Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

MODUL VIII
EKOSISTEM

DISUSUN OLEH :
NAMA : NUR FADILA SYAM
STAMBUK : G 401 19 033
KELAS :7(G)
KELOMPOK : 1 ( SATU )
ASISTEN : DEVAN PRIMA

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA DAN EVOLUSI HEWAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

NOVEMBER, 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan
timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi
lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak tergantung kepada ukuran, tetapi
lebih ditekankan kepada kelengkapan komponennya. Ekosistem lengkap
terdiri atas komponen abiotik dan biotik (Joko Waluyo, 2013).

Ekositem dibagi menjadi 2 jenis yaitu ekosistem alamiah dan ekosistem


buatan. Ekosistem Alamiah yakni ekosistem yang terbentuk secara alamiah
tanpa adanya campur tangan manusia. Contoh ekosistem ini antara lain
ekosistem sungai, ekosistem gurun, ekosistem terumbu karang, ekosistem
savanah, ekosistem laut dan masih banyak lagi lainnya. Ekosistem Artifisial
atau buatan yakni ekosistem yang terbentuk berkat campur tangan manusia.
Ekosistem buatan ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Meski
keanekaragaman ekosistem buatan manusia jauh lebih terbatas. Adapun
macam-macam ekosistem buatan antara lain ekosistem sawah, perkebunan
sawit, ekosistem pemukiman misalnya perkotaan atau pedesaan, eksosistem
bendungan, ekosistem hutan buatan, agroekosistem dan masih banyak lagi
lainnya (Joko Waluyo, 2013).

Berdasarkan uraian di atas maka yang melatarbelakangi dilaksanakannya


praktikum ini adalah agar mengetahui faktor lingkungan terhadap
keanekaragaman hayati disuatu ekosistem.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keanekaragaman hayati dalam suatu ekosistem serta untuk
mengetahui jenis-jenis ekosistem beserta organisme yang ada di dalamnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana didalamnya terjadi hubungan


timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi
lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak tergantung kepada ukuran, tetapi lebih
ditekankan kepada kelengkapan komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas
komponen abiotik dan biotik (Joko Waluyo, 2013).

Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem tertutup


dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem dibedakan
menjadi ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar, ekosistem
tegalan) dan ekosistem perairan (tawar, payau, asin) (Joko Waluyo, 2013).

Secara umum ada tiga tipe ekosistem yaitu ekosistem air, ekosistem darat dan
ekosistem buatan. Ekosistem air atau akuatik sendiri adalah ekosistem yang faktor
lingkungannya didominasi oleh perairan dan dapat dibedakan menjadi ekosistem
air tawar dan air laut. Ekosistem darat adalah ekosistem yang faktor
lingkungannya didominasi oleh daratan, berdasarkan topografinya ekosistem darat
dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekosistem vegetasi pamah dan ekosistem
pegunungan. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang dibuat melalui adanya
campur tangan manusia, ekosistem buatan dicirikan dengan rendahnya
keanekaragaman organisme yang hidup didalamnya contohnya ekosistem sawah
dan bendungan (Campbell, 2011).

Biotik adalah makhluk hidup. Lingkungan biotik suatu makhluk hidup adalah
seluruh makhluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda
yang hidup di tempat yang sama. Dengan demikian, dalam suatu tempat setiap
makhluk hidup merupakan lingkungan hidup bagi makhluk hidup lain.
Komponen-komponen biotik terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, jamur,
ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi, invertebrata dan
vertebrata serta manusia (Diah Aryulina, 2010).
Komponen biotik meliputi semua jenis makhluk hidup yang ada pada suatu
ekosistem. Contoh komponen biotik adalah manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme. Menurut peranannya dalam ekosistem, komponen biotik
dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.
Organisme yang berperan sebagai produsen  adalah semua organisme yang dapat
membuat makanan sendiri. Organisme ini disebut organisme autotrof, contohnya
adalah tumbuhan hijau. Sedangkan organisme yang tidak mampu membuat
makanan sendiri (heterotrof ) berperan sebagai konsumen ( Sowarno, 2011 ).

Tumbuhan merupakan organisme autotrof karena dapat membuat makanan sendiri


melalui  fotosintesis. Dalam proses ini, bahan anorganik diubah menjadi senyawa
organik dengan bantuan sinar matahari. Melalui proses fotosintesis, gas  hasil
buangan organisme lain diubah oleh tumbuhan menjadi zat gula, oksigen, dan
energi (Sowarno, 2011).

Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari


benda-benda tak hidup. Secara terperinci, komponen abiotik merupakan keadaan
fisik dan kimia di sekitar organisme yang menjadi medium dan substrat untuk
menunjang berlangsungnya kehidupan organisme tersebut (Kimball, 2012).

Abiotik adalah bukan mahluk hidup atau komponen tak hidup. Komponen abiotik
merupakan komponen fisik dan kimia tempat hidup mahluk hidup. Contoh
komponen abiotik antara lain suhu, cahaya, air, kelembapan, udara, garam-garam
mineral, dan tanah (Diah Aryulina, 2010).

Contoh komponen abiotik antara lain suhu, cahaya, air, kelembapan, udara, dan
tanah. Suhu atau temperatur adalah derajat energi panas. Sumber utama energi
panas adalah radiasi matahari. Suhu merupakan komponen abiotik di udara, tanah,
dan air. Suhu sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup, berkaitan dengan reaksi
kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Cahaya merupakan salah satu
energi yang bersumber dari radiasi matahari. Cahaya matahari terdiri dari
beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang gelombang, intensitas cahaya,
dan lama penyinaran cahaya matahari dengan panjang gelombang tertentu untuk
proses fotosintesis. Air terdiri dari molekul-molekul H2O. Air dapat berbentuk
padat, cair dan gas. Di alam, air dapat berbentuk gas berupa uap air. Dalam
kehidupan, air sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar
tubuhnya mengandung air. Kelembapan merupakan salah satu komponen abiotik
di udara dan tanah. Kelembapan di udara berarti kandungan uap air di udara,
sedangkan kelembapan di tanah berarti kandungan air dalam tanah. Kelembapan
diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat kering karena
penguapan. Kelembapan yang diperlukan setiap makhluk hidup berbeda-beda.
Udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen
(20,93%), karbon dioksida (0,03%) dan gas-gas lainnya. Nitrogen diperklukan
makhluk hidup untuk membentuk protein. Oksigen digunakan mahluk hidup
untuk bernapas. Karbon dioksida digunakan tumbuhan untuk fotosintesis Tanah
merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan
pembusukan bahan organik. Tanah memilki sifat, tekstur dan kandungan garam
mineral tertentu (Diah Aryulina, 2010).

Hampir semua makhluk hidup membutuhkan  air. Karena itu, air merupakan
komponen yang sangat vital bagi kehidupan. Sebagian besar tubuh makhluk hidup
tersusun oleh air dan tidak ada satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan
air. Meskipun demikian, kebutuhan organisme akan air tidaklah sama antara satu
dengan yang lainnya. Begitu pula dengan ketersediaan air di suatu daerah, tidak 
sama antara daerah satu dengan yang lainnya. Komponen abiotik lainnya adalah
udara. Kita tidak bisa menyangkal bahwa peranan udara sangat penting bagi
kehidupan di bumi ini. Oksigen yang kita gunakan untuk bernapas atau CO 2 yang
diperlukan tumbuhan untuk berfotosintesis juga berasal dari udara. Bahkan bumi
kita pun dilindungi oleh atmosfer yang merupakan lapisan-lapisan udara
(Campbell, 2011).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 30 Oktober 2019. Pukul 13.00 s/d
15.00 WITA. Praktikum dilaksanakan di Hortus Botanicus Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan adalah thermometer, hygrometer, anemometer,
dan alat tulis.

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah tali raffia dan patok (dengan panjang 30
cm, 90 cm, dan 150 cm).

3.3 Prosedur kerja


1. Pengamatan dilakukan pada tiga lokasi yang berbeda. Yaitu pada daerah
Teduh, daerah Padang Rumput dan daerah Padang Tandus
2. Kemudian setelah masing-masing tempat sudah ditemukan, selanjutnya
dibuat plot dengan ukuran 1 x 1 meter
3. Ditancapkan patok yang sudah disiapkan pada sisi-sisi plot yang gunanya
sebagai pembatas plot. Kemudian untuk memudahkan pengamatan patok
yang sudah ditancapkan diikat dengan tali raffia membentuk persegi pada
keempat patok
4. Diamati plot yang sudah dibatasi kemudian dicatat hasilnya
5. Dicatat suhu, jumlah dan jenis hewan serta tumbuhan yang diamati.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


A. Daerah teduh
No Gambar Keterangan
1. Tumbuhan dengan nama latin
convolvulaceae pada daerah
teduh berjumlah 10 pohon dan
mendominasi tumbuhan yang ada
didaerah teduh

2. Tumbuhan dengan nama latin


fabaceae berjumlah 2 pohon

3. Hewan dengan nama kecoa tanah


atau kecoa madagaskar
berjumlah 1 ekor

4. Tumbuhan dengan nama ilmiah


amarantaceae berjumlah 2
pohon
5. Laba-laba berjumlah 4 ekor
B. Padang rumput
No Gambar Keterangan
1. Tumbuhan dengan nama latin
desmanthus virgatus berjumlah 3
pohon

2. Tumbuhan dengan nama latin


catalpa longissima berjumlah 11
pohon

3. Tumbuhan dengan nama latin


allium triquetrum berjumlah 6
pohon

4. Tumbuhan dengan nama latin


acalypha indica berjumlah 3
pohon

5. Tumbuhan E berjumlah 2 pohon

6. Tumbuhan F berjumlah 2 pohon


7. Lalat yang ditemukan pada
padang rumput berjumlah 1
ekor

lalat

8. Semut berjumlah 10 ekor dan


merupakan hewan yang
paling banyak ditemukan
pada daerah padang rumput

Semut

9. Laba-laba berjumlah 1 ekor

Laba-laba
10 Belalang berjumlah 1 ekor
.

Belalang

Kumbang berjumlah 1 ekor


11
.

Kumbang
C. Padang tandus
No Gambar keterangan
1. Tumbuhan kaktus yang
ditemukan sebanyak 6 pohon
dan tumbuhan ini mampu
hidup didaerah yang tandus
karena kemampuannya dalam
ber-adaptasi dengan
lingkungan-nya.

2. Tumbuhan dengan nama latin


fabaceae ditemukan pada dae-
rah padang tandus sebanyak 5
pohon.

3. Belalang ditemukan dalam


padang tandus sebanyak 1
ekor

4. Lalat terdapat pada padang


tandus sebanyak 1 ekor

4.2. Pembahasan
Pada percobaan ini, kami mengamati tiga daerah yaitu daerah padang rumput
dengan tinggi plot 15 cm, daerah teduh dengan tinggi plot 45 cm cm dan
daerah padang tandus dengan tinggi plot 75 cm yang semuanya berukuran 1
x 1m.

Pada daerah padang rumput memiliki komponen abiotik yaitu suhu 31,6 °C
dan kelembaban udara 1010 Hpa. Pada daerah ini di temukan komponen
biotik yaitu 27 tumbuhan dan 14 hewan. Terdapat 3 tumbuhan A, 11
tumbuhan B, 6 tumbuhan C, 3 tumbuhan D, 2 tumbuhan E, 2 tumbuha F.
Serta terdapat 1 lalat (Diptera), 1 kumbang (Formicidae), 10 semut
(Formicidae), 1 belalang (Schistocerca gregaria), dan 1 Laba-laba (Araneus
diadematis). Pada daerah ini yang mendominasi adalah tumuhan B dan hewan
semut (Formicidae).

Pada daerah teduh memiliki komponen abiotik yaitu suhu 31,6°C dan
kelembaban 1007 Hpa. Pada daerah ini di temukan komponen biotik yaitu 17
tumbuhan dengan jenis yang berbeda dan 35 hewan. Terdapat 2 tumbuhan
bayam-bayaman (Amaranthaceae), 3 tumbuhan rambusa (Passiflora foelida,)
2 tumbuhan polong-polongan (Fabaceae), dan 10 tumbuhan herba
(Convovullaceae). Serta terdapat 22 semut hitam (Dolochoderus thoracicus),
4 semut merah (Solenopsis westwood), 3 lalat (Diptera), 1 kecoa tanah
(Blaberu giganteus), dan 1 ulat bulu (Lymantriidae). Pada daerah ini yang
mendominasi adalah tumbuhan Convoivulaceae yaitu tumbuhan herba dan
hewan semut hitam (Dolochoderus thoracicus).

Pada daerah padang tandus memiliki komponen abiotic yaitu suhu 31,6°C
dan kelembaban 910 Hpa. Pada daerah ini ditemukan komponen biotik yaitu
11 tumbuhan dan 12 hewan. Terdapat 6 tumbuhan kaktus (Ferocactus
pilosus), dan 5 tumbuhan polong-polongan (Fabaceae). Serta terdapat 1
belalang (Dissosteira caroling), 10 Semut (Formicidae), dan 1 lalat
(Diptera). Pada daerah ini yang mendominasi adalah tumbuhan kaktus
(Ferocacus pilosus) dan hewan adalah semut (Formicidae) .
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
dalam ekosistem terdapat 2 faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor biotik
dan faktor abiotik. Dimana kedua faktor ini saling mempengaruhi satu sama
lain. Jika salah satu faktor yang mempengaruhi ekosistem terganggu maka
berdampak langsung pada ketidakseimbangan pada ekosistem.

Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan


timbal balik antar komponen biotik dengan komponen abiotik  seperti suhu,
kecepatan angin, kelembapan, tanah, air (kondisi lingkungan). Komponen
biotik adalah komponen hidup yaitu semua makhluk hidup yang ada dalam
ekosistem, seperti semut, belalang, tumbuhan dll. Komponen abiotik adalah
komponen tak hidup seperti, suhu, kelembapan, cahaya matahari, air, udara
dll. Tumbuhan memiliki kedudukan sebagai produsen karena dapat membuat
makanannya sendiri (autotrof) sedangkan hewan memiliki kedudukan sebagai
konsumen.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada saat praktikum ini adalah sebaiknya
pengamatan yang dilakukan lebih teliti agar hasil yang didapat meyakinkan.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell. (2011). Biologi Jilid III. Erlangga. Jakarta.

Diah Aryulina. (2010). Biologi Umum. Rajawali Press. Jakarta.

Joko Waluyo. (2013). Persiapan Ujian Nasional Biologi. UGM Press. Yogyakarta.

Kimball. (2012). Praktik Biologi. UGM Press. Yogyakarta.

Sowarno. (2011). Ringkasan Materi Biologi.USU-Press Medan.

LEMBAR ASISTENSI

NAMA : NUR FADILA SYAM


STAMBUK : G 401 19 033
KELOMPOK : I ( SATU )
ASISTEN : DEVAN PRIMA
No Hari/tanggal Koreksi Paraf

Anda mungkin juga menyukai