Disusun oleh:
4.2 Pembahasan
Dalam percobaan kali ini, yang akan dibahas yaitu mengenai reaksi
asam dengan basa, dimana dalam prosesnya dilakukan dengan cara titrasi. Titrasi
merupakan pros edur yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan
dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan
sejumlah larutan yang ingin diketahui kadarnya. Pada percobaan yang dilakukan,
beberapa larutan yang bersifat asam dan basa direaksikan adalah Asam Oksalat
(sebagai larutan standar primer), Natrium Hidroksida (NaOH) dan Asam
Klorida (HCl).
Reaksi yang terjadi antara NaOH dengan asam oksalat adalah sebagai berikut : 2
NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2 H2O
Pada standarisasi NaOH terhadap asam oksalat indikator yang digunakan
adalah penolftalein atau PP 1 % , pada saat indikator ditambahkan warna larutan
tetap bening, setelah dititrasi dengan NaOH sebanyak 5 mL, pada ulangan ke 2
sebanyak 4,5 ml, larutan berubah menjadi warna pink atau merah muda.
Perubahan warna pada larutan disebabkan oleh resonansi isomer electron.
Berbagai indicator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda,sehingga
menunjukan warna pada range pH yang berbeda. Indikator penolftalein adalah
indikator yang dibuat dengan kondensasi anhidrida fthalein dengan fenol.
Standarisasi NaOH dengan larutan HCl
Reaksi yang terjadi antara NaOH dengan HCl adalah sebagai berikut : NaOH + HCl
NaCl + H2O
Pada standarisasi NaOH terhadap HCl indicator yang digunakan adalah
penolftalein atau PP 1 %, pada saat indicator ditambahkan warna larutan tetap
bening,setelah dititrasi dengan NaOH sebanyak 0,1 ml, pada ulanganke 2 sebanyak
0,11 ml, larutan berubah menjadi warna pink atau merah muda. Perubahan warna
pada larutan disebabkan oleh resonansi isomer electron. Berbagai indicator
mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda, sehingga menunjukan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Untuk mengetahui kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan
larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan kadar suatu larutan basa dapat
ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya.
2. Pada standarisasi larutan NaOH terhadap asam oksalat dan NaOH terhadap
HCl indicator yang digunakan adalah penolphtalein atau PP 1 % sebanyak 1
ml, dengan demikian didapat bahwa molaritas NaOH yang terpakai sebanyak
0,1 M dan molaritas HCl sebanyak 0,095 M.
5.2 Saran
Praktikan harus hati-hati dan memperhatikan dengan teliti pada saat
menghitung banyak larutan yang dimasukkan dalam buret dan pada saat larutan
dialirkan, berapa banyak larutan yang dikeluarkan dan untuk ko-ass pada saat
menjelaskan jangan terlalu cepat serta tidak ribut.
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, F., Nora, I., dan Lia, D. 2016. Ekstrak Metanol Buah Lakum (Cayratia
trifolia (L.) Domin) sebagai Indikator Alami pada Titrasi Basa Kuat Asam
Kuat. JKK, 5(4): 74-78.
Marzuki, H. & R. T. Astuti. (2017). Analisis Kesulitan Pemahaman Konep pada
Materi Titrasi Asam Basa Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Kimia, 1(1).
Pratiwi, N.K., Redhana, I.W., & Maryam, Siti. (2014). Buku pedoman
PraktikumKimiaRamah Lingkungan untuk Pembelajaran Kimia SMA. e-
Journal Pendidikan Ganes ha. 2(1) : 66-75.
Ratnasari, S., Dede, S., dan Vina, A. 2016. Studi Potensi Ekstrak Daun Adam Hawa
(Rhoeo discolor) sebagai Indikator Titrasi Asam-Basa. Chimica et Natura
Acta, 4(1): 39-46.
Waty, J., & Hasby. (2020). Analisis aktivitas antosianin dari buah senggani
(Melastoma candidum L.), kulit kopi (Coffea arabica L.) dan ubi jalar ungu
(Ipomea batatas L.) sebagai indikator asam basa. Katalis: Jurnal Penelitian
Kimia Dan Pendidikan Kimia, 3(2), 1–6.