Anda di halaman 1dari 6

KALORIMETRI

Penentuan ΔH reaksi dengan kalorimeter

Siti Khotijah
PPG DALAM JABATAN ANGKATAN V UNS
2019
Kompetensi Dasar
3.5. Menjelaskan jenis-jenis entalpi reaksi, hukum Hess, dan konsep energy ikatan.
4.5. Membandingkan perubahan entalpi beberapa reaksi berdasarkan hasil percobaan.
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5.2 Menentukan perubahan entalpi berdasarkan kalorimetri
4.5.2 Menyimpulkan hasil pengamatan video pembelajaran tentang penentuan entalpi
berdasarkan percobaan kalorimetri

KALORIMETRI
Pernahkah kamu berpikir untuk mengetahui jumlah kalor yang dihasilkan pada

pembakaran selembar kertas?

Atau mungkin untuk mengetahui jumlah kalor

yang dihasilkan atau dibutuhkan dalam suatu

reaksi kimia?

Bagaimana Caranya?

Selain memiliki energi kinetik dan energi potensial, setiap materi juga memiliki energi berupa
panas atau bahasa ilmiahnya disebut kalor. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya suhu yang
dimiliki oleh setiap materi. Suhu yang dimiliki oleh setiap materi mengindikasikan jumlah kalor
yang dimiliki oleh materi tersebut.

Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan
eksperimen disebut kalorimetri. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
(nilai kalori) yang dibebaskan adalah kalorimeter.

Kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 1oC pada air dengan massa 1
gram disebut tetapan kalorimetri.
Dalam proses ini berlaku azas Black yaitu:

q lepas = q terima
q air panas = q air dingin + q kalorimeter
m1 c (Tp – Tc) = m2 c (Tc – Td) + C (Tc – Td)
keterangan:
m1 = massa air panas C = kapasitas kalorimeter
m2 = massa air dingin Tp = suhu air panas
q = kalor Td = suhu air dingin
c = kalor jenis air Tc = suhu air campuran

Ada berbagai macam jenis kalorimeter, namun secara umum keanekaragaman tersebut
merupakan cerminan dari prinsip kerja kalorimeter bom dan kalorimeter sederhana.
Berikut ini akan di bahas mengenai kalorimeter bom dan kalorimeter sederhana.

1. Kalorimeter Bom
Gambar di samping memperlihatkan sebuah
kalorimeter bom (bomb calorimeter), yang sangat
cocok untuk mengukur kalor yang timbul dalam reaksi
pembakaran. Sistem ini adalah segala sesuatu yang ada
di dalam kalorimeter dengan jaket luar berupa dinding
ganda. Kalorimeter ini meliputi bom dan isinya, air
untuk merendam bom, termometer, pengaduk, dan
seterusnya. Sistem ini terisolasi dari sekelilingnya.
Jika terjadi reaksi pembakaran, energi kimia
dikonversi menjadi energi termal, dan suhu sistem
meningkat. Kalor reaksi, seperti dijelaskan sebelumnya
adalah kuantitas kalor yang harus dilepas oleh sistem
ke sekelilingnya agar kembali ke suhu awalnya.
Kuantitas kalor ini, adalah negatif dari energi termal yang diperoleh kalorimeter dan
isinya(qkal).
qreaksi = -qkal (dengan qkal = qbom+qair)

untuk menghitung qkal, kita perlu mengetahui kapasitas kalor kalorimeter (Ckal) dan
kenaikan suhu yaitu:
qkal= Ckal . ∆T

Reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung pada volume tetap (∆V = nol).
Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam sistem = perubahan energi
dalamnya.

∆E = q + w dimana w = – P.∆V (jika ∆V = nol maka w = nol)


maka ∆E = qv

Contoh kalorimeter bom adalah kalorimeter makanan.


2. Kalorimeter Sederhana
Pengukuran kalor reaksi; selain kalor reaksi pembakaran
dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada
tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang
dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya
dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya
berlangsung dalam fase larutan (misalnya reaksi
netralisasi asam–basa/ netralisasi, pelarutan dan
pengendapan ).
Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang
diserap atau dilepaskan larutan sedangkan kalor yang
diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.

qreaksi = – (qlarutan + qkal )


qkal = Ckal x ∆T
dengan: :
Ckal = kapasitas kalor kalorimeter ( J / oC ) atau ( J / K )
∆T = perubahan suhu (oC atau K )

Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil maka dapat diabaikan sehingga
perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu larutan dalam
kalorimeter.

Seperti halnya kalorimeter bom, kalor reaksi didefinisikan sebagai kuantitas kalor yang
akan dipertukarkan dengan sekeliling dalam pengembalian kalorimeter suhu awalnya.
Namun, sekali lagi, kalorimeter tidak secara fisik dikembalikan ke kondisi awalnya. Kita
hanya mengambil kalor reaksi sebagai negatif dari kuantitas yang menghasilkan perubahan
suhu dalam kalorimeter. Artinya, kita gunakan persamaan:
qreaksi = – qlarutan
qlarutan = m . c . ∆T
dengan: :
m = massa larutan dalam kalorimeter (g)
c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J/goC) atau (J/gK)
∆T = perubahan suhu (oC atau K)

Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekanan tetap (∆P = nol) sehingga perubahan
kalor yang terjadi dalam sistem = perubahan entalpinya.

∆H = qreaksi

Contoh kalorimeter sederhana adalah kalorimeter larutan.


Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat
padareaksi kimia dalam sistem larutan. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap
menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu per
kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut.
Kini kalorimeter larutan dengan ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh dipasaran.
Dalam menentukan entalpi berlaku persamaan:

qreaksi = – (qlarutan + qkal)


qreaksi = – (m.c.∆T + C.∆T)

Jika kapasitas kalori dalam kalorimeter diabaikan, maka:

qreaksi = – (m.c.∆T)

Contoh Soal :
Larutan NaOH 1 M sebanyak 100 ml direkasikan dengan 100 ml larutan HCl 1 M dalam
sebuah bejana. Tercatat suhu naik dari 290C menjadi 37,50C. Jika larutan dianggap sama
dengan air, kalor jenis air 4,2 J/g K, massa jenis air adalah 1 g/ml, tntukan perubahan
entalpi reaksi (∆H) netralisasi !

Pembahasan :
Diketahui :
100 ml NaOH 1 M + 100 ml HCl 1 M Kalor jenis air = 4,2 J/g K
T1 = 290C Massa jenis air = 1 g/ml
T2 = 37,50C
Dintanyakan : ∆Hreaksi = . . . . .?
Jawab:
∆T = T2 – T1 = 37,50C – 290C = 8,50C = 8,5 + 273 = 281,5 K
Massa larutan = (100 ml + 100 ml) x 1 g/ml = 200 g
qreaksi = - qlarutan
= - (m x c x ∆T)
= - ( 200 g x 4,2 J/g K x 281,5 K)
= - 236.460 J
= - 236,46 kJ
Kalor reaksi diatas adalah kalor yang dihasilkan dari reaksi 100 ml NaOH 1 M + 100 ml HCl 1
M atau :
mol NaOH = M x V = 0,1 L x 1 M = 0,1 mol
mol HCl = Mx V = 0,1 L x 1 M = 0,1 mol

Reaksi netralisasi yang terjadi :


NaOH + HCl → NaCl + H2O

Pada reaksi diatas terlihat jumlah mol NaOH dan HCl yang berekasi adalah masing masing 1
mol (lihat koefisien reaksi), maka kita perlu mencari jumlah kalor reaksi untuk 1 mol zat, yaitu:

qreaksi 1 mol HCL + 1 mol NaOH = 1/0,1 x - 236,46 kJ = - 2364,6 kJ/mol

∆Hreaksi = qreaksi = - 2364,6 kJ/mol

Persamaan termokimia :
NaOH + HCl → NaCl + H2O ∆Hreaksi = - 2364,6 kJ/mol
Sumber:
Haris,A.Watoni.2016.Kimia untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan
Ilmu-Ilmu Alam.Bandung:Yrama Widya
Priambodo, Erfan dkk. 2016. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Klaten : Intan Pariwara
Purba, M. 2016. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI (Jilid 2A). Jakarta : Erlangga
Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia untuk SMA/ MA Kelas X. Jakarta : Erlangga
Supardi, Kasmadi Imam dkk.2006. Kimia Dasar I. semarang: FMIPA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalorimetri
https://www.academia.edu/7270941/Modul-8-kalorimeter
https://docplayer.info/47639806-Modul-5-penentuan-entalpi-reaksi-dengan-kalorimetri.html
https://kimiakar.blogspot.com/2017/12/kalorimetri.html

Anda mungkin juga menyukai