Anda di halaman 1dari 16

Disusun oleh:

1. ALFITO_A24121004
2. NUR AFIFAH RIZKI_ A24121037
3. HUSNUL FAIZAH_A24121052
4. SITTI HADIJAH_A24121092

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO

LEMBAR KOREKSI

HUKUM OHM
KELOMPOK 1 :

1. ALFITO_A24121004

2. NUR AFIFAH_A24121037

3. HUSNUL FAIZAH_ A24121052

4. SITTI HADIJAH_A24121092

NAMA ASISTEN : RAHMAD TULE

NO HARI / TANGGAL KETERANGAN PARAF

HUKUM OHM

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Memahami azas-azas fisika tentang kelistrikan.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

c. Menunjukkan hubungan antara beda potensial, kuat arus, dan hambatan pada
sebuah rangkaian.

d. Menunjukkan hubungan antara beda potensial dengan kuat arus dalam bentuk
grafik.

e. Menghitung besarnya hambatan berdasarkan grafik hubungan antara beda


potensial dengan kuat arus.

II. DASAR TEORI

Apabila pada ujung-ujung suatu penghantar diberi beda potensial maka pada

penghantar mengalir arus listrik dari potensial tinggi ke potensial rendah. Menurut

George Simon Ohm, bahwa kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu penghantar

sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar tersebut, asalkan

sifat penghantar tetap (minimal suhu tidak berubah, tidak mencair dan sebagainya).

Persamaannya adalah :

𝑉 = 𝐼𝑅 (1)

Sedang besarnya daya listrik dirumuskan sebagai berikut :

𝑃 = 𝑉𝐼 (2)

Ada 2 bentuk rangkaian untuk menentukan hambatan RL (beban), seperti dalam


Gambar 8.1 dan Gambar 8.2. Jika RL adalah hambatan lampu maka dari gambar

tersebut, RL dapat dicari.

Pada Gambar 8.1, nilai pada voltmeter V menunjukkan beda tegangan antara

kedua ujung RL. Nilai arus yang terbaca pada amperemeter A adalah besar arus yang

melalui hambatan dan voltmeter (meskipun arus ini kecil). Jadi RL ≠ V/I melainkan :

Dimana rv = hambatan dalam voltmeter.

Pada Gambar 8.2, nilai arus pada amperemeter A menunjukkan arus yang

mengalir RL, tetapi voltmeter tidak menunjukkan beda tegangan antara kedua ujung

RL, melainkan juga tegangan pada amperemeter A. Jadi RL ≠ V/I, melainkan:

𝑅𝐿 = (𝑉⁄𝐼) − 𝑟𝐴 (4) =>Dimana rA = hambatan dalam amperemeter.


III. ALAT DAN BAHAN

1. Laptop/notebook/PC

2. Simulasi PhET

3. Pena bolpoin

4. Lembar kertas

IV. PROSEDUR KERJA

1. Buka Simulasi PhET untuk percobaan Circuit Konstruction Kit

2. Pilih bagian Lab, maka akan tampak seperti gambar berikut:

Cara I

1. Susunlah rangkaian seperti pada Gambar 8. dengan menggunakan lampu pijar


2. Atur besar sumber tegangan tegangan Baterai sebesai 50 V
3. Kemudian tutup saklar S

4. Dengan mengubah besar nilai resistor sebanya 6 kali, catat penunjukan nilai
amperemeter dan voltmeter pada tabel berikut:

NO. R (Ohm) V ( Volt) Kuat Arus (A)


1. 20
2. 40
3. 60
4. 80
5. 100
6. 120

5. Hitunglah hambatan pada lampu (RL) sesuai persamaan (3)


6. Hitunglah daya lampu menurut persamaan (2)
7. Buat grafik hubungan V dan I
8. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan kalian!

Cara II
1. Susunlah rangkaian seperti pada Gambar 8.2 dengan menggunakan lampu
pijar yang sama pada Cara I
2. Atur besar sumber tegangan tegangan Baterai sebesai 50 V
3. Tutup saklar S lalu atur besarnya nilai resistor
4. Dengan mengubah besar nilai resistor sebanya 6 kali, catat penunjukan nilai
amperemeter dan voltmeter pada tabel berikut

NO. R (Ohm) V ( Volt) Kuat Arus (A)


1. 20
2. 40
3. 60
4. 80
5. 100
6. 120

5. Hitunglah hambatan pada lampu (RL) sesuai persamaan (4)


6. Hitunglah daya lampu menurut persamaan (2)
7. Buat grafik hubungan V dan I
8. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan kalian!

V. Hasil Pengamatan

I. HasilPengamatan(15)
Cara I
V = 50 V
No
R (Ohm) V (Volt) Kuat Arus (A)
.
1 20 16,67 V 1,67 A
2 40 10,00 V 1,00 A

3 60 7,14 V 0,71 A

4 80 5,56 V 0,56 A

5 100 4,55 V 0,45 A

6 120 3,85 V 0,38 A


Cara II
V = 50 V
No
R (Ohm) V (Volt) Kuat Arus (A)
.
1 20 50,00 V 7,50 A
2 40 50,00 V 6,25 A

3 60 50,00 V 5,83 A

4 80 50,00 V 5,62 A

5 100 50,00 V 3, 50 A

6 120 50,00 V 5,42 A

VI. ANALISA DATA

Cara 1
 Hitunglah hambatan pada lampu (RL)
V
RL =
I −(V / r V )
V
1 . RL = V
I− ( ) rV
50 50
= = = 59,77 Ohm
1,67−(1,67/20) 1,67−0,83
V
2. RL = V
I− ( )rV
50 50
= = = 66,67 Ohm
1−(10 / 40) 1−0,25
V
3. R L =
I− ( rV )
V
50 50
= = = 84,74 Ohm
0,71(7,14 /60) 0.71−0,49
V
4 . RL =
I− ( rV )
V

50 50
= = = 102.04 Ohm
0,5−(5,55/ 80) 0,56−0,069
V
5 . RL =
I− ( rV )
V

50 50
= = = 123,45 Ohm
0,45−(4,55 /100) 0,45−0,049
V
6. RL =
I−( rV ) V

50 50
= = = 143,67 Ohm
0,38−(3,85/120) 0,38−0,032

Cara 2
 Hitunglah hambatan pada lampu (RL)
V
RL =
I −(V / r V )

V
1 . RL =
I− ( rV )
V

50 50
= = = 10 Ohm
7,50−(50/20) 7,50−2,5
V
2. RL =
I−( rV ) V

50 50
= = = 10 Ohm
6,25−(50/ 40) 6,25−1,25
V
3 . RL =
I− ( rV )
V

50 50
= = = 10 Ohm
5,83−(50/60) 5,83/0,83
V
4. R L = V
I−( ) rV
50 50
= = = 10 Ohm
5,62−(50 /80) 5,62−0,62
V
5 . RL = V
I− ( )
rV
50 50
= = = 10 Ohm
5,50−(50/100) 5,50−0,5
V
6 . RL = V
I− ( )
rV
50 50
= = = 10 Ohm
5,42−(50 /120) 5,42−0,42
 Menghitung daya lampu

P=VxI

1. P=VxI
= 50,00 x 7,50
= 375 Watt
2. P=VxI
= 50,00 x 6,25
= 312,5 Watt
3. P=VxI
= 50,00 x 5,83
= 291,5 Watt
4. P=VxI
= 50 x 5,50
= 281 Watt
5. P=VxI
= 50 x 5,50
= 275 Watt
6. P=VxI
= 50 x 5,42
= 271 Watt

VII. PEMBAHASAN

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan yang menyebutkan bahwa arus listrik
(I) yang mengalir pada suatu kawat konduktor sebanding dengan beda potensial (V)
yang diberikan pada ujung-ujungnya. Artinya, semakin besar beda potensial, maka
semakin besar arus yang memberikan batasan hukum Ohm

Hukum Ohm juga dapat dinyatakan sebagai “arus yang mengalir melalui
konduktor berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua ujungnya, sementara
kondisi fisik konduktor seperti temperatur, regangan, dan lainnya tetap
konstan”.Grafik perubahan beda potensial terhadap arus yang mengalir pada kawat
konduktor berbentuk linier.

Namun, hukum Ohm juga memiliki keterbatasan. Hukum ini telah diturunkan
dengan asumsi bahwa hambatan tidak tergantung pada arus. Sehingga, hambatan atau
resistansi selalu tetap dan tidak tergantung pada arus (I). Artinya, hukum Ohm tidak
berlaku untuk fluida, materi semikonduktor, maupun isolator. Material yang tidak
memenuhi hukum Ohm disebut sebagai material non-Ohmik.

Pada pratikum ini ada hubungan sangat penting yaitu antara tegangan, kuat
arus dan hambatan listrik. Hubungan tersebut disebut hukum ohm. Hubungan dalam
hukum ohm ini yaitu Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya
beda potensial (Tegangan). Untuk sementara tegangan dan beda potensial dianggap
sama walau sebenarnya kedua secara konsep berbeda. Secara matematika di tuliskan I
∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan kesebandingan ini maka perlu ditambahkan
sebuah konstanta yang kemudian di kenal dengan Hambatan (R) sehingga
persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V adalah tegangan (volt), I adalah kuat arus
(A) dan R adalah hambatan (Ohm). Selain itu perbandingan antara tegangan dengan
kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang disebut hambatan listrik. Secara
matematika di tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R.

Pada percobaan ini diuji besar hambatan yang dimiliki dua buah baterai yang
berukuran berbeda tetapi memiliki tegangan yang sama, yaitu sebesar 16,67 Volt.
Hasil yang diperoleh adalah baterai kecil memiliki kuat arus sebesar 1,67 Ampere dan
hambatan sebesar Ω. Sedangkan baterai besar memiliki kuat arus 50,00 ampere dan
hambatan 53,52Ω. Hasil yang diperoleh selaras dengan teori, bahwa semakin besar
luas penampang maka semakin kecil hambatannya. Sehingga kuat arus yang
dihasilkanpun semakin besar pula.

Percobaan selanjutnya adalah menggunakan resistor dengan sumber tegangan


yang divariasikan dari power supply. Hasil ditunjukkan pada grafik berikut: Dua atau
lebih resistor yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga muatan yang sama harus
mengalir melalui keduanya dikatakan bahwa resistor itu terhubung secara seri.
Karena muatan tidak terkumpul pada satu titik dalam kawat yang dialiri arus konstan,
jika suatu muatan ∆Q mengalirke R1 selama interval waktu tertentu, sejumlah muatan
∆Q harus mengalir keluar R2 selama interval yang sama. Kedua resistor haruslah
membawa arus I yang sama. Resistansi ekivalen untuk resistor yang tersusun seri
adalah penjumlahan resistansi awal.
Pada percobaan tersebut dapat diketahui bahwa Hukum Ohm menyatakan
bahwa kuat arus listrik (I) sebanding dengan beda potensial yang diberikan dan
berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian (R) dapat disimbolkan dengan :

V=IR

Semakin. besar tegangan maka semakin besar pula hambatannya.hal ini


sesuai dengan besarnya nilai R berbanding lurus dengan besarnya nilai v dan
berbanding terbalik dengan besarnya I Semakin besar tegangan listrik maka hambatan
penghantar listrik tersebut akan semakin besar.

VIII KESIMPULAN

 Apabila pada ujung-ujung suatu penghantar diberi beda potensial maka pada
penghantar mengalir arus listrik dari potensial tinggi ke potensial rendah
 Pada rangkaian seri yang mana nilai pada voltmeter V menunjukkan beda
tegangan antara kedua ujung RL). Jadi RL ≠ V/I melainkan :

 Sedangkan pada rangkaian parallel yang mana nilai arus pada amperemeter A
menunjukkan arus yang mengalir RL, tetapi voltmeter tidak menunjukkan
beda tegangan antara kedua ujung RL. Jadi RL ≠ V/I, melainkan:
 𝑅𝐿 = (𝑉⁄𝐼) − 𝑟𝐴 =>Dimana rA = hambatan dalam amperemeter
Sebagai contoh pada rangkaian seri yang mana
V
RL =
I −(V / r V )
50 50
= = = 59,77 Ohm
1,67−(1,67/20) 1,67−0,83

 Dan juga sebagai contoh pada rangkaian paralel yang mana


V
RL =
I −(V / r V )
50 50
= = = 10 Ohm
7,50−(50/20) 7,50−2,5
 Dan juga Menghitung daya lampu kita bisagunakan rumus:
P=VxI
Sebagai contoh
= 50,00 x 7,50 = 375 Watt

 Hukum Ohm adalah suatu pernyataan yang menyebutkan bahwa arus listrik
(I) yang mengalir pada suatu kawat konduktor sebanding dengan beda
potensial (V) yang diberikan pada ujung-ujungnya. Namun, hukum Ohm juga
memiliki keterbatasan. Hukum ini telah diturunkan dengan asumsi bahwa
hambatan tidak tergantung pada arus. Sehingga, hambatan atau resistansi
selalu tetap dan tidak tergantung pada arus (I)
 Dalam praktikan ini ada hubungan sangat penting antara tegangan, arus dan
hambatan. Hubungan tersebut disebut hukum ohm. Hubungan dalam hukum
ohm ini yaitu Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya
beda potensial (Tegangan).
 Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan
konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R
atau dituliskan V = I.R.
 Pada percobaan ini diuji besar hambatan yang dimiliki dua buah baterai yang
berukuran berbeda tetapi memiliki tegangan yang sama, yaitu sebesar 16,67
Volt. Hasil yang diperoleh adalah baterai kecil memiliki kuat arus sebesar
1,67 Ampere dan hambatan sebesar Ω. Sedangkan baterai besar memiliki
kuat arus 50,00 ampere dan hambatan 53,52Ω. Jadi ditarik kesimpulan yaitu
Semakin besar tegangan maka semakin besar pula hambatannya.hal ini sesuai
dengan besarnya nilai R berbanding lurus dengan besarnya nilai v dan
berbanding terbalik dengan besarnya I
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, dkk. 1979. Dasar-dasar fisika universitas. Jakarta: Erlangga kamis 04 nov
2021, 14.11pm
Durbin, dkk. 2005. Rangkaian listrik. Jakarta: Erlangga.kamis 04 nov 2021, 14.15pm
Resnick and Halliday, 1988. Physics, Penerbit Erlangga, Jakarta. Rabu 3 nov 2021
14. 35 pm
Serway Jewet (2009). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba Teknika. 3
nov 2021, 14 50 pm
Soetrisno, 1994. Seri Fisika Dasar, Listrik Magnet dan Termofisika. Penerbit ITB,
Bandung. Rabu 3 nov 2021. 14:30 pm
Tipler, 1998: 154-155 kamis 4 nov 2021, 14.08pm

Anda mungkin juga menyukai