PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1. 2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari cara mendeteksi
adanyaunsur hara nitrogen, fosfor dan kalium dalam tanah dan tanaman
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
36 unsur yang ada berdasarkan kenaikkan massa atomnya. Meskipun
kemudian penentuan massa atom tersebut salah. Berikut perkembangan
sistem periodik unsur.
2. 2. 1 Triade Dobereiner
Upaya untuk mengelompokkan unsur-unsur ke dalam kelompok-
kelompok tertentu sebenarnya sudah dilakukan para ahli sejak dulu,
tetapi pengelompokan masa itu masih sederhana. Pengelompokan
yang paling sederhana ialah membagi unsur ke dalam kelompok
logam dan nonlogam. (Partana, 2009)
Seiring perkembangan ilmu kimia, usaha pengelompokan unsur-
unsur yang semakin banyak tersebut dilakukan oleh para ahli
dengan berbagai dasar pengelompokan yang berbeda-beda, tetapi
tujuan akhirnya sama, yaitu mempermudah dalam mempelajari
sifat-sifat unsur. (Partana, 2009)
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner melihat adanya
kemiripan sifat di antara beberapa unsur, lalu mengelompokkannya
menurut kemiripan sifat yang ada. Ternyata tiap kelompok terdiri
atas tiga unsur, sehingga disebut Triade. (Partana, 2009)
3
dengan unsur ke-1. Begitu juga unsur ke-9 mirip sifatnya dengan
unsur ke-2. (Permana, 2009)
Kecenderungan tersebut dinyatakan sebagai hukum Oktaf
Newland, yaitu: Jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan
massa atom maka sifat unsur tersebut akan berulang setelah unsur
kedelapan. Hukum ini juga mempunyai kelemahan karena hanya
berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan, ternyata
kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai sifat
yang cukup berbeda dengan Be, Mg, dan Ca. (Rahardjo, 2008)
2. 2. 3 Teori Mendeelev
Sesuai kegemarannya bermain kartu, seorang sarjana asal Rusia
bernama Dmitri Ivanovich Mendeleyev (1869) mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya tentang unsur, kemudian ia menulis
pada kartu-kartu. Kartu-kartu unsur tersebut disusun berdasarkan
kenaikan massa atom dan kemiripan sifat. Kartu-kartu unsur yang
sifatnya mirip terletak pada kolom yang sama yang kemudian
disebut golongan. Sedangkan pengulangan sifat menghasilkan
baris yang disebut periode. Berdasarkan pengamatannya terhadap
63 unsur yang sudah dikenal ketika itu, menyimpulkan bahwa
sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya
dan persamaan sifat. (Mulyani, 2009)
4
Mendeleyev menyajikan hasil kerjanya pada Himpunan Kimia
Rusia awal tahun 1869, dan tabel periodik Julius Lothar Meyer
baru muncul pada bulan Desember 1869. Sistem periodik
Mendeleev pertama kali diterbitkan dalam jurnal ilmiah Annalen
der Chemie pada tahun 1871. Hal penting yang terdapat dalam
sistem periodik Mendeleev antara lain sebagai berikut:
1. dua unsur yang berdekatan, massa atom relatifnya mempunyai
selisih paling kurang dua atau satu satuan;
2. terdapat kotak kosong untuk unsur yang belum ditemukan,
3. dapat meramalkan sifat unsur yang belum dikenal seperti
ekasilikon;
4. dapat mengoreksi kesalahan pengukuran massa atom relatif
beberapa unsur. (Setyawati, 2010)
Menurut Setyawati (2010) Sistem periodik Mendeleev ini
mempunyai kelemahan dan juga keunggulan.
Kelebihan Sistem Periodik Mendeleyev:
1. Dapat meramalkan tempat kosong untuk unsur yang belum
ditemukan (diberi tanda ?).
2. Menyajikan data massa atom yang lebih akurat, seperti Be dan
U.
3. Periode 4 dan 5 mirip dengan Sistem Periodik Modern.
Contoh: K dan Cu sama-sama berada di periode 4 golongan I.
Dalam Sistem Periodik Modern K digolongan IA dan Cu di
golongan IB.
4. Penempatan gas mulia yang baru ditemukan tahun 18901900
tidak menyebabkan perubahan susunan Sistem Periodik
Mendeleyev.
Kelemahan Tabel Periodik Mendeleyev sebagai berikut:
1. Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak dijelaskan.
2. Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan massa
atomnya, contoh : Te (128) sebelum I (127).
5
2. 3 Sistem Periodik Modern
Tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan bahwa urutan unsur dalam
tabel periodik sesuai kenaikan nomor atom. Moseley berhasil menemukan
kesalahan dalam tabel periodik Mendeleev, yaitu ada unsur yang terbalik
letaknya. Penempatan Telurium dan Iodin yang tidak sesuai dengan
kenaikan massa atom relatifnya, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atom.
Telurium mempunyai nomor atom 52 dan iodin mempunyai nomor atom
53.(Purba, 2012)
Tabel periodik modern yang disebut juga tabel periodik bentuk panjang,
disusun menurut kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Tabel periodik
modern ini dapat dikatakan sebagai penyempurnaan Tabel Periodik
Mendeleyev. (Purba, 2012)
MenurutsTabel periodik bentuk panjang terdiri atas lajur vertikal
(golongan) yang disusunmenurut kemiripan sifat dan lajur horizontal (periode)
yang disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya.
Golongan
Golongan adalah unsur-unsur dalam SPU ke arah tegak (vertikal) ditulis
dalam angka Romawi terdiri atas 18 golongan. Secara garis besar unsur-unsur
dalam Tabel Periodik Modern dibagi dalam 2 golongan, yaitu:
1) Golongan Utama (A)
a) Golongan IA disebut alkali
b) Golongan IIA disebut alkali tanah
c) Golongan IIIA disebut golongan boron/aluminium
d) Golongan IVA disebut golongan karbon/silikon
e) Golongan VA disebut golongan nitrogen/fosfor
f) Golongan VIA disebut golongan oksigen/sulfur
g) Golongan VIIA disebut golongan halogen
h) Golongan VIIIA/O disebut golongan gas mulia/inert
2) Golongan Tambahan/Transisi (B)
a) Golongan Transisi terdiri dari golongan IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB,
6
VIIIB, VIIIB (VIII), IB, dan IIB.
b) Golongan Transisi Dalam ada dua deret yaitu Deret Lantanida dan
Deret Aktinida.
Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat mirip
sifatnya, yaitu unsur-unsur Lantanida. Demikian juga pada periode 7 yaitu
unsur- unsur Aktinida. Supaya tabel tidak terlalu panjang, unsur-unsur tersebut
ditempatkan tersendiri pada bagian bawah sistem periodik. (Hartanto,
2009)
Golongan B terletak di antara Golongan IIA dan IIIA. Unsur-unsur yang
berada dalam satu golongan mempunyai persamaan sifat karena mempunyai
elektron valensi (elektron di kulit terluar) yang sama. (Hartanto, 2009)
Periode
Periode adalah susunan unsur-unsur SPU dalam bentuk horizontal yang
terdiri atas :
1. Periode 1 sebanyak 2 unsur
2. Periode 2 sebanyak 8 unsur
3. Periode 3 sebanyak 8 unsur
4. Periode 4 sebanyak 18 unsur
5. Periode 5 sebanyak 18 unsur
6. Periode 6 sebanyak 32 unsur
7. Periode 7 belum lengkap
7
(kulit) yang paling rendah yaitu kulit K. Tiap kulit maksimum mampu
menampung 2n2 elektron, n adalah nomor kulit.
Kulit K (n = 1) maksimum menampung elektron 2 x 12 = 2
Kulit L (n = 2) maksimum menampung elektron 2 x 22 = 8
Kulit M (n = 3) maksimum menampung elektron 2 x 32 = 18
Kulit N (n = 4) maksimum menampung elektron 2 x 42 = 32
Hal yang sama berlaku untuk semua golongan utama (golongan A),
kecuali Helium (He) yang terletak pada golongan VIIIA
tetapi mempunyai elektron valensi 2. Adapun untuk unsur-
unsur golongan transisi (golongan B) tidak demikian halnya. Jumlah
kulit memang sama dengan nomor periode, tetapi jumlah
elektron valensi (elektron terluar) tidak sama dengan nomor
golongan. Unsur-unsur golongan transisi mempunyai 1 atau 2
elektron valensi. (Rahardjo, 2009)
2.5 Unsur Utama (Representatif)
Unsur-unsur utama adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya
b erakhir pada subkulit s atau subkulit p.
Aturan penomoran golongan unsur utama adalah:
a. Nomor golongan sama dengan jumlah elektron di kulit terluar.
b. Nomor golongan dibubuhi huruf A (sistem Amerika).
(Permana, 2009)
2.6 Unsur Transisi (Peralihan)
Unsur-unsur transisiadalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya
berakhir pada subkulit d. Berdasarkan prinsip Aufbau,
unsur-unsur transisi baru dijumpai mulai periode 4. Pada setiap periode
kita menemukan 10 buah unsur transisi, sesuai dengan jumlah
elektron yang dapat ditampung pada subkulit d. Diberi nama transisi
8
karena terletak pada daerah peralihan antara bagian kiri
dan kanan sistem periodik. Aturan penomoran golongan
unsur transisi adalah:
1. Nomor golongan sama dengan jumlah elektron pada subkulit s
ditambah d.
2. Nomor golongan dibubuhi huruf B.
2.7 Unsur Transisi Dalam
Unsur-unsur transisi dalamadalah unsur-unsur yang pengisian
elektronnya berakhir pada subkulit f. Unsur-unsur transisi-
dalam hanya dijumpai pada periode keenam dan ketujuh dalam
sistem periodik, dan ditempatkan secara terpisah di bagian
bawah. Sampai saat ini, unsur- unsur transisi-dalam belum
dibagi menjadi golongan-golongan seperti unsur utama dan
transisi. Unsur-unsur ini baru dibagi menjadi dua golongan
besar, yaitu unsur lantanida dan unsur aktinida. Unsur-unsur
lantanida (seperti lantanum), adalah unsur-unsur yang elektron
terakhirnya mengisi subkulit 4f dan unsur-unsur aktinida (seperti
aktinum), adalah usur-unsur yang elektron terakhirnya
mengisi subkulit 5f. (Permana, 2009)
2.8 Pembagian Unsur-Unsur Menurut Blok s, p, d, dan f
Berdasarkan kesamaan konfigurasi elektron, terluar dapat
dikelompokan unsur-unsur tersebut dalam blok berikut :
1. Blok s
Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital s
terletak pada golongan IA dan IIA, kecuali unsur H dan He. Unsur-
unsur ini merupakan logam yang reaktif. Misal konfigurasi
elektron terluar adalah nsx, maka unsur tersebut terletak pada
golongan xA. (Harnanto, 2009)
2. Blok p
Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital p,
terdapat dalam golongan IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan
9
VIII. Golongan unsur-unsur ini meliputi logam, metaloid,
dan non logam. Misal konfigurasi elektron terluar adalah npy, maka
unsur tersebut terletak pada golongan (2 + y) A. (Harnanto,
2009)
3. Blok d
Konfigurasi elektron terluar d terdapat dalam unsur-unsur
transisi, yaitu golongan IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB,
IB, dan IIB. Misal konfigurasi elektron terluar adalah
nsx (n-d)z, maka unsur tersebut terletak pada golongan (x + z)
B. Jika x + z = 8, x + z = 9, dan x + z = 10, maka
unsur terletak pada golongan VIIIB; x + z = 11, maka
unsur terletak pada golongan IB; x + z = 12, maka unsur terletak
pada golongan IIB. (Harnanto, 2009)
4. Blok f .
Blok f merupakan golongan unsur lantanida dan aktinida.
Golongan ini disebut juga golongan transisi
dalam.(Harnanto, 2009)
10
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3. 3 Prosedur Kerja
3. 3. 1 Unsur Nitrogen A
11
berikut.
Tanah 2g - - 2g - -
Kacang - 2g - - 2g -
Kedelai
Kacang Ijo - - 2g - -
Kapur 2g 2g 2g 2g 2g 2g
Tohor
3. 3. 2 Unsur Nitrogen B
selama 10 menit.
Erlenmeyer.
12
3.Menyumbang dengan gabus yang dilengkapi pipa bengkok.
destilata.
lalu didinginkan.
3. 3. 3 Unsur Fosfor
3. 3. 4 Unsur Kalium
13
1. Memasukkan 10 gr tanah halus ke dalam Erlenmeyer,
kemudian
selama 5 menit.
bakar residunya.
tabung reaksi.
BAB IV
URAIAN BAHAN
4. 1Tanah
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak
bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
14
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air
sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga
juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh.
Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi
sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan
bergerak.
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di
Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk
yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim,
organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring
dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut
terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.
Kapur tohor, atau dikenal pula dengan nama kimia kalsium oksida (CaO),
adalah hasil pembakaran kapur mentah (kalsium karbonat atau CaCO3) pada suhu
kurang lebih 90 derajat Celcius.[5] Jika disiram dengan air, maka kapur
tohor akan menghasilkan panas dan berubah menjadi kapur padam (kalsium
hidroksida, CaOH)[6]
Saat kapur tohor disiram dengan air, terjadi reaksi sebagai berikut:
CaO (s) + H2O (l) Ca(OH)2 (aq) (Hr = 63.7 kJ/mol of CaO)
Reaksi kapur tohor dengan air yang memberikan energi berupa panas,
telah lama diketahui dan dimanfaatkan untuk memasak dengan biaya yang
murah. Catatan mengenai hal ini sudah dibuat oleh Al Razi dari Persia,
namun belum terpikirkan untuk kegunaannya dalam memasak. Barulah pada
era Victoria potensinya mulai disadari sebagai pengganti bahan bakar yang
umum. Dan kini dipertimbangkan untuk makanan kaleng yang bisa
memanaskan dirinya sendiri.[7] Kapur tohor yang dipanaskan hingga suhu 2400
derajat Celcius menghasilkan cahaya terang. Sifat ini dimanfaatkan dalam
pembuatan panggung teater sebelum adanya lampu listrik.[8]
15
Kapur tohor dengan sifat basanya juga dimanfaatkan dalam pembuatan
telur bitan.
4.3 Lakmus
Lakmus adalah campuran zatpewarna berbeda yang larut dalam air yang
diekstrak dari lumut. Campuran ini sering diserap ke dalam kertas saring
untuk menghasilkan salah satu bentuk tertua dari indikator pH, yaitu kertas
lakmus, yang digunakan untuk menguji kadar keasaman bahan.
Kertas lakmus biru berubah warna menjadi merah di bawah kondisi asam
dan kertas lakmus merah menjadi biru di bawah kondisi basa atau alkali,
dengan perubahan warna yang terjadi di atas rentang pH 4.58.3
pada 25 C (77 F). Kertas lakmus pada keadaan netral berwarna ungu.
4. 4 Indikator PP
16
Fenolftalein sedikit larut dalam air dan biasanya dilarutkan dalam alkohol
untuk digunakan dalam berbagai percobaan. Senyawa ini bersifat asam
lemah yang dapat membebaskan ion H+ dalam larutan. Molekul
fenolftalein tidak berwarna, dan ion fenolftalein berwarna merah muda.
Jika basa ditambahkan ke dalam fenolftalein, kesetimbangan molekul
ion bergeser ke kanan, menyebabkan ionisasi lebih banyak karena
pembebasan ion H+. Hal ini diprediksi menurut prinsip Le Chatelier.
Air suling adalah air yang berasal dari proses distilasi (penyulingan). Air
suling dengan tingkat kemurnian tinggi (ultrapure distilled water) dapat
diperoleh dengan melakukan penyulingan ulang air suling
biasa.Kemudian air hasil penyulingan kedua kali tersebut dialirkan melalui
sistem saringan dengan karbon aktif dan tabung deionisasi. Air suling dapat
dimanfaatkan sebagai larutan elektrolit untuk mengisi tabung elektroliser.[2]
Larutan ini akan dicampur sodium bikarbonat (NaOH).[2] Volume air suling
yang digunakan tergantung pada volume tabung yang digunakan.[2]Air
17
mineral juga dapat digunakan sebagai pengganti air suling, namun hal ini akan
membuat risiko rusaknya elektroda semakin tinggi.[2] Hal ini disebabkan
kandungan logam dan mineral dalam air mineral masih cukup tinggi.
4. 6 Reagen Nessler
Aseton.
H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi dunia
asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan
seharga US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih
mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.
18
Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida,
misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam
dan disebut sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-
logam yang ada dalam bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap
berwarna cerah yang beracun. Oksidasi besi sulfida pirit oleh
oksigen molekuler menghasilkan besi(II), atau Fe2+:
Asam nitrat murni (100%) merupakan cairan tak berwarna dengan berat
jenis 1.522 kg/m. Ia membeku pada suhu -42 C, membentuk kristal-
kristal putih, dan mendidih pada 83 C. Ketika mendidih pada suhu kamar,
terdapat dekomposisi (penguraian) sebagian dengan pembentukan nitrogen
dioksida sesudah reaksi:
Asam nitrat bercampur dengan air dalam berbagai proporsi dan distilasi
menghasilkan azeotrop dengan konsentrasi 68% HNO3 dan titik didih
19
120,5 C pada 1 atm. Terdapat dua hidrat padat yang diketahui, yaitu
monohidrat (HNO3H2O) dan trihidrat (HNO33H2O).
Nitrogen oksida (NOx) larut dalam asam nitrat dan sifat ini memengaruhi
semua sifat fisik asam nitrat yang bergantung pada konsentrasi oksida
(seperti tekanan uap di atas cair, suhu didih, dan warna yang
dijelaskan di atas).
Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering
digunakan dalam awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawanPersiaAbu
Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan
sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu
filsuf, dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber,
Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern.
20
Senyawa ini dibuat dengan oksidasi garam kobalt (II) dengan adanya
natrium nitrit :
4.11 Kedelai
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Filum: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Subfamili: Faboideae
Glycine
Genus:
(L.) Merr.
Spesies
Glycine max
Glycine soja
21
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus
hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang
yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi.
Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan
Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila
direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan
keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang
hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam
pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat
diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Vigna
Spesies: V. radiata
Nama binomial
Vigna radiata
4.13 Metanol
Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,
adalah senyawa kimia dengan rumus kimiaCH3OH. Ia merupakan bentuk
alkohol paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan
yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun
dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). metanol
digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan
sebagai bahan additif bagi etanol industri.
22
2 CH3OH + 3 O2 2 CO2 + 4 H2O
Ketika diproduksi dari kayu atau bahan oganik lainnya, metanol organik
tersebut merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan
hidrokarbon. Namun mobil modern pun masih tidak bisa menggunakan BA100
(100% bioalkohol) sebagai bahan bakar tanpa modifikasi. Metanol juga
digunakan sebagai pelarut dan sebagai antibeku, dan fluida pencuci kaca
depan mobil.
23
BAB V
5. 1 Hasil Pengamatan
5. 1. 1 Nitrogen Organik
5. 1. 2 Nitrogen Amoniak
5. 1. 3 Fosfor
24
5. 1. 4 Kalium
berwarna kekuningan.
5. 2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan untuk mendeteksi adanya unsur hara
nitrogen,
fosfor, dan kalium dalam tanah dan tanaman.
Pada praktikum ini, dilakukan tiga kali percobaan, yaitu pengujian
nitrogen
25
Pada pengujian nitrogen nitrat amoniak, ke-tujuh tabung reaksi yang
mengandung sampel tanah, kacang kedelai, kacang ijo serta kapur tohor
ditambahkan reagen difenil amin, larutan berubah warna menjadi bening.
Hal ini
menunjukkan bahwa adanya unsur nitogen pada ke-tujuh larutan tersebut.
26
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah bila praktikum yang dilakukan
menggunakan bahan-bahan yang berbahaya sebaiknya menggunakan kaos
tangan demi keselamatan para praktikan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Partana, Crys Fajar dan Antuni Wiyars. 2009. Mari Belajar Kimia Jilid 2 untuk
SMA-MA Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk kelas XI SMA
dan MA. Jawa Tengah: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Setyawati, Arifatun Arifah. 2009. Mengkaji Fenomena Alam untuk Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah dan
Bakti Mulyani. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah dan
Bakti Mulyani. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Alam.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
28
LAPORAN LENGKAP
PERCOBAAN II
DISUSUN OLEH :
NAMA : INDRIANI
KELOMPOK : II (DUA)
29
ASISTEN : RAHMAWATI
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU,2017
30
31
32