
II.
mgr . oksalat
BM
23
500
126
X 2 = 14,25 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 14,25 x 10
N NaOH = 0,06 N
III.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 14,25 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 14,25 x 10
N NaOH = 0,06 N
E5)
I.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 21,1 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 21,1 x 10
N NaOH = 0,03 N
II.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 22,2 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 22,2 x 10
N NaOH = 0,03 N
III.
mgr . oksalat
BM
24
500
126
X 2 = 21,65 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 21,65 x 10
N NaOH = 0,03 N
E6)
I.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 17,8 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 17,8 x 10
N NaOH = 0,04 N
II.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 18,5 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 18,5 x 10
N NaOH = 0,04 N
III.
mgr . oksalat
BM
500
126
X 2 = 18,15 X N NaOH X
N NaOH =
100
10
500 x 2
126 x 18,15 x 10
N NaOH = 0,04 N
8.1.3. Penetapan Kadar Kalium Bikarbonat dalam Soda
E1)
25
mg
BM
mg
100,115
mg =
X 1 = 39,2 X 0,03 X
100
10
mg = 1177,35 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
1177,35
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 78,5 %
II.
mg
BM
mg
100,115
mg =
X 1 = 39,6 X 0,03 X
100
10
mg = 1189,37 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
1189,37
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 79,29 %
III.
mg
BM
mg
100,115
X 2 = 39,4 X 0,03 X
100
10
26
mg =
mg = 1183,36 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
1183,36
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 78,9 %
E2)
I.
mg
BM
mg
100,115
mg =
X 2 = 41,7 X 0,03 X
100
10
mg = 1252,44 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
1251,44
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 83,50 %
II.
mg
BM
mg
100,115
mg =
X 2 = 44,3 X 0,03 X
mg = 1330,53 mg
100
10
27
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
1330,53
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 88,70 %
III.
mg
BM
mg
100,115
mg =
X 2 = 43 X 0,03 X
100
10
43 x 0,03 x 10 x 100,115
2
mg = 1291,48 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
1291,48
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 86,10 %
E3)
I.
mg
BM
mg
100,115
mg =
X 2 = 38,5 X 0,03 X
mg = 1156,33 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
1156,33
1500
Kadar = 77,08 %
X 100%
X 100%
100
10
28
II.
mg
BM
mg
100,115
mg =
100
10
X 2 = 38,5 X 0,03 X
mg = 1156,33 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
1156,33
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 77,08 %
III.
mg
BM
mg
100,115
mg =
100
10
X 2 = 38,5 X 0,03 X
mg = 1156,33 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
1156,33
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 77,08 %
E4)
I.
mg
BM
mg
100,115
X 2 = 16 X 0,03 X
100
10
29
mg =
16 x 0,03 x 10 x 100,115
2
mg = 480,55 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
480,55
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 32,04 %
II.
mg
BM
mg
100,115
mg =
X 2 = 16 X 0,03 X
100
10
16 x 0,03 x 10 x 100,115
2
mg = 480,55 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
480,55
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 32,04 %
III.
mg
BM
mg
100,115
mg =
X 2 = 16 X 0,03 X
16 x 0,03 x 10 x 100,115
2
mg = 480,55 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
480,55
1500
X 100%
X 100%
100
10
30
Kadar = 32,04 %
E5)
I.
mg
BM
mg
100,115
mg =
X 2 = 8 X 0,03 X
100
10
8 x 0,03 x 10 x 100,115
2
mg = 240,27 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
240,27
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 16,05 %
II.
mg
BM
mg
100,115
mg =
X 2 = 10,5 X 0,03 X
100
10
mg = 315,36 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
315,36
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 21,02 %
III.
mg
BM
31
mg
100,115
mg =
X 2 = 9,25 X 0,03 X
100
10
mg = 272,82 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
277,82
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 18,52 %
E6)
I.
mg
BM
mg
100,115
mg =
X 2 = 28,7 X 0,03 X
100
10
mg = 861,99 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
861,99
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 57,47 %
II.
mg
BM
mg
100,115
mg =
X 2 = 32,7 X 0,03 X
100
10
32
mg = 982,13 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
982,13
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 65,48 %
III.
mg
BM
mg
100,115
mg =
X 2 = 30,7 X 0,03 X
100
10
mg = 922,06 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
922,06
1500
X 100%
X 100%
Kadar = 61,47 %
I.
mg
BM
mg
60
X 1 = 4,6 X 0,05 X
mg =
100
10
mg = 138 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
X 100%
33
Kadar =
138
2500
X 100%
Kadar = 5,52 %
II.
mg
BM
mg
60
X 1 = 4,5 X 0,05 X
mg =
100
10
mg = 135 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
135
2500
X 100%
X 100%
Kadar = 5,4 %
III.
mg
BM
mg
60
X 1 = 4,55 X 0,05 X
mg =
100
10
mg = 136,5 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
136,5
2500
X 100%
X 100%
Kadar = 5,47 %
E2)
I.
mg
BM
34
mg
60
mg =
X 1 = 4,55 X 0,05 X
100
10
4,55 x 0,05 x 10 x 60
2
mg = 136,5 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
136,5
2500
X 100%
X 100%
Kadar = 5,46 %
II.
mg
BM
mg
60
X 1 = 4,3 X 0,05 X
mg =
100
10
4,3 x 0,05 x 10 x 60
2
mg = 129 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
129
2500
X 100%
X 100%
Kadar = 5,16 %
III.
mg
BM
mg
60
X 1 = 4,43 X 0,05 X
mg =
100
10
4,43 x 0,05 x 10 x 60
2
mg = 132,9 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
X 100%
35
Kadar =
132,9
2500
X 100%
Kadar = 5,32 %
E3)
I.
mg
BM
mg
60
X 1 = 3,6 X 0,05 X
mg =
100
10
3,6 x 0,05 x 10 x 60
2
mg = 108 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
108
2500
X 100%
X 100%
Kadar = 4,32 %
II.
mg
BM
mg
60
X 1 = 4 X 0,05 X
mg =
100
10
4 x 0,05 x 10 x 60
2
mg = 120 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
120
2500
X 100%
X 100%
Kadar = 4,8 %
III.
mg
BM
36
mg
60
mg =
X 1 = 3,8 X 0,05 X
100
10
3,8 x 0,05 x 10 x 60
2
mg = 114 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
114
2500
X 100%
X 100%
Kadar = 4,56 %
E4)
I.
mg
BM
mg
60
X 1 = 3,6 X 0,06 X
mg =
100
10
3,6 x 0,06 x 10 x 60
2
mg = 129,6 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
129,6
2500
X 100%
X 100%
Kadar = 5,18 %
II.
mg
BM
mg
60
X 1 = 3,6 X 0,06 X
mg =
3,6 x 0,06 x 10 x 60
2
100
10
37
mg = 129,6 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
129,6
2500
X 100%
X 100%
Kadar = 5,18 %
III.
mg
BM
mg
60
X 1 = 3,6 X 0,06 X
mg =
100
10
3,6 x 0,06 x 10 x 60
2
mg = 129,6 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
129,6
2500
X 100%
X 100%
Kadar = 5,18 %
E5)
I.
mg
BM
mg
60
X 1 = 18 X 0,03 X
mg =
100
10
18 x 0,03 x 10 x 60
2
mg = 324 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
X 100%
38
Kadar =
324
2500
X 100%
Kadar = 12,96 %
II.
mg
BM
mg
60
X 1 = 17,5 X 0,03 X
mg =
100
10
17,5 x 0,03 x 10 x 60
2
mg = 315 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
315
2500
X 100%
X 100%
Kadar = 12,78 %
III.
mg
BM
mg
60
X 1 = 17,75 X 0,03 X
mg =
100
10
17,75 x 0,03 x 10 x 60
2
mg = 319 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
319
2500
X 100%
X 100%
Kadar = 1278 %
E6)
I.
mg
BM
39
mg
60
mg =
X 1 = 15 X 0,04 X
100
10
15 x 0,04 x 10 x 60
2
mg = 360 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
360
2500
X 100%
X 100%
Kadar = 14,4 %
II.
mg
BM
mg
60
X 1 = 14,5 X 0,04 X
mg =
100
10
14,5 x 0,04 x 10 x 60
2
mg = 348 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
Kadar =
348
2500
X 100%
X 100%
Kadar = 13,92 %
III.
mg
BM
mg
60
X 1 = 14,75 X 0,04 X
mg =
100
10
14,75 x 0,04 x 10 x 60
2
mg = 354 mg
Kadar =
mgr
mgr . soda
X 100%
40
Kadar =
354
2500
Kadar = 14,16 %
X 100%