A(g) + AnSAnS
Isoterm Langmuir biasanya lebih baik apabila diterapkan untuk adsorpsi kimia,
sedangkan isoterm BET akan lebih baik daripada isotherm Langmuir bila diterapkan untuk
adsoprsi fisik.
Brunauer, Emmet dan Teller telahmembuat model untuk adsorpsi multilayer. Mereka
berasumsi bahwa langkah pertama di dalam adsorpsi adalah :
K1 = konstanta kesetimbangan
1 = fraksi dari situs permukaan yang terisi molekul tunggal
v = fraksi dari situs kosong
Bila tidak adahal lain terjadi, persamaan ini akan menjadi isotherm langmuir.
Selanjutnya mereka berasumsi bahwa molekul-molekul tambahan menduduki puncak
salah satu yang lain membentuk multilayer. Mereka menginterpretasikan prosesnya seperti
reaksi kimia berturutan, masing-masing dengan konstanta kesetimbangan yang berkaitan :
Dimana simbol A3S di indikator suatu tempat permukaan yang memiliki tumpukan 3 molekul
yang ditimbun diatasnya. Oi adalah fraksi tempat diatas yang menumpuk molekul A adalah
lapisan dalam i. Interaksi antara molekul A pertama dan tempat permukaan adalah khusus,
mengandalkan pada sifat partikel molekul A dan permukaan. Bagaimanapun, ketika molekul
A kedua menduduki molekul A pertama, interaksi tidak dapat terjadi sangat berbeda dari
interaksi dari dua molekul A di dalam cairan , tetapi sama jika yang ketiga menduduki tempat
yang kedua. Semua proses kecuali yang pertama dapat dianggap seperti pokoknya sama
dengan kepencarian, dan juga mereka seharusnya memiliki kesetimbangan konstan yang
sama, K. Dengan demikian perlakuan BET diasumsikan:
Kombinasi dari pertama dan kedua, kita mempunyai 3=1 (Kp)2. Dengan mengulangi
operasi tersebut kita akan menemukan
Persamaan 1
Jumlah dan semua fraksi harus menjadi sama untuk menjadi satu kesatuan
Di penulisan kedua kita menggantikan i oleh persamaan 1. Jika untuk sementara
mengumpulkan Kp= x, ini akan menjadi
Jika sekarang mengasumsikan bahwa proses dapat berjalan secara tak terbatas maka n ~
dan rangkaian sederhana dari perluasan dari 1/(1-x) = 1 + x + x2 +. Jadi
Persamaan 2
Persamaan 3
Misalkan N adalah jumlah total nomor molekul adsorbat per satuan massa adsorben dan c s
menjadi total nomor tempat permukaan per satuan massa, lalu c s1 adalah tempat nomor yang
membawa 1 molekul, cs2 adalah nomor yang membawa 2 molekul dan seterusnya sehingga:
Sejumlah asorbat biasanya dinyatakan sebagai volume dari gas adsorbat, diukur pada STP.
Volume sebanding dengan N maka kita memiliki rumus N/Nm = v/vm atau
Mengingat kembali bahwa x= Kp dan K= 1/po kita akhirnya mempunyai isotherm BET
Volume, V diukur sebagai fungsi P. Dari data kita dapat mendapatkan nilai dari Vm
dan C. Catatan bahwa ketika P=PO , persamaan memiliki keistimewaan dan V . Ini
menjadi penyebab kenaikan yang tinggi dari isoterm pada (gambar di bawah ini) sebagai
tekanan mendekati PO.
Untuk mendapatkan C konstan dan Vm , kit mengalikan (nomor 2) atau persamaan D
PP
dengan P , sehingga
V (PP ) Vm C P ( P P)
=
P ( PP ) {1+ (C1 ) ( P/ P ) } P
P 1 C1
= + ( P/ P )
V (P P) Vm C P Vm C
1
berlawanan P. Hasil dari beberapa contoh adalah garis lurus. Dari intercep ( Vm C dan
C1
slope ( Vm C P kita dapat menghitung nilai dari Vm dan dari C. Nilai yang pantas atau
layak dihasilkan dengan memperkuat kebenaran dari pendekatan. Dari nilai Vm pada STP,
kita dapat menghitung Nm
Vm
Nm = NA 0,022414 m3 /mol
Sejak Nm adalah nomor molekul diperlukan untuk menutupi sebuah satuan massa
dengan sebuah monolayer, lalu jika kita tahu daerah ditutupi oleh satu molekul , kita dapat
menghitung daerah satuan massa dari material atau bahan
area
=Nm .
satuanmassa
Metode ini adalah jalan yang berguna untuk menentukan area permukaan zat padat
yang terbagi dengan baik. Jika kita menuliskan kesetimbangan konstan, K1 dan K, dalam
suku standar perbedaan dalam energi Gibbs untuk perubahan, lalu
G 1 G liq
Dimana adalah energi Gibbs standar untuk adsorpsi lapis pertama dan
adalah energi Gibbs standar pencairan. Pembagian pertama persamaan tersebut oleh
keduanya, kita mendapatkan C
K 1 ( G G )/ RT
C= =e 1 liq
Menggunakan hubungan
S 1 S liq
Dan menganggap (itu berarti bahwa kehilangan di dalam entropy adalah
sama tanpa memperhatikan lapisan mana molekul itu menduduki). Persamaannya menjadi
( H 1+ H vap )/ RT
C=e
H liq H vap
Catatan bahwa panas pencairan, adalah negatif dari panas penguapan
H liq H vapRT ln C
Jadi, kita mempunyai rumus =
H vap H 1
Sejak kita mengetahui nilai dari adsorbat , nilai dapat dihitung
dari perhitungan nilai C. Di semua kasus, telah ditemukan bahwa C>1 , yang sebanding
H 1< H liq
dengan . Adsorpsi di lapisan pertama lebih eksotermikdari pencairan.
H 1
Ukuran area permukaan dan dapat meningkatkan pengetahuan kita
mengenai permukaan struktur dengan sangat baik dan terutama berharga di dalam
pembelajaran katalis. Satu point terpenting untuk catatan bahwa area sebenarnya dari suatu
permukaan solid yaitu pada hakikatnya lebih besar dari area geometris nyata itu. Rata-rata
permukaan cermin halus mempunyai bukit bukit danlembah-lembah dalam skala atomik.
Area sebenarnya ialah mungkin 2 sampai 3 kali area nyata. Untuk membagi pupuk atau
bahan penyerap bunga karang dengan rasio lebih tinggi , 10 utuk 1000 di beberapa contoh.