Nim : 1713441008
Jurusan : Kimia
Makassar,November2017
Koordinator asisten Asisten
Mengetahui
(Dosen penanggung jawab)
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. mahasiswa mempelajari perubaahan energi yang terjadi pada setia reaksi
kimia
2. mahasisia mempelajari perubahan kalor yang di ukur melalui percobaan
sederhana
C. LANDASAN TEORI
Termodinamika berasal dari kata thermodynamics, thermo = panas,
dynamics = gerakan atau perubahan, jadi dapat dikatakan termodinamika adalah
energi kimia yang menyangkut perubahan energi yang menyertai proses reaksi
kimia maupun fisika. Beberapa istilah penting dalam termodinamika adalah
“sistem” dan “lingkungan”. Sistem adalah bagian alam yang menjadi perhatian
sedangkan bagian lain di luar itu di sebut lingkungan. Terdapat 3 (tiga) jenis
sistem yaitu:
1. Sistem terbuka (open system) adalah suatu sistem dimana sistem tersebut dapat
mempertukarkan energi dan masa terhadap lingkungannya
2. Siste tertutup (closed system) adalah suatu sistem dimana sistem tersebut dapat
mempertukarkan energi dengan lingkungan
3. Sistem terisolasi (isolated system) adalah suatu sistem dimana sistem tersebut
tidak dapat mempertukarkanenergi maupun massa terhadapp lingkungan.
(sukarna, 2003: 52).
Hukum Termodinamika I disusun berdasarkan konsep hukum kekekalan
energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan; energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Dalam kajian Hukum Termodinamika I, kita akan mempelajari hubungan
antara kalor, usaha (kerja), dan perubahan energi dalam (ΔU).Perubahan energi
dalam (ΔU) dapat dinyatakan dalam persamaan ΔU = Uf – Ui, dimana Uf adalah
energi dalam setelah mengalami suatu proses dan Ui adalah energi dalam sebelum
mengalami suatu proses. Perubahan energi dalam (ΔU) merupakan fungsi
keadaan. Energi dalam (U) akan bertambah jika sistem menerima kalor dari
lingkungan dan menerima usaha (kerja) dari lingkungan. Sebaliknya, energi dalam
(U) akan berkurang jika sistem melepaskan kalor ke lingkungan dan melakukan
kerja (usaha) terhadap lingkungan. Dengan demikian, hubungan
antara kalor, usaha (kerja), dan perubahan energi dalam (ΔU) dapat dinyatakan
dalam persamaan sederhana berikut:
ΔU = Q + W
Perubahan energi dalam (ΔU) adalah penjumlahan dari perpindahan kalor (Q)
yang terjadi antar sistem-lingkungan dan kerja (W) yang dilakukan oleh-diberikan
kepada sistem. (sukarna, 2003: 52).
Hampir semua reaksi kimia menyerap atau menghasilkan energi,
umumnya dibentuk panas. Panas adalah perpindahan energi panas antara dua
badan yang berbeda suhu. Jadi, kita sering berbicara tentang "aliran panas" dari
benda panas ke udara dingin satu. Meskipun istilah "panas" dengan sendirinya
menyiratkan transfer energi, kita biasanya. Pembicaraan "panas diserap" atau
"panas dilepaskan" saat menggambarkan perubahan energi itu terjadi selama
proses. Jadi Termokimia adalah studi tentang perubahan panas dalam reaksi
kimia. Pembakaran gas hidrogen dengan gas oksigen adalah salah satu contoh
reaksi kimia dapat menghasilkan kalor dalam jumlah besar. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
2 H2(g) + O2(g) 2 H2O(l) + energi
Karena energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, energi yang hilang oleh
sistem harus diperoleh oleh lingkungan sekitar (Chang, 2010: 231).
Dengan demikian, panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran
ditransfer dari sistem ke sekelilingnya. Reaksi ini adalah contoh proses eksoterm,
yang merupakan proses yang mengeluarkan panas yaitu, mentransfer energi panas
ke lingkungan. Sekarang pertimbangkan reaksi lain, dekomposisi merkuri (II)
oksida (HgO) pada suhu tinggi:
energy + 2HgO(s) 2Hg(l) + O2(g)
Reaksi ini merupakan proses endoterm, dimana panas harus dimasukkan kesistem
(yaitu, untuk HgO) oleh sekitarnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa reaksi pada
termokimmia ada 2 (dua) yaitu eksoterm (pelepasan kalor oleh sistem ke
lingkungan) dan reaksi endoterm (penyerapan kalor oleh sistem dari lingkungan).
(Chang, 2010: 232)
Sistem yang terdiri dari gas yang terbatas pada wadah dapat dicirikan oleh
beberapa sifat yang berbeda. Yang terpenting adalah tekanan gas (P) dan volume
wadah (V). Seperti energi internal E, keduanya P dan V adalah keadaan fungsi
mereka hanya bergantung pada keadaan saat ini dari sistem dan tidak di jalan
dibawa ke fungsi itu. Kita dapat menggabungkan ketiga fungsi ini (E, P, dan V)
untuk mendefinisikan sebuah fungsi baru yang disebut entalpi (dari bahasa yunani
yaitu enthalpein yang berarti "untuk menghangatkan"). Fungsi baru ini adalah
berguna untuk membahas aliran panas dalam proses yang terjadi di bawah konstan
(atau hampir konstan). Enthalpi kita nyatakan dengan simbol H, didefinisikan
sebagai energi internal ditambah dengan produk tekanan dan volume sistem:
H = E + PV (woodward, 2010: 167).
Jadi bidang yang akan di bahas pada materi termokimia adalah mengenai
perubahan kalor (panas) dalam suatu reaksi kimia. jumlah perubahan kalor dapat
diukur menggunakann kalorimeter. Kalorimeter merupakan sebuah tabung yaang
dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada terjadinya pertukaran kalor antara
lingkungan dan sistem (Achmad, 1994: 22).
E. PROSEDUR KERJA
1.Penentuan Ketetapan Kaloimeter
a. Memasukkan air ke dalam gelas ukur
b.Memasukkan 20 mL air kedalam kalorimeter dengan gelas kimia, mencatat
temperaturnya
c. Memasukkan 20 mL air ke dalam gelas kimia, kemudian memanaskan sampai
10 derajat diatas suhu kamar, mencatat temperaturnya
d. Mencampurkan air panas kedalam kalorimeter, mengaduk dan mengamati
temperaturnya selama 10 menit setiap selang waktu 1 menit dan mencatat
perubaahan yang terjadi
2. Penentuan kalor penetralan HCl danNaOH
a. Memasukkan 20 mL HCl 2 M kedalam gelas ukur, kemudian mencatat
temperaturnya, dan memasukkan kedalam kalorimeter
b. Memasukkan 2 mL NaOH 2M kedalam gelas ukur, mencatat temperaturnya
(usahakan temperaturnya sama dengan temperatur HCl)
c. Mencampur NaOH kedalam kalorimeter, mengaduk dan mencatat
temperaturnya selama 5 menit dengan selang waktu setiap setengah menit.
F. HASIL PENGAMATAN
1. penentuan ketetapan kalormeter
Suhu awal (T0) aquades : 28°C = 301°K
Suhu awal (T0) aquades panas : 38°C = 311°K
No. Waktu (s) Temperatur (°C) Temperatur (°K)
1. 60 34 307
2. 120 35 308
3. 180 36 309
4. 240 36 309
5. 300 35 308
6. 360 35 308
7. 420 35 308
8. 480 35 308
9. 540 35 308
1. 30 36 309
2. 60 36 309
3. 90 35 308
4. 120 35 308
5. 150 35 308
6. 180 35 308
7. 210 35 308
8. 240 34 307
9. 270 34 307
Ditanya: k =....?
𝑄3
K = ΔT
Q3 = Q2-Q1
a. Kalor yang diserap air dingin (Q1)
ΔT1 = Tcampuran – Tair
= 308.1 – 301
= 7.1°K
Q1 = m1 x c x ΔT1
= 20 x 4.2 x (7.1)
= 596.4 J
= -49.69 J/°K
36.5
penentuan ketetapan kalorimeter
36
35.5
temperatur
35
34.5
34
33.5
0 100 200 300 400 500 600 700
waktu
36
35.5
temperatur
35
34.5
34
33.5
0 50 100 150 200 250 300 350
waktu
H. PEMBAHASAN
Termokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor
(panas) suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika.
Termokimia mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Energi
kimia merupakan energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa, energi kimia
yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi potensil zat tersebut.
Energi potensial yang terkandung dalam suatu zat disebut “panas dalam” atau
entalpi dan dinyatakan dalam simbol “H” selisih antara entalpi reaktan dan entalpi
hasil pada suatu reaksidisebut perubahan entalpi reaksi, dan diberi simbol “ΔH”
(Chang. 2010: 231).
Jadi suhu (Temperatur) merupakan besaran penting yang diamati pada
praktikum termokimia. Temperatur diukur dengan menggunakan
termometer yang terdapat pada kalorimeter. Cairan yang diukur suhu reaksinya
diaduk dengan menggunakan pengaduk pada kalorimeter agar suhu laurtan
merata. Sementara itu pencatatan suhu setiap menit dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui perubahan suhu yang terjadi di setiap menitnya. suhu akhir
yang diambil adalah suhu yang didapatkan ketika suhu reaksi sudah konstan.
1. Penentuan tetapan kalorimeter
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan tetapan kalorimeter. Untuk
menentukan tetapan kalorimeter, air dingin direaksikan dengan air panas, perlahan
terjadi penurunan suhu. Terjadi dua macam reaksi saat air panas dan air dingin
tersebut kertika dicampurkan. Kedua reaksi tersebut adalah reaksi endoterm dan
eksoterm. Reaksi eksoterm terjadi ketika air panas yang suhunya lebih tinggi
melepaskan kalor. Kalor yang dilepaskan oleh air panas kemudian diterima oleh
air dingin, Saat itulah reaksi endoterm berlangsung. Pencampuran ini bertujuan
untuk membuktikan fungsi kalorimeter selain sebagai penyerap kalor, juga
berfungsi untuk menjaga atau mempertahankan temperatur (suhu). Setelah
pengukuran suhu air tersebut selesai, lalu dikeluarkan dari kalorimeter. Kemudian
suhu dari kalorimeter diukur kembali sebagai suhu akhir kalorimeter kosong. Pada
percobaan digunakan system terisolasi, sehingga tidak terjadi perpindahan kalor
antara system dan lingkungan begitupun sebaliknya. Hal ini menandakan bahwa
suhu yang diukur adalah konstan. Namun, pada hasil percobaan suhu yang diukur
tidak konstan ( berubah-ubah). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Q1 =
596.4 J, Q2 = (243.6) J. Sehingga didapatkan tetapan kalorimeter yaitu -84
J/K.Karena suhu yang diukur tidak konstan sehingga mempengaruhi perhitungan
tetapan kalorimeter, atau dapat dikatakan bahwa hasil perhitungan tetapan
kalorimeter masih belum sesuai dengan teori yang menyatkan “pada pencampuran
dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan
banyaknya kalor yang diterima zat yang suhuya lebih rendah”(azas black).
Woodward. dkk. 2012. Chemistry the sentral science edisikedua belas. USA:
Pearson Prentice Hall.
Pengukuran suhu aquades Penambahan aquades
pada suhu kamar panas ke kalorimeter