Anda di halaman 1dari 38

Minggu, 16 Desember 2012

laporan praktikum fisika kalorimeter FKP

I. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari cara kerja kalorimeter
2. Menentukan kalor lebur es
3. Menentukan kalor jenis berbagai logam (tembaga)

II. Tinjauan Teori


Kalor merupakan suatu energi yang berpindah dari benda bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah. Benda yang menerima kalor, suhunya akan atau
wujudnya berubah. Benda yang melepas kalor, suhunya akan turun atau wujudnya
berubah. Jika suatu benda menerima atau melepaskan kalor maka temperatur zat
tersebut akan berubah. Besar perubahan temperatur pada benda dapat ditentukan
besarnya sesuai dengan besarnya kalor yang diserap atau yang dilepas benda.
Kalor jenis suatu benda merupakan karakteristik benda yang mengaitkan kalor
yang diserap dengan perubahan temperatur pada benda.
Kalorimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kalor.
Kalorimeter, yang menggunakan teknik pencampuran dua zat dalam suatu wadah,
umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Bebrapa jenis
kalorimeter yang sering dipakai antara lain, kalorimeter aluminium, kalorimeter
elektrik, kalorimeter gas, dan kalorimeter bom.
Menentukan kalor jenis suatu zat dengan kalorimeter, dapat digunakan
hukum kekekalan energi atau asas black. Jika kalor jenis suatu zat diketahui, kalor
jenis zat lain yang dicampur dengan zat tersebut dapat dihitung. Dengan
menggunakan kalorimeter bom, nilai suatu energi makanan dapat diukur.
Sedangkan dengan menggunakan kalorimeter gas jumlah energi yang terkandung
dalam bahan bakar fosil dapat diketahui.
Bila dua benda atau lebih mempunyai suhu yang berbeda-beda dan saling
bersinggungan, maka akhirnya kedua benda tersebut akan berada dalam
kesetimbangan (mempunyai suhu yang sama). Hal ini terjadi disebabkan karena
adanya perpindahan kalor di antara benda-benda tersebut. Benda yang suhunya
tinggi melepaskan kalor, sedangkan benda yang suhunya rendah akan menyerap
kalor. Jumlah kalor yang dilepas dan diterima telah dinyatakan oleh Joseph Black
dalam suatu azas yang disebut “asas Black” atau hukum pertukaran panas. Kalor
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu kalorimeter sebesar 1 pada air dengan
massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri. Rumusnya dapat diformulasikan
sebagai berikut:

Dimana : massa air panas


massa air dingin
c = kalor jenis air
= suhu air panas

= suhu air campuran


C = kapasitas kalorimeter
= suhu air dingin
“Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan”.
Untuk menghitung banyaknya kalor yang diterima atau dilepas, dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana : Q = Jumlah kalor yang diperlukan ( kalori )


m = massa zat ( gram )
c = kalor jenis zat ( kal/gr0C)
ta = suhu akhir zat (0C)
t = suhu mula-mula (0C)
Dari penjelasan di atas padat diketahui bahwa kalor memiliki sifat, yaitu
dapat berpindah. Mengenai perpindahan kalor, dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Konduksi
Konduksi merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan
partikel. Setiap zat dapat menghantarkan kalor secara konduksi, baik zat yang
tergolong konduktor maupun isolator.
2. Konveksi
Konveksi merupakan proses perpindahan kalor yang dilakukan oleh pergerakan
fluida akibat perbedaan massa jenis. Contohnya terjadinya angin darat dan angin
laut.
3. Radiasi
Radiasi (pancaran) merupakan proses perpindahan energi kalor dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Contohnya perpindahan kalor dari matahari ke
permukaan bumi.

III. Alat dan Bahan


1. 1 kalorimeter
2. Butiran tembaga
3. 2 termometer -10 -100
4. 1 steam generator
5. 1 pemanas
6. 1 beaker glass
7. 1 statif
8. 1 timbangan
IV. Prosedur Percobaan
A. Pengukuran Harga Air Kalorimeter
1. Timbang kalorimeter kosong dan pengaduknya
2. Catat massa air setelah kalorimeter diisi bagian

3. Masukkan kalorimeter yang berisi ke dalam selubung luarnya


4. Tambahkan air mendidih sampai kira-kira bagian (catat suhu air mendidih)
5. Catat suhu kesetimbangan
6. Timbanglah kembali kalorimeter
B. Pengukuran Kalor Lebur Es
1. Timbang kalorimeter dan pengaduknya
2. Isi kalorimeter dengan air bagian, kemudian timbang lagi

3. Masukkan kalorimeter ke dalam selubung luarnya dan catat suhu kalorimeter


mula-mula
4. Masukkan potongan es ke dalam kalorimeter kemudian tutup serta aduk
5. Catat suhu kesetimbangan
6. Timbang kembali kalorimeter tersebut
C. Pengukuran Kapasitas Kalor Jenis Logam
1. Keping-keping logam yang telah ditimbang kemudian dipanaskan
2. Timbang kalorimeter dan pengaduknya
3. Timbang kalorimeter serta pengaduknya setelah diisi air kira-kira bagian

4. Masukkan kalorimeter ke dalam selubung luarnya dan catat suhunya


5. Catat suhu keping logam
6. Masukkan keping-keping logam tadi ke dalam kalorimeter dan catat suhu
setimbangnya.
V. Hasil Pengamatan
A. Data Pengukuran Harga Air Kalorimeter
1. Massa kalorimeter kosong dan pengaduknya adalah 243,2 gram
2. Massa kalorimeter setelah terisi air bagian adalah 377,9gram, jadi massa air

adalah 377,7 – 243,2 = 134,5 gram


3. Suhu air mula-mula yang berada di dalam kalorimeter adalah 28° C
4. Suhu air mendidih adalah 51,3° C
5. Suhu kesetimbangan setelah campuran adalah 34,16° C
Massa (kosong) Massa (kosong+air) Massa (air+air mendidih)
Pengukuran
(gram) (gram) (gram)
I 242 379.1 411.9
II 241.9 379.0 412.3
III 242.1 378.9 412.8
IV 242.1 379.2 412.8
V 242.0 378.4 412.0
Suhu awal air :32
Suhu air panas :100
Suhu kesetimbangan: 92
B. Data Pengukuran Kapasitas Kalor Lebur Es
1. Massa kalorimeter kosong dan pengaduknya adalah 243,2 gram
2. Massa kalorimeter setelah terisi air bagian adalah 324,2 gram, jadi massa air

adalah 243,2 – 324,2 = 80,89 gram


3. Suhu air mula-mula yang berada di dalam kalorimeter adalah 27,84° C
4. Suhu kesetimbangan setelah dicampur dengan es adalah 9,2° C
Massa (kosong) Massa (kosong+air) Massa (air+es)
Pengukuran
(gram) (gram) (gram)
I 242 gram 379.1 gram 478,9 gram
II 241.9 gram 379.0 gram 479.9 gram
III 242.1 gram 378.9 gram 478.9 gram
IV 242.1 gram 379.2 gram 479.9 gram
V 242.0 gram 378.4 gram 478.9 gram

Suhu awalan Suhu air es Suhu air + es


(℃) (℃) (℃)
38 0 1
37.9 0 2
38 0 2
38 0 2
38 0 2
C. Data Pengukuran Kapasitas Kalor Jenis Logam
1. Massa keping logam yang akan digunakan adalah 86,4gram
2. Massa kalorimeter dengan pengaduknya dalam keadaan kosong adalah 243,2
gram
3. Massa kalorimeter setelah terisi ain ¾ bagian adalah 390,24 gram
4. Suhu keping logam mula-mula adalah 39° C
5. Suhu kesetimbangan setelah pencampuran adalah 33,64° C
Massa (kosong) Massa (kosong +air) Massa (air + logam)
Pengukuran
(gram) (gram) (gram)
I 242 379.1 483.1
II 241.9 379.0 483.1
III 242.1 378.9 483.1
IV 242.1 379.2 483.1
V 242.0 378.4 483.1
Suhu air : 32
Suhu tembaga : 130
Suhu kesetimbangan : 35

VI. Pengolahan Data


VI.1. Ralat
a. Ralat Massa Kalorimeter dan Pengaduknya
m kalorimeter
Pengukuran
dan (gram) (gram) (gram)2
pengaduknya
(gram)

I 242,0 242,02 -0,02 0,0004


II 241,9 242,02 -0,012 0,0144
III 242,1 242,02 0,08 0,0064
IV 242,1 242,02 0,08 0,0064
V 242,0 242,02 -0,02 0,0004

Ralat nisbi

Kebenaran Pratikum

b. Ralat Massa Air


(gram)
Pengukuran
(gram) (gram) (gram)2
I 137,1 136,9 -0,2 0,04
II 137,1 136,9 -0,2 0,04
III 136,8 136,9 0,1 0,01
IV 137,1 136,9 -0,2 0,04
V 136,4 136,9 0,5 0,25
Ralat nisbi

Kebenaran Pratikum

c. Ralat Massa Air Mendidih

Pengukura
(gram) (gram
n (gram) (gram)2
)

I 32,8 33,4 0,6 0,36


II 33,3 33,4 0,1 0,01
III 33,9 33,4 -0,5 0,25
IV 33,6 33,4 -0,2 0,04
V 33,6 33,4 -0,2 0,04

Ralat nisbi

Kebenaran Pratikum
d. Ralat Massa Es

Pengukura
(gram) (gram
n (gram) (gram)2
)
I 99,8 99,98 -0,18 0,0324
II 99,9 99,98 -0,08 0,0064
III 100 99,98 0,02 0,0004
IV 99,7 99,98 -0,28 0,0784
V 100,5 99,98 0,52 0,2704

Ralat nisbi

Kebenaran Pratikum

e. Ralat Massa Logam

Pengukura
(gram
n (gram) (gram) (gram)2
)

104,0
I 104 0,02 0,0004
2
II 104,1 104,0 -0,08 0,0064
2
104,0
III 104,1 0,02 0,0004
2
104,0
IV 104 0,02 0,0004
2
104,0
V 103,9 0,12 0,0144
2

Ralat nisbi

Kebenaran Pratikum

f. Ralat Suhu Temperatur


Suhu air
Suhu air mendidih
Suhu kesetimbangan
Suhu es
Suhu kesetimbang
Suhu logam
Suhu Kesetimbangan

VI.2. Perhitungan
Harga Air Kalorimeter
Dik :
Massa air (
Massa air mendidih
Suhu air
Suhu air mendidih
Suhu kesetimbangan
Kalor jenis air = 1 kal/gr. oC
Ditanya : Harga Air Kalorimeter
Jawab :
Qair panas = Qair
= ]
= [(136,9 + 0,1378).1 + H][(42
+ 0,5) - (32 + 0,5)]
(33,4 + 0,1871)(58 + 0,986) = (136,9 + 0,1378)(10 + 0,28) + H(10 + 0,28)
(1937,2 + 46,5) = (1369 + 38,332) + H(10 + 0,28)
H(10 + 0,28) = (1,1415 + 0,0736)
H = (0,1415 + 0,01) kal/g. oC

Kalor Lebur Es
Diketahui :
massa es = (99,8 + 0,139) gram
massa air = (136,9 + 0,1378) gram
suhu es = (0 + 0,5) oC
suhu air = (32 + 0,5) oC
suhu setimbang = (2 + 0,5) oC
kalor jenis air = 1 kal/g. oC
kalor jenis es = 80 kal/g. oC
Ditanya : Kalo lebur es

Jawab :
Qlepas = Qterima
mair.cair.∆T = mes.Les + mes.cair.∆T
(136,9 + 0,1378).1.[(32 + 0,5) - (2 + 0,5)] = (99,8 + 0,139).Les + (99,8 + 0,139).1.
[(2 + 0,5) - (0 + 0,5)]
(136,9 + 0,1378).(30 + 7,90) = (99,8 + 0,139). Les + (99,8 + 0,139).(2 + 0,5)
(4107 + 932,289) = (99,8 + 0,139). Les + (199,6 + 49,9)
(99,8 + 0,139). Les = (3907,4 + 1863,83)
Les = (39,15 + 18,73) kal/g. oC

Panas Jenis Logam


Diketahui :
massa logam = (104,02 + 0,0332) gram
massa air = (136,9 + 0,1378) gram
suhu logam = (130oC + 0,5oC)
suhu air = (32oC + 0,5oC)
suhu kesetimbangan = (35oC + 0,5oC)
kalor jenis air = 1 kal/gr. oC
Ditanya : Kalor jenis logam
Jawab :
Qlepas = Qterima
Qlogam = Qair
mL.cL.∆T = mair.cair.∆T
(104,02 + 0,0332).cL.[(130 + 0,5) - (35 + 0,5)] = (136,9 + 0,1378).1. [(35 + 0,5)
- (32 + 0,5)]
(104,02 + 0,0332).cL.(95 + 1,71) = (136,9 + 0,1378).1.(3 + 0,06)
cL.(9881,9 + 180,84) = (410,7 + 8,6)
cL = (0,0416 + 0,0016) kal/g. oC

VI.3. Tugas
1. Berikan pembahasan tentang asas Black sehingga mendapatkan rumus yang
dipergunakan pada percobaan!
Jawab :menurut hukum asas Black atau hukum pertukaran gas menyatakan bahwa kalor
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu kalorimeter sebesar 1 pada air dengan
massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri. Rumusnya dapat diformulasikan
sebagai berikut:

Dimana : massa air panas


massa air dingin
c = kalor jenis air
= suhu air panas

= suhu air campuran


C = kapasitas kalorimeter
= suhu air dingin

2. Apa syarat bagi sebuah kalorimeter ideal?


Jawab : syarat kalorimeter ideal adalah kalorimeter yang memiliki ketelitian yang
cukup tinggi dan dapat mencegah hilangnya kalor karena konveksi dan konduksi.
3. Bedakah antara asas Black dan hukum ke-nol termodinamika?
Jawab : Hukum ke-nol termodinamika atau hukum awal (zeroth law) menyatakan
dua sistem dalam keadaan setimbang dengansistem ke tiga, maka ketiganya dalam
saling setimbang satu dengan yang lainnya. Sedangkan asas Black adalah suatu
prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black. Asas ini
menjabarkan:

 Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas
memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama.
 Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas
benda panas.
 Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang
diserap bila dipanaskan.
4. Apa perbedaan dan persamaan dari kapasitas kalor jenis, kapasitas kalor, kalor
lebur?
Jawab : kapasitas kalor jenis (c) yaitu banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat
untuk menaikkan suhunya 1 tiap gram massa zat tersebut. Kapasitas kalor (C)
yaitu banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat sebesar 1 tanpa
memperhatikan massa zat tersebut. Kalor lebur adalah kalor untuk meleburkan
atau kalor untuk membeku.
5. Apa yang dimaksud dengan keadaan kesetimbangan termal?
Jawab : bila dua zat yang berbeda suhunya disatukan setelah beberapa saat kedua
benda tersebut suhunya akan sama. Keadaan ini disebut kedua benda ini
mengalami kesetimbangan termal. Proses ini terjadi jika pengaruh luar diabaikan.
6. Buat bagan data pengamatan!
Jawaban:
Massa (kosong) Massa (kosong+air) Massa (air+air mendidih)
Pengukuran
(gram) (gram) (gram)
I 242 379.1 411.9
II 241.9 379.0 412.3
III 242.1 378.9 412.8
IV 242.1 379.2 412.8
V 242.0 378.4 412.0

Massa (kosong) Massa (kosong+air) Massa (air+es)


Pengukuran
(gram) (gram) (gram)
I 242 gram 379.1 gram 478,9 gram
II 241.9 gram 379.0 gram 479.9 gram
III 242.1 gram 378.9 gram 478.9 gram
IV 242.1 gram 379.2 gram 479.9 gram
V 242.0 gram 378.4 gram 478.9 gram

Massa (kosong) Massa (kosong +air) Massa (air + logam)


Pengukuran
(gram) (gram) (gram)
I 242 379.1 483.1
II 241.9 379.0 483.1
III 242.1 378.9 483.1
IV 242.1 379.2 483.1
V 242.0 378.4 483.1

VII. Pembahasan
Harga Air Kalorimeter
Dik :
Massa air (
Massa air mendidih
Suhu air
Suhu air mendidih
Suhu kesetimbangan
Kalor jenis air = 1 kal/gr. oC
Ditanya : Harga Air Kalorimeter

Jawab :
Qair panas = Qair
= ]
= [(136,9 + 0,1378).1 + H][(42
+ 0,5) - (32 + 0,5)]
(33,4 + 0,1871)(58 + 0,986) = (136,9 + 0,1378)(10 + 0,28) + H(10 + 0,28)
(1937,2 + 46,5) = (1369 + 38,332) + H(10 + 0,28)
H(10 + 0,28) = (1,1415 + 0,0736)
H = (0,1415 + 0,01) kal/g. oC

Kalor Lebur Es
Diketahui :
massa es = (99,8 + 0,139) gram
massa air = (136,9 + 0,1378) gram
suhu es = (0 + 0,5) oC
suhu air = (32 + 0,5) oC
suhu setimbang = (2 + 0,5) oC
kalor jenis air = 1 kal/g. oC
kalor jenis es = 80 kal/g. oC
Ditanya : Kalo lebur es
Jawab :
Qlepas = Qterima
mair.cair.∆T = mes.Les + mes.cair.∆T
(136,9 + 0,1378).1.[(32 + 0,5) - (2 + 0,5)] = (99,8 + 0,139).Les + (99,8 + 0,139).1.
[(2 + 0,5) - (0 + 0,5)]
(136,9 + 0,1378).(30 + 7,90) = (99,8 + 0,139). Les + (99,8 + 0,139).(2 + 0,5)
(4107 + 932,289) = (99,8 + 0,139). Les + (199,6 + 49,9)
(99,8 + 0,139). Les = (3907,4 + 1863,83)
Les = (39,15 + 18,73) kal/g. oC
Panas Jenis Logam
Diketahui :
massa logam = (104,02 + 0,0332) gram
massa air = (136,9 + 0,1378) gram
suhu logam = (130oC + 0,5oC)
suhu air = (32oC + 0,5oC)
suhu kesetimbangan = (35oC + 0,5oC)
kalor jenis air = 1 kal/gr. oC
Ditanya : Kalor jenis logam
Jawab :
Qlepas = Qterima
Qlogam = Qair
mL.cL.∆T = mair.cair.∆T
(104,02 + 0,0332).cL.[(130 + 0,5) - (35 + 0,5)] = (136,9 + 0,1378).1. [(35 + 0,5)
- (32 + 0,5)]
(104,02 + 0,0332).cL.(95 + 1,71) = (136,9 + 0,1378).1.(3 + 0,06)
cL.(9881,9 + 180,84) = (410,7 + 8,6)
cL = (0,0416 + 0,0016) kal/g. oC

dalam melakukan percobaan ini terdapat perbedaan yang cukup signifikan


dari literatur yang ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan itu terjadi
karena perbedaan situasi dan kondisi pada masing-masing percobaan.

VIII. Kesimpulan
A. Kesimpulan
Dari percobaan ini, didapat kesimpulan bahwa:
 Kalorimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kalor.
Kalorimeter, yang menggunakan teknik pencampuran dua zat dalam suatu wadah,
umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.
 Jika kalor jenis suatu zat diketahui, kalor jenis zat lain yang dicampur dengan zat
tersebut dapat dihitung.
 Bila dua benda atau lebih mempunyai suhu yang berbeda-beda dan saling
bersinggungan, maka akhirnya kedua benda tersebut akan berada dalam
kesetimbangan (mempunyai suhu yang sama).
 Harga air kalorimeter adalah (0,1415 + 0,01) kal/g. oC dengan ralat nisbi 0.01%
dan kebenaran percobaan 99,99%
 Harga kalor lebur es adalah (39,15 + 18,73) kal/g. oC
 Harga panas jenis logam adalah (0,0416 + 0,0016) kal/g. oC

B. Daftar Pustaka
 http://fisdas1.blogspot.com/2011/03/modul-4-kalorimeter_03.html
 http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090609230855AAXTtZG
 http://www.slideshare.net/vestersaragih/laporan-lengkap-praktikum-menghitung-
jumlah-kalor-dalam-kalorimeter
 Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
 Moran. 2002. Termodinamika Teknik. Jakarta : Erlangga
 http://opensource.telkomspeedy.com/repo/abba/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Fisika/

Diposkan oleh jaya nugraha di 19.37


http://jayanugraha87.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-fisika-kalorimeter-
fkp.html
Laporan Kalorimeter Fisika

KALORIMETER

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Oleh

Nama : 1. Rizka Fithriani Safira S (131810301049)

2. Nursiah (131810301050)

3. Diana Rolis (13181030105)

Kelompok :2

Hari / Shift : Rabu / 3

Asisten : Devi Septian R.A

Koordinator : Toto Adi Guna

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2013

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kalor merupakan salah satu bentuk energi, maka kalor merupakan besaran fisika
yang memiliki satuan. Kalor tidak dapat terlihat oleh mata, tetapi pengaruhnya
dapat kita rasakan atau kita ketahui. Pengukuran-pengukuran kalor sangat
berkaitan dengan kalor jenis zat. Pengukuran kalor menggunakan alat yang
dinamakan kalorimeter.

Alat yang digunakan untuk menentukan atau mengukur kalor adalah kalorimeter.
Ada pula yang menyatakan kalorimeter adalah alat untuk menentukan kalor jenis
dari suatu zat. Kalorimeter teerdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya
sudah diketahui.

Pada praktikum yang telah dilakukan, kalorimeter dan pengaduk ditimbang


terlebih dahulu, kemudian diisi dengan air. Setelah itu, alat tersebut diletakkan
dibejana, dan diukur suhu awalnya. Lalu, masukkan benda yang telah dipanaskan
terlebih dahulu dan tutup kalorimeter dengan rapat. Aduk perlahan-lahan maka
suhu akan naik dan kemudian turun lagi. Ini untuk menentukan kalor jenis bahan.
Sedangkan untuk menentukan kalor lebur es, bahan yang dipanaskan tadi diganti
dengan es.

Sebagaimana diketahui bahwa kalorimeter adalah sebuah alat yang digunakan


untuk mengukur kalor. Dengan kalorimeter kirta dapat mengukur kalor jenis suatu
zat. Dan dengan kalorimeter kita dapat mengetahui bahwa adanya kalor dapat
mengubah wujud zat. Sedangkan aplikasi penggunaan kalorimeter dalam
kehidupan sehari-hari misalnya setrika listrik, rice cooker dan lain-lain. Dimana
alat-alat tersebut mempunyai prinsip kerja yaitu energi listrik diubah menjadi
kalor, seperti pada kalorimeter.

1.2 Rumusan Masalah

Setelah dijelaskan latar belakang dari laporan ini, maka rumusan masalahnya
dapat dilihat sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh jenis bahan terhadap besar kalor jenis?


2. Bagaimana perbedaan kalor jenis bahan dengan 3 bahan yang berbeda?
3. Bagaimana perbandingan antara suhu awal dan suhu akhir?
4. Bagaimanakah kesesuaian antara hasil praktikum ini dengan Azas Black?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang berdasarkan dengan rumusan masalah ini antara lain :

1. Untuk mengetahui pengaruh jenis bahan terhadap besar kalor jenis.


2. Untuk mengetahui perbedaan kalor jenis bahan dengan 3 bahan yang
berbeda.
3. Untuk mengetahui perbandingan antara suhu awal dan suhu akhir.
4. Untuk mengetahui kesesuaian antara hasil praktikum ini dengan Azas
Black.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari kalorimeter yang merupakan alat untuk mengukur kalor
adalah dengan adanya kalorimeter kita dapat mengetahui bahwa benda dapat
berubah bentuk karena adanya kalor yang mempengaruhi. Aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari misalnya setrika listrik dan rice cooker. Alat tersebut
mempunyai prinsip kerja yaitu energi listrik diubah menjadi kalor.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Kalorimeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan (mengukur)


kalor. Pengukuran itu dilakukan untuk mengetahui kalor jenis suatu zat. Jika kalor
jenis suatu zat sudah diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat dihitung
dengan mengukur perubahan suhunya. Kalorimeter terdirir atas sebuah bejana
logam yang kalor jenisnya sudah diketahui sebelumnya. Bejana itu ditempatkan
dalam suatu wadah bejana lain dengan cara dipisahkan (tidak terdapat
kemungkinan bersinggungan secara langsung) diantara kedua bejana tadi diberi
isolator yang mencegah terjadinya pertukaran kalor dengan udara luar (Purwoko,
2007).

2.1 Gambar Kalorimeter Sederhana

(http://rizkymahdia.wordpress.com : 2012)

Prinsip kerja kalorimeter didasarkan pada Azas Black yang dinyatakan sebagai
berikut :

 Jika dua benda yang mempunyai suhu berbeda didekatkan sehingga terjadi
kontak maka temperatur akhir kedua benda yang mempunyai suhu berbeda
setelah keseimbangan termis tercapai akan sama.
 Jumlah kalor yang diterima = jumlah kalor yang diberikan.

(Wahyuni, 2010).

Jika sebuah benda melepas kalor, maka akan terjadi perubahan wujud pada zat
tersebut selain itu juga terjadi perubahan ukuran. Misalnya air jika didinginkan
akan berubah menjadi es. Dari pertama air yang berbentuk cair, berubah bentuk
menjadi es. Dari cair menjadi padat. Begitu pula yang terjadi pada benda cair yang
menguap menjadi gas (Purwoko, 2007).

Ada beberapa hal yang terkait dengan kalor, yaitu :

1. Kalor jenis, adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1


gram atau1 kg zat sebesar 1oC.
2. Kapasitas kalor, adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh zat untuk
menaikkan shununya sebesar 1oC.
3. Kalor lebur, menyatakan banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh satu
satuan massa zat padat untuk merubah seluruh wujudnya menjadi cair.
4. Kalor beku adalah banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg
zat dari wujud cair menjadi padat pada titik bekuya.
5. Titik lebur normal suatu zat atau partikel, dapat diketahui atau ditentukan
oleh gaya tarik antar partikel-partikel di dalamnya.
6. Kalor uap adalah banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg zat
dari wujud cair menjadi uap pada titik didihnya.
7. Kalor embun adalah banyaknya kalor yang dibebaskan untuk mengubah 1
kg zat dari wujud uap menjadi cair pada titik embunnya.
8. Titik didih normal dari sebuah cairan merupakan kasus di mana tekanan
uap cairan sama dengan tekanan atmosphere dipermukaan laut.

(Sunaryono, 2010).

Seorang ilmuwan Inggris yaitu Joseph Balck yang hidup pada 1720-1799
mengadakan pengamatan mengenai kalor. Azas Black berbunyi sebagai berikut :
“Jumlah kalor yang diterima ama dengan jumlah kalor yang dilepaskan (Purwoko,
2007).

Dari situ dapat dijabarkan apabila dua buah zat yang berbeda suhunya
disentuhkan, maka zat yang suhunyalebih tinggi akan melepaskan kalor. Jumlah
kalor yang dilepaskan tersebut akan diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah.
Persamaan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain adalah :

Untuk menentukan kalor jenis suatu benda :

. . . (2.1)

Sedangkan untuk menentukan kalor lebur es :

. . . (2.2)

adalah kalor jenis bahan yang akan dicari (kal/groC). adalah kalor jenis
kalorimeter dan pengaduknya. adalah kalor jenis air. merupakan massa air, dan
berturut-turut adalh massa bahan dan massa es. adalah suhu air mula-mula. Dan
adalah suhu campuran setimbang. merupakan suhu bahan awal. dan adalah massa
kalorimeter dan massa campuran. Sedangkan adalah kalor lebur es (Purwandari,
2013).

BAB 3. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Kalorimeter dan pengaduknya berfungsi untuk mengukur kalor jenis bahan


dan kalor lebur es.
2. Termometer 100oC dan 200oC berfungsi untuk mengukur perubahan suu
yang terjadi.
3. Pemanas listrik berfungsi untuk memanaskan bahan yang akan
dimasukkan ke kalorimeter.
4. Penukar panas berfungsi sebagai wadah penukar panas.
5. Butir/kubus lubang berfungsi sebagai bahan yang akan diletakkan ke
dalam kalorimeter untuk diukur.
6. Es berfungsi sebagai bahan yang diukur untuk menentukan kalor lebur
7. Air berfungsi untuk menyerap / meepas kalor dari bahan maupun es.

3.2 Design

Adapun design alat pada acara praktikum ini adalah :

3.1 Gambar Kalorimeter Sederhana

(http://rizkymahdia.wordpress.com : 2012)

3.3 Langkah Kerja

3.3.1 Menentukan Kalor Jenis Bahan

1. Kalorimeter dan pengaduk ditimbang secara bersama-sama, dicatat


sebagai .
2. Kalorimeter diisi air, kemudian ditimbangdan dicatat sebagai . Maka .
3. Kalorimeter dimasukkan ke dalam bejana pelindung, kemudian ditutup.
Termometer dipasang dan suhu awal air dibaca sebagai .
4. Bahan yang aka ditentukan kalor jenisnya ditimbang sebagai .
5. Bahan tersebutdipanaskan di dalam pemanas sehingga mencapai suhu
tertentu (minimal 75oC).
6. Suhu benda dicata sebagai . Kemudian dimasukkan ke dalam kalorimeter
dengan cepat dan ditutup rapat-rapat.
7. Melalui pengaduk yang telah diberi isolasi, diaduk perlahan-lahan. Suhu
air perlahan-lahan akan naik turun lagi. Suhu tertinggi yang diperoleh
dicatat ().
8. Langkah di atas (1-7) diulangi dengan suhu awal bahan yang berbeda.
9. Langkah 1-8 diulangi untuk jenis bahan yang berbeda.

3.2.2 Menentukan Kalor Lebur Es

1. Kalorimeter dan pengaduk ditimbang secara bersama-sama, dicatat


sebagai .
2. Kalorimeter diisi dengan sejumlah air ( volume kalorimeter), kemudian
ditimbang dan dicatat sebagai , maka .
3. Air dipanaskan bersama kalorimeter hingga suhunya sekitar 70oC. Dicata
sebagai .
4. Kalorimeter diangkat dengan cepat dan dimasukkan ke dalam bejana
pelindung.
5. Sepotong es yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam kalorimeter,
ditutup rapat-rapat dan diaduk pelan-pelan.
6. Suhu seimbang yang diperoleh dicata sebagai .
7. Massa air, kalorimeter dan es tersebut () ditimbang sehingga diperoleh
massa es .
8. Langkah di atas diulangi untuk mendapatkan 3 kali pengukuran.

3..4 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

. . . (3.4.1)

. . . (3.4.2)

. . . (3.4.3)

dan

. . . (3.4.4)

Untuk ralat, digunakan :

K = 100% – I

Dan

K = 100% – I
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil praktikum yang didapat kali ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Kalor Jenis Bahan

mk = 0,063 kg = 63 gram ½ nst = 0,5oC

mak = 0,158 kg = 158 gram ½ nst = 0,5oC

½ nst = 0,5oC

= 158 – 63 ½ nst = 0,05 gram

= 95 gram

Ta = 29oC

Jenis
mb Tb Tc Cb Cb I (%) K(%) AP
Bahan
Besi 58 g 75oC 31oC 0,2 0,11 55 45 1
58 g 85oC 32oC 0,26 0,09 34,6 65,4 1
Tembaga 92 g 75oC 30oC 0,06 0,07 1,17 98,83 1
92 g 85oC 30oC 0,05 0,05 100 0 1
Kuningan 61 g 75oC 30oC 0,1 0,08 80 20 1
61 g 85oC 31oC 0,2 0,08 40 60 1

1. Menentukan Kalor Lebur Es

Ta = 70oC

Ck = 2,7

Ca = 1,0

mk = 65,7

mak = 220 gram

Percobaan ma mc Tc mes Les Les I (%) K(%) AP


1 154,3 256 44oC 36 g 552,45 5,95 1,07 98,93 3
2 164,3 260 48oC 30 g 666,58 10 1,5 98,5 3

4.2 Pembahasan

Dari percobaan yang telah dilakukan dan dituliskan hasilnya dalam bentuk tabel
di atas, maka dapat diketahui jenis bahan berpengaruh terhadap kalor jenis yang
dihasilkan nantinya. Seperti yang dapat dilihat ditabel. Setiap bahan yang berbeda
menghasilkan besar kalor jenis yang bervariasi. Bahkan 1 bahan yang sama juga
memberikan perbedaan besar kalor jenis jika suhunya berbeda. Dari tabel dapat
dilihat yang memberikan hasil kalor jenis yang paling besar adalah Besi, disusul
kuningan dan terakhir tembaga.

Untuk kalor jenis bahan, ketiga benda yang diuji memiliki perbandingan yang
konstan, kecuali pada tembaga. Di mana, kalorjenisnya terlampau jauh dari yang
lainnya. Seperti terlihat pada tabel, tembaga pada percobaan pertama kalor
jenisnya 0,06 dan percobaan kedua 0,05. Hasil tersebut jauh berbeda dengan yang
lainnya yang masing-masing hanya naik atau turun 0,1. Selain dari tembaga,
perbandingan kalor jenis dari ketiga bahan adalah konstan, artinya tidak terlalu
jauh perbedaannya seperti yang terlihat pada tabel.

Pada percobaan menentukan kalor jenis bahan suhu akhir mencapai hampir
setengah dari suhu awal, di mana suhu awalnya adalah 75oC dan 85oC. Dan suhu
akhirnya dari semua bahan hampir semuanya menunjukkan kisaran antar 30 oC
sampai paling besar 32oC. Suhu akhir yang paling besar dalam percobaan ini
adalah suhu dari besi pada pengulangan kedua yaitu 32oC. Sedangkan untuk
menentukan kalor lebur es, suhu akhirnya berkisar antara 44oC sampai 48oC
dengan suhu awalnya 70oC.

Hasil praktikum ini bisa dibilang telah sesuaidengan Azas Black yang berbunyi :
“Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan.” Di
mana jumlah kalor yang dilepas oleh bahan baik besi, kuningan, tembaga dan juga
es sama dengan jumlah kalor yang diterima oleh air. Sehingga akhirnya mencapai
suhu tetap yang tidak berubah naik atau turun lagi.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat setelah melakukan praktikum ini, antara


lain :

1. Semakin mudah bahan mengahantarkan panas, maka kalor jenis bahan


tersebut semakin besar.
2. Perbandingan kalor jenis dengan tiga bahan berbeda hasilnya konstan,
kecuali pada tembaga yang selisihnya cenderung besar pada percobaan
pertama dan kedua.
3. Hampir semua suhu akhir baik pada percobaan menentukan kalor jenis
maupun kalor lebur menghasilkan hampir setengah dari suhu awal.
4. Praktikum kali ini, tentang kalor dapat dibilang telah sesuai dengan Azas
Black.

5.2 Saran

Asisten praktikum pada acara kali ini telah sangat baik dalam memberikan arahan
dan petunjuk terhadap praktikan. Namun, ada sedikit masalah pada saat
melakukan praktikum pada percobaan a, yaitu menentukan kalor jenis bahan,
kelompok kami memiliki masalah karena kurangnya ketelitia dari praktikan,
sehingga percobaan dimulai lagi dari awal. Namun beruntungnya kesalahan tidak
berakibat fatal. Untuk kedepannya, semoga praktikum berjalan dengan lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Purwandari, Endhah. 2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember :


Universitas Jember.

Purwoko dan Fendi. 2007. Fisika SMA / MA Kelas X. Jakarta : Yudhistira.

Sunaryono dan Ahmad Taufiq. 2010. Super Tips dan Trik Fisika SMA. Jakarta :
KAWAHmedia.

Wahyuni, Sri. 2010. Modul Termodinamika FKIP Universitas Jember. Jember :


Universitas Jember.

http://rizkafithriani95.wordpress.com/2014/05/22/laporan-kalorimeter-fisika/

Tuesday, October 2, 2012


Laporan Kimia Fisika Kalorimeter

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu
benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi, maka
kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika
suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor atau energi
panas. Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama
kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor.

Kalorimetri adalah pengukuran kalor yang menggunakan alat kalorimeter.


Kalorimeter ada dua jenis yaitu kalorimeter bom dan kalorimeter sederhana. Yang
mendasari percobaan kalorimeter ini adalah teori asas Black.
Oleh karena itu dilakukan percobaan tentang tetapan kalorimetri agar
dapat mempelajari tentang kalor atau pengukuran energi panas serta mengetahui
sifat-sifat dari kalorimeter.

1.2 Tujuan
 Mengetahui fungsi dari kalorimeter
 Mengetahui hubungan asas Black terhadap percobaan
 Mengetahui nilai Cp dari kalorimeter

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari
satu tempat ke tempat lain disebut kalor.
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan
hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data
perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen.
Proses dalam kalorimetri berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi
yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
Kalor yag dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 10oC pada
air dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri.
Dalam proses ini berlaku azas Black, yaitu:
Qlepas=Qterima
Qair panas= Qair dingin+ Qkalorimetri
m1 c (Tp-Tc)= m2 c (Tc-Td)+ C (Tc-Td)
Keterangan:
m1= massa air panas
m2= massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas
Tc = suhu air campuran
Td = suhu air dingin

Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut
termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang
menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan
dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam
suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan
jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem (Keenan, 1980).
Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan
tidak spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar.
Sedangkan reaksi tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari Kristal
sempurna murni pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada
suhu nol mutlak menunjukan keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam
sistem termodinamika. Jika suhu ditingkatkan sedikit di atas 0 K, entropi
meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai nilai positif.
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan maka zat (m), kalor jenis zat
(c) dan perubahan suhu (ΔT), yang dinyatakan dengan persamaan berikut

q = m.c.ΔT
Keterangan:
q= jumlah kalor (Joule)
m= massa zat (gram)
ΔT= perubahan suhu (takhir-tawal)
C= kalor jenis

Kalorimeter adalah jenis zat dalam pengukuran panas dari reaksi kimia
atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata
kalormetri berasal dari bahasa latin yaitu calor, yang berarti panas. Kalorimetri
tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada makhluk hidup yang
memproduksi karbon dioksida dan buangan nitrogen (ammonia, untuk organisme
perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavoisier (1780)
menyatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen
dengan menggunakan regresi acak. Hal ini membenarkan teori energi dinamik.
Pengeluaran panas oleh makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk
dilakukan langsung, di mana makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter
untuk dilakukan pengukuran. Jika benda atau sistem diisolasi dari alam, maka
temperatur harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan
berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat yang disebut dengan
panas dan kalorimetri mengukur perubahan suatu tersebut. Bersamaan dengan
kapasitas dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung perpindahan panas.
Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki
suhu. Jika zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat
tertentu sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti
perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami
perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan
sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk kalor dinyatakan
dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj).
1 kilokalori= 1000 kalori
1 kilojoule= 1000 joule
1 kalori = 4,18 joule
1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air
sehingga suhunya naik sebesar 1oC atau 1K. jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1oC atau 1K dari 1 gram zat disebut kalor jenis Q=m.c. ΔT,
satuan untuk kalor jenis adalah joule pergram perderajat Celcius (Jg-1oC-1) atau
joule pergram per Kelvin (Jg-1oK-1) (Petrucci, 1987).
Pengukuran kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan alat
yang disebut kalorimeter. Ada beberapa jenis kalorimeter seperti: kalorimeter
termos, kalorimeter bom, kalorimeter thienman, dan lain-lain. Kalorimeter yang
lebih sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana plastik yang ditutup rapat
sehingga bejana ini merupakan sistim yang terisolasi.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
Sebelum zat-zat pereaksi direaksikan di dalam kalorimeter, terlebih dahulu
suhunya diukur, dan usahakan agar masing-masing pereaksi ini memiliki suhu
yang sama. Setelah suhunya diukur kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam
kalorimeter sambil diaduk agar zat-zat bereaksi dengan baik, kemudian suhu akhir
diukur.
Jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara eksoterm maka kalor yang
timbul akan dibebaskan ke dalam larutan itu sehingga suhu larutan akan naik, dan
jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara endoterm maka reaksi itu akan
menyerap kalor dari larutan itu sendiri, sehingga suhu larutan akan turun.
Besarnya kalor yang diserap atau dibebaskan reaksi itu adalah sebanding dengan
perubahan suhu dan massa larutan jadi,
Qreaksi= mlarutan. Clarutan. ΔT
Kalorimetri yang lebih teliti adalah yang lebih terisolasi serta
memperhitungkan kalor yang diserap oleh perangkat kalorimeter (wadah,
pengaduk, termometer). Jumlah kalor yang diserap/dibebaskan kalorimeter dapat
ditentukan jika kapasiatas kalor dari kalorimeter diketahui. Dalam hal ini jumlah
kalor yang dibebaskan /diserap oleh reaksi sama dengan jumlah kalor yang
diserap/dibebaskan oleh kalorimeter ditambah dengan jumlah kalor yang
diserap/dibebaskan oleh larutan di dalam kalorimeter. Oleh karena energi tidak
dapat dimusnahkan atau diciptakan, maka
Qreaksi= (-Qkalorimeter- Qlarutan)
Kalorimeter sederhana
Pengukuran kalor reaksi, setara kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan
dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter
sederhana yang dibuat dan gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai
untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan
(misalnya reaksi netralisasi asam-basa/netralisasi, pelarutan dan pengendapan)
(Syukri, 1999).

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan bahan
3.1.1 Alat-alat
 Termometer 0-50oC
 Gelas ukur 50 ml
 Stopwatch
 Pipet gondok
 Pembakar gas atau sumber panas listrik
 Gelas piala
 Kalorimeter

3.1.2 Bahan-bahan
 Air (H2O)
 Sabun cair
 Bahan isolasi
 Tissue

3.2 Prosedur percobaan


 Dipersiapkan alat dan bahan yang alan digunakan pada percobaan kali ini
 Dipasang alat seperti termometer dan pengaduk pada kalorimeter
 Diukur 50 ml air dengan menggunakan gelas ukur
 Dimasukkan air ke dalam kalorimeter
 Diaduk dan dicatat suhu air dalam kalorimeter setiap 30 detik hingga menit ke-4
 Dimasukkan air panas tepat pada menit ke-4 sebanyak 50 ml dengan suhu yang
telah diketahui yaitu minimum 35oC dan maksimal 45oC
 Dicatat suhu air dalam kalorimeter tiap 30 detik sampai menit ke delapan sambil
terus diaduk

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Waktu, menit Suhu, oC Waktu, menit Suhu, oC
0 28 4,5 36
0,5 29 5,0 36
1,0 29 5,5 36
1,5 29 6,0 36
2,0 29 6,5 35
2,5 29 7,0 35
3,0 29 7,5 35
3,5 29 8,0 35
4,0 Penambahan air panas

4.2 Perhitungan
4.3 Pembahasan
Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan
nama kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor.
Kalorimetri adalah pengukuran kalor yang menggunakan alat kalorimeter.
Kalorimetri adalah pengukuran kuantitas perubahan panas. Sebagai contoh, jika
energi dari reaksi kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan
mengukur jumlah panas yang ditambahkan.
Prinsip dari kalorimeter adalah memanfaatkan perubahan fase dari sifat
fisik suatu zat untuk membandingkan kapasitas penerimaan kalor dari zat-zat yang
berbeda.
Prinsip pengukuran pada percobaan ini disebut kalorimetri. Alat pengukur
kalor jenis zat berdasarkan prinsip kalorimetri disebut kalorimeter. Pengukuran
kalor jenis dengan kalorimeter didasarkan pada asas Black.
Teori yang dikemukakan oleh Joseph Black atau lebih dikenal dengan azas
Balck. Yaitu, apabila dua benda yang suhunya berbeda dan dicampur, maka benda
yang lebih panas melepas kalor kepada benda yang lebih dingin sampai suhu
keduanya sama. Banyaknya kalor yang dilepas benda yang lebih panas sama
dengan banyaknya kalor yang diterima benda yang lebih dingin. Sebuah benda
untuk menurunkan ΔT akan melepaskan kalor yang sama besarnya dengan
banyaknya kalor yang dibutuhkan benda itu untuk menaikkan suhunya sebesar
ΔT juga. Teorinya adalah Qlepas=Qterima, m1 c1 (T1-Ta)= m2 c2 (Ta-T2)
Ada beberapa jenis kalorimeter. Pertama adalah kalorimeter bom.
Merupakan kalorimeter yang khusus digunakan untuk menentukan kalor dari
reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom (tempat
berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari bahan stainless steel dan diisi
dengan gas oksigen pada tekanan tinggi) dan sejumlah air yang dibatasi dengan
wadah yang kedap panas. Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan
menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom. Oleh karena tidak ada kalor
yang terbuang ke lingkungan, maka: Qreaksi= (-Qair+ Qbom)
Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus Qair= m.Cp.ΔT.
jumlah kalor yang diserap oelh bom dapat dihitung dengan rumus Qbom= Cbom.ΔT.
reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung pada volume tetap
(ΔV=nol). Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam sistem=
perubahan energi dalamnya. Fungsi dari kalorimeter bom adalah untuk
menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran.
Jenis kedua adalah kalorimeter sederhana. Pengukuran kalor reaksi, selain
kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter
sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai
untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan
(misalnya reaksi netralisasi asam-basa/netralisasi, pelarutan dan pengendapan).
Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap/dilepaskan larutan
sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan. Qreaksi= -(
Qlarutan+ Qkalorimeter). Qkalorimeter.Ckalorimeter.ΔT. dengan: Ckalorimeter= kapasitas kalor
kalorimeter (J/oC) atau (J/K). jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil,
maka dapat diabaikan sehingga perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat
pada kenaikan suhu larutan dalam kalorimeter. Pada kalorimeter ini, reaksi
berlangsung pada tekana tetap (Δp=nol) sehingga perubahan kalor yang terjadi
dalam sistem=perubahan entalpinya. Fungsi dari kalorimeter sederhana adalah
dalam pengukuran kalor reaksi.
Pada percobaan tetapan kalorimeter dengan Tap=44oC. setelah dihitung
didapatkan Tad=28,875oC dan Tt=35,5oC. massa air yang dihitung didapatkan
hasil 50 gram. Jumlah kalor yang diserap air dingin didapatkan hasil 1383,63 J.
Jumlah kalor yang dilepas air panas 1776,5 J. Jumlah kalor yang diserap
kalorimeter 391,87 J. Dan tetapan kalorimeter didapatkan hasil 59,2 J/oC. Pada
tabel pengamatan hasil percobaan dapat dilihat bahwa suhu dari menit ke menit
yang dicatat setiap 30 detik itu tidak berubah suhunya, ini membuktikan sifat
kalorimeter yaitu menjaga suhu, dan tidak ada pengaruh dari lingkungan.
Sifat-sifat kalorimeter adalah menjaga suhu suatu zat dan tidak
terpengaruh oleh lingkungan, sifatnya dalam proses adalah secara adiabatic yaitu
tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
Berdasarkan azas Black yaitu kalor yang diterima oleh kalorimeter sama dengan
kalor yang diberikan oleh zat yang dicari kalor jenisnya.
Terdapat beberapa fungsi perlakuan yaitu pengadukan secara terus-
menerus, bukan untuk menaikkan suhu zat dalam kalorimeter, melainkan agar
penyebaran kalor dapat merata pada kalorimeter. Pemanasan H2O berfungsi untuk
membandingkan suhu air panas dan suhu air dingin di dalam kalorimeter.
Pencampuran dan pengukuran berfungsi untuk membuktikan fungsi kalorimeter
yaitu dapat menjaga/mempertahankan kalor.
Energi yang diterima air dingin tidak sam dengan yang dilepas oleh air
panas. Ini dikarenakan sifat dari kalorimeter yang dapat menyerap kalor sehingga
tidak semuanya kalor dapat diterima oleh air dingin.
Menghitung kapasitas panas kalorimeter yaitu dengan menggunakan azas
Black, yaitu Qlepas=Qterima, Qair panas=Qair dingin+ Qkalorimeter
m1.C.(Tp-Tc)= m2.C.(Tc-Td)+C.(Tc-Td)
Dengan menggunakan rumus ini maka akan dapat dihitung kapasitas panasnya.
Dapat dilihat dari grafik tetapan kalorimeter yaitu pada suhu 29oC yaitu
pada waktu 0,5 sampai 3,5. Kemudian pada suhu 36oC pada waktu 4,5 sampai 6,0
menurun menjadi 35oC pada waktu 6,5 sampai 8,0.

4.3 Grafik
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
 Kalorimeter berfungsi dalam pengukuran panas secara kuantitatif yang masuk
selama proses kimia.
 Dalam kalorimeter hubungan asas Black terhadap kalorimeter yaitu kalor pada
sistem arah konstan apabila sistem terisolasi sehingga Q masuk sama dengan Q
keluar.
 Dalam percobaan didapat nilai kapasitas panas kalorimeter adalah 55,73 J/oC

5.2 Saran
Sebaiknya di dalam percobaan ini menggunakan suhu yang berbeda-beda
agar praktikan lebih memahami tetntang sifat dari kalorimeter.

DAFTAR PUSTAKA
Keenan. 1980. Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4.
Jakarta: Erlangga.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.

http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-fisika-kalorimeter.html

Anda mungkin juga menyukai