Anda di halaman 1dari 12

A.

JUDUL PERCOBAAN
Termokimia
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mempelajari perubahan energi yang terjadi pada reaksi kimia
2 .Mahasiswa mempelajari perubahan kalor yang diukur melalui percobaan
sederhana.
C.LANDASAN TEORI
Termokimia merupakan bagian dari termodinamika yang membahas
perubahan panas reaksi kimia. Jika panas dikeluarkan untuk berlangsungnya
suatu reaksi, maka dinamakan eksoterm ( q negative) dan jika sejumlah panas
diserap oleh suatu reaksi maka disebut endoterm (q positif) (Drs.Tutu S dan IR.
Akhmad S, 1983:143).

Termokimia merupakan sesuatu yang mempelajari kalor yang dihasilkan


atau dibutuhkan oleh reaksi kimia. Tabung reaksi dan isinya membentuk
system sehingga termokimia juga disebut cabang dari termodinamika.Sehingga
kita dapat mengukur ( secara tidak langsung, dengan cara mengukur kerja atau
kenaikan temperatur) energy yang dihasilkan oleh reaksisebagai kalor dan
dikenal sebagai q (Athins, 1998)

Kimia termo mempelajari perubahan panas yang mengikuti reaksi kimia


serta perubahan-perubahan fisika (pelarutan,peleburan, dan sebagainya. Satuan
tenaga panas biasanya dinyatakan dengan kalori, joule dan kilokalori.
1 joule = 107 erg = 0,24 kal

Atau
1 kal = 4,184 joule
(Prof.Dr.Sukardjo,2013:71)

Termodinamika merupakan usaha untuk mengubah panas menjadi tenaga.


Sistem termodinamika didefinisikan sebagai besaran atau ukuran sesuatu atau
suatu area yang dipilih untuk analisis. Hukum termodinamika pertama
merupakan salah satu kaidah alam yang paling mendasar yaitu prinsip
kekekalan energy (energy conservation principle). Kaidah tersebut menyatakan
bahwa energy dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, tetapi jumlah
energinya tetap sama. Secara matematis dinyatakan bahwa energy dari suatu
system sama dengan selisih antara energy masuk dan keluar. Persamaan ini
dikenal dengan persamaan keseimbangan energy.

∆ E=E¿- Eout
( Indra H dan mulia, 2015: 64)

Bagian yang kita pelajai adalah sistem, sedangkan yang lainnya disebut
lingkungan. Ketika kita mempelajari perubahan energy yang menyertai reaksi
kimia di laboratorium, reaktan dan produk merupakan system. Wadah dan
segala hal di luar itu dianggap lingkungan. Sistem yang paling mudah kita
pelajari dalam termokimia disebut system tertutup yang bias menukar energy
namun tidak masalah dengan lingkungan. Contohnya pertimbangan campuran
gas hydrogen dan gas oksigen, oksigen di dalam silinder dengan sebuah piston.
Sistemm hanya mencakup hydrogen dan oksigen, silinder, piston, dan apa pun
diluar mereka ( termasuk kita) adalah lingkunganJika gas bereaksi membentuk
air, energy dibebaskan:

2 H 2(g) + O2(g) 2 H 2O(g) + energy

Meskipun bahan kimia hydrogen dan oksigen dalam system berubah oleh
reaksi ini, tetapi system tidak hilang maupun bertambah massanya. (Brown.
Limay, Bursten, Murphy dan Woodward, 2012:162)

Dalam termodinamika dipelajari perubahan dalam system yang


disefinisikan sebagai nilai dari semua microscopic yang relevan, misalnya
komposisi, energy, temperature, tekanan dan volume. Energi, tekanan, volume
dan temperature dikatakan sebagai kesatuan fungsi yang ditentukan oleh
keadaan system, terlepas dari bagaimana konsisi itu tercapai (Chang,2004:233)

Energi umumnya didefinisikan sebagai kapasitas untuk melakukan kerja


atau transfer panas. Definisi ini membutuhkan kitta untuk mengerti konsep dari
kerja dan panas. Kerjai adalah energy yang digunakan untuk menyebabkan
objek bergerak melawan kekuatan, dan panas adalah panas adalah energy yang
digunakan untuk meyebabkan temperature suatu objek meningkat (Brown.
Limay, Bursten, Murphy dan Woodward, 2012:160)

Kalor merupakan bentuk energy yang terjadi akibat adanya perubahan


suhu. Perubahan kalor pada suatu readksi dapat diukur melalui pengukuran
perubahan suhu yang terjadi. Pengukuran perubahan kalor dapat dilakukan
dengan menggunakan kalorimeter yang merupakan sebuah wadah yang bersifat
isolator sehingga perubahan kalor selama reaksi tidak hilang. Persamaan
perubahan kalor dapat dituliskan:

Q = m ×c × ∆ T

( Hadi Kurniawan,2017:121)
Hampir semua reaksi kimia menyerap dan menghasilkan (melepaskan)
energy, umumnya dalam bentuk kalor. Penting bagi kita untuk memahami
perbedaan antara energy termal dan kalor. Kalor (heat) adalah perpindahan
energy termal antara dua benda yang suhunya berbeda walaupun kalor diserap
atau kalor kalor dibebaskan. Ketika menggambarkan perubahan energy yang
terjadi selama proses tersebut. Ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor
yang menyertai reaksi kimia disebut termokimia (Termochemistry)
(Chang,2004:231)

Kalorimeter merupana alat yang digunakan untuk menentukan panas


reaksi antara cairan dengan zat lainnya. Temperatur bias naik karena panas
dibebaskan oleh zat yang lebih panas ataupun akibat reaksi yang eksothermi,,
hal ini bias dideteksi oleh thermometer yang sangat sensitive. Panas ini dapat
dihitung dari kenaikan temperaturnya dengan dua jalan yang berbeda yaitu
melalui pengkalibrasian dulu terhadap calorimeter yang akan dipakai (maka
perubahan panas akibat reaksi secara mutlak dapat diketahui dan melalui
penentuan jumlah energy listrik memberikan kenaikan temperature (Drs.Tutu
S dan IR. Akhmad S, 1983:151)

Perubahan kalor di fisika dan kimia diukur dengan menggunakan


calorimeter, sebuah wadah khusus yang di desain untuk fungsi ini. Panas
spesifik ( s) dari zat adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan
suhu satu gram dari zat tersebut oleh satu derajat celcius. Ini memiliki unit J/g
℃. Panas kapasitas ( C ) dari zat adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk
meningkatkan temperatur yang diberikan oleh zat oleh satu derajat celcius..
Unitnya adalah J/℃(Chang,2004:245)

Hukum Hess mengatakan bahwa panas yang timbul atau diserap pada
suatu reaksi (= panas sekali) tidak bergantung pada cara bagaimana reaksi
tersebut berlangsung, hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir.
Berdasarkan hukum Hass ini, dapat dicari panas reaksi bagi reaksi- reaksi
yang sukar dilakukan (Dr.Sukardjo,1997:74)

Satuan SI dari energi adalah joule atau disebut “jool”, J , untuk


menghormati James joule (1818-1889), merupakan ilmuan Inggris yang
melakukan penelitian kerja dan panas: 1 J = 1 kg-m2/ s2. Berikut menunjukkan
bahwa massa 2 kg bergerak dengan kecepatan yang sangat cepat:

1 1
Ek = m v 2 = (2 kg) (1 m/ s ¿ ¿2 = 1 kg-m 2/ s2
2 2
Karena joule bukanlah sejumlah besar energy, kita sering menggunakan
kilojoules (KJ) dalam membahas energy yang terkait dengan reaksi kimia.
Secara tradisional, perubahan energy yang menyertai reaksi kimai telah
terdapat pada kalori, unit non-Si masih banyak digunakan dalam
kimia,biologi dan biokimia. Kalori CAL awalnya didefinisikan sebagai
jumlah kalor yangh dibutuhkan untuk menaikkan temperature 1 g air dari
14.5℃ ke 15.5℃. Kalori sekarang didefinisikan dalam bentuk joule:

1 cal = 4.184 J (tepatnya)

(Brown. Limay, Bursten, Murphy dan Woodward, 2012:162)

Persamaan termokimia memperlihatkan bagaimana proses kimia dan


fisika saling memberikan tempat, memberikan keuntungan penulisan reaktan
dan hasil reaktan serta menunjukkan perubahan panas yang menyertai proses
pada temperature tertentu. Banyak proses yang dapat diselenggarakan di
dalam laboratoriumuntuk hal ini dengan kondisi dibuat pada tekanan tetap
ataupun tekanan atmosfir yang tetap dan perubahan panas dapat disamakan
dengan ∆ H (Drs.Tutu S dan IR. Akhmad S, 1983:143)

Kondisi konstan volume seringkali tidak nyaman dan terkadang tidak


mungkin tercapai. Sebagian beasar reaksi terjadi dibawah kondisi tekanan
konstan ( biasanya tekanan atmosfer). Jika reaksi semacam itu menghasilkan
kenaikan bersih jumlah mol dari gas, maka system tersebut bekerja di
lingkungan sekitar (ekspansi). Hal ini diikuti dari fakta bahwa gas yang
dibentuk untuk memasuki atmosfer harus mendorong udara lingkungan
kembali. Sebaliknya jika lebih banyak molekul gas dikonsumsi daripada di
produksi, pekerjaan dilakukan pada system sekitar lingkungan (kompresi).
Akhirnya tidak ada pekerjaan yang dilakukan jika tidak ada perubahan bersih
jumlah tupuan gas dari reaktan terhadp produk. Dalam persamaan entalpi, E
merupaakan energy internal dari system dan P serta V merupakan tekanan dan
volume dari system, secara selektif, karena E dan PV memiliki unit energy,
entalpi juga memiliki unit energy. Selain itu, E,P dan V adalah kesatuan
fungsi yaitu perubahan dalam (E = PV ) bergantung hanya pada bagian awal
dan akhir . Persamaan entalpi dapat dituliskan:

H=E+P

(Chang,2004:240)

∆ H merupakan perubahan energy atau sering juga disebut panas reaksi.


H diartikan sebagai perubahan entalpi diantara keadaan akhir dan awal dan ini
hanya bergantung kepada bagaimana suatu peruses terjadi.jadi H adalah
fungsi keadaan, yaitu:

∆ H = H (yang dihasilkan)- H (reaktan)

(Drs.Tutu S dan IR. Akhmad S, 1983:143)

Panas pembentukan suatu persenyawaan dalam keadaan standar harus


dipertimbangkan terhadap entalpi pada 298K, dan panas reaksi ketika J adalah
dibentuk oleh unsure-unsurnya yang masing-masing juga dalam keadaan
standar (pada temperature 298 K) Panas pembentukan standar sangat berguna
untuk perhitungan perubahan panas pada berbagai reaksi. Panas pembakaran
adalah panas yang dibebaskan ketika 1 mol suatu zat bereaksi dengan oksigen.
Panas pembakaran selalu ditentukan berdasarkan eksperimen dan digunakan
untuk memperkirakan panas reaksi yang lainnya. Panas pelarutan adalah panas
yang terjadi akibat 1 mol dari suatu zat dilarutkan dalam pelarut diketahui
diketahui sebagai panas pelarutan, yang sangat bergantung pada konsentrasi
akhir suatu larutan. Panas netralisasi terjadi dalam larutan asam kuat dan basa
kuat dengan sedikit air ternyata berharga konstan. Hal ini disebabkan karena
asam kuat dan basa kuat akan mudah terdissosiasi sempurna dalam bentuk
ion . Panas laten adalah perubahan panas yang dikumpulkan dengan
perubahan keadaan fisiknya, seperti pencampuran, penguapan, dan
peralihan/perubahan struktur kristal. (Drs.Tutu S dan IR. Akhmad S,
1983:145)

C. Alat dan Bahan


1. Alat:

a. Gelas kimia plastic (Kalorimeter) 2 buah

b. Termometer 110oC 2 buah

c. Gelas ukur 25 mL 1 buah

d. Gelas kimia 100 mL 1 buah

e. Hot Plate 1 buah

f. Corong 1 buah

g. Stopwatch 2 buah

h. Pipet tetes 2 buah


i. Lap halus 1 buah

2. Bahan:

a. Aquades

b. Asam Klorida (HCl) 2M


c. Natrium Hidroksida (NaOH) 2M

D. Prosedur Kerja
1. Penentuan tetapan kalorimeter
a. 20 mL aquades ( H ¿¿ 2 O) ¿diukur menggunakan gelas ukur dan
dituangkan ke dalam kalorimeter, kemudian termometer yang dipasang
pada kalorimeter tersebut diamati dan temperaturnya dicatat.
b.20 mL aquades ( H ¿¿ 2 O) ¿ dipanaskan di dalam gelas kimia dengan
menggunakan hot plate. Kemudian termometer yang dicelupkan ke dalam
gelas kimia tersebut diamati hingga kenaikan suhunya mencapai 10 derajat
di atas temperatur laboratorium dan temperaturnya dicatat.
c.Aquades ( H ¿¿ 2 O) ¿ yang telah dipanaskan dicampur dengan air dingin
di dalam kalorimeter. Kemudian termometer dipasang pada kalorimeter dan
diaduk selama 10 menit dalam selang waktu 1 menit serta temperaturnya
dicatat.

d.Kurva pengamatan temperatur terhadap selang waktu dibuat untuk


menentukan harga penurunan temperatur air panas dan penaikan temperatur
air dingin.
e. Tetapan kalorimeter dihitung.
2. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH
a.Sebanyak 20 ml HCl 2 M dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu
dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kemudian dicatat temperaturnya.
b.Sebanyak 20 ml NaOH 2 M diukur di dalam gelas ukur. Temperaturnya
dicatat (temperaturnya diatur sedemikian sehingga sama temperatur HCl).
c.NaOH dicampurkan kedalam kalorimeter, diaduk selama 5 menit dengan
selang waktu setengah menit dicatat temperatur campurannya.
d.Grafik dibuat untuk memperoleh perubahan temperatur akibat reaksi
tersebut.
f.H penetralan dihitung.

E.HASIL PENGAMATAN
1.Penentuan tetapan kalorimeter
Dik: Suhu ruangan = 30℃=303 K
Suhu air dingin = 303℃= 303 K
Suhu ar panas = 40℃= 313 K
Suhu air campuran = 36℃ = 309 K

No Waktu (s) Temperatur℃ Temperatur


. K
1 1 35 308
2 2 34 307
3 3 34 307
4 4 34 307
5 5 34 307
6 6 33 306
7 7 33 306
8 8 33 306
9 9 33 306
10 10 33 306

2.Penentuan kalorimeter HCl dengan NaOH

Suhu ruangan = 30,5℃=¿ 303,5K


Suhu HCl awal =29,5℃=¿ 302,5K
Suhu NaOH awal= 29,5℃=¿302,5K
Suhu campuran = 36,5℃=¿309,5K

No Waktu (m) Temperatur (oC) Temperatur


. (oK)
1. 0,5 35oC 308 K
2. 1 35oC 308 K
3. 1,5 34,5oC 307,5 K
4. 2 34,5oC 307,5 K
5. 2,5 34,5oC 307,5 K
6. 3 34,5OC 307,5 K
7. 3,5 34oC 307 K
8. 4 34oC 307 K
9. 4,5 34oC 307 K
10 5 34oC 307 K
.

G. ANALISIS DATA
1. penentuan ketetapan kalorimeter
Diketahui: Suhu air panas= 313K ρair =1 g/ml
Suhu air dingin= 303K
Suhu akhir 309°K
308+307+307+307+ 307+306+306+ 306+306+306
T rata-rata: =
10
306,6K
Ditanya: k =....?
Massa air
a. ρair = Massa air= ρair . v air=¿1.20= 20 gram
V air
b. Kalor jenis yang diserap air dingin (q 1)=
(q 1) = m . s. ∆ T 1 , s= 4,2 J/g.K
=20.4,2 (306,6-303)
=20.4,2 (3,6)
=302,4 Joule
c.Kalor jenis yang diberikan air panas (q 2)=
(q 2)= m . s. ∆ T 2
= 20.4,2 (313-306,6)
=20.4,2 (6,4)
=537,5 Joule
d.Kalor yang diterima calorimeter ( q 2)=
q 3= q 2-q 1
= 537, 5 -302,4
= 235,1 joule
e.Tetapan calorimeter:
q3 235,1
k= = = 39,18 J/K
∆ T (309−303)
PENENTUAN TETAPAN KALORIMETER
35.5
35
Temperatur (0C)

34.5
34
33.5
33
32.5
32
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (s)

2. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH


Diketahui: ρ: 1.03 gr/ml
S = 3,96 J/gr.K
m = 41,2 gram
Suhu HCl : 29,5°C = 302,5°K
Suhu NaOH : 29,5°C = 302,5°K
Suhu campuran : 36,5°C= 309,5K
308+308+307,5+307,5+307,5+307,5+307+ 307+307+307
T rata-rata=
10
= 307,4 K
Penyelesaian:
a.Kalor yang diserap larutan (q 4)
q 4 = m . s. ∆ T
= 41,2. 3,96. ( 307,4 – 302,5)
= 41,5 . 3,96 ( 4,9)
=41,5 . 19,40
=805,1 joule
b.Kalor yang diserap calorimeter (q 5 ¿
q5 = k . ∆ T
= 39,18. 4,9
=191,982 joule
c.Kalor yang direaksikan (q 6)
¿)= q 4+q 5
=805,1 + 191,98
=997,08 joule
q 6 997,08
∆ Hn= = = 24,927 J/mol
0,04 0,04

39.5

38.5

37.5

36.5

35.5

34.5

33.5
0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5

H. PEMBAHASAN
a.Penentuan tetapan kalorimeter
Pada percobaan penentuan tetapan kalorimeter digunakan
aquades biasa dan aquades panas sebanyak masing-masing 25 ml. Suhu
aquades biasa didapatkan sebesar 303 K dan suhu aquades panas
didapatkan sebanyak 313 K serta suhu campuran yang didapat sebanyak
309 K. selanjutnya air panas dan air dingin dicampurkan di dalam
kalorimeter diaduk dan dicatat perubahan suhu dalam 10 menit.
Pengadukan bertujuan mencampurkan air panas dan air dingin agar
keduanya homogen. Pada saat terjadi pencampuran suhu air panas dan air
dingin mengalami perubahan. Suhu air panas akan menurun dan suhu di
air dingin akan meningkat akibat adanya pelepasan kalor air panas dan
penyerapan kalor pada air dingin. Namun, kalor yang diserap air dingin
tidak sama dengan kalor yang dilepas oleh air panas. Hal itu dikarenakan
kalorimeter juga ikut menyerap panas yang dilepaskan oleh air panas.
Perubahan suhu ini menandakan bahwa waktu berpengaruh dalam
pencampuran larutan.Dari percobaan diperoleh data pada menit pertama
suhunya 308 K, menit kedua 307 K, menit ketiga 307 K, menit keempat
307 K, menit kelima 307 K, menit keenam sampai ke sepuluh 306 K
dinyatakan sebagai suhu konstan. Dan dapat disimpulkan bahwa semakin
lama diaduk maka larutan akan mengalami penurunan suhu yang diakibat
kan dari adanya proses diterima dan dilepaskan kalor. Dan Pada percobaan
ini pengadukan berfungsi untuk meratakan suhu air dingin dan air panas.

b. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH


Pada percobaan penetralan HCL dengan NaOH, yang bertindak
sebagai system adalah HCL dan NaOH sedangkan yang berperan sebagai
lingkungan adalah air atau aquades sebagai pelarut dan calorimeter.
Dalam percobaan terjadi reaksi pada system yaitu reaksi antara asam
klorida dengan natrium hidroksida yang menghasilkan garam dan air.
Persamaan reaksi antara HCL dan NaOH adalah sebagai berikut,:
HCl(aq) + NaOH(aq) = NaCL(aq) + H2O(l)
Saat HCL dan NaOH dicampur terjadi perubahan suhu yang menandakan
bahwa pada reaksi tersebut telah menggunakan suatu energy kalor yang
dinamakan dengan Kalor Penetralan. Hukum Newton I yaitu energy
entalpi besarnya sama dengan kalor yang disebabkan reaksi pada tekanan
tetap.

I.KESIMPULAN DAN SARAN


1.Kesimpulan
a.Pada percobaan mempelajari perubahan energi yang terjadi pada setiap
reaksi kimia dapat disimpulkan bahwa setiap reaksi akan selalu disertai
dengan perubahan energi dan perubahan energi dilihat perubahan suhu
yang terjadi.
b.Pada percobaan mempelajari perubahan kalor yang diukur melalui
percobaan sederhana. Dapat disimpulkan bahwa setiap reaksi akan selalu
disertai dengan perubahan energi dan perubahan energi dilihat perubahan
suhu yang terjadi. pada saat larutan HCl dan NaOH benar benar
tercampur dan diukur suhu awalnya tetap konstan tetapi semakin lama
larutan HCl dan NaOH diaduk dalam kalorimeter dengan selang waktu
setengah menit maka semakin menurun suhu yang diperoleh
2. Saran
Dalam melakukan pengamatan pada suatu larutan lakukanlah dengan
teliti dalam mengamati, jangan tergesa-gesa agar tidak terjadi kesalahan
pada pengukuran suhu dan dalam mengatur volume larutan harus sesuai
takaran jangan kurang atau lebih karena dapat mempengaruhi hasil reaksi
yang dilakukan serta praktikan harus mengocok dengan baik larutan pada
Kalorimeter dan tutup rapat agar kalor yang ada di dalam tidak keluar ke
lingkungan
Dan juga para praktikan berhati-hati dalam menggunakan alat
laboratorium, serta mengetahui semua prosedur kerja pada percobaan
yang akan di praktikan, dan semua praktikan agar selalu menjaga
kebersihan laboratorium. Diharapkan agar praktikan kompak dalam
melakukan percobaan supaya proses praktikum berjalan dengan lancar.

Anda mungkin juga menyukai