Anda di halaman 1dari 40

1

ASIDI-ALKALI METRI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR
I
Disusun oleh:
Davita Margareta Zacharias
15.I1.0017
Kelompok E4

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
2015
1. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah menentukan kadar kalium bikarbonat dalam
soda melalui titrasi asidimetri, menetapkan kadar asam cuka dalam larutan cuka dengan
titrasi alkalimetri, dan mengetahui pH pada saat titik ekuivalen dengan menggunakan
pH meter.
2. TINJAUAN PUSTAKA

Asidi-alkali metri merupakan analisa kuantitatif yang sering diterapkan dengan


berdadarkan pada reaksi asam dan basa antara sampel dengan larutan standar. Terdapat
analisis asidimetri dan analisis alkalimetri. Analisis asidimetri merupakan analisis yang
digunakan jika larutan standar bersifat asam, sedangkan analisis alkalimetri digunakan
jika larutan standar bersifat basa (Keenan,1991).
Standarisasi merupakan konsentrasi tetap suatu zat. Titrasi digunakan untuk menentukan
standarisasi. Proses untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan
larutan yang sudah diketahui konsentrasinya (larutan standar) disebut titrasi (syukuri,
1999). Dengan menggunakan suatu sampel zat terlarut, dapat disiapkan larutan standar
yang akan digunakan. Sampel tersebut ditimbang dengan tepat dalam volume larutan
yang diukur dengan tepat. Zat tersebut disebut dengan standar primer (Day, 1998).
Larutan dengan kemurnian tinggi yang mengandung senyawa kimia stabil dan
digunakan untuk menstandarisasi larutan standar disebut larutan standar primer.
Sedangkan larutan standar sekunder ialah larutan dengan konsentrasi tertentu yang telah
melalui proses standarisasi (Watson, 2005)
Dalam proses standarisasi larutan NaOH, dilakukan titrasi asidimetri dengan
penambahan indikator PP, dapat menggunakan larutan:
1. Asam Oksalat. Reaksinya:
C2H4.2H2O(aq) + 2NaOH(aq)
2. Asam asetat. Reaksinya:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq)

Na2C2O4(aq)

CH3COOH(aq)

4H2O(l)
+

H2O(aq)

Sstandarisasi larutan HCl dengan menggunakan boraks (Na2B4O7.10 H2O), digunakan


indikator MO (Metil Orange)
Persamaan reaksi :
Na2B4O7.10 H2O + 2H2O

4B(OH)3 + 2NaCl + 5H2O

Sedang dalam proses standarisasi larutan NaOH dengan menggunakan boraks


(Na2B4O7.10 H2O), persamaan reaksi :
Na2B4O710H2O + 2HCl 2NaCl + 4H3BO3 +5H2O
(Sumardjo, 2009).

3. MATERI METODE

3.1. Materi
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas arloji, labu takar, pipet volume,
erlenmeyer, buret, dan kertas lakmus biru
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah borax, aquades, Methyl Orange
(MO), larutan HCl, asam oksalat, Phenolphthalein (PP), larutan NaOH, baking soda,
baking powder, cuka apel Tahesta, dan cuka dapur

3.2. Metode
3.2.1. Standarisasi Larutan HCl Menggunakan Borax (Na2B4O7.10H2O)
Borax sebanyak 1,25 gram ditimbang pada gelas arloji, dengan aquades diencerkan
hingga volumenya 50 ml di dalam labu takar. Kemudian 5 ml larutan borax diambil
dengan menggunakan pipet volume dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 ml. Lalu 3
tetes indikator MO ditambahkan kedalamnya. Larutan tersebut dititrasi menggunakan

HCl dari buret. Titrasi dihentikan ketika terjadi perubahan warna larutan dari kuning
menjadi merah oranye. Setelah itu volume HCl yang dibutuhkan untuk titrasi dicatat
dan percobaan ini dilakukan dua kali. Normalitas HCl dihitung dengan rumus :
mgr . borax
BM
Keterangan:

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp


BM borax : 386
Val (Borax) : 2
Fp: 10

3.2.2. Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat


Sebanyak 0,5 gram asam oksalat ditimbang pada gelas arloji, kemudian dengan aquades
diencerkan hingga volumenya 50 ml di dalam labu takar. Setelah itu, 5 ml larutan asam
oksalat diambil dengan menggunakan pipet volume dan dimasukan ke dalam
erlenmeyer 50 ml. Kedalamnya ditambahkan 2 tetes indikator PP. Kemudian larutan
tersebut dititrasi menggunakan NaOH dari buret, titrasi dihentikan ketika terjadi
perubahan warna larutan menjadi merah muda. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk
titrasi dicatat dan percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali. Normalitas NaOH
dihitung dengan rumus :
mgr . asamoksalat
BM
Keterangan:

X Val (Asam Oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

BM oksalat : 126
Val (Borax) : 2
Fp: 10

3.2.3. Penetapan Kadar Kalium Bikarbonat dalam Soda


Sebanyak 1,5 gram sampel ditimbang pada gelas arloji. Sampel yang digunakan adalah
baking soda dan baking powderKemudian dengan aquades diencerkan hingga

volumenya 100 ml di dalam labu takar. Sebanyak 10 ml larutan sampel diambil dengan
menggunakan pipet volume dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml dan
ditambahkan 3 tetes indikator MO ke dalamnya. Volume HCl yang dibutuhkan untuk
titrasi dicatat dan pH larutan ditentukan dengan menggunakan kertas lakmus biru.
Percobaan dilakukan sebanyak dua kali. Kadar kalium bikarbonat dalam sampel dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
mgr . KHCO 3
BM
Kadar NaHCO3
Keterangan:

x Val (KHCO3) = V HCl X N HCl x Fp

mgr . KHCO 3
mgr . soda

X 100%

BM KHCO3 : 100,115
Val : 1
Fp: 10

3.2.4. Penetapan Kadar Asam Asetat dalam Larutan Cuka


Sebanyak 2,5 ml larutan sampel diambil. Sampel yang digunakan adalah cuka apel
Tahesta dan cuka dapur. Dengan aquades diencerkan hingga volumenya 100 ml di
dalam labu takar. Kemudian 10 ml larutan tersebut diambil dan ditambahkan 2 tetes
indikator PP. Larutan tersebut dititrasi menggunakan NaOH hingga titik akhir titrasi
tercapai. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi dicatat dan perubahan warna
pada kertas lakmus biru diamati. Percobaan ini dilakukan sebanyyak dua kali. Kadar
asam asetat (CH3COOH) dalam larutan cuka dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
Rumus Kadar:
mgr . Asam Cuka
BM
Kadar NaHCO3
Keterangan:

X Val (Asam Cuka) = V NaOH X N NaOH x Fp

mgr .CH 3 COOH


ml .Cuka dapur

BM CH3COOH: 60
Val : 1
Fp: 10

X 100%

4. HASIL PENGAMATAN

4.1. Standarisasi Larutan HCl Menggunakan Borax (Na2B4O7.10H2O)


Hasil pengamatan standarisasi larutan HCl menggunakan borax (Na2B4O7.10H2O) dapat
dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tabel standarisasi larutan HCl menggunakan borax (Na2B4O7.10H2O)

Kelompok

Ulangan

Volume HCl
N HCl (N)
Warna
(ml)
E1
1
17,9
0,03
Kuning merah oranye
2
18
0,03
Kuning merah oranye
Rata-rata
17,95
0,03
E2
1
20
0,03
Kuning merah oranye
2
19,7
0,03
Kuning merah oranye
Rata-rata
19,85
0,03
E3
1
21
0,03
Kuning merah oranye
2
21
0,03
Kuning merah oranye
Rata-rata
21
0,03
E4
1
19
0,03
Kuning merah oranye
2
19
0,03
Kuning merah oranye
Rata-rata
19
0,03
E5
1
23
0,03
Kuning merah oranye
2
21,5
0,03
Kuning merah oranye
Rata-rata
22,25
0,03
E6
1
24
0,03
Kuning merah oranye
2
23
0,03
Kuning merah oranye
Rata-rata
23,5
0,03
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa data volume HCl yang diperlukan oleh setiap
kelompok untuk titrasi berbeda-beda sehingga menghasilkan konsentrasi yang berbedabeda pula. Semakin besar volumenya maka normalitasnya akan semakin kecil dan
sebaliknya. Warna yang terbentuk dari standarisasi larutan HCl menggunakan borax
Na2B4O7.10H2O menghasilkan warna dari kuning menjadi merah oranye.

4.2. Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat


Hasil pengamatan standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Tabel standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat

Kelompok

Ulangan

Volume
N NaOH (N)
NaOH (ml)
E1
1
15,3
0,05
2
16,6
0,05
Rata-rata
15,95
0,05
E2
1
15
0,05
2
15
0,05
Rata-rata
15
0,05
E3
1
14,5
0,05
2
15
0,05
Rata-rata
14,75
0,05
E4
1
14,25
0,06
2
14,25
0,06
Rata-rata
14,25
0,06
E5
1
21,1
0,03
2
22,2
0,03
Rata-rata
21,65
0,03
E6
1
17,8
0,04
2
18,5
0,04
Rata-rata
18,15
0,04
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa data volume NaOH

Warna
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
Putih bening merah muda
yang diperlukan oleh setiap

kelompok untuk titrasi berbeda-beda sehingga menghasilkan konsentrasi yang berbedabeda pula. Semakin besar volumenya maka normalitasnya akan semakin kecil dan
sebaliknya. Warna yang terbentuk dari standarisasi larutan NaOH menggunakan asam
oksalat menghasilkan warna dari putih bening menjadi merah muda.

4.3. Penetapan Kadar Kalium Bikarbonat dalam Soda


Hasil pengamatan penetapan kadar sodium bikarbonat dalam soda dapat dilihat pada
Tabel 3.

Tabel 3. penetapan kadar kalium bikarbonat dalam soda

Kelompok

Sampel

E1

Baking
soda

Ulangan

1
2
Rata-rata
E2
Baking
1
soda
2
Rata-rata
E3
Baking
1
soda
2
Rata-rata
E4
Baking
1
powder
2
Rata-rata
E5
Baking
1
powder
2
Rata-rata
E6
Baking
1
powder
2
Rata-rata
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa

Volume HCl
pH
Kadar (%)
(ml)
39,2
Asam
78,5
39,6
Asam
79,29
39,4
78,9
441,7
Asam
83,50
44,3
Asam
88,70
43
86,10
38,5
Asam
77,08
38,5
Asam
77,08
38,5
77,08
16
Asam
32,04
16
Asam
32,04
16
32,04
8
Asam
16,05
10,5
Asam
21,02
9,25
18,52
28,7
Asam
57,47
32,7
Asam
65,48
30,7
61,47
data volume HCl yang diperlukan oleh setiap

kelompok untuk titrasi berbeda-beda sehingga menghasilkan konsentrasi yang berbedabeda dan kadar yang berbeda-beda juga. Kadar kalium bikarbonat pada baking soda
lebih tinggi dibandingkan dengan kadar kalium bikarbonat baking powder.

4.4. Penetapan Kadar Asam Asetat dalam Larutan Cuka


Hasil pengamatan penetapan kadar asam asetat dalam larutan cuka dapat dilihat pada
Tabel 4.

Tabel 4. penetapan kadar asam asetat dalam larutan cuka

Kelompok

Sampel

Ulangan

E1

Cuka apel

E2

Cuka apel

E3

Cuka apel

1
2
Rata-rata
1
2
Rata-rata
1

Volume
NaOH (ml)
4,6
4,5
4,55
4,55
4,30
4,43
3,6

pH

Kadar (%)

Netral
Netral

5,52
5,40
5,47
5,46
5,16
5,32
4,32

Netral
Netral
Netral

2
4
Netral
4,8
Rata-rata
3,8
4,56
E4
Cuka dapur
1
3,6
Netral
5,18
2
3,6
Netral
5,18
Rata-rata
3,6
5,18
E5
Cuka dapur
1
18
Netral
12,96
2
17,5
Netral
12,78
Rata-rata
17,75
12,78
E6
Cuka dapur
1
15
Netral
14,4
2
14,5
Netral
13,92
Rata-rata
14,75
14,16
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa data volume NaOH yang diperlukan oleh setiap
kelompok untuk titrasi berbeda-beda sehingga menghasilkan konsentrasi yang berbedabeda dan kadar yang berbeda-beda juga. Kadar asam asetat pada larutan cuka dapur
lebih tinggi dibandingkan dengan kadar asam asetat pada larutan cuka apel.

10

5. PEMBAHASAN

Asidi-alkali metri merupakan analisa kuantitatif yang sering diterapkan dengan


berdadarkan pada reaksi asam dan basa antara sampel dengan larutan standar. Terdapat
analisis asidimetri dan analisis alkalimetri. Analisis asidimetri merupakan analisis yang
digunakan jika larutan standar bersifat asam, sedangkan analisis alkalimetri digunakan
jika larutan standar bersifat basa (Keenan,1991).
Indikator merupakan zat untuk menentukan titik akhir titrasi. Indikator yang digunakan
dalam asidi-alkalimetri merupakan indikator pH, yaitu indikator PP (phenolphtalein)
digunakan dalam analisis alkalimetri dengan rentang pH 8 9,6 dan terjadi perubahan
warna larutan menjadi merah muda sebagai tanda akhir titrasi, selain itu terdapat
inikator MO (Methyl Orange) digunakan dalam analisis asidimetri dengan rentang pH
3,1 4 dan terjai perubahan warna larutan dari kuning menjadi merah sebagai tanda
akhir titrasi.
Pada percobaan standarisasi larutan HCl menggunakan borax, sebanyak 1,25 gram
diencerkan dengan aquadestilata hingga volumenya mencapai 50 ml di dalam labu
takar, kemudian 5 ml larutan tersebut dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer dan
ditambahkan dengan 3 tetes indikator MO karena larutan standar bersifat asam. Dengan
dihasilkannya volume larutan standar yang digunakan, dapat dihitung normalitas HCl
tersebut dengan menggunakan rumus :
mgr . borax
BM

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

Pada percobaan standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat, sebanyak 0,5 gram
diencerkan dengan aquadestilata hingga volumenya mencapai 50 ml di dalam labu

11

takar, kemudian 5 ml larutan tersebut dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer dan


ditambahkan dengan 2 tetes indikator PP karena larutan standar bersifat basa. Dengan
dihasilkannya volume standar yang digunakan, dapat dihitung moralitas NaOH dengan
rumus :
mgr . oksalat
BM

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

Pada percobaan penetapan kadar kalium bikarbonat dalam soda, sebanyak 1,5 gram
baking soda dan baking Power diencerkan dengan aquadestilata hingga volumenya
mencapai 100 ml di dalam labu takar, kemudian 10 ml larutan tersebut dimasukkan ke
dalam tabung erlenmeyer dan ditambahkan 3 tetes indikator MO karena larutan tersebut
akan ditirasi dengan larutan HCl, dimana larutan bersifat asam sehingga digunakan
analisa asidimetri. Dan untuk menentukan sifat larutan hasil akhir titrasi, digunakan
kertas lakmus untuk mengetahui larutan tersebut bersifat asam, basa, ataupun netral.
Setelah dilakukan percobaan tersebut, dapat ditentukan kadar

kalium bikarbonat

dengan menggunakan rumus :


mgr . KHCO 3
BM

Kadar NaHCO3

x Val (KHCO3) = V HCl X N HCl x Fp

mgr . KHCO 3
mgr . soda

X 100%

Pada percobaan penetapan kadar asam asetat dalam larutan cuka, sebanyak 2,5 ml cuka
apel dan cuka dapur diencerkan dengan aquadestilata hingga volumenya mencapai 100
ml di dalam labu takar, kemudian 10 ml larutan tersebut dimasukan ke dalam tabung
erlenmeyer dan ditambahkan 2 tetes indikator PP karena larutan tersebut akan dititrasi
dengan larutan NaOH, dimana larutan bersifat basa sehingga digunakan analisa
alkalimetri. Dan untuk menentukan sifat larutan hasil akhir titrasi, digunakan kertas
lakmus untuk mengetahui larutan tersebut bersifat asam, basa ataupun netral, setelah
dilakukan percobaan tersebut, dapat ditentukan kadar asam atetat dalam larutan cuka
dengan menggunakan rumus :

12

mgr . Asam Cuka


BM

Kadar NaHCO3

X Val (Asam Cuka) = V NaOH X N NaOH x Fp

mgr .CH 3 COOH


ml .Cuka dapur

X 100%

Pada percobaan standarisasi larutan HCl menggunakan borax, volume HCl yang
dibutuhkan tiap kelompok berbeda-beda, akan tetapi didapatkan hasil konsentrasi HCl
0,03 N dan terjadi perubahan warna larutan dari kuning menjadi merah oranye saat
akhir titrasi, hal ini terjadi akibat dari penambahan indikator MO.
Pada percobaan standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat , volume larutan yang
dibutuhkan tiap kelompok berbeda-beda, sehingga didapatkan hasil konsentrasi NaOH
yang berbeda-beda juga. Pada kelompok E1, E2, E3 mendapatkan hasil konsentrasi
NaOH 0,05 N. Pada kelompok E4, konsentrasi NaOH sebesar 0,06 N, pada kelompok
E5, konsentrasi NaOH sebesar 0,03 N, pada kelompok E6, konsentrasi NaOH sebesar
0,04 N. Terjadi perubahan warna larutan dari putih bening menjadi merah muda. Hal itu
dapat terjadi karena mungkin saja terjadi kesalahan paralaks saat mengukur volume
yang akan dititrasi dan penghentian proses titrasi tiap kelompok berbeda-beda untuk
menghasilkan warna merah muda pada larutan.
Pada percobaan penetapan kadar kalium bikarbonat dalam soda digunakan 2 sampel
yang berbeda yaitu baking soda dan baking powder. Kedua sampel tersebut didapatkan
hasil kadar yang berbeda-beda tiap kelompok. Pada sampel baking soda, kelompok E2
memiliki kadar rata-rata paling tinggi yaitu 86,1 % dibandingkan dengan kadar rata-rata
kelompok E1 sebesar 78,9 % dan kadar rata-rata kelompok E3 sebesar 77,08 %. Pada
sampel baking powder, kelompok E6 memiliki kadar rata-rata paling tinggi yaitu 61,47
% dibandingkan dengan kadar rata-rata kelompok E4 sebesar 32,04 % dan kadar ratarata kelompok E5 sebesar 18,2 %. Hal tersebut dapat terjadi karena kemungkinan terjadi
kesalahan pada praktikan saat mengukur volume dan proses penghentian titrasi tiap
kelompok yang berbeda-beda untuk menghasilkan warna merah oranye pada larutan
menghasilkan kadar kalium bikarbonat pada tiap larutan berbeda-beda. Larutan setelah
akhir titrasi baik baking soda maupun baking powder bersifat asam dengan ditandainya
kertas lakmus biru berubah menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah tetap
menjadi merah.

13

Pada percobaan penetapan kadar asam asetat dalam larutan cuka digunkan 2 sampel
yang berbeda yaitu cuka apel dan cuka daput. Kedua sampel tersebut didapat kan hasil
kadar yang berbeda-beda tiap kelompok. Pada sampel cuka apel pada kelompok E1,E2,
dan E3 didapatkan kadar yang tidak jauh berbeda, yakni ntara 4,32 5,12 %, sedangkan
pada sampel cuka dapur pada kelompok E4 didapatkan kadar yang jauh berbeda yaitu
5,8 % dibadingkan dengan kelompok E5 sebesar 12,78 % dan 14,16 %. Hal ini dapat
terjadi karena kesalahan praktikan saat melakukan percobaan, baik dalam pengambilan
sampel, kesalahan mengukur volume, dan perbedaan dalam penghentian proses titrasi.
Larutan setelah akhir titrasi baik cuka apel maupun cuka dapur bersifat netra, hal ini
dibuktikan dengan penggunaan kertas lakmus dimana kertas lakmus biru tetap menjadi
biru, begitu juga dengan kertas lakmus merah tetap menjadi merah.
6. KESIMPULAN

Titrasi dilakukan dengan penambahan larutan pada larutan standar hingga mencapai

titik akhir titrasi.


Titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan menggunakan indikator.
Pada asidimetri digunakan larutan standar bersifat asam dan digunakan indikator

MO.
Pada alkalimetri digunakan larutan standar bersifat basa dan digunakan indikator PP.
Indikator MO mengubah warna larutan dari kuning menjadi merah oranye.
Indikator PP mengubah warna larutan dari bening tidak berwarna menjadi merah

muda.
Kadar kalium bikarbonat pada baking soda lebih besar dibandingkan dengan kadar

bikarbonat pada baking powder.


Kadar asam asetat pada cuka apel lebih besar dibandingkan dengan kadar asam asetat

pada cuka dapur.


Normalitas suatu larutan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
mgr
BM

X Val = V X N x Fp

Kadar suatu larutan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :


mgr
BM

x Val = V X N x Fp

14

Kadar =

mgr
mgr . sampel

Semarang, 11 November 2015

X 100%

Asisten Dosen:
-

Bernadette Rahajeng
Roy Anggoro

Davita Margareta Zacharias


15.I1.0017

7. DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A. dan S. Keman. 1998. Kimia Analisa Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Keenan, Charles W. et al. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Biosekta. Jakarta : EGC.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung. ITB.
Watson, David G. 2005. Pharmaceutical Analysis, 2e. Oxford: Elsevier Limited.

15

8. LAMPIRAN

8.1. Perhitungan
8.1.1. Standarisasi Larutan HCl Menggunakan Borax (Na2B4O7.10H2O)
E1)

Diketahui: Volume HCl I = 17,9 ml


Volume HCl II = 18 ml
Volume HCl rata-rata = 17,95 ml

I.

mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 17,9 X N HCl X

100
10

1250 x 2
386 x 17,9 x 10

N HCl = 0,04 N
II.

mgr . borax
BM
1250
386

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 18 X N HCl X

100
10

16

N HCl =

1250 x 2
386 x 18 x 10

N HCl = 0,04 N
III.

mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 17,95 X N HCl X

100
10

1250 x 2
386 x 17,95 x 10

N HCl = 0,04 N
E2)

Diketahui: Volume HCl I = 20 ml


Volume HCl II = 19,7 ml
Volume HCl rata-rata = 19,85 ml

I.

mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 20 X N HCl X

100
10

1250 x 2
386 x 20 x 10

N HCl = 0,03 N
II.

mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 =19,7 X N HCl X

100
10

1250 x 2
386 x 19,7 x 10

N HCl = 0,03 N
III.

mgr . borax
BM
1250
386

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 19,85 X N HCl X

100
10

17

N HCl =

1250 x 2
386 x 19,85 x 10

N HCl = 0,03 N
E3)

Diketahui: Volume HCl I = 21 ml


Volume HCl II = 21 ml
Volume HCl rata-rata = 21 ml

I.

mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 21 X N HCl X

100
10

1250 x 2
386 x 21 x 10

N HCl = 0,03 N
II.

mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 21 X N HCl X

100
10

1250 x 2
386 x 21 x 10

N HCl = 0,03 N
III.

mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 21 X N HCl X

100
10

1250 x 2
386 x 21 x 10

N HCl = 0,03 N
E4)

Diketahui: Volume HCl I = 19 ml


Volume HCl II = 19 ml
Volume HCl rata-rata = 19 ml

18

mgr . borax
BM

I.

1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 19 X N HCl X

100
10

1250 x 2
386 x 19 x 10

N HCl = 0,03 N
II.

mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 19 X N HCl X

100
10

1250 x 2
386 x 19 x 10

N HCl = 0,03 N
III.

mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 19 X N HCl X

100
10

1250 x 2
386 x 19 x 10

N HCl = 0,03 N
E5)

Diketahui: Volume HCl I = 23 ml


Volume HCl II = 21,5 ml
Volume HCl rata-rata = 22,25 ml

I.

mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 23 X N HCl X
1250 x 2
386 x 23 x 10

N HCl = 0,03 N

100
10

19

II.

mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp


100
10

X 2 = 21,5 X N HCl X
1250 x 2
386 x 21,5 x 10

N HCl = 0,03 N
III.

mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 22,25 X N HCl X

100
10

1250 x 2
386 x 22,25 x 10

N HCl = 0,03 N
E6)

Diketahui: Volume HCl I = 24 ml


Volume HCl II = 23 ml
Volume HCl rata-rata = 23,5 ml

I.

mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 24 X N HCl X

100
10

1250 x 2
386 x 24 x 10

N HCl = 0,03 N
II.

mgr . borax
BM
1250
386
N HCl =

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 23 X N HCl X
1250 x 2
386 x 23 x 10

N HCl = 0,03 N

100
10

20

III.

mgr . borax
BM
1250
386

X Val (Borax) = V HCl X N HCl x Fp

X 2 = 23,5 X N HCl X

N HCl =

100
10

1250 x 2
386 x 23,5 x 10

N HCl = 0,03 N
8.1.2. Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat
E1)

Diketahui: Volume NaOH I = 15,3 ml


Volume NaOH II = 16,6 ml
Volume NaOH rata-rata = 15,95 ml

I.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 15,3 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 15,3 x 10

N NaOH = 0,05 N
II.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 16,6 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 16,6 x 10

N NaOH = 0,05 N
III.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 15,95 X N NaOH X

N NaOH =

500 x 2
126 x 15,95 x 10

100
10

21

N NaOH = 0,05 N
E2)

Diketahui: Volume NaOH I = 15 ml


Volume NaOH II = 15 ml
Volume NaOH rata-rata = 15 ml

I.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 15 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 15 x 10

N NaOH = 0,05 N
II.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 15 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 15 x 10

N NaOH = 0,05 N
III.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 15 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 15 x 10

N NaOH = 0,05 N
E3)

Diketahui: Volume NaOH I = 14,5 ml


Volume NaOH II = 15 ml
Volume NaOH rata-rata = 14,75 ml

I.

mgr . oksalat
BM

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

22

500
126

100
10

X 2 = 14,5 X N NaOH X

N NaOH =

500 x 2
126 x 14,5 x 10

N NaOH = 0,05 N
II.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 15 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 15 x 10

N NaOH = 0,05 N
III.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 14,75 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 14,75 x 10

N NaOH = 0,05 N
E4)

Diketahui: Volume NaOH I = 14,25 ml


Volume NaOH II = 14,25 ml
Volume NaOH rata-rata = 14,25 ml

I.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 14,25 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 14,25 x 10

N NaOH = 0,06 N
II.

mgr . oksalat
BM

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

23

500
126

X 2 = 14,25 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 14,25 x 10

N NaOH = 0,06 N
III.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 14,25 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 14,25 x 10

N NaOH = 0,06 N
E5)

Diketahui: Volume NaOH I = 21,1 ml


Volume NaOH II = 22,2 ml
Volume NaOH rata-rata = 21,65 ml

I.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 21,1 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 21,1 x 10

N NaOH = 0,03 N
II.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 22,2 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 22,2 x 10

N NaOH = 0,03 N
III.

mgr . oksalat
BM

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

24

500
126

X 2 = 21,65 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 21,65 x 10

N NaOH = 0,03 N
E6)

Diketahui: Volume NaOH I = 17,8 ml


Volume NaOH II = 18,5 ml
Volume NaOH rata-rata = 18,15 ml

I.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 17,8 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 17,8 x 10

N NaOH = 0,04 N
II.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 18,5 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 18,5 x 10

N NaOH = 0,04 N
III.

mgr . oksalat
BM
500
126

X Val (oksalat) = V NaOH X N NaOH x Fp

X 2 = 18,15 X N NaOH X

N NaOH =

100
10

500 x 2
126 x 18,15 x 10

N NaOH = 0,04 N
8.1.3. Penetapan Kadar Kalium Bikarbonat dalam Soda
E1)

Diketahui: Volume HCl I = 39,2 ml

25

Volume HCl II = 39,6 ml


Volume HCl rata-rata = 39,4 ml
I.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

X 1 = 39,2 X 0,03 X

100
10

39,2 x 0,03 x 10 x 100,115


1

mg = 1177,35 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

1177,35
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 78,5 %

II.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

X 1 = 39,6 X 0,03 X

100
10

39,6 x 0,03 x 10 x 100,115


1

mg = 1189,37 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

1189,37
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 79,29 %

III.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115

X 2 = 39,4 X 0,03 X

100
10

26

mg =

39,4 x 0,03 x 10 x 100,115


1

mg = 1183,36 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

1183,36
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 78,9 %

E2)

Diketahui: Volume HCl I = 41,7 ml


Volume HCl II = 44,3 ml
Volume HCl rata-rata = 43 ml

I.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

X 2 = 41,7 X 0,03 X

100
10

41,7 x 0,03 x 10 x 100,115


1

mg = 1252,44 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

1251,44
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 83,50 %

II.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

X 2 = 44,3 X 0,03 X

44,3 x 0,03 x 10 x 100,115


1

mg = 1330,53 mg

100
10

27

Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

1330,53
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 88,70 %

III.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

X 2 = 43 X 0,03 X

100
10

43 x 0,03 x 10 x 100,115
2

mg = 1291,48 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

1291,48
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 86,10 %

E3)

Diketahui: Volume HCl I = 38,5 ml


Volume HCl II = 38,5 ml
Volume HCl rata-rata = 38,5 ml

I.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

X 2 = 38,5 X 0,03 X

38,5 x 0,03 x 10 x 100,115


2

mg = 1156,33 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

1156,33
1500

Kadar = 77,08 %

X 100%

X 100%

100
10

28

II.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

100
10

X 2 = 38,5 X 0,03 X

38,5 x 0,03 x 10 x 100,115


2

mg = 1156,33 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

1156,33
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 77,08 %

III.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

100
10

X 2 = 38,5 X 0,03 X

38,5 x 0,03 x 10 x 100,115


2

mg = 1156,33 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

1156,33
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 77,08 %

E4)

Diketahui: Volume HCl I = 16 ml


Volume HCl II = 16 ml
Volume HCl rata-rata = 116 ml

I.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115

X 2 = 16 X 0,03 X

100
10

29

mg =

16 x 0,03 x 10 x 100,115
2

mg = 480,55 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

480,55
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 32,04 %

II.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

X 2 = 16 X 0,03 X

100
10

16 x 0,03 x 10 x 100,115
2

mg = 480,55 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

480,55
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 32,04 %

III.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

X 2 = 16 X 0,03 X

16 x 0,03 x 10 x 100,115
2

mg = 480,55 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

480,55
1500

X 100%

X 100%

100
10

30

Kadar = 32,04 %

E5)

Diketahui: Volume HCl I = 8 ml


Volume HCl II = 10,5 ml
Volume HCl rata-rata = 9,25 ml

I.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

X 2 = 8 X 0,03 X

100
10

8 x 0,03 x 10 x 100,115
2

mg = 240,27 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

240,27
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 16,05 %

II.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

X 2 = 10,5 X 0,03 X

100
10

10,5 x 0,03 x 10 x 100,115


2

mg = 315,36 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

315,36
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 21,02 %

III.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

31

mg
100,115
mg =

X 2 = 9,25 X 0,03 X

100
10

9,25 x 0,03 x 10 x 100,115


2

mg = 272,82 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

277,82
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 18,52 %

E6)

Diketahui: Volume HCl I = 28,7 ml


Volume HCl II = 32,7 ml
Volume HCl rata-rata = 30,7 ml

I.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

X 2 = 28,7 X 0,03 X

100
10

28,7 x 0,03 x 10 x 100,115


2

mg = 861,99 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

861,99
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 57,47 %

II.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

X 2 = 32,7 X 0,03 X

32,7 x 0,03 x 10 x 100,115


2

100
10

32

mg = 982,13 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

982,13
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 65,48 %

III.

mg
BM

X Val = V HCl X N HCl x Fp

mg
100,115
mg =

X 2 = 30,7 X 0,03 X

100
10

30,7 x 0,03 x 10 x 100,115


2

mg = 922,06 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

922,06
1500

X 100%

X 100%

Kadar = 61,47 %

8.1.4. Penetapan Kadar Asam Asetat dalam Larutan Cuka


E1)

Diketahui: Volume NaOH I = 4,6 ml


Volume NaOH II = 4,5 ml
Volume NaOH rata-rata = 4,55 ml

I.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 4,6 X 0,05 X

mg =

100
10

4,6 x 0,05 x 10 x 100,115


2

mg = 138 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

X 100%

33

Kadar =

138
2500

X 100%

Kadar = 5,52 %

II.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 4,5 X 0,05 X

mg =

100
10

4,5 x 0,05 x 10 x 100,115


2

mg = 135 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

135
2500

X 100%

X 100%

Kadar = 5,4 %

III.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 4,55 X 0,05 X

mg =

100
10

4,55 x 0,05 x 10 x 100,115


2

mg = 136,5 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

136,5
2500

X 100%

X 100%

Kadar = 5,47 %

E2)

Diketahui: Volume NaOH I = 4,55 ml


Volume NaOH II = 4,3 ml
Volume NaOH rata-rata = 4,43 ml

I.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

34

mg
60
mg =

X 1 = 4,55 X 0,05 X

100
10

4,55 x 0,05 x 10 x 60
2

mg = 136,5 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

136,5
2500

X 100%

X 100%

Kadar = 5,46 %

II.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 4,3 X 0,05 X

mg =

100
10

4,3 x 0,05 x 10 x 60
2

mg = 129 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

129
2500

X 100%

X 100%

Kadar = 5,16 %

III.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 4,43 X 0,05 X

mg =

100
10

4,43 x 0,05 x 10 x 60
2

mg = 132,9 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

X 100%

35

Kadar =

132,9
2500

X 100%

Kadar = 5,32 %

E3)

Diketahui: Volume NaOH I = 3,6 ml


Volume NaOH II = 4 ml
Volume NaOH rata-rata = 3,8 ml

I.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 3,6 X 0,05 X

mg =

100
10

3,6 x 0,05 x 10 x 60
2

mg = 108 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

108
2500

X 100%

X 100%

Kadar = 4,32 %

II.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 4 X 0,05 X

mg =

100
10

4 x 0,05 x 10 x 60
2

mg = 120 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

120
2500

X 100%

X 100%

Kadar = 4,8 %

III.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

36

mg
60
mg =

X 1 = 3,8 X 0,05 X

100
10

3,8 x 0,05 x 10 x 60
2

mg = 114 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

114
2500

X 100%

X 100%

Kadar = 4,56 %

E4)

Diketahui: Volume NaOH I = 3,6 ml


Volume NaOH II = 3,6 ml
Volume NaOH rata-rata = 3,6 ml

I.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 3,6 X 0,06 X

mg =

100
10

3,6 x 0,06 x 10 x 60
2

mg = 129,6 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

129,6
2500

X 100%

X 100%

Kadar = 5,18 %

II.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 3,6 X 0,06 X

mg =

3,6 x 0,06 x 10 x 60
2

100
10

37

mg = 129,6 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

129,6
2500

X 100%

X 100%

Kadar = 5,18 %

III.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 3,6 X 0,06 X

mg =

100
10

3,6 x 0,06 x 10 x 60
2

mg = 129,6 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

129,6
2500

X 100%

X 100%

Kadar = 5,18 %

E5)

Diketahui: Volume NaOH I = 18 ml


Volume NaOH II = 17,5 ml
Volume NaOH rata-rata = 17,75 ml

I.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 18 X 0,03 X

mg =

100
10

18 x 0,03 x 10 x 60
2

mg = 324 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

X 100%

38

Kadar =

324
2500

X 100%

Kadar = 12,96 %

II.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 17,5 X 0,03 X

mg =

100
10

17,5 x 0,03 x 10 x 60
2

mg = 315 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

315
2500

X 100%

X 100%

Kadar = 12,78 %

III.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 17,75 X 0,03 X

mg =

100
10

17,75 x 0,03 x 10 x 60
2

mg = 319 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

319
2500

X 100%

X 100%

Kadar = 1278 %

E6)

Diketahui: Volume NaOH I = 15 ml


Volume NaOH II = 14,5 ml
Volume NaOH rata-rata = 14,75 ml

I.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

39

mg
60
mg =

X 1 = 15 X 0,04 X

100
10

15 x 0,04 x 10 x 60
2

mg = 360 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

360
2500

X 100%

X 100%

Kadar = 14,4 %

II.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 14,5 X 0,04 X

mg =

100
10

14,5 x 0,04 x 10 x 60
2

mg = 348 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

Kadar =

348
2500

X 100%

X 100%

Kadar = 13,92 %

III.

mg
BM

X Val = V NaOH X N NaOH x Fp

mg
60

X 1 = 14,75 X 0,04 X

mg =

100
10

14,75 x 0,04 x 10 x 60
2

mg = 354 mg
Kadar =

mgr
mgr . soda

X 100%

40

Kadar =

354
2500

Kadar = 14,16 %

8.2. Laporan Sementara

X 100%

Anda mungkin juga menyukai