SONOMETER
I. TUJUAN
Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu:
I.1 Menjelaskan dan memahami Hukum Mersenne dan Hukum Medle
I.2 Menentukan frekuensi garpu tala dengan menggunakan sonometer
1
III. DASAR TEORI
Sonometer adalah alat untuk menunjukkan hubungan antara
frekuensi suara yang dihasilkan oleh dawai yang diprtik dan tegangan,
panjang massa per satuan panjang dawai. Hubungan ini biasanya disebut
hukum Mersenne yaitu “ Tinggi rendahnya nada suatu senar sebandig
denagan akar tegangannya, berbanding terbalik dengan panjang senar,
berbanding terbalik dengan akar massa jenis senar dan berbanding
terbalik dengan akar luas penampeng senar.“( Mari Mersenne; 1588-
1648).
Senar yang bergetar terdapat pada berbagai alat music, misalnya
piano, gitar, dan sebagainya. Sepotong senar yang diikat tidak akan
menghasilkan bunyi yang keras, kecuali jika senar dipasang di atas peti
bunyi. Karena udara dalam peti bunyi itu bergetar, bunyi senar juga di
perkuat. Sifat sifat senar yang bergetar dapat diselidiki dengan sebuah
sonometer. (Untad,2014)
Marsenne telah membuat hukum hukm yang berlaku untuk senar
yang bergetar dengan rumus :
2
Jika senar dihubungkan dengan suatu pemberat yang diketahi
massanya, maka tgangan F dapat dihitung yaitu F = mg. Dengan
mengatur panjang kewat ( menggeser sisir sisir D dan pembrat), maka
kita dapat menyesuaikan sehingga bunyi yang dikluarkan oleh garpu tala
sama dengan bunyi yang ditimbulkan oleh senar ( kawat ) tersebut bila
digetrakan (nada dasarnya). Ini berarti frekuensinya sama.
3
V. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu:
µ = 1 × 10-5 Kg/m
NST Mistar = 0,01 m = 1 × 10-3 m
NST Neraca Digital = 0,00001 Kg = 1 × 10-5 Kg
1 F
1. f 1= 2 L √ μ
1 5,39
= √
2(0,014) 1 ×10−5
1
= 0,028 √ 53,9× 104
1
= 0,028 7,32 × 102
= 261,42 ×102 Hz / 26, 142 Hz
1 F
2. f 1= 2 L √ μ
1 10,29
= √
2(0,012) 1× 10−5
1
= 0,024 √ 100,9× 104
1
= 0,028 10,04 × 102
= 418, 33 ×102 Hz / 41,833 Hz
1 F
3. f 1= 2 L √ μ
1 15,19
= √
2(0,010) 1× 10−5
1
= 0,024 √ 151,9× 104
5
1
= 0,028
12,3 × 102
= 615 ×102 Hz / 61,500 Hz
1 F
1. f 1= 2 L √ μ
1 5,39
= √
2(0,011) 1 ×10−5
1
= 0,022 √ 53,9× 104
1
= 0,022 7,34 × 102
= 333,23 ×102 Hz / 33,323 Hz
1 F
2. f 2= 2 L √ μ
1 10,29
= √
2(0,009) 1× 10−5
1
= 0,018 √ 102,9× 104
1
= 0,018 10,14 × 102
= 563,33 ×102 Hz / 56,333 Hz
1 F
3. f 3= 2 L √ μ
1 15,19
= √
2(0,008) 1× 10−5
1
= 0,016 √ 151,9× 104
1
= 0,016 12,32 × 102
= 770 ×102 Hz / 77,000 Hz
VII. PEMBAHASAN
Sonometer adalah alat untuk menunjukkan hubungan antara
frekuensi suara yang dihasilkan oleh dawai yang diprtik dan tegangan, panjang
massa per satuan panjang dawai
6
Pada percobaan ini alat yang digunakan adalah sonometer dengan
beberapa senar, garpu tala, beberapa batu timbangan dengan penggantungnya,
neraca dan ana timbanga, micrometer, tahanan gesek.
Sonometer berfungsi sebagai objek yang menunjukkan hubungan antara
frekuensi suara yang dihasilkan oleh dawai yang dipetik, dan tgangan, panjang,
dan massa per satuan panjang dari dawai. Garpu tala berfungsi untuk menala
atau menyesuaiakan nada sehingga mencapainada yang sesuai dengan yang
terkandung dalam garpu tersebut. Batu timbangan digunakan untuk menambah
beban agar kawat atau senarnya lebih kencang. Neraca digital berfungsi untuk
mengukur massa benda.. Tahanan gesek berfungsi untuk menabag tegangan tali
atau senar yang dapat disesuaikan atau di geser geser.
Berdasarkn hasil analisis data bahwa massa benda mempengaruhi
frekuensi karena ketka kawat atau senar diberikan massa maka tegangan kawat
atau senar akan bertambah . semakin besar tegangan kawat atau senar maka
akan semakin tinggi pula frekuensi yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena
tekanan yang berbeda pada dawai akan menghasilkan frekuensi gelombang
yang berbeda bila dawai dipetik, semakin besar tekanan maka semakin besar
pula frekuensinya.
Berdasarkan literature apabila senar yang ada pada sonometer di
getarkan melalui peristiea resonansi ari garpu tala, maka pada kondisi tertentu
senar akan bergetar dengan amplitude maksimum sehingga menyebabkan kertas
yang ada di atasya ikut bergetar dan terjatuh. Kondisi tertentu tersebut terjdi
akibat interferensi gelombang datang datang (gelombang yang timbul akibat
getaran atau sisir). Interferensi gelombang ini menyebababkan terciptanya
gelombang baru disebut dengan gelombang berdiri.
Geombang berdiri hanya dapat terjadi apabila interferensi
gelombang datang dan gelombang pantulmerambat dalam arah berlawanan dan
memiliki frekuensi serta amplitude yang sama. Gelombang berdiri yang
dihasilkan mempunyai titik simpul dikedua ujung senar yang dapat
membentukbeberapa panjang gelombang berbeda. Tinggi rendahnya frekuensi
bunyi geteran senar tergantung pada panjang gelombang yang terbentuk dan
cepat rambat gelombang pada senar tersebut. Panjang gelombang yang
terbentuk sama dengan 2 kali panjang l senar
7
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh pada garpu tala 1 secara
berturut-turut adalah f1=262,038x102Hz, f2 =0,24x102Hz, dan f3
=615x102Hz. Sedangkan pada garpu tala 2 hasil yang di peroleh secara
berturut-turut adalah f1 =333,236x102Hz,f2 =0,18x102Hz dan f3
=77x102Hz.
8
DAFAR PUSTAKA
(Untad, 2014) percobaan sonometer [online]. Diakses dari
https://labdas .untad.ac.id
(A, Patimang, 2017 ) percobaan sonometer [online]. Diakses dari
https;//www.academia.edu/36744701/percobaan_sonometer