Anda di halaman 1dari 10

KALORIMETER  

A.     JUDUL DAN TANGGAL PRAKTIKUM


                 Judul         : Kalorimeter

                 Tanggal     : 05 Februari 2013

B.     TUJUAN PERCOBAAN
                 Menentukan kalor jenis suatu zat ( Besi,
Alumunium, &Tembaga ).

                 Menghitung dan menggunakan Azas Black.

C.     DASAR TEORI
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kalor. Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan
kalor jenis suatu zat. Kalor jenis zat dapat di hitung dengan
menggunakan masa air dingin, masa bahan cxontoh, masa
calorimeter, dan mengukur suhu air dan bahan contoh
sebelum dan sesudah percobaan.

Ada beberapa jenis kalorimeter yaitu :

                 Kalorimeter alumunium.

                 Kalorimeter elektrik.

Hubungan antara kalor dengan energi listrik:

Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu


bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan
Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor
dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi
energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas
tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat
yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor
adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll.

Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat


dipindah dari satu tempat ke tempat lain disebut kalor.
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan
pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut
kalorimetri. Dengan menggunakan hukum Hess, kalor reaksi
suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data
perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan
secara eksperimen. Proses dalam kalorimetri berlangsung
secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau
masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
Kalor yag dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter
sebesar 10 o C pada air dengan massa 1 gram disebut tetapan
kalorimetri.
Dalam proses ini berlaku azas Black, yaitu:
Q le p as   = Q t e r ima
Q air p ana s  = Q air d ing in + Q k al or ime t r i
m 1  c (Tp-Tc)= m 2  c (Tc-Td)+ C (Tc-Td)
Keterangan:
            m 1 = massa air panas
            m 2 = massa air dingin
            c   = kalor jenis air
            C  = kapasitas kalorimeter
            Tp = suhu air panas
            Tc = suhu air campuran
            Td = suhu air dingin

Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain


energi disebut termodinamika. Termodinamika dapat
didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan
kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan
dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan
energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah
kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang
dipindahkan ke sistem (Keenan, 1980).
Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi
spontan dan tidak spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang
berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangkan reaksi tidak
spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari
Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak ialah nol.
Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak menunjukan
keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam sistem
termodinamika. Jika suhu ditingkatkan sedikit di atas 0 K,
entropi meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai nilai
positif.
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan maka zat (m),
kalor jenis zat (c) dan perubahan suhu (ΔT), yang dinyatakan
dengan persamaan berikut
Q = m.c.ΔT
Keterangan:
Q= jumlah kalor (Joule)
m= massa zat (gram)
ΔT= perubahan suhu (t a kh ir -t aw al )
C= kalor jenis
Kalorimeter adalah jenis zat dalam pengukuran panas dari
reaksi kimia atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk
penggunaan kalorimeter. Kata kalormetri berasal dari bahasa
latin yaitu calor, yang berarti panas. Kalorimetri tidak
langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada
makhluk hidup yang memproduksi karbon dioksida dan
buangan nitrogen (ammonia, untuk organisme perairan, urea,
untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavoisier
(1780) menyatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan
dari konsumsi oksigen dengan menggunakan regresi acak. Hal
ini membenarkan teori energi dinamik. Pengeluaran panas
oleh makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk
dilakukan langsung, di mana makhluk hidup ditempatkan di
dalam kalorimeter untuk dilakukan pengukuran. Jika benda
atau sistem diisolasi dari alam, maka temperatur harus tetap
konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan
berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat
yang disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur
perubahan suatu tersebut. Bersamaan dengan kapasitas
dengan kapasitas  panasnya, untuk menghitung perpindahan
panas.
Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat
memiliki suhu. Jika zat menerima kalor, maka zat itu akan
mengalami suhu hingga tingkat tertentu sehingga zat
tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti
perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika
suatu zat mengalami perubahan wujud dari cair menjadi
padat maka zat tersebut akan melepaskan sejumlah kalor.
Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk kalor
dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau
joule (J) dan kilojoule (kj).
1 kilokalori= 1000 kalori
1 kilojoule= 1000 joule
1 kalori   = 4,18 joule
1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
memanaskan 1 gram air sehingga suhunya naik sebesar 1 o C
atau 1K. jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
1 o C atau 1K dari 1 gram zat disebut kalor jenis Q=m.c. ΔT,
satuan untuk kalor jenis adalah joule pergram perderajat
Celcius (Jg - 1 o C - 1 ) atau joule pergram per Kelvin (Jg - 1 o K - 1 )
(Petrucci, 1987).
Pengukuran kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Ada beberapa
jenis kalorimeter seperti: kalorimeter termos, kalorimeter
bom, kalorimeter thienman, dan lain-lain. Kalorimeter yang
lebih sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana plastik yang
ditutup rapat sehingga bejana ini merupakan sistim yang
terisolasi.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
Sebelum zat-zat pereaksi direaksikan di dalam kalorimeter,
terlebih dahulu suhunya diukur, dan usahakan agar masing-
masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama. Setelah
suhunya diukur kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam
kalorimeter sambil diaduk agar zat-zat bereaksi dengan baik,
kemudian suhu akhir diukur.
Jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara eksoterm
maka kalor yang timbul akan dibebaskan ke dalam larutan itu
sehingga suhu larutan akan naik, dan jika reaksi dalam
kalorimeter berlangsung secara endoterm maka reaksi itu
akan menyerap kalor dari larutan itu sendiri, sehingga suhu
larutan akan turun. Besarnya kalor yang diserap atau
dibebaskan reaksi itu adalah sebanding dengan perubahan
suhu dan massa larutan jadi,
Q r e ak si = m lar ut an . C lar ut an . ΔT
Kalorimetri yang lebih teliti adalah yang lebih terisolasi serta
memperhitungkan kalor yang diserap oleh perangkat
kalorimeter (wadah, pengaduk, termometer). Jumlah kalor
yang diserap/dibebaskan kalorimeter dapat ditentukan jika
kapasiatas kalor dari kalorimeter diketahui. Dalam hal ini
jumlah kalor yang dibebaskan /diserap oleh reaksi sama
dengan jumlah kalor yang diserap/dibebaskan oleh
kalorimeter ditambah dengan jumlah kalor yang
diserap/dibebaskan oleh larutan di dalam kalorimeter. Oleh
karena energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan, maka
Q r e ak si = (-Q ka lo r ime t e r - Q l ar ut a n )
Kalorimeter sederhana
Pengukuran kalor reaksi, setara kalor reaksi pembakaran
dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada
tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang
dibuat dan gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai
untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung
dalam fase larutan (misalnya reaksi netralisasi asam-
basa/netralisasi, pelarutan dan pengendapan) (Syukri, 1999).
        Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor (Q) yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu (T) satu satuan
massa (m) benda sebesar satu derajat. 
        Persamaan :
  Alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat
disebut Kalorimeter.
D.     ALAT DAN BAHAN
                 Gelas beker

                 Pembakar lampu / lampu spiritus


                 Kalorimeter plastic

                 Kubus / slinder logam

                 Neraca

                 Kaki tiga + kasa

                 Thermometer 2 buah

                 Korek api

E.       LANGKAH KERJA
1.       Panaskan air dalam gelas beker sampai mendidih.

2.       Timbanglah masing-masing calorimeter dan kubus / slinder


logam. Massa calorimeter kosong ( m1 )  = …. gram dan
massa logam ( m2 ) = …. gram.

3.       Isilah calorimeter itu dengan air dingin ( Kira-kira


sepertiga bagian ) dan timbanglah !

Massa calorimeter + air dingin ( m3 ) = …. gram

Massa air ( m3-m1 ) = …. gram

Suhu air ( t1 ) = ….. C

4.       Setelah air dalam gelas beker mendidih, masukkan kubus


atau slinder logam yang telah diikat dengan benang itu ke
dalamnya beberapa menit ! Catat suhu logam dalam air itu ( t
logam ) =….C

5.       Pindahkan logam itu cepat – cepat dari air mendidih ke


dalam calorimeter itu. Kemudian catat suhu tertinggi dari
calorimeter itu ! Suhu campuran ( tc ) =……C

6.       Lakukan percobaan diatas dengan logam yang berbeda.

F.       DATA HASIL PENGAMATAN


     Suhu air mendidih ( suhu awal logam ) = ….  o C

     Suhu air dingin dalam kalarimeter =….  o C

     Massa logam = ….   gram

     Massa wadah kalorimeter dan pengaduk = 81,2 gram

     Massa air + wadah calorimeter = …. gram

     Massa air dingin dalam calorimeter = …. gram

     Kalor jenis air dingin = 1 kal/g  o C.


m

k
a
l
o
r m c
i t b
+ m b b e
m t e e b
kal a a a b b t a
ori i i i a a ca n
me r r r n n m (k
al
ter pu
Na kos ( ( ( ( ( ra /g
o o o
N ma ong g g g n
o Be (gr r r C r C (oC C
. nda ) ) ) ) ) ) ) )

1 0
6 8 7 ,
Te 4 3 1 0
mb 81, , , 2 , 9 6
1 aga 2 3 1 9 6 5 32 7

1 0
5 7 6 ,
Ku 3 2 7 0
nin 81, , , 2 , 9 6
2 gan 2 2 0 9 0 5 32 4

1 0
Alu 6 8 2 ,
mu 7 5 0 1
niu 81, , , 2 , 9 5
3 m 2 0 8 9 9 5 31 5

1 0
6 8 6 ,
5 4 2 1
Bes 81, , , 3 , 9 0
4 i 2 4 2 0 0 5 34 8

1 0
6 9 8 ,
4 1 2 0
Baj 81, , , 2 , 9 6
5 a 2 3 6 9 1 5 32 4
G.     PERTANYAAN DAN JAWABAN
1.       Sesudah logam dimasukkan ke dalam calorimeter, suhu air
dalam calorimeter naik, kenaikan suhunya = ….  o C. Kenaikan
suhu itu disebabkan oleh ….

Jawab    :

-         Air dalam calorimeter + Tembaga      : 3 o C

-         Air dalam calorimeter + Kuningan      : 3 o C

-         Air dalam calorimeter + Aluminium    : 2 o C

-         Air dalam calorimeter + Besi            : 4 o C

-         Air dalam calorimeter + Baja            : 3 o C

Kenaikan suhu itu disebabkan oleh pencampuran air dalam


calorimeter dengan logam yang suhunya lebih tinggi.

2.       Sesudah logam yang dimasukan ke dalam calorimeter,


suhu logam itu turun, penurunan suhunya = ….  o C. Penurunan
suhu itu disebabkan oleh ….

Jawab    :

-         Tembaga       : 63 o C

-         Kuningan       : 63 o C

-         Aluminium     : 64 o C

-         Besi              : 61 o C

-         Baja              : 63 o C

Penurunan suhu itu disebabkan oleh pencampuran logam


dengan air dalam calorimeter yang suhunya lebih rendah.

3.       Jika dianggap tidak ada kalor yang terbuang dan


calorimeter tidak menyerap kalor, maka logam itu menyerap
kalor sebanyak….

Jawab    :

             Tembaga       :

Q  = m.c.ΔT
= 71,6 x 0,093 x 63
= 419,5044 kal
             Aluminium     :
Q  = m.c.ΔT
= 20,9 x 0,22 x 64
= 294,272 kal
             Besi              :
Q  = m.c.ΔT
= 62 x 0,11 x 61
= 416,02 kal
             Baja              :
Q  = m.c.ΔT
= 82,1 x 0,11 x 63
       = 568,953 kal

4.       Berapakah kalor jenis logam itu berdasarkan percobaan di


atas? Bandingkan dengan kalor jenis masing-masing logam
menurut teori!

Jawab    :

KALOR JENIS BERDASARKAN PERCOBAAN       :

                 Tembaga        :

Q le p as   = Q t e r ima
   Q t e mb ag a p an as   = Q a ir d i ng i n + Q ka lo r ime t r i
71,6.c.63  = 83,1.1.3+81,2.0,22.3

   4510,8c = 249,3+54,846

   4510,8c = 304,146

             c = 0,067  ka l / g   o C

                 Kuningan       :

Q le p as   = Q t e r ima
   Q k un ing an p anas   = Q air d ing in + Q k al or ime t r i
         67.c.63 = 72.1.3+81,2.0,22.3

       4221c = 216+54,846

       4221c = 270,846

 c = 0,064  ka l / g   o C

                 Aluminium      :

Q le p as   = Q t e r ima
 Q a lum in ium p ana s  = Q air d ing in + Q k al or ime t r i
      20,9.c.64 = 85,8.1.2+81,2.0,22.2

        1337,6c = 171,6+35,728

        1337,6c = 207,328

             c = 0,155  ka l / g   o C
                 Besi              :

Q le p as   = Q t e r ima
 Q a lum in ium p ana s  = Q air d ing in + Q k al or ime t r i
62.c.61 = 84,2.1.4+81,2.0,22.4
       3782c = 336,8+71,456
       3782c = 408,256
      c = 0,108 kal/ g   o C
                 Baja              :
Q le p as   = Q t e r ima
 Q a lum in ium p ana s  = Q air d ing in + Q k al or ime t r i
      82,1.c.63 = 91,6.1.3+81,2.0,22.3

    5172,3c = 274,8+54,846

    5172,3c = 329,646

      c = 0,064  k al / g   o C

KALOR JENIS BERDASARKAN TEORI       :

                 Tembaga        : 0,093  k al / g   o C

                 Kuningan       :

                 Alumunium     : 0,22  ka l / g   o C

                 Besi              : 0,11  ka l / g   o C

                 Baja              : 0,11  ka l / g   o C

5.       Hasil percobaan mungkin berbeda dengan teori. Tuliskan


fakor-faktor yang menyebabkan perbedaan itu!

Jawab    :

             Ketidaktelitian dalam membaca hasil timbangan pada


neraca
             Ketidaktelitian dalam membaca suhu pada thermometer
             Tidak melakukan kalibrasi
             Keraguan dalam menghitung
             Kesalahan alat
             Tergesa-gesa dalam melakukan percobaan
             Suhu ruangan masuk ke dalam calorimeter
             Ketidakakuratan saat menimbang logam yang disebabkan
benang ikut ditimbang
             Kehigienisan alat kurang
             Kesalahan kerja, karena beberapa kali memasukan kayu
dalam calorimeter
             Ketidakefektifan saat melakukan percobaan. Sebagian alat
dan bahan yang disiapkan beberapa kali dipinjam oleh
kelompok lain.
H.     KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan percobaan, dapat disimpulkan
bahwa  :
                       Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari benda
yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur
rendah.
                       Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan
oleh zat untuk menaikkan suhu 1˚C atau per satuan
perubahan suhu.
                       Kalor jenis zat adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan 1 gram atau 1 kg zat sebesar 1˚C/ per
satuan perubahan waktu.
                                                 Termometer digunakan dalam pengukuran
temperatur (derajat panas dinginnya suatu benda).

Anda mungkin juga menyukai