CATATAN PASKAHRANI
Apa saja yang bisa saya bagikan disini semoga dapat bermanfaat bagi kalian semua
^_^
HOME
TULISAN
KISAHKU
CERITA
CERPEN ANAK
KULIAH
Sharing is caring!
Facebook
Twitter
Google+
Pinterest
Tujuan
Pendahuluan
Didalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar. Aktivitas mengukur
menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang
dipelajari. Mengukur juga dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu
fenomena atau permasalahan secara kualintatik. Apabila dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar
pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukung.
Dengan pengukuran ini akan diperoleh data-data numerik yang menunjukkan karakteristik dari
permasalahan tersebut. Tetapi karena berbagai sebab tidak mungkin kita dapat mengetahui hasil dari
pengukuran tersebut secara eksak, karena hasil pengukuran selalu mengandung ketidakpastian maka hasil
dilaporkan sebagai suatu bilangan lengkap dengan batas toleransi.
Dilihat dari sisi tersebut dapat dikatakan bahwa karakteristik dari permasalahan tersebut diantaranya
adalah pada saat melakukan pengukuran, pembacaan hasil ukuran sering dilakukan dengan pengiraan,
yaitu jika saat mengukur alat pengukur tersebut tidak tepat pada suatu garis skala. Hal itu menyebabkan
ketidakpastian yang disebut ralat pembacaan. Kemudian sebelum pengamatan harus disesuikan terlebih
dahulu dan penyesuain tersebut tidak mungkin kita lakukan dengan sempurana, ini disebut dengan ralat
penyesuaian. Selain itu apabila hasil pengukuran saru besaran dengan dua cara yang berbeda dapat berbeda
juga dan ini disebut ralat sistematis. Dengan salah satu argumen diatas, dapat kita ketahui bahwa betapa
penting dan dibutuhkannya aktivitas pengukuran dalam ilmu fisika untuk memperoleh hasil atau data dari
suatu pengukuran yang akurat dan dapat dipercaya.
Bahan dan Metode
Bahan
o Balok alumunium
o Penggaris
o Jangka sorong
o Buret 50 ml.
o Neraca pegas
o Neraca beban atas
o Neraca Mettler
o Micrometer skrup
o Tali
Metode
1. Diukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga
kali dan dicatat hasilnya.
2. Diukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan sebanyak
tiga kali dan dicatat hasilnya.
3. Diukur volume air buret dari atas, tengah dan bawah. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dan
dicatat hasilnya.
4. Diukur massa balok menggunakan neraca pegas. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dan dicatat
hasilnya.
5. Diukur massa balok menggunakan neraca beban atas. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dan
dicatat hasilnya.
6. Diukur massa balok menggunakan neraca mettler. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dan
dicatat hasilnya.
Diukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan micrometer skrup. Pengukuran dilakukan sebanyak
tiga kali dan dicatat hasilnya.
Hasil Percobaan
I II III
I II III
I II III
I II III
I II III
I II III
I II III
Jawab Pertanyaan
1. a. Pengukuran p, l dan t dari balok alumunium menggunakan penggaris
ketelitian = 0,1 cm
I II III Rata-rata
I II III Rata-rata
I II III Rata-rata
I II III Rata-rata
(iiii) Dari perhitungan ralat dalam kerapatan yang paling banyak menyumbangkan terhadap ralat tersebut
adalah massa. Karena dalam perhitungan ini kemungkinan alat ukur penggaris dan massa berbeda.
Ketelitiannya pun berbeda dan jika dilihat dalam ketelitiannya jangka sorong lebih teliti dalam penggaris,
tetapi bisa saja hasilnya berbeda karena beberapa faktor seperti kesalahan dalam menetukan ketelitian
setiap alat ukur.
g. Pengukuran volume lebih dulu diperbaiki, karena dalam perhitungan volume lebih dominan dalam
mempengaruhi hasil dari nilai kerapatan.
8. Pada arus listrik (I) = (2,7 ± 0,2) A, hambatan (R) = (57 ± 1) W, waktu (t) = 4 menit ± 5 detik = (240 ±
5) detik dan 1 joule = 0,24 kalori dapat dihitung sebagai berikut :
a. Kalor yang dilepas:
W = I2 R t = (2,7)2 57 240 = 99.727,2 J
q = W 0,24 kalori = 99.727,2 0,24 kalori
= 23.934,528 kal = 23,93 kkal
= I2R.T + 2IR.TI + I2 RT
= [(2,7)2 1 240] + [2 2,7 57 240 0,2] + [(2,7)2 57 5]
= 1749,6 + 14774,4 + 2077,65 = 18601,65 J
Δq = 18601,65 0,24 kal = 4464,396 kal = 4,46 kkal
Jadi notasi pada Kalor yang dilepas = |23,93 ± 4,46|kkal
b. Syarat praktis yang hrus dipenuhi untuk pendekatan ini adalah sebagai berikut
= I2R.T + 2IR.TI + I2 RT
= [(2,7)2 1 240] + [2 2,7 57 240 0,2/10] + [(2,7)2 57 5]
=1749,6 + 1477,44 + 2077,65 = 50.304,69
Δq = 50.304,69 0,24 = 1273,1256 kal = 1,27 kkal
Jadi notasi pada kalor yang dilepas = (23,93 ± 1,27) kkal.
9. a. Kerapatan balok alumunium pada latihan 6 dengan metode diferensial total:
(F ± 1)/N (l ± 0,05.10-3)/m
5 0.25
10 0.40
15 0.60
20 0.75
25 1.10
30 1.45
12. Kemiringan rata-rata dengan data bagian ln K antara 1,6 dan -2,0 sebagai berikut :
Sehingga catatan tersebut sudah masuk akal, karena memang benar semakin panjang garis lurus yang
digunakan untuk menentukan kemiringan, makin kecil ralat pembacaannya.
13. a Karena pada 8.5.1 digunakan untuk menentukan kemiringan rata-rata dan mempunyai arti fisis yang
berarti. Selain itu untuk membuat grafik menggunakan satu garis lurus yang panjang supaya ralat
pembacaannya semakin kecil dan nilai yang berada di luar garis tidak diperhitungkan atau diabaikan.
Sedangka pada 8.5.2 digunakan untuk menentukan ralat dalam kemiringan dan yang membuat berbeda
adalah untuk membuat grafik pada 8.5.2 ini digunakan dua garis yang berbeda yaitu garis yang paling
curam dan yang paling landai.
5 31.9 0.4
10 33.1 1.6
15 33.7 2.2
20 35.9 4.4
25 36.8 5.3
30 37.5 6.0
c. Menurut teori berlaku suatu persamaan Dl = km dengan k tetapan pegas, persamaan tersebut didapat dari
grafik:
(i) Nilai dan satuan dari k
(ii) Ralat dari nilai k berdasarkan nilai kemiringan maksimal dan minimal yang mungkin berdasarkan letak
titik ukur dan ralat dalam letak titik ukur ini:
Ralat k: (0,180 ± 0,037) cm/gr
d. Ralat sistematis, dari grafik saat m = 0 danDl ¹ 0:
y = ax + b
Dl = k.m + b
untuk m = 0, Dl = – 0,2 (dari grafik)
Dl = k.m + b
-0,2 = k.0 + b
b = -0,2 , sehingga persamaan lain supaya ralat sistematis tidak ada: Dl = k.m –0,
e. Arti fisis dari suku-suku yang diturunkan adalah Dl = k.m, dengan pengertian :
Dl : rata-rata perubahan panjang setiap perubahan massa tertentu
k : konstanta pegas yang digunakan
m : massa yang diukur
f. Jika sebuah jeruk dipasang pada pegas ini, dengan panjang pegas = 37.3 cm dan
Dl = 37.3 – 31.5 = 5,8 cm, maka didapat hasil sebagai berikut :
(i) Dl = 5.8 cm maka m = 27.5 gr atau m = (27,5 ± 0,2) gr
(ii) massa jeruk menurut rumus:
g. Dari kedua cara penentuan massa jeruk maka yang lebih mudah digunakan dengan melihat pada grafik,
tetapi cara ini tidak cukup teliti, sehingga lebih baik juga diimbangi dengan menggunakan rumus, supaya
hasil yang didapat akan lebih teliti dan tepat.
15. Pengukuran p, l dan t balok dengan micrometer skrup (ketelitian = 0,001 cm)
I II III Rata-rata
L =lxt
= (1,987 x 1,990) cm2
16. Pengukuran massa balok dengan neraca mettler (ketelitian = 0,0001 gr)
I II III Rata-rata
Pembahasan
Dari data percobaan yang telah dilakuakan dan hasil perhitungan diatas, nilai ralat dapat ditentukan dari
hasil pengukuran dan angka penting sesuai pada jumlah desimal pada setiap pengukuran, itu menunjukkan
ketelitian dari masing-masing alat ukur yang digunakan. Maka dari itu perlu dituliskan ralat dan penulisan
ralat yang benar pada setiap pengukuran.
Pada penggunaan alat ukur penggaris dan jangka sorong, dalam pengukuran lebih teliti menggunakan
jangka sorong, karena pada jangka sorong angka-angka pada alat tersebut ditunjukkan dengan jelas,
sehingga apabila pengukuran tersebut tidak pada bilangan bulat maka dapat diketahui dengan jelas
bilangan desimalnya, selain itu terlihat juga dari ketelitian jangka sorong. Ketelitian jangka sorong lebih
tinggi dari penggaris. Sehingga penulisan ralat pada Penggaris dan Jangka sorong dituliskan sebagai
berikut :
Pada pembacaan buret, dilakukan dari atas tengah dan bawah. Hal ini dilakukan karena dalam menentukan
pembacaan volume yang tepat selalu mengandung ketidakpastian sehingga untuk mendapatkan hasil yang
tepat dilakukan pembacaan dari atas, tengah dan bawah. Maka dari itu dari pembacaan buret tersebut
didapat data-data yang digunakan untuk menentukan ralat penyesuaian. Nilai ralat penyesuaia yang didapat
dari perhitungan diatas adalah Ralat Paralaks ( penyesuaian) = (26,1±0,25)ml
Selain itu kita juga melakukan pengukuran volume dan kerapatan dari balok alumunium dengan melihat
panjang, lebar dan tinggi dari balok tersebut. Untuk mendapatkan nilai dari volume dan kerapatan balok
kita menggunakan alat ukur yaitu neraca pegas, neraca beban atas. Perhitungan tersebut dilakukan dengan
ralat mutlak, ralat nisbi dan ralat kerapatan.Dalam perhitungan tersebut yang paling mudah digunakan
untuk perhitungan adalah ralat mutlak karena rumus yang digunakan lebih sederhana dan mudah dipahami
sehingga hasil yang didapat kemungkinan lebih tepat sehingga kesalahan dalam perhitungan dapat
dihindari.
Untuk membuat grafik, kita harus memperhatikan kaidah-kaidah seperti berikut:
(1) Memenuhi kaidah “angka tidak berdimensi”.
(2) Memenuhi dan sesuai pada hukum Hooke
(3) Sesuai dengan apa yang harus disisipkan dan ditambkahkan
(4) Memenuhi kaidah meluruskan (melinierkan) grafik.
Apabila sudah sesuai dengan kaidah-kaidah tersebut setidaknya grafik yang kita buat sudah benar dan
tepat. Selain itu, untuk mempermudah membuat grafik, terlebih dulu membuat tabel, kemudian
menentukan skala yang tepat sehingga saat dibaca, grafik akan lebih mudah dipahami. Dari grafik tersebut
kita dapat menetukan nilai dari kemiringan rata-rata yang dicari dengan teori yang berlaku dan nilai yang
tercuram dan terlandai.
Untuk pengukuran dengan menggunakan micrometer skrup dan neraca mettler, data yang didapat sudah
sesuai dengan ketelitian yang pada alat ukur tersebut sehingga hanya perlu menuliskan notasi ralat pada
pengukuran tersebut. Notasi ralat yang dtuliskan sebagai berikut :
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sebagian besar mahasiswa atau praktikan sudah mampu menggunakan alat ukur yang digunakan.
2. Terdapat beberapa ralat yang digunakan, tetapi ralat yang digunakan lebih dominan pada ralat mutlak
dan ralat nisbi.
3. Dalam pengukuran terdapat ketidakpastian sehingga perlu dituliskan dalam notasi ralat yang sebagai
berikut :
4. Dalam membuat grafik, sebagian besar sudah sesuai pada kaidah-kaidah yang ada, hanya saja ada
beberapa yang belum sesuai, yaitu belum sesuia dengan hukum Hooke.
Daftar Pustaka
MAJU
RUMAH
ANALYTICS
SESI
UNGG AH
1
DIUNGGAH OLEH
Imam Budiyanto
VIEWS
INFO
lebih
UNDUH
spesifik, tetapi
tidak mungkin
menghasilkan
pengukuran yang
tepat.
1.2.1.2 Akurasi
Keakurasian
pengukuran harus
dicek dengan cara
membandingkan
terhadapnilai
standar yang
ditetapkan. Keaku
rasian alat ukur
juga harus
diperhatikan
secara periodik
dengan metode
kalibrasi dua titik.
1.2.1.3 Satuan
Pengukuran
Dalam kehidupan
sehari-hari
mungkin anda
menemui satuan-
satuan
berikut:membeli
air dalam galon,
minyak dalam
liter, dan diameter
pipa dalam
inchi.Satuan-
satuan di atas
merupakan
beberapa contoh
satuan dalam
systemInggris
(British). Selain
satuan-satuan di
atas masih ada
beberapa satuan
lagidalam sistem
Inggris, antara
lain ons, feet,
yard, slug, dan
pound. Setelah
abadke-17,
sekelompok
ilmuwan
menggunakan
sistem ukuran
yang mula-
muladikenal
dengan nama
sistem Metrik.
Pada tahun 1960,
sistem
Metrikdipergunak
an dan diresmikan
sebagai Sistem
Internasional
(SI)m,
karenasatuan-
satuan dalam
system ini
dihubungkan
dengan bilangan
pokok 10sehingga
lebih
memudahkan
penggunaannya.G
ambar 1.1. Tabel
Besaran Pokok
Beserta
Satuannya(Sumbe
r:
http://3.bp.blogsp
ot.com/-
6zqXSydv7UE/U
xUI1qK0HpI/AA
AAAAAAAFU/t-
8ibeDXFms/s160
0/besaran_pokok.
png)
Gambar 1.2.
Tabel besaran
turunan berserta
dimensi dan
satuannya(Sumbe
r:
http://2.bp.blogsp
ot.com/-
oyOwbetBPoc/U
Bo1kHbd5cI/AA
AAAAAADjg/To
BYbN--
ljQ/s400/tabel+be
saran+turunan.gif
)SI juga tetap
mengakui satuan
–
satuan diluar
satuan dasar
karena satuan-
satuan itu masih
dipergunakan
secara luas. SI
merupakan sistem
yang
mudahdipakai
karena sistem itu
menyediakan
sejumlah awalan
yang
menyajikankuanti
ta yang lebih
besar atau lebih
kecil dari
kuantitas baku.
Besaran
yanglebih besar
merupakan
kelipatan dari
sepuluh, dan
besaran yang
lebih
kecilmerupakan
pecahan desimal.
Tabel 3, di bawah
ini menunjukkan
awalan-awalan
dalam system
Metrik yang
dipergunakan
untuk menyatakan
nilai-nilaiyang
lebih besar atau
lebih kecil dari
satuan dasar.
(Munadi,S.Dkk.1
988)
1.2.1.4 Alat ukur
Macam-Macam
Alat Ukur dan
Kegunaannya
–
Guna
menentukan nilai
dari luas, entah itu
ukuran pokok
atau turunan
besar. Pengukuran
dengan perasaan
atau perasaan itu
tidak
jelassah. Untuk
menentukan nilai
dari
nilai-nilai dengan
presisi diperlukan
untuk mengukur
yang sesuai
dengan
jenis besarannya.
(Munadi, S.1981)
1.2.2 Mikrometer
Bagian-Bagian
Mikrometer.Gam
bar 1.3. Bagian
-
bagian
mikrometer(Sumb
er:http://smkypfat
ahillahclg.blogspo
t.com/2011/06/fu
ngsi-dan-
bagianmikromete
er.html)Bagian-
bagian
mikrometer:1.
Landasan2.
Rahang ukur3.
Poros Geser4.
Klem5. Tabung
ukur6. Tabung
Putar (Timble)7.
Skala Nonius8.
Skala ukuran9.
Ratset10. Rangka
atau Bingkai
1.2.2.1 Bentuk Mi
krometer
Mikrometer
dilengkapi dengan
bentuk yang
bermacam-
macam,disesuaika
n dengan
fungsinya. mikro
meter luar
memiliki
bentukrangka
menyerupai huruf
C
DENGAN rahang
ukur ya ng
DAPAT
di GeserATAU di
SETEL Dan
dilengkapi
DENGAN skala
Anda ukuran,
skala Anda
Nonius
tabung putar, Dan
ratset seperti
terlihat PADA
gambar Diatas.
1.2.2.2 Fungsi Mi
krometer
Mikrometer
adalah alat
pengukuran
presisi dengan
ketelitian yang
akuratdan
akurat. Benda
kerja adalahhasil
dari pekerjaan
pemesinan,
misalnya
produkdari
pekerjaa mesin
bubut, mesin
frais, mesin
gerindra dan
semacamnya.Kete
litian dari
mikrometer dapat
mencapai angka
0,10 mm sd
0,001mm. Mikro
meter terbuat dari
bahan yang cocok
dengan
pengerjaanyang
sangat teliti dan
standar.
1.2.3 Mikrometer
dalam tiga
kaki (Holtest,
Triobor)
Mikrometer
dalam tiga kaki
untuk mengukur
diameter dalam
cermat,karena
kedudukan
mikrometer selalu
tetap ditengah
lingkaran.Keteliti
annya mencapai
0,005
mm. (Rochim,
Taufiq.2004) Ga
mbar 1.4.
Micrometer Tiga
Kaki
Triobor(Sumber
: http://www.msi-
viking.com/assets
/images/78xtz-
1.jpg)
1.2.4 Jangka Soro
ng
Ketelitian
pengukuran
sangat diperlukan
dalam mendesain
sebuah
alat.Kekurangtelit
ian sering kali
membuat alat
tersebut tidak
berfungsioptimal
atau bahkan tidak
berfungsi sama
sekali. Contoh
sekrup yangakan
dipakai memiliki
diameter tidak
sama dengan
pasangannya,wala
upun selisih 0,01
mm maka
keduanya tidak
dapat dirangkai
dengan baik.
Kalau
komponen sekrup
ini dipasang pada
mobil, tentunya
mobiltidak akan
berfungsi dengan
normal, bahkan
bisa menimbulkan
kecelakaan.
Jangka sorong
dan mikrometer
sekrup adalah alat
yangdapat
digunakan untuk
mengukur
panjang sebuah
benda
denganketelitian
yang sangat
bagus. Jangka
sorong memiliki
batas
ketelitian0,05
mm, artinya
ketepatan
pengukuran alat
ini bisa sampai
0,05 mmterdekat.
Jangka Sorong
memiliki
duamacam skala :
Skala Utama
(dalam satuan cm)
Skala Nonius
(dalam satuan
mm)Gambar 1.6.
Cara membaca
Skala Jangka
Sorong(Sumber
: http://masahyat3
2.blogspot.com/2
012/10/membaca-
alat-ukur-
jangkasorong-
dan_4461.html) G
ambar 2.3 Cara
membaca Skala
Jangka
Sorong(Sumber
: http://masahyat3
2.blogspot.com/2
012/10/membaca-
alat-ukur-
jangkasorong-
dan_4461.html)
BLOG#GOBLOG
TELUSURI
Contoh Laporan
Praktikum Pengukuran
(FISIKA)
November 18, 2015
Assalamu'alaikum . . .
pada postingan kali ini saya memposting salah satu contoh laporan praktikum fisika yang berjudul pengukuran,
sebenernya laporan ini udah lama saya buat, kira kira setahun yang lalu lah, tapi waktu itu saya belum punya blog,
jadi belum bisa berbagi sama agan agan sekalian, tapi sekarang mumpung udah punya blog, saya akan berbagi
LAPORAN PRAKTIKUM
Judul : Pengukuran
A. Landasan Teori
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran
yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu
yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran,
2. Kelereng
3. Kawat Tembaga
4. Kertas
5. Mikrometer sekrup
6. Penggaris/mistar
C. Langkah Kerja
1. Identifikasikanlah peralatan yang diperlukan dalam percobaan berikut
ini.
NO GAMBAR KETERANGAN
Ketelitian 0,1 mm ,
Ketelitian 0,01 mm ,
Ketelitian 1 mm
berbeda.
dilakukan.
1 17.2 mm 17,24 mm
2 17.2 mm 17,27 mm
3 17.2 mm 17,18 mm
4 17.2 mm 17,33 mm
1 0,3 mm 0,26 mm
2 0,3 mm 0,26 mm
3 0,3 mm 0,26 mm
4 0,3 mm 0,26 mm
1 0,9 mm 0,7 mm
2 0,9 mm 0,7 mm
3 0,9 mm 0,7 mm
4 0,9 mm 0,7 mm
E. Analisis data
1. Dari hasil pengukuran panjang kayu,alat ukur manakah yang lebih teliti
2. Pada saat mungukur panjang balok kayu posisi mata mana yang paling
3. Dari hasil pengukuran diameter kelereng, alat ukur manakah yang lebih
alat ukur yang tersedia adalah mistar, jangka sorong dan micrometer
sekrup. Alat ukur manakah yang akan anda gunakan ? Mengaka demikian
dengan ketelitian 1mm dan Jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm.
3. Ketelitian pengukuran bias terlihat dari skala alat ukur yang digunakan.
atau akurat .
oke, demikian lah contoh laporan praktikum ini, mohon maaf apabila
Label
Pendidikan
LABEL: PENDIDIKAN
BERBAGI
Komentar
Otak kita tidak didesain untuk menghafal catatan linear alias runtut ke
penulis dan bintang televisi terkenal dari Inggris.Sistem ini jauh lebih
efektif dari sistem mencatat linear yang selama ini kita lakukan sejak
menggunakan urutan nomor dan angka ternyata tidak sesuai dengan cara
bekerja otak kita. Mencatat secara linear berarti menggunakan cara kerja
Karena cara kerjanya yang sesuai dengan cara kerja otak manusia,
l…
BERBAGI
POSTING KOMENTAR
BACA SELENGKAPNYA
Assalamu'alaikum wr wb
Bismillah. . . Pada postingan saya yang pertama kaliini adalah tentang ciri
timbul rasa ingin tahu saya terhadap ciri ciri virus ini dan juga cara
Setelah menginfeksi komputer anda, dia akan membuat file induk dengan
membuat file autorun.inf pada setiap drive dan folder anda. dan biasanya
merupakan file cache dari komputer anda yang asli. Jika thumb.db
merupakan database dari virus. hati-hati dengan perbedaan nama yang
akan mengelabuhi anda.)Untuk menjebak korban, virus ini akan membuat
ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil percobaan praktikum I, mengenai pengukuran jangka sorong
dapat mengukur besaran lebar dasar statif, diameter lubang statif, kedalaman lubang dasar
statif, dan diameter lubang statif. Dalam jangka sorong cara untuk menentukan nilai suatu
garis skala nonius adalah dengan membandingkan jumlah garis garis skala nonius dengan
nilai satu skala utama.
KESIMPULAN
1. Jangka sorong lebih tepat jika digunakan untuk mengukur tebal dan
mikrometer sekrup lebih tepat untuk mengukur diameter benda.
2. Pada jangka sorong skala yang digunakan ada 2, yaitu skala nonius, dan
skala utama.
3. Mikrometer sekrup memiiki tingkat ketelitian 0.01 mm dan jangka sorong yaitu
0.05 mm.
4. Dalam melakukan pengukuran dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam
menentukan skala alat dasar fisika.
5. Apabila hasil dari perhitungan 🔺L atau 🔺D adalah 0, maka hasil dari
percobaaan tersebut benar.