Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum “Fisika Dasar”

Modul K2 – Kalor jenis zat padat


M. Bahrul Ilmi/23513144
Asisten: Rachmad Widyanto
Tanggal praktikum: 11 Oktober 2023
Nama Jurusan – Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Abstrak— Praktikum ini bertujuan untuk mengetahu prinsip kerja dan fungsi calorimeter, menentukan nilai
dan panas jenis zat padat serta memprediksikan kenaikan suhu zat padat pada saat menerima panas. Pada
percobaan ini menggunakan teori azaz black dimana Qlepas = Qkeluar. Penerapan prinsip kalor dalam
kehidupan sehari-hari yaitu prinsip kerja lemari es berdasarkan sifat kalor, yaitu zat yang menguap
memerlukan kalor dan zat yang mengembun melepaskan kalor. Kalor berpindah atau mengalir dari benda
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Kalor yang dipindahkan dari suatu system diukur
dengan calorimeter.

Kata kumci—kalor ; suhu ; calorimeter ; azaz black

I. PENDAHULUAN

Tujuan praktikum pada kali ini mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan fungsi calorimeter,
menentukan nilai dan panas jenis zat padat, serta memprediksikan kenaikan suhu zat padat pada saat
menerima panas.

Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda
tersebut berubah suhu ada wujud bentuknya. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik
yang diserap maupun yang dilepaskan oleh suatu benda. Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan
Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik
1 derajat celcius. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum
mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benday aitu dengan mengukur suhu benda tersebut.
Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika
suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar
kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat
(kalor jenis), dan perubahan suhu.

Apabila dua benda atau lebih mempunyai suhu yang berbeda-beda dan saling bersinggungan, maka
akhirnya kedua benda tersebut akan berada dalam kesetimbangan (mempunyai suhu yang sama). Hal ini
disebabkan karena adanya perpindahan kalor diantara dua benda-benda tersebut. Benda yang suhunya
tinggi melepaskan kalor, sedangkan benda menyerap kalor. Jumlah kalor yang dilepas dan diterima telah
dinyatakan oleh Joseph Black dalam suatu “Azas Black” atau hukum pertukaran panas yaitu “jumlah
kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan”.

Pada percobaan kali ini teori yang digunakan adalah menggunakan prinsip asas black yang dimana
berlaku persamaan :
Qlepas =Qterima
Melalui persamaan diatas, penentuan panas jenis zat padat diukur dengan calorimeter, dimana dapat
dilakukan dengan persamaan :
Qbenda =Qair +Qkalorimeter
(m b ∙ cb ∙ ∆ T b ¿=(m ¿ ¿ a ∙c a ∙ ∆ T a)+(m c ∙ c c ∙ ∆ T c ) ¿

Dimana, Q benda adalah energi kalor pada zat padat, Q air adalah energi kalor air , dan Q kalorimeter adalah
energi kalor pada kalorimeter (kalori dan pengaduk), sehingga berlaku persamaan:
[ mb ∙ cb ∙(T b−T 2) ]=[ ma ∙ c a ∙(T 2 −T a )] +¿
Keterangan:
mb = massa benda padat (gram)
m p = massa pengaduk (gram)
mk = massa kalori (gram)
ma = massa air (gram)
c a = panas jenis air (J/g.°C atau kal/g.°C)
c b = panas jenis zat padat (J/g.°C atau kal/g.°C)
c k = panas jenis calorimeter (J/g.°C atau kal/g.°C)
c p= panas jenis pengaduk (J/g. C atau kal/g.°C)
T b = suhu awal zat padat (°C)
T a = suhu awal air dalam calorimeter (°C)
T c= suhu awal calorimeter (°C)
T 2= suhu akhir sistem (°C)
Penerapan prinsip kalor dalam kehidupan sehari-hari yaitu prinsip kerja lemari es berdasarkan sifat
kalor, yaitu zat yang menguap memerlukan kalor dan zat yang mengembun melepaskan kalor. Prinsip
kerja lemari es adalah mengambil kalor yang ada di dalam ruangan lemari es, selanjutnya melepaskan
diluar, sehingga suhu di dalam lemari es menjadi turun. Untuk mengambil kalor yang ada di dalam ruang
lemari es dan melepaskannya di luar, maka digunakan bahan yang mudah menguap, yaitu freon.
Dalam melakukan percobaan praktikum ilmiah harus dimiliki oleh mahasiswa di perguruan tinggi.
Dimana dalam hal ini memperhatikan rujukan dalam jurnal ilmiah menjadi penting untuk menghindari
adanya suatu plagiarism dalam penyusunan laporan. Oleh karena itu, praktikum panas jenis zat padat
penting untuk dijadikan sebuah jurnal ilmiah.
II. METODE PRAKTIKUM

Langkah – Langkah Percobaan :

Menyiapkan alat dan bahan

Menghidupkan pemanas dari bejana didih yang berisi air

Menimbang kalorimeter kosong dan alat pengaduk dari logam

Mengisi kalorimeter dengan air hingga tinggi benda padat tercelup dan timbang
kalorimeternya

Memasukkan benda logam ke dalam bejana didih

Mendinginkan kalorimeter berisi air ke dalam pendingin agar suhunya dibawah suhu kamar

Membersihkan dinding luar dari kalorimeter agar tidak ada embun yang melekat

Memasukkan kalorimeter pada tempatnya dan catat suhu awalnya

Mencatat tekanan yang terbaca pada barometer dan suhu kamar, angkat benda logan dari
bejana didih dan masukkan ke dalam kalorimeter

Mengaduk dan amati suhu akhirnya

Mengulangi langkah 4 sampai dengan 10 dengan jumlah air yang berbeda

Merapikan alat dan bahan seperti kondisi semula

Alat dan Bahan :


Gambar 1. Neraca
Sumber : infokimia.com

Gambar 2. Gelas Beker


Sumber: glasswareindonesia.wordpress.com
Gambar 3. Kalorimeter dengan pengaduk
Sumber : bukalapak.com

Gambar 4. Termometer
Sumber : tokopedia.com
Gambar 5. Hot plate
Sumber : pusatalatlaboratorium.com

Gambar 6. Kulkas
Sumber : astromesin.com
Gambar 7. Stopwatch
Sumber : amazon.in

Gambar 8. Zat padat (logam)


Sumber : jleopardi.wordpress.com
Gambar 9. Air
Sumber : astronauts.id

III. DATA PERCOBAAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan

N
No Massa logam Massa Massa Kalorimeter Suhu Logam Suhu Air Suhu Air (t 2−t 1)
(g) air (g) + pengaduk (g) Mula-mula(t b) Mula-mula( Akhir(t 2)
t 1)

Fe (Besi)

1 61,4 g 100 g 31,5 g 63 18 23 5

2 61,4 g 100 g 31,5 g 71 18 24 6

3 61,4 g 100 g 31,5 g 65 19 25 6

Al (Alumunium)

4 22,9 g 100 g 31,5 g 73 20 27 7

5 22,9 g 100 g 31,5 g 75 20 25 5

6 22,9 g 100 g 31,5 g 70 20 28 8

Suhu Kamar : 26℃

IV. ANALISIS DATA

1. Menghitung nilai kalor jenis kalorimeter(C k ) berbahan alumunium(Al) menggunakan metode interpolasi.
0,2297

Ck

0,2220
100° suhu ruang 0 °
100 ℃−0 ℃ 0,2297−0,2220
=
100℃−suhuruang 0,2297−C k

100℃−0 ℃ 0,2297−0,2220
=
100℃−26 ℃ 0,2297−C k

100℃ 0,0077
=
74 ℃ 0,2297−C k

C k =0,955J/g℃

2. Menghitung rerata perubahan suhu air dan kalorimeter beserta ketidakpastiannya.

 Besi
∆ T ak =t 2−t 1
∆ (T ¿ ¿ ak )¿ ∆ (T ¿ ¿ ak )−∆ (T ¿ ¿ ak )¿ ¿ ¿¿
5 -0,6 0,36
6 0,4 0,16
6 0,4 0,16
∆ (T ¿ ¿ ak )=¿ ¿ ∑ ¿¿ ¿=0,68
17
(∆T ¿¿ ak )=5 , 6 ℃ ¿
∆ (∆ T ¿¿ ak )=√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
Jadi, T ak ± ∆ T ak = (5,6± 0 , 58¿

 Alumunium

∆ T ak =t 2−t 1
∆ (T ¿ ¿ ak )¿ ∆ (T ¿ ¿ ak )−∆ (T ¿ ¿ ak )¿ ¿ ¿¿
7 0,4 0,16
5 -1,6 2,56
8 1,4 1,96
∆ (T ¿ ¿ ak )=¿ ¿ ∑ ¿¿ ¿=4,68
20
(∆T ¿¿ ak )=6 ,6 ℃ ¿
∆ (∆ T ¿¿ ak )=√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
Jadi, T ak ± ∆ T ak = (6,6± 1 ,53 ¿

3. Menghitung rerata perubahan suhu benda beserta ketidakpastiannya.


 Besi
∆ T b=t 2−t 1
∆ (T ¿ ¿ b)¿ ∆ (T ¿ ¿ b)−∆ (T ¿¿ b)¿ ¿ ¿¿
-40 2 4
-47 −5 25
-40 2 4

∆ (T ¿ ¿ b)=−127 ¿ ∑ ¿¿ ¿ =33
(∆T ¿¿ b)=−42 ℃ ¿
∆ (∆ T ¿¿ b)=√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
Jadi, T b ± ∆ T b = (−¿ 42± 4 ,06 ¿

 Alumunium

∆ T b=t 2−t 1
∆ (T ¿ ¿ b)¿ ∆ (T ¿ ¿ b)−∆ (T ¿¿ b)¿ ¿ ¿¿
−46 0 0

−50 −4 16
-42 4 16

∆ (T ¿ ¿ b)=−138 ¿ ∑ ¿¿ ¿ =32
(∆T ¿¿ b)=−46 ℃ ¿
∆ (∆ T ¿¿ b)=√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
Jadi, T b ± ∆ T b = (−¿ 46± 4 ¿

4. Menghitung nilai kalor jenis benda logam (Cb) dan ketidakpastiannya.


Qlepas =Qditerima
mb Cb (t ¿ ¿ 2−t b )=( ma c a +mk C k ) (t 2−t 1)¿
( ma C a +mk C k ) ( t2−t 1)
C b=
mb (t ¿ ¿ 2−t b ) ¿
C b=… kal /g ℃
 Besi
( 100.1+ ( 31 ,5 ) .(0,224) ) (5)
1. C b= =−0,648 kal/ g ℃
61 , 4 (−40)
( 100.1+ ( 31 ,5 ) .(0,224) ) (6)
2. C b= =−0,049 kal /g ℃
61 , 4 (−47)
( 100.1+ ( 31 ,5 ) .(0,224) ) (6)
3. C b= =−0,057 kal/g ℃
61 , 4 (−40)

 Alumunium

( 100.1+ ( 31 ,5 ) .(0,224) ) (7)


1. C b= k =−0,046 k al/g ℃
22, 9(−46)
( 100.1+ ( 31 ,5 ) .(0,224) ) (5)
2. C b= =−0,118 kal/g ℃
22 , 9(−50)
( 100.1+ ( 31 ,5 ) .(0,224) ) (8)
3. C b= =−0,162 kal /g ℃
22 ,9 (−42)
5. Menghitung rerata dan ketidakpastian kalor jenis benda logam.
 Besi

Cb C b−C b |C b−C b|
2

−0,648 0 , 39 0,152

−0,049 0 , 20 0,04

−0,057 0 , 19 0,036

∑ C b= -0,754 ∑|Cb −Cb|2=0,


228

C b=
∑ C b =−0 ,25 kal/g ℃
n

√( ) ( )(
2 2
ma C a +mk C k 2 ma Ca +mk C k 2
∆ C b=
mb ∆ T b
( ∆ ( ∆ T ak ) ) + mb ∆ T b
∆ ( ∆T b ) )

√( ) ( )
2 2
100.1+(31 ,5) ( 0,224 ) 100.1+(31 ,5) ( 0,224 )
∆ C b= ( 0 , 58 )2 + ( 4 , 06 )2
61 , 4.(−42) 61 , 4 (−42)
∆ C b=0,141 kal/g ℃
 Alumunium

Cb C b−C b |C b−C b|
2

−0,046 −0 , 14 0,019

−0,118 −0,018 0,032

−0,162 −0 , 06 0,036

∑ C b= -0,326 ∑|Cb −Cb|2=0,


277

C=
∑ C b =−0 ,10 kal/g ℃
b
n

√( ) ( )(
2 2
mb C b +mk C k 2 mb Cb +mk C k 2
∆ C b ¿=
mb ∆ T b
( ∆ ( ∆ T ak ) ) + mb ∆ T b
∆ (∆ T b))

√( ) ( )
2 2
100.1+(31, 5) ( 0,224 ) 100.1+(31 , 6) ( 0,224 )
∆ C b= ( 1 ,53 )2 + ( 1, 53 )2
(22 , 9).(−46) 22 , 9.(−46)
∆ C b=0,031 kal/g ℃
V. PEMBAHASAN

Kalor jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda ke benda lain karena
perbedaan suhu. Kalor berpindah atau mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu
rendah. Kalor yang dipindahkan dari suatu system diukur dengan calorimeter. Seingga, fungsi dari
calorimeter adalah untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter menggunakan sistem azas black
dimana apabila pada kondisi adiabatic dicampurkan dua zat yang berbeda yang temperaturnya mula-
mula berbeda, maka pada saat kesetimbangan banyak kalor yang lepas oleh zat yang temperaturnya
tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diserap oleh zat yang temperaturnya rendah. Dengan kata lain,
jika dua buah benda yang berbeda suhunya dicampurkan, maka benda yang panas akan memberikan
kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama.

Dalam praktikum ini, praktikan akan menentukan besarnya kalor jenis zat pada (logam).
Perpindahan kalor ada 3 macam, yaitu konduksi (perantara), konveksi (mengalir), dan radiasi (pancaran).
Dimana pada percobaan kali ini praktikan menggunakan kalor secara konveksi. Karena pada percobaan
kali ini benda yang memiliki kalor lebih besar (logam yang dipanaskan) akan memberikan kalor kepada
benda yang memiliki kalor rendah (air yang telah dimasukkan dalam kulkas) Sehingga ketika 2 benda
tersebut dicampurkan, maka akan terjadi konveksi (aliran). Dan dalam kasus ini, menerapkan sistem azas
black.

Adapun analisi data yang telah praktikan hitung dalam percobaan kali ini didapatkan nilai kalor
jenis kalori meter C k adalah 0,955 J/g℃ , selanjutnya didapatkan perhitungan rerata perubahan suhu air

dan calorimeter beserta ketidakpastiannya pada besi yaitu T ak ± ∆ T ak = (5,6± 0 , 58¿ dan rerata

perubahan suhu air dan calorimeter beserta ketidakpastiannya pada alumunium yaitu T ak ± ∆ T ak = (6,6

± 1 ,53 ¿, selanjutnya didapatkan rerata perubahan suhu benda dan ketidakpastiannya pada besi adalah
T b± ∆ T b = (−¿ 42± 4 ,06 ¿ dan pada alumunium didapatkan T b ± ∆ T b = (−¿ 46± 4 ¿ . Selanjutnya
praktikan menghitung nilai kalor jenis benda logam dan ketidakpastiannya pada besi didapatkan hasil
berturut-turut yaitu -0,648 kal /g ℃ , -0,049 kal /g ℃ , -0,057 kal /g ℃ . Dan pada alumunium
didapatkan hasil berturut-turut yaitu -0,046 kal /g ℃ , -0,118 kal/g ℃ , -0,162 kal /g ℃ . Dan
yang terakhir menghitung rarata dan ketidakpastian jenis benda logam pada besi didapatkan nilai sebesar
0,141 kal/ g ℃ dan pada alumunium sebesar
0,031 kal/ g ℃ .

Pada percobaan praktikum harus dilakukan dengan prosedur dan standar keselamatan kerja yang
baik dan benar, agar pada saat melakukan praktikum tidak terjadi kesalahan yang tentunya akan
berdampak pada hasil praktikum yang sedang dilakukan Kesalahan praktikan pada saat melakukan
percobaan adalah ketidaktelitian dalam membaca hasil timbangan neraca, ketidaktelitian dalam
membaca suhu pada thermometer, tergesa gesa dalam melakukan percobaan.

Penerapan kalor jenis dalam kehidupan adalah pemanfaatan termos. Termos berfungsi untuk
menyimpan zat cair dalam waktu tertentu agar tetap panas. Sehingga termos terbuat untuk mencegah
perpindahan kalor secara konduksi, konveksi maupun radiasi.

VI. KESIMPULAN

1. Kalorimeter adalah alat untuk menentukan kalor jenis suatu zat padat dan calorimeter
menggunakan sistem azas black.Pada Praktikum ini menggunakan teori azas black dimana
Qlepas = Qterima bunyi azas black yaitu apabila dua jenis benda memiliki temperature yang
berbeda ketika dicampurkan zat yang bertemperatur yang lebih tinggi akan melepas panas,
sedangkan benda yang bertemperatur lebih rendah akan menerima panas secara terus
menerus sampai temperature kesetimbangan konstan

DAFTAR PUSTAKA

[1] Damanik, Asan. Pengantar Fisika Zat Padat. Sanata Dharma University Press, 2020.
[2] Halimah. Nur, dan Haryono. 2014. Kimia Perminatan Matematika dan Ilmu Ilmu Alam untuk Kelas
11 SMA/MA. Surakarta: Penerbit Mediatama

[3] Tiven, Lefia. Pengukuran kalor jenis zat padat. Diss. Universitas Negeri Malang, 2011.

Anda mungkin juga menyukai