Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1Tujuan Percobaan
1) Mampu menentukan kalor lebur es 2) Mampu menentukan panas jenis suatu benda berdasarkan Azas Black

1.2Alat Percobaan
1) Satu set kalorimeter dan alat pengaduknya 2) Thermometer 3) Stopwatch 4) Bongkah es batu secukupnya 5) Banda yang akan diukur kalor jenisnya 6) Neraca Teknis

BAB II TEORI PENDAHULUAN

2.1 Teori Dasar


Apabila dua benda yang berlainan temperaturnya disentuhkan, maka benda yang lebih panas akan memberikan sebagian panasnya kepada benda yang lebih rendah temperaturnya, sampai akhirnya dicapailah temperatur akhir yang sama (kesetimbangan temperatur). Satuan yang dipakai pada perpindahan panas adalah kalori, yang didefinisikan sebagai Jumlah panas yang dibutuhkan oleh setiap 1 gram air untuk menaikan temperatur 1C. Apabila ke dalam kalorimeter yang berisi air dimasukan benda yang berbeda temperaturnya (misalnya lebih panas), akan terjadi aliran panas dari benda ke kalorimeter dan air. Setelah dicapai keadaan setimbang, maka :

W1c1 (T4 - T1) +W2c2 (T4 - T2) = W3c3 (T3 - T4)


Dimana : W1,W2,W3 = Berat kalorimeter, berat air dan berat benda = Kalor jenis kalorimeter, air dan benda = Temperatur awal kalorimeter, air dan benda

(1)

C1, c2 , c3
T1, T2, T3 T4 kesetimbangan

= Temperatur akhir kalorimeter, air dan benda setelah dicapai

Bila yang dimasukan ke dalam kalorimeter adalah bongkah es yang kalor leburnya P, berat G, maka persamaan (1) menjadi :

W1c1 (T4 - T1) +W2c2 (T4 - T2) = P G - W3c3 (T3 - T4)

(2)

2.2 Teori Tambahan


Kalorimeter Hukum kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan dan dapat diciptakan melainkan hanya dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lain. Kalorimeter yaitu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor berikut: 1. massa zat 2. jenis zat (kalor jenis) 3. perubahan suhu Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu tempat ke tempat lain disebut kalor. (Syukri S, 1999). Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan adalah kalorimeter. Dengan menggunakan hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter. (Petrucci,1987). Kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 1C pada air dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri (Petrucci,1987).

Dalam proses ini berlaku Azas Black yaitu:

q lepas = q terima q air panas = q air dingin + q kalorimeter m1 c (Tp Tc) = m2 c (Tc Td) + C(Tc Td)
keterangan:

m1 = massa air panas m2 = massa air dingin


c = kalor jenis air C = kapasitas kalorimeter

Tp = suhu air panas Tc = suhu air campuran Td = suhu air dingin


Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan (Keenan, 1980). Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem (Petrucci, 1987). Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan tidak spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangakan reaksi tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar. Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak menunjukkan keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam sistem termodinamika. Jika suhu ditingkatkan sedikit diatas 0K, entropi meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai nilai positif (Petrucci, 1987)

Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan massa zat (m), kalor jenis zat (c) dan perubahan suhu (T), yang dinyatakan dengan persamaan berikut :

q = m . c . T (Petrucci, 1987).
Keterangan : q = jumlah kalor (Joule)

m = massa zat (gram) T = perubahan suhu (takhir - tawal) c = kalor jenis

BAB III LANGKAH PERCOBAAN


3.1 Kalor Lebur Es
1) Timbang bejana kalorimeter dan bejana pengaduknya dengan ketelitian yang maksimal. Bila pada pengaduk terdapat gagang yang terbuat dari bahan lain, harap dilepas dahulu. 2) isi air kedalam bejana kalorimeter sampai nya. Lalu timbang bejana kalorimeter dan pengaduknya yang telah terisi air dengan teliti. 3) Masukan kalorimeter kedalam bejana pelindung dan tutup kalorimeter. Kemudian pasangkan thermometer, sehingga hanya bola yang terisi air raksa saja yang tercelup dalam air. Lalu diamkan sebentar sambil dibaca suhunya dan menimbang beratnya. 4) Ambil beberapa bongkah es batu, kemudian menimbang es batu tersebut dengan neraca teknis. 5) Masukan bongkahan es tersebut kedalam bejana kalorimeter, lalu Tutup kalorimeter dan thermometernya dengan hati-hati. Sambil diaduk membaca suhu setiap 30 detik sampai suhu tidak mengalami perubahan lagi. 6) Timbang berat akhir kalorimeter.

3.2 Campuran Air dengan Air Panas


1) Kringkan kalorimeter dengan pengaduknya. 2) Timbang bejana kalorimeter dan bejana pengaduknya. 3) Isi air kedalam bejana kalorimeter sampai nya. Lalu timbang bejana kalorimeter dan pengaduk yang telah terisi air dengan teliti.

4) Masukan kalorimeter kedalam bejana pelindung kemudian tutup kalorimeter. Lalu pasangkan thermometer, sehingga hanya bola yang terisi air raksa saja yang tercelup dalam air. Diamkan sebentar sambil membaca suhu dan timbang beratnya. 5) Ambil gelas kimia, dikeringkan lalu ditimbang beratnya. 6) Isi gelas kimia dengan air, kemudiian menimbang berat keseluruhan gelas kimia dan air. 7) Panaskan gelas kimia yang berisi air hingga mendidih. Lalu catat suhunya. 8) Masukan air yang telah mendidih tesebut ke dalam kalorimeter. tutup

kalorimeter beserta thermometer dengan hati-hati. Kemudian diaduk sambil membaca suhu setiap 30 detik hingga tidak terjadi perubahan suhu. 9) Timbang berat akhir kalorimeter.

3.3 Kalor Jenis Benda


1) Keringkan kalorimeter dengan pengaduknya. 2) Timbang bejana kalorimeter dan bejana pengaduknya. 3) Isi air kedalam bejana kalorimeter sampai nya. Lalu Timbang bejana kalorimeter dan pengaduk yang telah terisi air dengan teliti. 4) Masukan kalorimeter kedalam bejana pelindung kemudian tutup kalorimeter. Lalu pasangkan thermometer, sehingga hanya bola yang terisi air raksa saja yang tercelup dalam air. Diamkan sebentar sambil membaca suhu dan timbang beratnya. 5) Timbang masa benda yang akan diukur kalor jenisnya menggunakan neraca teknis. 6) Isi gelas kimia dengan air kemudian memasukan benda tersebut lalu panaskan hingga air mendidih. Mencatat suhu air mendidih (sama dengan suhu benda).

7) Masukan benda tersebut ke dalam calorimeter, kemudian tutup kalorimeter dan thermometer dengan hati-hati, lalu diaduk sambil membaca suhu setiap 30 detik sampai tidak terjadi lagi perubahan suhu. 8) Timbang berat akhir kalorimeter. 9) Ulangi laangkah 2-8 menggunakan benda yang berbeda.

BAB IV ANALISA DATA


4.1 Data Pengamatan
4.1.1 Percobaan 1 (Kalor Lebur Es) W1 = Berat kalorimeter kosong = 125,38 gram W2 = Berat air () W3 = Berat Es = 165,32 gram = 42,56 gram c1 = 0,205 Kal/g C c2 = 1,000 Kal/g C c3 = ?

Berat (gram) W1 W2 W3 125,38 165,32 42,56 T1 T2 T3 T4 Perubahan suhu setiap 10 detik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 T (detik) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Suhu (C) 26 26 2 2,1

Suhu (C) 2 2 3 3 2 2,5 2 2 2,1 2,1

4.1.2 Percobaan 2 (Campuran Air dengan Air Panas) W1 = Berat kalorimeter kosong = 159,06 gram W2 = Berat air () W3 = Berat Air Panas = 182,18 gram = gram c1 = 0,205 Kal/g C c2 = 1,000 Kal/g C c3 = ?

Berat (gram) W1 W2 W3 159,06 182,18 T1 T2 T3 T4 Perubahan suhu setiap 10 detik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 T (detik) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Suhu (C) 26 26 91 39,5

Suhu (C) 39 40 40 39,5 39,5 39,5 39,5 39,5 39,5 39,5

4.1.3 Percobaan 3 (Kalor Jenis Benda) W1 = Berat kalorimeter kosong = 159,02 gram W2 = Berat air () W3 = Berat Benda = 158,94 gram = 63,56 gram c1 = 0,205 Kal/g C c2 = 1,000 Kal/g C c3 = ?

Berat (gram) W1 W2 W3 159,02 158,94 63,56 T1 T2 T3

Suhu (C) 26 26 90

Perubahan suhu setiap 10 detik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 T (detik) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Suhu (C) 27 27,5 29 29 29 29 29 29 29 29

4.2 Analisa Matematis


4.2.1 Percobaan 1 (Kalor Lebur Es) Menentukan besarnya panas cair es (P) menggunakan persamaan 2 :

W1c1 (T4 - T1) +W2c2 (T4 - T2) = P G (T3 - T4)


125,38 0,205 (2,1 - 26) + 165,32 1 (2,1 - 26) = P 42,56 (2 2,1) 25,70 (-23,9) + 165,32 (-23,9) -614,23 + (-3951,15) -4565,38 P P Pembuktian dengan Azas Black : Q yang dilepas = Q yang diserap QEs = P (-4,256) = -4,256 P = -4,256 P = = 1072,69

QKalorimeter + Q Air =

W1c1 (T4 - T1) +W2c2 (T4 - T2) = P G (T3 - T4)


125,38 0,205 (2,1 - 26) + 165,32 1 (2,1 - 26) = 1072,69 42,56 (2 2,1) 25,70 (-23,9) + 165,32 (-23,9) -614,23 + (-3951,15) -4565,38 = 45653,68 (-0,1) = -4565,37 = -4565,37

Sama

4.2.2 Percobaan II (Campuran Air dengan Air Panas)

BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan saya, besar kecilnya kalor dipengaruhi oleh massa zat, jenis zat dan perubahan suhu.

Anda mungkin juga menyukai