Anda di halaman 1dari 26

Laporan Praktikum Panas Reaksi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, energi hanya dapat
diubah dari bentuk satu kebentuk yang lainnya disini saya akan melakukan kegiatan
menentukan perubahan entalpi larutan NaOH dengan larutan HCl.
Energi juga dapat mengurangi perpindahan dengan menggunakan alat kalorimeter
dapat mengukur perubahan kalor, kalor merupakan energi yang terjadi akibat perbedaan
suhu. Kalorimeter yang baik memiliki kapasitas kalor kecil artinya kalori tersebut benar-
benar sebagai system yang terisolasasi.
Pada reaksi antara larutan NaOH dengan larutan HCl dalam suatu gelas kalorimeter
dan terjadi kenaikan suhu yang menyebabkan suhu pada tabung reaksi demikian pula
suhu sekitarnya. Pada percobaan tersebut, yang menjadi pusat perhatian adalah NaOH
dan HCl disebut sistem, sedangkan kalorimeter, suhu udara, tekanan udara merupakan
lingkungan
Kebanyakan reaksi berlangsung dalam sistem terbuka dengan tekanan tetap (tekanan
atmosfir). Jadi, kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap (dimana volume dapat
berubah) dapat berbeda dari perubahan energi dalam (∆E). Untuk menyatakan kalor
reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap para ahli mendefinisikan suatu besaran
termodinamika, yaitu entalpi (H). Entalpi menyatakan kandungan kalor zat atau sistem.
Perubahan entalpi (∆H) dari suatu reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau
dibebaskan oleh reaksi itu.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk menentukan kapasitas panas kalorimeter dengan prinsip neraca panas.
2. Untuk menghitung panas pelarutan dan panas reaksi HCl dan NaOH.
3. Untuk dapat membuat grafik diagram entalpi konsentrasi larutan NaOH.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Panas Reaksi
Ilmu yang mempelajari tentang suhu, kalor, dan perubahan-perubahan yang
terjadi akibat perubahan suhu dan kalor disebut termodinamika (Himaki Udayana,
2011). Termodinamika merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari
perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi (Sugiarto, 2009). Kimia termo
mempelajari perubahan panas yang mengikuti reaksi kimia dan perubahan-
perubahan fisika (pelarutan, peleburan dan sebagainya). Untuk menentukan
perubahan panas yang terjadi pada reaksi-reaksi kimia dipakai kalorimeter
(Sukardjo, 2002: 11).
2.2 Kalorimeter
Kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Adapun kalor
merupakan energi yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Hukum pertama
termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu proses
termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor
yang dipindahkan kesistem.
Beberapa jenis kalorimeter yang sering dipakai antara lain: kalorimeter
alumunium, elektrik, gas dan kalorimeter bom.Berikut ini akan di bahas mengenai
kalorimeter bom dan kalorimeter sederhana.
- Kalorimeter bom
Kalorimeter bom merupakan kalorimeter yang khusus digunakan untuk
menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri dari
sebuah bom (tempat berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari bahan
stainlesssteel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi) dan sejumlah air
yang dibatasi dengan wadah yang kedap panas.Reaksi pembakaran yang terjadi di
dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom.Oleh karena
tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, jumlah kalor yang diserap oleh air
dapat dihitung dengan rumus :
Qair = m x c x ∆T
dengan :
m = massa air dalam kalorimeter (g)
c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J/g.°C) atau (J/g.K)
∆T = perubahan suhu (°C atau K)
Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus :
Qbom = Cbom x ∆T
dengan :
Cbom = kapasitas kalor bom (J/°C) atau (J/K)
DT = perubahan suhu (°C atau K)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 2


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

Reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung pada volume


tetap (∆V = nol). Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam sistem =
perubahan energi dalamnya.
∆E = Q + w
dimana w = – P. ∆V (jika ∆V = nol maka w = nol)
Maka:
∆E = Qv
- Kalorimeter Sederhana
Pengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan
dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter
sederhana yang dibuat dari gelas styrofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai
untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan
(misalnya reaksi netralisasi asam – basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan).
Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap / dilepaskan larutan
sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.
Qreaksi = – (Qlarutan+ Qkalorimeter )
Qkalorimeter = Ckalorimeter x ∆T
dengan :
Ckalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter (J / °C) atau (J / K)
∆T = perubahan suhu (°C atau K)
Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil maka dapat diabaikan
sehingga perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu
larutan dalam kalorimeter.
Qreaksi = – Qlarutan
Qlarutan = m x c x ∆T
dengan :
m = massa larutan dalam kalorimeter (g)
c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J/g.°C) atau (J/g.K)
∆T = perubahan suhu (°C atau K)
Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekanan tetap (∆P = nol)
sehingga perubahan kalor yang terjadi dalam sistem = perubahan entalpinya.
∆H = Qp
Suatu benda yang mempunyai suhu lebih tinggi dari fluida bila dicelupkan
kedalam fluida, maka benda tersebut akan melepaskan kalor yang akan diserap
oleh fluida hingga tercapai keadaan seimbang (suhu benda = suhu fluida).
Fenomena diatas sesuai dengan azas black yang menyatakan bahwa jumlah
kalor yang dilepaskan oleh benda sama dengan jumlah kalor yang diserap fluida.
Jika diukur panas jenis benda padat berupa logam dengan menggunakan
kalorimeter. Mula-mulabenda dapat dipanaskan dalam gelas kimia sehingga
diasumsikan bahwa temperatur benda sama dengan temperatur uap.Titik didih air
tergantung pada tekanan udara dan kemudian menentukan titik didih air
berdasarkan tabel yang ada. Massa jenis benda padat dapat dihitung menggunakan
persamaan :

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 3


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

mb . Cb . ( tb-t2 ) = ( ma . Ca + H ) ( t2 – t1 )
Dimana :
mb = massa benda
Cb= panas jenis benda
tb = temperatur benda mula-mula (setelah dipanaskan)
t1 = temperatur air mula-mula
t2 = temperatur kalorimeter saat keadaan seimbang
ma= massa air
H = harga air kalorimeter
Adapun untuk menentukan massa air mula-mula (Mam) dan massa air setelah
dipanaskan (Map) adalah sebagai berikut :
Mam : (Massa kalorimeter + pengaduk + air) – (massa kalorimeter +
pengaduk)
Map : (Massa gelas beker + air) – (massa gelas beker)
Untuk menentukan harga air kalorimeter (H) dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut :
H = mb . Cb (tb – t2) = ma . Cb (t1 – tb)(t2 – t1)
Keterangan :
mb = massa benda (kg)
Cb= panas jenis benda (J/kg.K)
tb = suhu setelah dipanaskan (K)
t2 = suhu saat setimbang (K)
ma = masa benda mula-mula (kg)
t1 = suhu mula-mula (K)
H = Harga air kalorimeter
c = 4200 J/kg.K
Didapatkan bahwa kalor merupakan bentuk energi yaitu energi panas. oleh
karena itu pada kalor berlaku hukum setelah energi jika dua buah benda yang
suhunya barlainan hukum kekelan energi jika dua buah benda yang suhunya
berlainan disentukan atau dicampur, benda yang bersuhu tinggi akan melepaskan
kalor dan benda yang bersuhu rendah akan menyerap kalor. Banyaknya kalor
yang dilepas sama dengan banyaknya kalor yang diserap. Pernyataan ini sesuai
dengan pernyataan/azas black yang menyatakan:
Q lepas = Q terima.
Dimana kalor jenis merupakan perbandingan diantara kapasitas panas dengan
massa benda = c = Q/(M . ∆T). Dimana c adalah kalor jenis, Q adalah jumlah
kalor, M adalah massa benda dan ∆T adalah perubahan suhu perubahan suhu ini
dapat dicari dengan t2 – t1. Dimana suhu saat setimbang kurang dengan suhu mula
– mula, kalor jenis zat disebut dengan kalorimeter.
Semakin tinggi suatu benda maka semakin rendah massa benda. kapasitas
kalor juga disebut harga air (H) atau disebut juga harga air kalorimeter. Harga air

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 4


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

kalorimeter dapat ditentukan dengan persamaan rumus yang didapat melalui


persamaan azas black yaitu :
Q lepas = Q terima
mb . Cb (tb – t2) = (ma . Ca + H) (t2 – t1)
ma . Ca + H = mb . Cb (tb – t2)(t2 – t1)
H = mb . Cb (tb – t2) – ma . Cb(t2 – t1)
H = mb . Cb (tb – t2) – ma . Cb (t2 – t1) (t2 – t1)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 5


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Skema Percobaan


3.1.1 Penentuan Kapasitas Panas Kalorimetri

Memasukkan 100 mL air ke dalam kalorimeter, mengaduk pelan-pelan


dan membiarkan 5 menit sampai suhu kalorimeter merata, dan mencatat
suhunya.

Memanaskan 100 mL air kedalam beaker glass lain menggunakan


kompor sampai suhunya sekitar 700C

Memasukkan 100 mL air panas kedalam gelas ukur, mengukur kembali


suhunya kemudian, memindahkan ke dalam kalorimeter yang telah
berisi aquadest tadi

Mengamati dan mencatat suhu air yang ada di dalam kalorimeter setiap
10 detik dengan menggunakan termometer (melakukan pengamatan ± 2
menit) sampai suhu yang ditunjukan tidak berubah

Mengulangi langkah yang diatas sebanyak 2 kali.

Gambar 3.1 Skema Percobaan Penentuan Kapasitas Panas Kalorimetri

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 6


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

3.1.2 Penentuan Panas Pelarutan

Menimbang sebanyak 1 gram kristal NaOH

Mengukur suhu air 100 mL, setelah itu melarutakan NaOH ke dalam
100 mL air tadi dan memasukkan ke dalam kalorimeter

Mencatat suhu campuran setiap 10 detik, mulai dari memasukkan


kristal NaOH sampai sekitar 5 menit, sampai suhu yang ditunjukkan
tidak banyak berubah

Mengulangi langkah diatas dengan mengganti berat kristal NaOH


menjadi 2, 3, 5 dan 10 gram
Gambar 3.2 Skema Percobaan Penentuan Panas Pelarutan

3.1.3 Penentuan Panas Reaksi Netralisasi

Memasukkan 50 mL larutan HCl 2 M ke dalam kalorimeter dan


mencatat suhunya

Menuangkan 50 mL larutan NaOH 2 M ke dalam kalorimeter yang


telah berisi 50 mL larutan HCl 2 M (sebelumnya mencatat suhu NaOH
terlebih dahulu)

Mengukur suhu campuran dan diaduk pelan-pelan jangan sampai


menyentuh permukaan kalorimeter (mengukur suhu setiap 10 detik
sampai 5 menit), sampai suhu yang ditunjukkan tidak banyak berubah

Mengulangi langkah diatas dengan mengganti larutan HCl dan NaOH


menjadi konsentrasi 1 M, 0,5 M, 0,3 M dan 0,1 M
Gambar 3.3 Skema Percobaan Penentuan Panas Reaksi Netralisasi

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 7


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

3.2 Alat dan Bahan Percobaan


3.2.1 Alat
1. Beaker glass 100 mL 3 buah
2. Batang pengaduk 1 buah
3. Kalorimeter 1 buah
4. Pipet tetes 1 buah
5. Neraca analitik 1 buah
6. Labu ukur 250 mL 3 buah
7. Pipet volume 25 mL 1 buah
8. Gelas ukur 25 mL 1 buah
9. Ball filler 1 buah
10. Termometer 1 buah
11. Pemanas 1 buah
3.2.2 Bahan

1. Kristal NaOH 41 gram


2. Larutan HCl 37 % 41,4 mL
3. Aquadest 1400 mL

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 8


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

3.3 Gambar Alat

Gambar 3.4 Beaker glass 100 mL Gambar 3.5 Batang pengaduk

Gambar 3.6 Labu ukur 250 mL Gambar 3.7 Pipet tetes

Gambar 3.8 Neraca analitik Gambar 3.9 Ball filler

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 9


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

Gambar 3.10 Termometer Gambar 3.11 Kalorimeter

Gambar 3.12 Pipet volume 25 Gambar 3.13 Pemanas


mL

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 10


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

BAB IV
DATA HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Data Hasil Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter
Suhu awal : 30 °C
Suhu Panas : 70 °C
Suhu °C
Waktu
NO. Percobaan
(detik) Percobaan 2
1
1. 10-60 62 62
2. 60-120 61 61

Tabel 4.2 Data Hasil Penentuan Panas Pelarutan


Waktu Suhu °C
No.
(detik) 1 gram 2 gram 3 gram 5 gram 10 gram
1. Suhu awal 31 33 35 38 45
2. 10-30 30 33 35 38 45
3. 40-60 30 33 35 38 45
4. 70-90 30 33 35 38 45
5. 100-110 30 33 35 38 45
6. 120-150 30 33 35 38 45
7. 160-180 30 32 34 37 45
8. 190-210 30 32 34 37 45
9. 220-240 30 32 34 37 45
10. 250-300 30 32 33 37 44

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 11


FTI - ITATS

Gambar 3.17 Buret


Laporan Praktikum Panas Reaksi

HCL HCL HCL HCL HCL


Waktu dan dan dan dan dan
No. NaOH NaOH
(detik) NaOH NaOH NaOH
2M 1M 0,5 M 0,3 M 0,1 M

1. Suhu HCl 31 30 30 30 30

2. Suhu NaOH 36 35 32 31 30

3. Okt-30 41 35 32 31 30
4. 40-60 41 36 33 31 30
5. 70-90 41 38 33 31 30
6. 100-120 41 38 33 31 30
7. 130-150 41 38 32 32 30
8. 160-180 41 36 32 32 30
9. 190-210 41 36 32 31 30
10. 220-250 40 35 32 31 30
11. 260-270 40 35 32 31 30
12. 280-300 40 35 32 31 30
Tabel 4.3 Data Hasil Penentuan Panas Reaksi Netralisasi

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 12


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

4.2 Data Hasil Perhitungan


Massa mol V
Massa mol Massa mol Fraksi Fraksi
NaOH NaO H2O
H2O H2O camp camp NaOH H2O
(gr) H (ml)
99.658 100.658 1.735
1 0.0250 100 5.5366 0.0045 0.9955
0 0 5
99.658 101.658 1.752
2 0.0500 100 5.5366 0.0090 0.9910
0 0 7
99.658 102.658 1.770
3 0.0750 100 5.5366 0.0134 0.9866
0 0 0
99.658 104.658 1.804
5 0.1250 100 5.5366 0.0221 0.9779
0 0 4
99.658 109.658 1.890
10 0.2500 100 5.5366 0.0432 0.9568
0 0 7
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Mol Campuran H2O dan NaOH

T Cp Delta H
T H2O Cp NaOH Cp Lar kJ
NaOH H2O pelarutan
304.15 303.15 43.0963 45.3577 45.3458 47720.0854 47.7201
306.15 303.15 57.4800 45.3577 45.4692 47303.0239 47.3030
308.15 303.15 71.8747 45.3577 45.7178 46844.9479 46.8449
311.15 303.15 93.4895 45.3577 46.4270 45955.7225 45.9557
318.15 303.15 144.0481 45.3577 49.6390 43848.9535 43.8490
Tabel 4.5 Data Hasil Perhitungan Penentuan Panas Pelarutan

Mass
C C Massa Mass mol mol mol mol HCl
a
NaOH HCl NaOH a HCl NaOH HCl NaCl sebenarnya
NaCl
2 2 4 3.650 7.650 0.100 0.100 0.100 19.837
1 1 2 1.825 3.825 0.050 0.050 0.050 9.918
0.5 0.5 1 0.913 1.913 0.025 0.025 0.025 4.959
0.3 0.3 0.6 0.548 1.148 0.015 0.015 0.015 2.976
0.1 0.1 0.2 0.183 0.383 0.005 0.005 0.005 0.992
Tabel 4.6 Data Hasil Perhitungan Mol NaOH dan HCl

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 13


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

Tabel 4.7 Data Hasil Perhitungan Penentuan Panas Reaksi Netralisasi


T NaOH T HCl Cp Cp Delta H
Tc NaCl Cp HCl kJ
awal awal NaOH NaCl netralisasi
309.150 304.150 315.150 7.908 417.854 9.396 416.365 0.4164
308.150 303.150 311.150 3.594 174.117 3.593 174.119 0.1741
305.150 303.150 307.150 1.257 87.059 1.244 87.072 0.0871
304.150 303.150 304.150 0.646 52.235 0.497 52.384 0.0524
303.150 303.150 303.450 0.180 17.412 0.146 17.445 0.0174

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 14


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

Pembahasan dan Diskusi


Persamaan Termokimia merupakan persamaan reaksi kimia yang dilengkapi
dengan nilai entalpi reaksinya. Melalui persamaan termokimia, selain mengetahui
perubahan yang terjadi dari reaktan menjadi produk, kita juga sekaligus dapat
mengetahui apakah proses ini membutuhkan kalor (endoterm) atau melepaskan panas
(eksoterm). Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak tergantung pada
berapa banyak tahapan reaksi, tetapi tergantung pada keadaan awal dan akhir.
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan panas pelarutan NaOH serta panas
reaksi netralisasi antara NaOH dengan HCl menggunakan kalorimeter sederhana.
Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris merupakan penentuan yang didasarkan atau
diukur dari perubahan suhu larutan dan kalorimeter dengan prinsip perpindahan kalor,
yaitu jumlah kalor yang diberikan sama dengan jumlah kalor yang diserap.
Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi (tidak ada pertukaran materi maupun energi
dengan lingkungan di luar kalorimeter). Dengan demikian, semua kalor yang
dibebaskan oleh reaksi yang terjadi dalam kalorimeter, kita dapat menentukan jumlah
kalor yang diserap oleh air serta perangkat kalorimeter

Pada praktikum kali ini dilakukan tiga kali percobaan, yaitu penentuan
kapasitas panas kalorimeter, penentuan panas pelarutan dan penentuan panas
reaksi penetralan. Pada percobaan pertama yaitu penentuan kapasitas panas
kalorimeter. Dilakukan dengan mencampurkan air dingin 100 mL dengan air
panas 100 mL ke dalam kalorimeter. Sebelum pencampuran, temperatur
masing-masing zat diukur. Untuk temperatur air panas yang akan dicampurkan
diatur sedemikian rupa sehingga perbedaan temperaturnya sebesar ± 40 °C dari
temperatur kamar. Untuk temperatur air dingin sebesar 30 °C sedangkan untuk
temperatur air panas sebesar 70 °C. Setelah proses pencampuran air dingin dan
air panas dilakukan maka temperatur campuran diukur selama 2 menit dengan
selang waktu 10 detik. Pada 10 detik awal pencampuran suhu yang tertera pada
termometer adalah 62 °C dan menurun pada 60 detik menjadi 61 °C dan
konstan pada suhu 61 °C sampai pada waktu 2 menit. Untuk air dingin terjadi
kenaikan suhu sebesar 31 °C dan untuk air panas terjadi penurunan suhu
sebesar 9 °C. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pencampuran tersebut

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 15


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

terjadi peristiwa pelepasan dan penyerapan kalor yaitu air panas melepaskan
kalor dan  diserap oleh air dingin.
Dari gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa semakin besarnya massa NaOH maka
semakin kecil panas pelarutannya dan begitu juga sebaliknya. Sehingga massa
NaOH berbanding terbalik dengan panas pelarutannya.
Panas pelarutan yang terdapat pada grafik diatas bernilai positif (+). Hal
ini menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi adalah reaksi endotermik, yaitu
terjadi perpindahan panas dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi tersebut
terjadi penyerapan panas sehingga nilai panas pelarutannya positif (+). Hal ini
menyebabkan entalpi bertambah (Hp>Hr, dimana ΔH = Hp – Hr <0).
Perhitungan juga dipengaruhi oleh suhu awal NaOH serta HCl. Dari data yang
telah diperoleh, dapat diketahui bahwa terjadi perubahan suhu awal pada setiap
molaritas.
Dari grafik panas pelarutan diatas menunjukkan hubungan antara massa
NaOH dengan panas pelarutannya sehingga didapatkan persamaan y=-0,4355x
+ 48,196. Panas pelarutan dihitung pada tiap massa NaOH. Panas pelarutan
tersebut dapat dihitung menggunakan asas Black.
Dari grafik 4.2 dapat dijelaskan bahwa semakin kecil konsentrasi NaOH
dan HCl maka semakin besar panas reaksi netralisasinya dan begitu juga
sebaliknya. Sehingga konsentrasi NaOH dan HCl berbanding terbalik dengan
panas reaksi netralisasinya. Pada percobaan ketiga ini menggunakan NaOH 2 M
(basa kuat) dan HCl 2 M (asam kuat). Reaksinya adalah :
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O
Pencampuran basa kuat ke dalam asam kuat mengakibatkan adanya panas
netralisasi yang disebabkan oleh netralisasi asam oleh basa kuat. Setelah
dilakukan pencampuran dilakukan suhu campuran meningkat karena mengalami
perubahan reaksi pada permukaan luar kalorimeter suhu yang hangat, disebabkan
kalor mengalir daris sistem ke lingkungan. Panas reaksi netralisasi yang terdapat
pada grafik diatas bernilai positif (+). Hal ini menunjukkan bahwa reaksi yang
terjadi adalah reaksi endotermik, yaitu terjadi perpindahan panas dari lingkungan
ke sistem atau pada reaksi tersebut terjadi penyerapan panas sehingga nilai panas

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 16


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

reaksi netralisasinya positif (+). Dari grafik panas reaksi netralisasi diatas
menunjukkan hubungan antara konsentrasi NaOH dan HCl dengan panas reaksi
netralisasinya sehingga didapatkan persamaan y = 0,2101x - 0,0144. Panas reaksi
netralisasi dihitung pada tiap konsentrasi NaOH dan HCl. Panas reaksi netralisasi
tersebut dapat dihitung menggunakan asas Black.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Kapasitas panas kalorimeter dihitung menggunakan neraca panas dan
didapatkan nilai panas kalorimetrinya adalah 231,5001 J.
2. Semakin besar massa NaOH maka semakin kecil panas pelarutannya dan
begitu juga sebaliknya. Sehingga massa NaOH berbanding terbalik dengan
panas pelarutannya. Dan reaksi yang terjadi adalah reaksi endotermik sehingga
nilai panas pelarutannya positif (+).
3. Semakin kecil konsentrasi NaOH dan HCl maka semakin besar panas reaksi
netralisasinya dan begitu juga sebaliknya. Sehingga konsentrasi NaOH dan
HCl berbanding terbalik dengan panas reaksi netralisasinya. Dan reaksi yang
terjadi adalah reaksi endotermik sehingga nilai panas reaksi netralisasinya
positif (+).

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 17


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

DAFTAR PUSTAKA

Himaki Udayana. 2011. Kalorimeter dan Kapasitas Kalor Jenis.


http://himakiudayana.com.
Diakses pada 27 November 2016
Kresna, Bayu. Laporan Praktikum Panas Reaksi.
https://www.academia.edu/15951095/Laporan_Praktikum_Panas_Reaksi
Diakses pada 27 November 2016
Modul Praktikum Kimia Fisika. 2016. ITATS : Surabaya
Purwati, Eni. 2011. Makalah Fisika “Kalorimeter”. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Mahasaraswati. Denpasar
Oxtoby, 2001, Prinsip Kimia Modern, Erlangga, Jakarta.
Purwati, Eni. 2011. Makalah Fisika “Kalorimeter”. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Mahasaraswati. Denpasar
Sanjaya, Tangkas. 2014. Tabel Densitas Air.
http://tangkassanjaya94.blogspot.co.id/2014/06/tabel-densitas-air.html
Subowo. T dan Sanjaya. A, 1983, Kimia Fisila, CV Armico, Bandung.
Sugianto, Bambang. 2009. Entalpi dan Perubahan Entalpi.
http://www.chemis-try.org.
Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Jakarta: Rineka Cipta.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 18


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

APPENDIKS

1. Perhitungan Pembuatan Larutan


HCl 1 M ekivalen dengan HCl 1 N
 HCl 2 N dalam 250 ml
 HCl pekat yang tersedia = 37 %
massa jenis x % x 10
M=
BM
1,19 x 37 x 10
M= = 12,06 M (HCl 37 %)
36.5
 HCl menjadi 2 N 250 ml
V 1x N1 = V 2x N2
V1 x 12,06 N = 250 ml x 2 N
V1 = 41,5 ml
 HCl 1 M dalam 50 ml
V 1x N1 = V 2x N2
V1 x 12,06 N = 50 ml x 1 N
V1 = 4,1 ml
 HCl 0,5 M dalam 50 ml
V 1x N1 = V 2x N2
V1 x 12,06 N = 50 ml x 0,5 N
V1 = 2.07 ml
 HCl 0,3 dalam 50 ml
V 1x N1 = V 2x N2
V1 x 12,06 N = 50 ml x 0,3 N
V1 = 1,24 ml
 HCl 0,1 dalam 50 ml
V 1x N1 = V 2x N2
V1 x 12,06 N = 50 ml x 0,1 N
V1 = 0,41 ml

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 19


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

NaOH 2 N ekivalen dengan NaOH 2 M


 NaOH 2 M dalam 250 ml
gr 1000
N= x
BM vol(ml )
gr 1000
2= x
40 250 ml
Gram NaOH = 20 gram
 NaOH 1 M dalam 50 ml
V 1x N1 = V 2x N2
V1 x 2 N = 50 ml x 1 N
V1 = 25 ml
 NaOH 0,5 M dalam 50 ml
V 1x N1 = V 2x N2
V1 x 2 N = 50 ml x 0,5 N
V1 = 12,5 ml
 NaOH 1 M dalam 50 ml
V 1x N1 = V 2x N2
V1 x 2 N = 50 ml x 0,3 N
V1 = 7,5 ml
 NaOH 1 M dalam 50 ml
V 1x N1 = V 2x N2
V1 x 2 N = 50 ml x 0,1 N
V1 = 2,5 ml
2. Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter
Volume aquadest biasa (V1) = 100 ml
Volume aquadest panas (V2) = 100 ml
Massa aquadest biasa (m1) = ρair × V1
= 0,995 gr/ml × 100 ml
= 99,5 gram
Massa aquadest panas (m2) = ρair × V2

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 20


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

= 0,981 gr/ml × 100 ml


= 98,1 gram
Suhu aquadest biasa (T1) = 30°C
Suhu aquadest panas (T2) = 70 °C
Suhu akhir campuran (Tx) = 61°C

Neraca Panas
Qterima = Qlepas
(aquades biasa + kalorimeter) = (aquades panas)
((m1× C) (Tx– T1 )) + H ((m1× C) (Tx – T1 )) + ΔH = m2 × C × (T2 – Tx)
(99,5 × 4,18 (61– 30) + ΔH = 98,1× 4,18 × (70 – 30)
12893,21 + ΔH = 16402,32
ΔH = 3509,11 J

ΔH = m x Cp x ΔT
3509,11
C p=
99,5 x ( 61−30 )
C p=1,138 J/g.°C
3. Penentuan Panas Pelarutan
Massa NaOH =1 gram
Mr NaOH = 40 gr/gmol
massa
Mol NaOH =
Mr
1
=
40
= 0,025 mol
Volume H2O = 100 ml
Massa H2O = ρH2O × VH2O
= 0,99658 gr/ml × 100 ml
= 99,658 gram
Mr H2O = 18 gr/gmol
massa
Mol H2O =
Mr

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 21


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

99,658
=
18

= 5,53656 mol

Massa larutan = massa NaOH + massa H2O


= 1 + 99,658
= 100,658 gram
100,658 gr
Mol larutan =
58
= 1,735 mol
mol NaOH
Fraksi mol NaOH =
mol NaOH +mol H 2 O
0,025
=
0,025+5,53656
= 0,00450
mol H 2 O
Fraksi mol H2O =
mol NaOH +mol H 2 O
5,53656
=
0,025+5,53656
= 0,99550

∆H NaOH pada suhu 31oC (304,15 K)


T2
∆H = ∫ CpdT
T1

304.15

= ∫ A + BT +C T 2+ D T −2 dT
298,15

304,15
= ∫ 0,121+16,316 ×10−3 T + 0+1,948× 105 T 2 dT
298,15

= 43,0963 J/gmol

∆H H2O pada suhu 30oC (303,15 K)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 22


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

T2

= ∫ CpdT
T1

303,15

= ∫ A + BT +C T 2+ D T −2 dT
298,15

303,15

= ∫ 8,712+1,25× 10−3 T +(−0,18)× 10−6 T 2 dT


298,15

= 45,3577 J/gmol

∆H larutan = (XNaOH × ∆H NaOH) + (XH2O × ∆H H2O)


= (0,0045 x 43,0963) + (0,9955× 45,3577)
= 45,3458 J/gmol
Azas black :
(mol × ∫ CpdT ) NaOH + (mol × ∫ CpdT ) H2O + (Cp × T1)kalorimeter + (∆Hpelarutan ×

mollarutan) = (mol × ∫ CpdT )larutan + (Cp × T2)kalorimeter

(0,025x 43,0963) + (5,53656 x 45,3577) + (1,138 x 30) + (∆Hpelarutan x 1,735) =


(1,735 x 45,3458) + (1,138 x 61)

∆Hpelarutan = 47720,0854 J
= 47,72 kJ

4. Penentuan panas reaksi HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M


HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
- Tref = 25oC (298,15 K)
- To (HCl) = 30oC (303,15 K)
- To (NaOH) = 30oC (303,15 K)
- Tc (larutan) = 30oC (303,15 K)
- Mr NaOH = 40 g/mol
50 ml
- Massa NaOH = 0,1 mol/liter x x 40 gram/mol
1000 ml/liter
= 0,2 gram
Massa
- Mol NaOH =
Mr

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 23


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

0,2 gram
=
40 gram/mol
= 0,005 mol
- Mr HCl = 36,5 g/mol
50 ml
- Massa HCl = 0,1 mol/liter x x 36,5 gram/mol
1000 ml/liter
= 0,183 gram
Massa
- Mol HCl =
Mr
0 ,183 gram
=
36,5 gram/mol
= 0,005 mol
- Berat jenis HCl = 1,19 gr/ml

- Menghitung kadar % HCl (2 M)


% x BJ x 10
M =
Mr
% x 1,19 x 10
2 =
36,5
% HCl = 6.13 %
Mol x Mr
- Massa HClsebenarnya =
%HCl
0,005 x 36,5
=
0,184
= 0,992 gram
Massa
- Massa HClsebenarnya =
Mr
0,992 gram
=
36,5 gram/mol
= 0,027 mol
- Massa larutan = massa HCl + massa NaOH
= 0,992 gram + 0,2 gram
= 1,192 gram

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 24


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

- Menentukan mol netralisasi


Massa
Mol =
Mr
1,192 gram
=
(40 + 36,5) gram/mol
= 0,016 mol
- Menentukan mol NaCl
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Awal : 0,005 0,005 - -
Reaksi : 0,005 0,005 0,005 0,005
Sisa : - - 0,005 0,005
Maka mol NaCl = 0,005 mol
- Menghitung ΔH NaOH pada suhu 306,15 K
TNaOH

ΔH (NaOH) =n ∫ Cp dT
Tref

30 3 ,15

= 0,005 ∫ A+BT+C T2 + D T−2 dT


298,15

30 3 ,15

= 0,005 ∫ 0,121+16,316 ×10−3 T+0+ 1,948 ×105 T−2 dT


298,15

= 0,180 Joule
- Menghitung ΔH HCl pada suhu 304,15 K
T HCl
ΔH (HCl) =n ∫ Cp dT
T ref

30 3 ,15

= 0,027 ∫ A+BT+C T2 + D T-2 dT


298,15

30 3 ,15
= 0,027 ∫ 3,156+0,625 ×10 -3 T+0+ 0,151 ×105 T-2 dT
298,15

= 17,412 Joule
- Menghitung ΔH NaCl pada suhu 303,45 K
T NaCl

ΔH (NaCl) =n ∫ Cp dT
T ref

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 25


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Panas Reaksi

30 3 ,45

= 0,005 ∫ A+BT+C T 2 + D T-2 dT


298,15

30 4 , 45

= 0,005 ∫ 5,526 + 1,963 x 10-3 T + 0 + 0 dT


298,15

= 0,146 Joule
- Panas netralisasi (asas black)
ΔH (NaOH) + ΔH (HCl) - ΔH (netralisasi) = ΔH (larutan)
0,180 J + 17,412 J - ΔH (netralisasi) = 0,146
ΔH (netralisasi) = 17,445 Joule

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 26


FTI - ITATS

Anda mungkin juga menyukai