XII IPA 5
a. Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor.
Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu
zat. Kalor jenis zat dapat di hitung dengan menggunakan masa air
dingin, masa bahan cxontoh, masa calorimeter, dan mengukur suhu air
dan bahan contoh sebelum dan sesudah percobaan.
Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu. Jika zat
menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat tertentu sehingga zat
tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti perubahan wujud dari padat menjadi cair.
Sebaliknya jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat
tersebut akan melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk kalor
dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj).
1 kilokalori= 1000 kalori
1 kilojoule= 1000 joule
1 kalori = 4,18 joule
kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga
suhunya naik sebesar 1oC atau 1K. jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 oC atau
1K dari 1 gram zat disebut kalor jenis Q=m.c. ΔT, satuan untuk kalor jenis adalah joule pergram
perderajat Celcius (Jg-1oC-1) atau joule pergram per Kelvin (Jg -1oK-1) (Petrucci, 1987).
Pengukuran kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan alat
yang disebut kalorimeter. Ada beberapa jenis kalorimeter seperti: kalorimeter
termos, kalorimeter bom, kalorimeter thienman, dan lain-lain. Kalorimeter yang
lebih sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana plastik yang ditutup rapat sehingga
bejana ini merupakan sistim yang terisolasi.
karena energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan (Hk. Termodinamika
I), maka:
q reaksi = –q larutan
q larutan = m · c · ΔT
q larutan = m · c · ΔT
Perbedaan entalpi reaksi secara eksperimen dapat ditentukan dengan
alat kalorimeter. Perhitungan yang digunakan menggunakan prinsip Azaz
Black yaitu kalor yang diserap sama dengan kalor yang dibebaskan. Kalor
yang dibebaskan dalam reaksi dapat dihitung dengan rumus :
Q = m. c. ∆T
Keterangan:
m = massa larutan ( g)
c = kalor jenis = 4,18 Jg-10 C-1
∆T = Takhir- Tawal ( oC )
C. Jenis reaksi
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem ( kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya ); ditandai dengan
adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan ( kalor dibebaskan oleh sistem ke lingkungannya ); ditandai dengan adanya
kenaikan suhu lingkungan di sekitar sistem.
Reaksi eksoterm pada umumnya berlangsung spontan, sedangkan reaksi endoterm
tidak.
Pada reaksi endoterm: ΔH= Hproduk – Hpereaksi > 0 ( bertanda positif )
b. Kalorimeter tipe Bom, berfungsi untuk menentukan jumlah kalori dalam bahan
makanan berdasarkan reaksi pembakaran (biasanya dioksidasi dengan oksigen).
c. Kalorimeter Thiemann, digunakan untuk menentukan kalor bahan bakar yang berfase cair
seperti metanol atau etanol.
a. jumlah zat
b. kalor jenis zat
c. perubahan suhu
d. kapasitas kalor dari kalorimeter
Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah kalor bila kalor dari
kalorimeter diabaikan adalah sebagai berikut.
q = m x c x ΔT
Namun, bila kalor dari kalorimeter diperhitungkan, rumusnya menjadi :
q = (m x c x ΔT) + (C x ΔT)
Keterangan :
q = kalor reaksi (J)
m = massa zat( g)
c = kalor jenis zat (J/g oC atau J/gK)
ΔT = perubahan suhu ( oC atau K)
C = kapasitas kalor zat (J/ oC atau J/K)
Perlu diketahui juga, yang dimaksud dengan kalor jenis (c) adalah jumlah kalor
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram zat sebesar 1 oC sedangkan kapasitas
kalor adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat sebesar
1 oC.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak sekali menemukan berbagai reaksi
kimia. Salah satunya adalah Termokimia. Termokimia merupakan cabang ilmu kimia
yang mempelajari kalor reaksi yang terlibat dalam suatu reaksi
kimia. kimia selalu disertai oleh perubahan kalor antara sistem dengan
lingkungannya. Dalam reaksi kimia terdapat pula perubahan entalpi / energi yang
dapat diukur.Harga perubahan entalpi (∆H) suatu reaksi dapat ditentukan
dengan berbagai cara, antara lain ialah dengan cara kalorimetri, hukum Hess, dan
dengan menggunakan perubahan entalpi pembentukan.
Kalorimetri adalah pengukuran secara kuantitatif terhadap panas yang masuk
selama proses kimia. Pengukuran ini menggunakan kalorimeter sebagai alat
pengukurannya.
Karena kalorimeter dianggap tidak menyerap kalor pada saat reaksi berlangsung,
maka kalor yang diserap dan dikeluarkan oleh wadah dianggap tidak ada dan tak
diperhitungkan. Data H reaksi yang terdapat pada tabel-tabel pada umumnya
ditentukan secara kalorimetri. Jadi, bisa dikatakan bahwa pengukuran dengan cara
kalorimetri adalah cara yang paling sering dipakai dalam dunia kimia.
ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
Neraca
1.
2. Gelas ukur
1. HCl
3. Kalorimeter sederhana 2. NaOH
4. Labu ukur
5. Gelas kimia
3. Aquades
6. Kaca arloji
7. Termometer
8. pipet tetes
9. Batang pengaduk
10. Pipet gondok
11. Botol aquades
PROSEDUR KERJA
a. Masukkan 50 ml larutan NaOH 1 M ke dalam kalorimeter sederhana,kemudian tutup rapat dan
catat suhunya ! Termometer harus dibersihkan dan dikeringkan sebelum dipindahkan dari satu
larutan ke larutan lain
b. Masukkan 50 ml larutan HCL 1 M ke dalam gelas ukur dan catat suhunya !
c. Tentukan suhu awal dengan menghitung suhu rata-rata antara larutan HCL 1 M dan NaOH 1 M
d. Tuangkan HCL 1 M ke dalam kalorimeter yang berisi larutan NaOH 1 M
e. Aduk secara merata campuran kedua larutan dalam kalorimeter sederhana tersebut. Pada
kondisi ini suhu akan naik,kemudian menjadi tetap dan semakin menurun. Catat suhu tetap
sebagai suhu akhir !
MENIMBANG KRISAL NAOH MEMBUAT LARUTAN NAOH
FOTO PERCOBAAN
MENGUKUR SUHU LARUTAN NAOH
MEMASUKKAN LARUTAN NAOH KE
DALAM LABU UKUR
FOTO PERCOBAAN
MENGUKUR SUHU HCL MENGUKUR NAOH DAN HCL SEBANYAK
50ML
FOTO PERCOBAAN
TUANGKAN NAOH KEDALAM KOCOK NAOH DAN HCL DI DAKAM KALORIMETER DAN
KALORIMETER UKUR SUHUNYA MENGGUNAKAN TERMOMETER
FOTO PERCOBAAN