Oleh :
Kelompok 3
Charles
(1400810049)
Claresta
Frederica
(1400810030)
Claudia Natalica (1400810067)
Daniesa Putri Widodo (1400810079)
Willianto (14008100)
Pendahuluan
Asam Asetat adalah komponen utama yang terdapat dalam cuka. Cuka
merupakan hasil reaksi oksidasi etanol yaitu:
CH3CH2OH(aq) + [O] -> CH3CO2H(aq)
Pada praktikum ini teknik yang dipakai adalah titrasi untuk menentukan
konsentrasi asam asetat dalam cuka komersil. Dipilihnya penggunaan cuka
komersil karena cuka merupakan bahan pangan yang sering digunakan
untuk kebutuhan memasak hal tersebut membuat cuka komersil sering
dipakai dan dikonsumsi. Selain penggunaan cuka yang sering, praktikum ini
ingin melihat apakah kadar asam asetat pada cuka komersil benar atau
salah. Pada praktikum ini menggunakan proses titrasi larutan yang sudah
diketahui konsentrasinya sebagai titer, dan konsentrasi yang akan dicari
sebagai analit (NaOH).
Natrium hidroksida adalah senyawa yang tergolong dalam basa kuat yang
sangat mudah larut dalam air. Biasanya disebut sebagai soda kaustik karena
sifatnya yang panas dan licin jika terkena kulit. NaOH merupakan senyawa
ionic yang memiliki titil lebur 3180C dan titik didih 13900C. NaOH sangat
mudah larut dalam air dan kelarutannya bersifat eksotermis (melepaskan
kalor dari sistem ke lingkungan). NaOH sering digunakan dalam percobaan
praktikum asam basa. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa basa NaOH
sangat mudah larut. Selain itu, NaOH juga banyak digunakan sebagai
standar sekunder pada eksperimen titrasi asam basa. Akan tetapi,
penyimpanan larutan NaOH yang telah distandarisasi harus dalam ruang
tertutup karena sifat NaOH yang bersifat higroskopis membuat larutannya
juga mudah untuk menyerap gas CO2 dalam atmosfer. Hal ini akan
mempengaruhi konsentrasi larutan NaOH sendiri (Overton, 2003)
Fenolftalein adalah salah satu indikator asam basa sintetik yang
memiliki rentang pH antara 8,00 10,0. Pada larutan asam dan netral,
fenolftalein tidak berwarna. Sedangkan bila dimasukkan ke dalam larutan
basa, warnanya akan berubah menjadi merah. (Irayanti, 2013)
Teori titrasi asam basa digunakan untuk mencari titik ekivalen dari larutan
basa lemah. Bahan yang dipakai dalam percobaan ini adalah larutan NaOH
sebagai titran, larutan KC8H15O4 dalam proses standarisasi NaOH 0.1 M,
serta larutan asam cuka. Penentuan titik ekivalen didapatkan dengan
meneteskan 2 tetes fenolftalein sehingga larutan dapat berubah warna
menjadi merah muda saat pH sudah menjadi basa.
Penentuan kadar asam asetat dalam praktikum ini juga menggunakan
analisa volumetri. Analisa volumetri adalah pengukuran volume suatu
Tujuan Praktikum:
Neraca analitik
2. Bahan :
Larutan NaOH 1 M
Aquades
Sampel cuka
Prosedur
Pada praktikum yang dilakukan, terjadi beberapa perubahan prosedur kerja
bila dibandingkan dengan prosedur kerja yang tertulis pada modul :
1. Pengenceran 10x larutan NaOH 1 M dan pembuatan larutan KC8H15O4
tidak dilakukan karena telah disediakan oleh asisten laboratorium.
2. Memindahkan Larutan KC8H15O4 yang telah disediakan ke dalam labu
Erlenmeyer dan tambahkan 2 tetes indikator warna fenolftalein.
3. Larutan NaOH 0.1 M yang telah tersedia digunakan untuk mentitrasi
larutan KC8H15O4
Volume KC8H5O4
10 mL
10 mL
10 mL
Volume NaOH
24.3 mL
24.7 mL
24.2 mL
Volume NaOH
24.7 mL
23.2 mL
23 mL
%
asam cuka 10
1.049 g/mL x 10
%(v/v) = 26.33 %
Kesimpulan
Perhitungan konsentrasi cuka menggunakan metode titrasi dengan
larutan NaOH 0.1 M. Cuka yang diuji mempunyai konsentrasi sebesar 26.33
%, dimana persentase ini cukup jauh dengan persentase cuka yang tertera
dalam botol cuka makanan yaitu sebesar 25%. Sehingga konsentrasi cuka
dalam makanan tidak sesuai dengan konsetrasi pada perhitungan diatas. Hal
tersebut dapat disebabakan oleh berbagai faktor seperti.
1. Pengamatan perubahan warna yang tidak sesuai dengan titik ekivalen
sehingga melebihi nilai titik ekivalen
2. Penggunaan larutan KC8H15O4 dan NaOH tidak tepat 10 mL
3. Kesalahan volume NaOH dalam buret
4. Proses titrasi yang dilakukan terlalu cepat atau terlalu lambat
5. Keran titrasi yang kurang diberi vaseline sehingga terjadi penetesan
dari luar keran (bocor)
Daftar Pustaka
Overton, G.-r. C. a. T., 2003. Descryptive Inorganic Chemistry. 3rd. New York:
Freeman and Company.
Iriyanti,N.,
2012.[Online]
Available
at:
http://bisakimia.com/2013/11/09/indikator-asam-basa/
[Diakses 13 April 2015].
R.A.Day, J. &. (2001). QUANTITATIVE ANALYSIS sixth Edition. Penerbit
Erlangga
TimDosenKimiaAnalitik.(2014).
Modul 1: Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Makan (Titrasi Asam
Basa). Serpong
Lampiran
Gambar
1.2
Hasil
4
204,22 /
= 0,406410 = 0,04064
0,04064 x 100 ml = 5 ml x
= 0, 8 ( konsentrasi CH3COOH sebelum diencerkan)
titrasi
cuka
%(v/v) =
asam cuka 10 %