Anda di halaman 1dari 5

Suatu zat dapat mempunyai sifat fisika dan sifat kimia.

Sifat fisika dapat dengan mudah


diamati atau diukur sedangkan sifat kimia berkaitan dengan kemampuan zat tersebut untuk
berubah membentuk zat lain. Sifat fisika adalah perubahan yang dialami suatu benda tanpa
mengubah zat-zat penyusun materi tersebut. Sifat ini dapat diamati tanpa merubah identitas
zat, sebagai contoh titik lebur, titik didih, daya hantar panas, daya hantar listrik, warna, bau,
kerapatan, dan tingkat kekerasan. Sedangkan Sifat kimia merupakan sifat yang berkaitan
dengan kemampuan zat tersebut untuk bereaksi membentuk zat lain. Sebagai contoh
kemampuan suatu zat untuk bereaksi dengan oksigen, air, asam dan zat lainnya.

Mendidih
Apabila kamu memanaskan air dalam panci seperti pada gambar, maka pada suhu
tertentu akan timbul gelembung-gelembung air. Ketika gelembung-gelembung air terbentuk
di seluruh bagian air, dikatakan bahwa air dalam panci tersebut mendidih. Gelembung-
gelembung air pada keseluruhan zat cair tersebut menandakan bahwa keseluruhan zat cair
mengalami penguapan. Dengan demikian, mendidih terjadi pada saat keseluruhan zat cair
menguap (bukan hanya di permukaan zat cair saja) dan pada suhu tertentu saja. Pada saat
mendidih, suhu zat cair tetap meskipun kamu terus-menerus memberikan kalor. Karena kalor
yang diberikan pada saat mendidih digunakan untuk mengubah wujud zat cair menjadi gas
(menguap).

2. Titik Didih
Zat dapat mengalami perubahan wujud dari cair ke gas. Pemanasan dapat
menyebabkan zat cair menguap. Bila pemanasan terus dilakukan, maka zat cair akan
mendidih. Pada saat mendidih, penguapan terjadi di seluruh bagian zat cair. Suhu ketika zat
cair mendidih tersebut disebut dengan titik didih. Titik didih suatu zat berbeda-beda
tergantung dari jenis zatnya. Misalnya, titik didih air pada tekanan normal (76 cm Hg) adalah
100°C, sedangkan titik didih alkohol pada tekanan normal adalah 78°C. Titik didih pada
tekanan 1 atmosfer disebut titik didih normal.
Apa yang terjadi ketika kamu memasak air ? Ketika air dipanaskan, partikel-partikel
air bergetar lebih cepat sehingga memiliki energi yang cukup untuk memutuskan ikatan antar
partikelnya. Jika air memiliki panas yang cukup, maka akan dihasilkan gelembung-
gelembung air dan wujud air berubah menjadi gas. Kondisi seperti itu kita katakana bahwa
air tersebut mendidih. Air mendidih pada suhu 100°C. Suhu ketika air berubah wujud dari
cair menjadi gas disebut titik didih.
Tabel 1. Titik didih dari beberapa zat
Nama Zat Titik Didih Nama Zat Titik Didih
(°C) (°C)
Uranium 4.000 Aluminium 2.350
Platina 3.720 Perak 2.160
Emas 2.850 Nikel 2.150
Besi 2.760 Kalsium 1.490
Timah 2.720 Seng 913
Krom 2.600 Oksigen -183
Tembaga 2.580 Hidrogen -253
Air 100 Garam Dapur 1.413
Alkohol 78 Aseton 56
Nitrogen -196 Asam Cuka 118

Pada tekanan udara di atas 76 cm Hg, air dapat mendidih pada suhu di atas 100°C. Sifat
penambahan tekanan di atas permukaan zat cair akan menaikkan titik didih zat cair yang
diterapkan pada panci presto (panci yang dapat diatur tekanannya) dan sterilisasi alat
kedokteran. Jika ibumu mempunyai panci presto, coba bandingkan merebus daging dengan
menggunakan panci presto dan panci biasa! Manakah yang lebih cepat masak? Mengapa
demikian? Penambahan tekanan menyebabkan titik didih air akan naik sehingga suhu dalam
panci presto akan lebih tinggi dari 100°C. Akibatnya, daging di dalamnya akan lebih cepat
masak. Jadi, dengan menggunakan panci presto akan menghemat waktu dan energy. Hal ini
pertama kali dilakukan Papin sehingga percobaannya disebut percobaan periuk papin.
a. Pengaruh Tekanan terhadap Titik Didih
Pernahkah kamu memasak air pada saat berkemah di daerah pegunungan ? Ternyata,
waktu yang diperlukan untuk memasak air hingga mendidih di daerah dataran tinggi atau
pegunungan lebih cepat bila dibandingkan dengan mendidihkan air di daerah dataran rendah
atau pantai. Mengapa demikian ?
Titik didih zat cair dipengaruhi oleh tekanan udara di atas permukaan zat cair.
Semakin kecil tekanan udara di atas permukaan zat cair, semakin rendah titik didih zat cair
tersebut. Di daerah dataran tinggi atau pegunungan, tekanan udaranya lebih kecil daripada
tekanan udara di daerah dataran rendah atau pantai sehingga titik didih di daerah dataran
tinggi atau pegunungan lebih rendah daripada di daerah dataran rendah atau pantai. Karena
titik didihnya lebih rendah, air akan lebih cepat mendidih.
Titik didih normal air pada tekanan 76 cmHg 100°C. Bila tekanan tersebut dikurangi
maka air akan mendidih pada suhu kurang dari 100°C. Titik didih akan mengalami
pengurangan sebesar 1°C setiap kenaikan 300 m dari permukaan air laut.
Dengan demikian, titik didih di daerah pegunungan atau dataran tinggi kurang dari
100°C, disebabkan tekanan udara yang semakin renggang atau kecil.
b. Pengaruh Pemcampuran Zat lain terhadap Titik Didih
Bagaimanakah pengaruh pencampuran zat lain terhadap titik didh air ?

Pada gambar di atas, terlihat dua bejana tahan panas berisi air murni dengan volume yang
sama. Pada bejana 2 ditambahkan gara atau gula. Kemudian, kedua bejana dipanaskan
dengan nyala api yang sama. Setelah itu, kamu amati suhu yang terbaca pada thermometer
ketika air dalam kedua bejana mendidih. Apakah pada saat keduanya mendidih, suhu yang
ditunjukkan oleh kedua thermometer itu sama ?
Ternyata, air yang diberi garam atau gula mendidih pada suhu yang lebih tinggi
daripada air murni. Dengan demikian, penambahan suatu zat dapat menaikkan titik didih.

Kenaikan Titik Didih (∆𝑻b)


Coba perhatikan gambar. Padat saat air mendidih dan mie dimasukkan, ternyata air
menjadi tidak mendidih dan memerlukan pemanasan yang lebih agar mie matang dan kuah
mie mendidih. Hal itu disebabkan terjadi kenaikan titik didih dari titik didih air 100°C
menjadi titik didih campuran air dan mie. Perubahan dari titik didih air menjadi titik didih
campuran inilah yang disebut kenaikan titik didih.
∆𝑻𝒃 = 𝑻𝒃 𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒂𝒏 − 𝑻𝒃 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕
Dimana :
∆𝑻𝒃 = Kenaikan titik didih
𝑻𝒃 𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒂𝒏 = Titik didih larutan
𝑻𝒃 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕 = Titik didih pelarut (misal air = 100°C)
Suatu larutan mempunyai titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih
pelarut murninya. Hal itu disebabkan selain harus mencapai suhu di mana pelarut murni
mulai mendidih (misal air 100100°C) juga sekaligus harus melampaui titik didih zat terlarut.
Hubungan antara kenaikan titik didih dengan konsentrasi (molalitas) larutan dapat dinyatakan
dengan rumus :
𝑎 1000
∆𝑇𝑏 = 𝑚. 𝐾𝑏 atau ∆𝑇𝑏 = 𝐾𝑏 . 𝑀𝑟 × 𝑏

Dimana:
∆𝑇𝑏 = kenaikan titik didih (Tb larutan – Tb pelarut)
m = molalitas
𝐾𝑏 = tetapan kenaikan titik didih molal (°C) atau konstanta ebulioskopi, yaitu kenaikan
titik didih untuk 1 mol zat dalam 1000 gram pelarut
a = massa zat pelarut (dalam gram)
b = massa zat pelarut (dalam gram)
Mr = massa molekul relative zat terlarut

Rumus tersebut hanya berlaku untuk larutan yang tidak mengandung ion (larutan
nonelektrolit).

Anda mungkin juga menyukai