GENETIKA UMUM
MODUL III
IMITASI PERBANDINGAN GENETIS HUKUM MENDEL PADA
PERSILANGAN DIHIBRID
DISUSUN OLEH :
NAMA : NUR FADILA SYAM
STAMBUK : G 401 19 033
KELOMPOK : III ( TIGA )
ASISTEN : MOH. YUSUF
OKTOBER, 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Perinsip pewarisan sifat (hereditas) pertama kali dicetuskan oleh Gregor Johan
Mendel, seorang ilmuan yang terkenal dengan hokum hereditasnya pada tahun
1866. Berkat penemuannya di bidang pewarisan sifat, gregor mendel mendapat
julukan bapak genetika modern. Prinsip pewarisan sifat atau hukum mendel
adalah pemahaman tentang bagaimana sifat diwariskan dan diturunkan dari
generasi ke genetasi. Walaupun awalnya prinsip pewarisan sifat mendel hanya
berfokus pada tanaman kacang, tetapi saat ini berlaku untuk sifat pada tanaman
lain dan juga hewan. Prinsip ini dapat menjelaskan bagaimana tumbuhan dan
hewan bisa mewarisi warna mata, warna rambut, dan bahkan kemampuan
menggulung lidah. Prinsip pewarisan sifat mendel yaitun Teori dasar keturunan,
prinsip pemisahan dan prinsip bermacam-macam independent (Suryati, 2013).
Hukum mendel II menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang
atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak
bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat
berbeda tidak saling mempengaruhi. Dalam hukum mendel II atau dikenal
dengan The Law of Independent assortmen of ganes atau hukum
penggelompokkan gen secara bebas dinyatakan bahwa selaama pembentukkan
gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen
lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau
polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu atau lebih
karakter yang berbeda (Syamsurri, 2004).
Persilangan dihibrid persilangan antar dua individu sejenis yang melibatkan dua
sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan berwarna
hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan erwarna coklat. Percobaan mendel
yang melibatkan dua sifat sekaligus disebut percobaan dihibrid. Proses
pembentukkan gamet, setiap pasang alel dalam satu lokus bersegregasi dan akan
berpadu secara bebas dengan alel dari lokus lainnya (Suryati, 2012).
Berdasarkan uraian di atas maka yang melatar belakangi praktikum ini adalah
untuk mendapatkan gambaran tentang gen-gen yang di bawah oleh gamet-gamet
yang akan bertemu secara random serta melakukan pengujian lewat tes (Chi-
square test) mengetahui apakah hasil yang diperoleh dapat dianggap mengikuti
hokum mendel atau tidak.
1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hukum pewarisan mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme
yang dijabarkan oleh Gregor Johan Mendel dalam karyanya “percobaan mengenai
persilangan tanaman”. Hukum ini terdiri dari dua bagian: hukum pemisah
(segregation) dari mendel, juga dikenal sebagai hukum pertama mendel, dan hukum
perpasangan secara bebas (independent assortment) dari mendel, juga dikenal sebagai
hukum kedua mendel. Hukum mendel 2 adalah persilangan antara dua tetua yang
mempunyai sua sifat beda (dihybrid). Dalam hokum mendel II atau dikenal dengan
The Law of Independent assortment of genesatau hukum penggelompokkan gen
secara bebas dinyatakan bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan
memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya.
(Suryati, 2013).
Hukum mendel II juga dikenal pula sebagai hokum asortasi atau hukum berpasangan
secara bebas. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas
dengan gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen gen untuk satu sifat tidak berpengaruh
padaa gen yang lain yang bukan termasuk alelnya. (Syamsuri, 2004).
Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2
inividu yang memiliki satu atau lebih karakter yang berbeda. Monohibrid adalah
hibrid dengan 1sifat beda, dan dihibrid dengan 2 sifat beda, akan menghasilakan
perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Fenotip adalah penampakan/ perbedaan sifat dari suatu
individu tergantung dari susunan genetikanya yang dinyatakan dengan kata-kata
(misalnya mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa). Genotif adalah susunan genetik
dari suatu individu yang ada hubungannya dengan fenotif, biasanya dinyatakan
dengan simbol/tanda huruf (Fandri,2008).
BAB III
METODE PRATIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Oktober 2020 pukul 08:00 WITA
sampai selesai di Laboratorium Biologi sel dan molekul Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, 80 buah kancing yang terdiri
dari 20 kancing merah, 20 kancing putih, 20 kancing hitam dan 20 kancing hijau.
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu disiapkan 20 kancing
hitam dan 20 kancing putih, 20 kancing merah dan 20 kancing hijau setelah itu
kancing dicampur. Kemudian warna hitam dan putih disatukan serta sifat bulat
dan keriput disatukan lalu dibaur/dicampur, kemudian diambil secara acak
(random) pada masing-masing bagian.
BAB IV
Hitam Keriput
{( I yang diamati̶ yang diharapkan I ) ̶ 0.5}²
X² =
yang diharapkan
{( I 5−4 I )−0,5}²
X² =
4
{( 1−0,5 ) }²
X² =
4
(0,5)²
X² =
4
0,25
X² =
4
X² = 0.06
Putih Bulat
{( I yang diamati̶ yang diharapkan I ) ̶ 0.5}²
X² =
yang diharapkan
{( I 4−4 I )−0,5 }²
X² =
4
{( 0−0,5 ) }²
X² =
5
( 0,5 ) ²
X² =
4
X² = 0,06
Putih Keriput
{( I yang diamati̶ yang diharapkan I ) ̶ 0.5}²
X² =
yang diharapkan
{( I 1−1 I )−0,5 }²
X² =
1
{( 0 ) −0,5 }²
X² =
1
( 0,5 ) ²
X² =
1
X² = 0,25
K=4
Df= 4 ̶ 1= 3
Jadi, ∑ x ²=¿ ¿0,02 + 0,06 + 0,06 + 0,25 = 0,39
Jadi, 0,39 sehingga X2 ≤ 7,82 semakin mendekati hukum mendel. Hal tersebut
sesuai dengan hukum mendel.
4.3 Pembahasan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Persilangan hibrid adalah persilangan antar individu untuk dua gen yang berbeda.
Suatu genotif hibrid adalah heterozigot pada dua lokus. Hibrid membentuk 4
gamet yang secara genetik berbeda dengan frekuensi yang kira-kira sama karena
orientasi acak dari pasangan kromosom nonhomolog pada piringan metaphase
meiosis pertama.
5.2 Saran
1.
2.
3.