Anda di halaman 1dari 17

MEDIA PEMBELAJARAN

“TERMOMETER SEDERHANA”

Disusun Oleh :

Nama : Septiana

Npm : A1E018052

Mata Kuliah : Media Pembelajaran ICT

Dosen : Eko Risdianto, M.Cs

PRODI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
yang telah memberikan petunjuk & bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
media pembelajaran“ thermometer sederhana“ ini tepat dengan waktunya. Sholawat beserta
salam saya curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kepada para sahabat , keluarga, serta
tabi’in dan semoga tercurah kepada kita selaku umatnya.

Dengan mengucapkan hamdallah saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran Fisika. Tidak lupa juga saya ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Saya sadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar pembuatan makalah berikutnya
dapat lebih baik. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan para
pembaca.

Bengkulu , 15 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan...............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5

A. Landasan Teori..............................................................................................................5

B. Konsep yang dipilih.......................................................................................................7

C. Alasan Memilih Media..................................................................................................7

D. Media yang Relevan......................................................................................................8

E. Desain Media Pembelajaran......................................................................................10

F. Target Pengerjaan.......................................................................................................11

BAB III PENUTUP................................................................................................................14

A . Kesimpulan....................................................................................................................14

B. Saran..............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini kehidupan manusia akan barang elektronik berkembang secara pesat,
berbagai peralatan elektronika sebagian digunakan untuk keperluan secara benar sesuai
dengan fungsinya, sedangkan sebagian lagi digunakan sebagai trend model saja.

Barang – barang elektronika yang cepat berkembang salah satu diantaranya adalah
peralatan pengukuran. Peralatan pengukuran muncul dengan berbagai macam kelebihan
baik itu menyangkut kenyamanan, kemudahan dalam mengoperasikannya, kemudahan
kalibrasi dan keakuratan dari alat tersebut. Pengukuran suhu merupakan hal penting yang
tanpa kita sadari sering dilakukan. Karena dari pengukuran suhu bisa didapatkan suatu
keadaan yang bisa membuat nyaman. Sebagai contoh, jika kita menuangkana air panas,
otomatis kita harus memegang gelas, kita ingin tetap panas atau didinginkan baru kita
gunakan. Dari keadaan tersebut, tanpa sadar kita telah melakukan pengukuran suhu.

Kalor adalah suatu bentuk energi yang dapat berpindah dari suhu tinggi ke suhu yang
lebih rendah. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu
benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda juga tinggi, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka
kalor yang dikandung sedikit.

Pada permulaan abad 19 orang percaya bahwa kalor merupakan suatu zat yang dapat
mengalir zat ini dinamakan kalorik dan terdapat dalam benda apapun. Kalorik dapat
berpidah ketika benda bersuhu tinggi bersentuhan dengan benda yang bersuhu rendah.
Namun konsep kalor ini tidak didukung oleh experiment. Benjamin Thomson (1753)
adalah orang pertama yang menolak konsep kalorik. Ia melakukan experiment ketika
sedang memimpin pembuatan meriam untuk jerman , ia mendapati bahwa panas yang
timbul karena gesekan antara alat bor dengan meriam sebanding dengan kerja yang
dilakukan oleh alat bor.

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan

3
4

adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah thermometer untuk mengukur suhu


dengan valid. Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala yang membuat para ilmuan
kebingungan. Hal ini memberikan inspirasi pada Anders Celcius (1701 - 1744) sehingga
pada tahun 1742

Dia memperkenalkan skala yang digunakan sebagai pedoman pengukuran suhu. Skala ini
diberinama sesuai dengan naman ya yaitu Skala Celcius. Apabila benda didinginkan
terus maka suhunya akan semakin dingin dan partikelnya akan berhenti bergerak, kondisi
ini disebut kondis inol mutlak

Skala Celcius tidak bisa menjawab masalah ini maka Lord Kelvin (1842 - 1907)
menawarkan skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika
air membeku dan 373 K ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau
-273°C. Selain skala tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk skala
Reamur air membeku pada suhu 0°R dan mendidih pada suhu 80°R sedangkan pada
skala Fahrenheit air membuka pada suhu 32°F dan mendidih pada suhu 212°F.

B. Rumusan Masalah

Tujuan Dari Pembuatan thermometer sederhana ini adalah :

a. Bagaimana cara mengukur suhu suatu zat dengan menggunakan alat yang
sederhana yang ada dikehidupan sehari-hari?
b. Apa saja yang perlu dilakukan pada percobaan thermometer sederhana ini?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan thermometer sederhana ini adalah :

a. untuk mengukur suhu suatu zat dengan menggunakan alat yang sederhana
yang ada di kehidupan sehari-hari.
b. Setelah melakukan percobaan ini siswa-siswi di harapkan, dapat membuat
termometer sederhana dengan kreatifitas masing-masing.
BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun
perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti
bahang dan meter yang berarti untuk mengukur. Satuan Internasional (SI) dari kalor
adalah Joule. Satuan lain kalor adalah kalori. Satu kalori yaitu besarnya kalor yang
diserap 1 gram air sehingga suhunya naik 1 ⁰C. Nilai tara kalor mekanik ; 1 joule =
0,24 kalori 1 kalori = 4,2 Joule.
Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum
digunakan adalah termometer air raksa namun ada juga termometer alkohol. Macam
termometer menurut Wirjosoemarto, 2003 adalah termometer badan, termometer
batang, termometer max-min, termometer tanah dan termohigrometer.
Untuk membuat sebuah termometer, khususnya termometer zat cair, hal yang perlu
diperhatikan adalah prinsip kerja termometer tersebut, yaitu bekerja berdasarkan
pemuaian zat cair. Untuk itu, perlu memilih zat cair yang peka terhadap perubahan
suhu, yaitu cepat memuai bila terkena panas dari benda yang diukur suhunya.
Umumnya, zat cair yang mengisi termometer adalah raksa. Raksa mempunyai
beberapa keunggulan, antara lain :
a. Cepat menyerap panas dari benda yang diukursuhunya.
b. Pemuaiannya teratur
c. Daerah ukurannya besar karena raksa baru akan membeku pada suhu – 390 C dan
baru akan mendidih pada suhu 3570 C
d. Tidak membasahi dinding kaca
e. Warnanya mengkilap sehingga mudah dilihat.

Selain mempunyai beberapa keunggulan, raksa juga memiliki kelemahan antara lain :
Raksa tidak dapat digunakan mengukur lebih rendah dari -390 V, padahal suhu di
kutub Utara dan Selatan lebih rendah daripada suhu tersebut. Raksa berharga mahal.
Bila tabungnya pecah,raksasangatberbahaya.Selain raksa, zat cair yang juga
digunakan untuk mengisi termometer adalah alkohol. Termometer alkohol
mempunyai keuntungan, antara lain: Alkohol dapat digunakan untuk mengukur suhu
yang sangat rendah, sampai -1140 C, Alkohol lebih murah jika dibandingkan dengan

5
6

raksa, Alkohol lebih cepat mengalami pemuaian meskipun kenaikan suhunya kecil
sehingga lebih akurat. Termometer alkohol juga memiliki kelemahan, antara lain:
Pemuaiannya tidak teratur, Tidak berwarna sehingga sulit dilihat Membasahi dinding
kaca, Tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu benda yang tinggi, sebab pada suhu
780 C alkohol sudah mendidih.

Suhu dan kalor sebagai salah satu materi pokok yang dipelajari dalam pembelajaran
fisika di sekolah dikembangkan berdasarkan percobaan. Keberhasilan dalam
menampilkan fenomena pada pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan
metode praktikum sangat tergantung pada alat ukur suhu atau termometer yang
digunakan. Saat ini alat ukur suhu yang digunakan adalah termometer alcohol atau
raksa, dan termometer tersebut memiliki berbagai kelemahan diantaranya pipa kapiler
mudah pecah, raksa bersifat racun, sehingga berbahaya bagi keselamatan peserta
didik. (Riyadi et al., 2015)

Berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki, dalam perkembanganya elemen


termoelektrik menurut Sukur (2011: 4) terbagi menjadi dua jenis berdasarkan
kegunaanya. Bahan termoelektrik sebagai pendingin yaitu Thermoelectric Cooler dan
sebagai pembangkit listrik atau generator, Thermoelectric Generator.(Riyadi et al.,
2015)

salah satu hasil uji banding yang telah diikuti KIM-LIPI dalam bidang pengukuran
suhu, khususnya uji banding kemampuan kalibrasi terrmometer cairan dalam gelas
(selanjutnya disebut termometer gelas). Termometer jenis ini dipakai secara masal
terutama di bidang farmasi dan makanan karena sifatnya yang tidak memberikan
kontaminasi terhadap bahan atau material yang diukur suhunya. Termometer jenis ini
bekerja dengan prinsip pemuaian cairan yang ada di dalamnya karena pengaruh suhu
yang diukur sehingga tidak memerlukan daya listrik dari luar. Selain itu, dengan
teknik pemakaian yang benar, termometer jenis ini dapat dipakai secara mudah oleh
penggunanya. Oleh karena itu, jaminan mutu terhadap hasil kalibrasi termometer jenis
ini penting untuk dipastikan pemenuhannya.(Zaid et al., 2011)

Suhu badan normal yakni 36,5o C-37o C. Bila suhu seseorang menjadi lebih dari
37,5o C, maka orang tersebut dikatakan demam.1 Alat yang digunakan untuk
melakukan pengukuran suhu disebut termometer. Prinsip dasar dari alat ukur ini ialah
7

fenomena pemuaian yang merupakan indeks temperatur.2 Suhu seorang pasien adalah
bagian penting dari data klinis. Dalam konteks data lain dapat memandu langkah-
langkah diagnostik dan terapi dengan menentukan adanya penyakit dan sejauh mana
pasien menanggapi pengobatan.3,4 Sejak termometer pertamakali ditemukan oleh
Galileo,5,6 alat ini terus dikembangkan untuk memberikan kemudahan dan ketepatan
yang lebih baik dalam mengukur suhu tubuh seseorang.(Nusi et al., 2013)

Manfaat Media Pembelajaran

a. Siswa-siswi diajak untuk berperan aktif dalam pembelajaran.


b. Siswa-siswi dilatih keterampilan dan kekreatifan dalam membuat alat dengan
menggunakan alat sederhana.
c. Media termometer sederhana ini bermanfaat untuk melatih siswa-siswi lebih
teliti, agar alat indra lainya ikut berperan aktif dalam pembelajaran.
d. Media ini dapat melatih siswa-siswi membangun kerja sama yang baik dan
bersikap koopertif dengan rekannya.
e. Siswa-siswi dapat belajar secara mandiri karena dituntut untuk memahami
persoalan yang diberikan guru.
f. Siswa-siswi dapat mengenmukakan pendapatnya serta berbagai ilmu yang ia
miliki dengan rekan sekelompoknya saat berdiskusi, bukan saat
memepresentasikan kepada kelompok yang lain didepan kelas.
g. Agar dapat mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang di ajarkan
dengan secara langsung melakukan evaluasi pembelajran setelah pelaksanaan.

B. Konsep yang dipilih


1. Standar Kompetensi
a. Menerapkan konsep kalor dan prinsif konsevasi energi pada berbagai
perubahan energi.
b. Memahami proses dari ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan
menggunakan peralatan.
2. Kompetensi Dasar
a. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
b. Menganalisis perpindahan kalor
c. Menerapkan asas black dalam pemecahan masalah
8

C. Alasan Memilih Media


Alasan dari pembuatan termometer sederhana ini adalah
a. Dapat mengukur suhu secara akurat dengan menggunakan alat yang sederhana.
b. kita dapat menggunakan alat – alat di sekitar kita dengan menjadikan barang
barang bermanfaat tidak terkeculi termometer sederhana yang dapat mengukur
suhu sebagaimana termometer sesungguhnya.
D. Media yang Relevan
pertama kali dibuat pada tahun 1592 oleh seorang ilmuwan Italia bernama Galileo Galilei
yang menggunakan udara dan air. Pada tahun 1714, ilmuwan Jerman bernama Daniel
Gabriel Fahrenheit membuat termometer yang berisi air raksa. Kemudian pada tahun
1742, ilmuwan Swedia bernama Andres Celsius menemukan termometer yang
menggunakan skala ukuran 100.
9

Gambar 1: Contoh Termometer Sederhana 1


10

E. Desain Media Pembelajaran


1. Alat dan Bahan yang diperlukan
a. Botol kaca
b. Sedotan kecil
c. Alcohol 70%
d. Pewarna
e. Plastisin / malam
f. Mangkok
g. Kertas
h. Isolasi
i. Gunting

2. Cara Pembuatan
a. Langkah pertama
Isilah botol dengan alcohol 70% hingga penuh dan campurkan dengan
pewarna makanan (sebaiknya merah )
b. Langkah kedua
Gulungkan plastisin di sisi sedotan sehingga salah satu ujung sedotan lebih
panjang dari sisi lainnya, berhati-hatilah jangan sampai sedotan jadi gepeng dan
tersumbat.
c. Langkah ketiga
Letakkan sedotan yang tadi di gulung dengan plastisin di leher mulut botol
dengan rapat-rapat, usahakan tidak ada udara keluar masuk dari sisi sedotan, dan
satu-satunya tempat udara keluar masuk adalah sedotan itu sendiri.
d. Langkah keempat
Masukkan botol ke dalam air hangat dan lihatlah apakah thermometer bekerja,
jika air naik maka thermometer berhasil dan masukkan botol kedalam es, apakah
thermometer bekerja, jika air turun maka thermometer berhasil.
e. Langkah kelima
Buatlah skala-skala 1-10 cm di kertas dan tempelkan dengan isolasi di
sedotan thermometer anda, dan skala tersebut tidak untuk mengetahui suhu dalam
11

Celsius atau Fahrenheit namun skala tersebut hanya untuk mengetahui kenaikan
atau penurunan suhu.

F. Target Pengerjaan
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Durasi
Kegiatan media thermometer sederhana ini dilakukan oleh siswa-siswi selama
kurang lebih 1 jam.
2. Daftar hadir
Mengecek kehadiran atau absensi siswa-siswi.
3. Pretest
Memeberikan pertanyaan pemula kepada siswa-siswi agar ada gambaran
sebelum memulai pembelajaran.contoh: apakah pengaruh kalor terhadap
benda?
4. Cek alat
Sebelum melakukan percobaan hendaknya siswa-siswi mengecek alat dan
bahan yang dibutuhkan agar tidak terjadi kekurangan bahan maupun
kekurangan alat yang dibutuhkan, agar percobaan dapat berjalan lancar dan
efektif
5. Pembuatan kelompok belajar
a) Pembagian kelompok belajar disesuaikan dengan jumlah siswa yang
terdapat dalam kelas. Misalnya jika jumlah siswa 30 maka kita bagi
kelompok menjadi 6 kelompok jadi masing-masing kelompok terdapat
5 siswa. Hal ini dimaksudkan agar jumlah anggota dalam tiap
kelompok tidak terlalu banyak sehingga pembelajaran lebih efektif.
b) Siswa diminta untuk berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.
6. Memeberikan pengarahan cara kerja media “termometer” sederhana
Diharapkan bagi setiap kelompok agar memahami cara kerja termometer
melalui penjelasan dari gurunya, agar memepermudah proses demonsarasi alat
tersebut.

b. Kegiatan inti
1. kelompok berikutnya sangat berkaitan, maka guru memepersilahkan presentasi
selanjutnya terlebih dahulu kemudian guru menjelaskan materi sekaligus.
12

Guru menjelaskan ulang materi dengan sejelas-jelasnya agat tidak terjadi


miskonsepsi. Setelah siswa diberikan pengarahan cara kerja termometer
sederhana ini, masing-masing kelompok diharuskan segera fokus terhadap apa
yang akan diamati seperti, menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
2. Kemudian setiap kelompok mulai menganalisis bagaimana cara kerja
termometer sederhana tersebut, hingga mendapatkan kesimpulan apa yang
terjadi dengan alat tersebut setelah d uji coba melalui mengukur suhu suatu
benda.
3. Mencari dan mendiskusikan hasil dari percobaan demonstrasi alat tersebut
sesuai kelompoknya masing-masing dan sesuai yang mereka amati. Dengan
cara menjelaskan definisi dari kalor,suhu dan pengaruh kalor terhadap suatu
zat, atau dengan persamaan matematis. Setiap siswa diminta aktif dalam
mengemukakan pendapat dan hasil dari kesimpulan yang telah di amati sesuai
kelompoknya masing-masing
4. Mendemonstrasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas
Selanjutnya, perwakilan dari setiap kelompok minimal satu atau dua
orang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Setiap
kelompok diberi waktu maksimal 5 menit. Hasil presentasi ini juga termasuk
kedalam aspek penilaian kelompok dan individu
5. Guru menjelaskan ulang materi
Setelah siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, guru
menjelaskan ulang materi tersebut sebelum beralih ke presentasi berikutnya.
Akan tetapi jika materi satu kelompok dengan kelompok berikutnya sangat
berkaitan, maka guru mempersilahkan presentasi selanjutnya terlebih dahulu
kemudian guru menjelaskan materi sekaligus. Guru menjelaskan ulang materi
dengan jelas agar tidak miskonsepsi.

c. Kegiatan Penutup
1. Guru menyampaikan penilaian keseluruhan dari kegiatan, baik dari segi
kekurangan maupun kelebihannya, serta mengumumkan kelompok yang
terbaik dalam mengikuti demonstrasi tersebut agar memotivasi siswa.
2. Melakukan evaluasi
Setelah semua perwakilan kelompok selesai memepresentasikan hasil
kerjanya, lakukan evaluasi untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi
13

yang diajarkan. Evaluasi ini berupa free test dan menjadi aspek penilaian
individu.
Jika kegiatan tidak sesuai dalam satu kali pertemuan, maka kegiatan
dilanjutkan pada pertemuan berikutnya dengan menngatur waktu seefisien
mungkin.
BAB III PENUTUP

A . Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil percobaan thermometer sederhana yaitu
bahwa :

1. Alat – alat di sekitar kita dapat dijadikan barang-barang yang bermanfaa ttidak
terkeculi thermometer sederhana yang dapat mengukur suhu sebagaimana
thermometer sesungguhnya.
2. Termometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur),
ataupun perubahan suhu suatu zat.
3. Adanya pemuaian pada air yang terdapat dalam satu wadah, maka akan menyebabkan
penekanan pada permukaan air, sehingga air dalam sedotan akan naik ke atas seperti
halnya pada saat termometer menunjukkan skala pada umumnya.
4. Permukaan suatu zat cair akan naik melalui sedotan (volume zat cair tersebut
bertambah ), ketika dipanaskan dan juga permukaan suatu zat cair akan turun
( volume zat cair berkurang ) ketika didinginkan.
5. Larutan akan mengembang bila di panaskandan larutan akan menyusut bila
didinginkan.
6. Hubungan inilah yang dimanfaatkan oleh thermometer untuk mengukur suhu suatu
zat.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan yaitu:

1. Termometer ini sudah cukup baik, akan tetapi masih ada kekurangannya, sulit
digunakan untuk system berskala besar sehingga untuk pembuatan termometer
sederhana berikutnya diharapkan dapat dikembangkan dan dimodifikasi lagi alat dan
bahannya sehingga tingkat keakuratannyapun dapat menyamai bahkan melebihi
termometer sesungguhnya.

14
2. Selain itu, mempermudah mengukur suhu jika dilingkungan kita tidak ada
termometer, disamping itu pula pembuatan thermometer sederhana ini dapat
meningkatkan kreatifitas siswa-siswi dan gurunya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C.2001. Fisika Jilid 1 Edisi kelima. Jakarta: Gramedia

Halliday. 1978. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Gramedia

Nusi, D. T., Danes, V. R., & Moningka, M. E. W. (2013). Perbandingan Suhu Tubuh
Berdasarkan Pengukuran Menggunakan Termometer Air Raksa Dan Termometer Digital
Pada Penderita Demam Di Rumah Sakit Umum Kandou Manado. Jurnal E-Biomedik,
1(1), 190–196. https://doi.org/10.35790/ebm.1.1.2013.1616

Riyadi, S., Suyanto, E., & Wahyudi, I. (2015). Prototipe Termometer Berbasis Termoelektrik
Untuk Pembelajaran Fisika Materi Suhu Dan Kalor. Jurnal Pembelajaran Fisika
Universitas Lampung, 3(6), 120873.

Soetitro. Fisika untuk universitas. Bandung: DewantZaid, G., Larassati, D., & . S. (2011).
Analisa Hasil Uji Banding Antar Laboratorium Nasional Tingkat Asia Pasifik Untuk
Termometer Cairan Dalam Gelas. Jurnal Standardisasi, 13(3), 184.
https://doi.org/10.31153/js.v13i3.44

16

Anda mungkin juga menyukai