Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN TINGKAT TINGGI

FAMILI APOCYNACEAE, RUBIACEAE, LAMIACEAE DAN


LAURACEAE

DISUSUN OLEH
NAMA : ANDI REZKI ZAKIA
STAMBUK : G 401 19 029
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : SRI SULASTRI

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

APRIL, 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tumbuhan dikelompokkan menjadi beberapa golongan dari beberapa aspek,


diantaranya dikelompokkan kedalam tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan
tingkat rendah. Dimana tumbuhan tingkat tinggi ini dibagi lagi menjadi
Pteridophyta (tumbuhan paku atau penghasil spora), Gymnospermae
(tumbuhan biji terbuka) dan angiospermae (tumbuhan biji tertutup).
Sedangkan contoh dari tumbuhan tingkat rendah adalah alga dan fungi. Untuk
mengetahui karakteristik dari masing-masing pengelompokan tersebut, maka
perlu diadakannya suatu pengamatan yang kemudian dilanjutkan dengan
identifikasi agar dapat mengetahui termasuk kelompom jenis tumbuhan apa
yang diidentifikasi tersebut (Harborne, 1999).

Familia Apocynaceae memiliki lebih dari 1000 spesies yang genusnya sekitar
175 menyebar didaerah kawasan beriklim tropis seperti indonesia. Dilihat
dari habitusnya berupa pohon, semak, liana dan perdu (Purnama, 2016).

Familia Lamiaceae dikenal dengan nama Labiate famili ini adalah keluarga
mint dari tanaman berbunga, genusnya berkisar antara 236 genus dan lebih
dari 7.000 spesies. Banyak dimanfaatkan sebagai tananan herbal untuk cita
rasa makanan, obat-obatan aroma. Jenis dari famili ini umumnya habitus
berupa semak atau herba dalam berbagai bentuk dan ukuran, sangat jarang
dijumpai jenis yang berupa pohon (Purnama, 2016).

Familia Rubiaceae, yaitu berhabitus herba, semak, pohon, daun tunggal.


Tersebar atau bersilang berhadapan, berdaun penumpu dalam ketiak atau
antar tangkai. Stipula interpetiolaris atau intrapetiolaris. Bunga majemuk tipe
simosa, sering berbentuk seperti bongkol. Bunga biseksual, aktinomorf,
epigen, tetramer atau pentamer (Purnama, 2016).
Famili Lauraceae merupakan famili tumbuhan yang besar jumlahnya.
Tumbuhan ini dapat ditemukan pada daerah tropis dan subtropis yang
tersebar di benua Amerika, Asia Tenggara, Afrika dan Brazil. Famili
tumbuhan ini memiliki 31 genus dan lebih dari 3000 spesies. Di Indonesia,
famili tumbuhan ini dikenal dengan nama medang atau huru (Rohwer, 1993).

Berdasarkan uraian diatas yang melatarbelakangi praktikum ini adalah


kurangnya pemahaman tentang bagaimana cara mendeskripsikan tumbuhan
secara umum dan mempelajari karakter tumbuhan secara umum.

1.2. Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara


mendeskripsikan tumbuhan secara umum dan mempelajari karakter tumbuhan
secara morfologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alamnya yang sangat


melimpah. Keanekaragaman tumbuhan Indonesia sangatlah tinggi. Hal ini
tentunya dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia yang berada digaris
khatulistiwa. Letak geografis inilah yang menjadikan Indonesia sebagai negara
yang memiliki sumber daya alam terbanyak di dunia. Sebagai negara tropis, ada
banyak potensi buah-buahan yang dapat tumbuh dengan baik di Indonesia
(Triono, 2000).

Mata kuliah botani tumbuhan tinggi membahas konsep-konsep dasar taksonomi


tumbuhan, konsep sifat dan ciri tumbuhan, sumber bukti taksonomi, klasifikasi,
identifikasi, tatanama tumbuhan, penyajian data taksonomi, pengenalan taksa,
herbarium, kunci determinasi, pengelompokan tumbuhan kedalam suatu famili
dan pola hubungan kekerabatan pada tumbuhan (Hasanudin, 2006).

Tumbuhan tingkat tinggi merupakan golongan tumbuhan yang memiliki biji dan
berkembang biak secara seksual. Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan
Spermatophyta (dalam bahasa Yunani, Sperma = biji dan Phyta phyton =
tumbuhan) dan Embryophyta Siphonogama (dalam bahasa Yunani, Embryon =
embrio = lembaga, Phyton = tumbuhan, Siphon = pipa, buluh, Gamein = kawin).
Biji pada tumbuhan ini berasal dari akal biji yang analog dengan
makrosporangium. Di dalamnya, dihasilkan makrospora yang akan berkembang
menjadi makroprotalium dengan arkegonium serta sel telurnya (Tjitrosoepomo,
2010).

Familia Lamiaceae dikenal dengan nama Labiate famili ini adalah keluarga mint
dari tanaman berbunga, genusnya berkisar antara 236 genus dan lebih dari 7.000
spesies. Banyak dimanfaatkan sebagai tananan herbal untuk cita rasa makanan,
obat-obatan aroma. Jenis dari famili ini umumnya habitus berupa semak atau
herba dalam berbagai bentuk dan ukuran, sangat jarang dijumpai jenis yang
berupa pohon. Cara hidupnya bisa dibilang merupakan pohon jenis tahunan
dimana siklusnya abadi. Di Batang umumnya berbentuk persegi bisa kita lihat
paling Nampak pada saat masih muda atau tegak dan berbaring di tanah. Daun
berhadapan atau melingkar, decussatus dan kelenjar-bertitik. Di kelenjar daunnya
terdapat minyak ethereal dimana minyak tersebut yang menimbulkan rasa mint
atau auromatik yang membuat rileks pada saat mencium aromanya. Contoh
spesies Orthosiphon stamineus (kumis kucing) dan Ocimum basilicum (Kemangi
atau surawung) (Purnama, 2016).

Famili lamiaceae merupakan family yang habitusnya berupa herba. Perdu atau
pohon dengan daun tunggal tanpa stipula, duduk daun berhadapan kadang-kadang
vertisilata, perbungaan majemuk dengan simetri bunga zygomorf, bilabiatus, sepal
bersatu persisten, berbibir 2, petal simpetal berbibir 2 (salvia bibir atas 2 dan
bawah 3, Orthosiphon bibir atas 4 d an bawah 1), stamen 2-4, dynamus, stylus 1,
stigma 2 dan letak ovarium superum, buah tunggal (Podjoarinto dkk, 1993).

Famili Rubiaceae tersebar luas di seluruh dunia dapat ditemukan diikawasan


tropis dan subtropis. Ditemukan melimpah di Amerika Utara dan Asia Selatan.
Kawasan asia terdiri dari 135 genus yang mewakili seluruh vegetasi maupun
tumbuhan bawah dari dataran rendah dan hutan hujan. Jenis ini juga tumbuh liar
dipematang sawah, tebing - tebing sungai, pinggir jalan, kebun atau dipadang
rumput. Tumbuh dari dataran rendah sampai menengah dai ketinggia 10 m sampai
600 m diatas permukaan laut (Lubis, 2008).

Familia Rubiaceae memiliki ciri umum herba, semak, pohon, daun tersebar atau
bersilang, berhadapan, berdaun penumpu. berdaun penumpu dalam ketiak atau
antar tangkai. Stipula interpetiolaris atau intrapetiolaris. Bunga majemuk tipe
simosa, sering berbentuk seperti bongkol. Bunga biseksual, aktinomorf, epigen,
tetramer atau pentamer. Korola berbentuk tabung, berbentuk trompet. Stamen 4-5,
epipetalus. Bakal buah inferum, beruang-ruang, jarang 1- banyak, tiap ruang
dengan 1-banyak bakal biji, tangkai putik 1, buah bermacam-macam, jarang hanya
beruang 1, biji kebanyakan mempunyai endosperm, lembaga lurus atau bengkok.
Famili ini mempunyai tidak kurang 500 spesies, terbagi kurang lebih 400 genus,
tersebar diseluruh dunia. Contoh-contoh genus coffea, Rubia, Cinchona,
Gardenia, Mussaenda, morinda dan ixora (Purnama, 2016).

Familia Apocynaceae memiliki lebih dari 1000 spesies yang genusnya sekitar 175
menyebar didaerah kawasan beriklim tropis seperti indonesia. Dilihat dari
habitusnya berupa pohon, semak, liana dan perdu. Memiliki getah berwarna putih
seperti susu. Daunnya berupa berseling berhadapan atau Decussata tetapi ada juga
yang tersebar dan berbentuk karangan Daun tunggal tanpa stipula. Bunganya
biseksual, aktinomorf ada juga yang zygomorf. Tunggal atau majemuk tipe
tandan sampai simosa, mempunyai daun pelindung. Kelopak bunga 5. Mahkota
bunga gamopetalus, pada waktu kuncup terputar (contortus), terkadang bentuk
lonceng. Jumlah Benang sari sama dengan banyak petal, epipetalus lepas, antera
dua ruang, introrsum. Putik satu dan tersusun dari dua bakal buah yang
unicarpellate yang menjadi satu. Tangkai putik satu. Contoh-contoh genus
Nerium, Plumeria, Thevetia, Allamanda, Ervatabis dan Vinca (Cacharantus)
(Purnama, 2016).

Family apocynaceae merupakan family yang dianggap primitive hal ini


disebabkan beberapa kriteria yang dimiliki oleh family ini telah maju dan masih
banyak juga kriteria yang tergolong primitive. Adapun kriteria termaju yang
dimiliki oleh familia ini antara lain, pola percabangan yang simpodial, (pada
tanaman (Nerium oleander) duduk daun tersebar, pertulangan daun telah
berkarang, perbungaan yang majemuk, pistilluk (karpel) yang synkarp. Terdapat
kriteria yang masih primitive yang dimiliki oleh familia ini antara lain yaitu
habitusnya masih berupa pohon atau perdu, jenis daun tunggal, pada tanaman
plumeria acuminate duduk daun tersebar, pertulangan daun yang masih
brachidodromous atau crapedodormus, jenis kelamin yang biseksual, stamen
epipetal, ovarium superum, simestri bunga akinomorf, pada tanaman (Plumeria
acuminate) kelamin tunbuhan monoceous dan umur tumbuhan yang yang masih
tahunan atau beberapa tahun (Pudjoarianto, 1993).
Famili Lauraceae merupakan suku tumbuhan yang umumnya berperawakan
pohon atau perdu, dengan satu marga yang merupakan herba merambat (Cassytha
spp.). Suku Medang-medangan terdiri dari 50 marga dan 2500-3500 jenis,
tersebar di daerah tropis maupun subtropis, yang terpusat di daerah Asia
Tenggara, Brasil dan banyak ditemukan di Indonesia. Lauraceae memiliki banyak
manfaat misalnya sebagai penghasil minyak aromatik, buah dengan kandungan
protein yang tinggi dan tumbuhan penghasil kayu (Rohwer, 1993).

Lauraceae secara umum berbentuk pohon, semak, berbau aromatik, daun tunggal,
tersebar, jarang berhadapan, tulang daun pinnatus, tanpa stipula. Bunga axillar,
dalam tipe perbungaan panicula, spica, racemosa atau umbella bunga biasanya
bisexual, kadang-kadang unisexual, aktinomorf; perianthium kecil, sepal 6 dalam
lingkaran, bersatu membentuk tabung pada dasar orolla tidak ada stamen dalam
lingkaran masing-masing 3 helai melekat pada tabung kalix, 1 atau lebih lingkaran
berupa staminodium pistilium tunggal dengan carpel, 1 ruang, 1 ovul, placenta
margina, ovari superior, stylus 1, stigma 1. Buah drupa atau bacca, sering ada
kupula pada basal sebagai derivat dari tabung calyx yang persisten. Biji dengan
embrio yang besar, tanpa endosperm (Kostermans, 1957).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 April 2021, pukul
10.00 WITA sampai dengan selesai. Bertempat di rumah masing-masing
melalui via zoom.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunkan pada praktikum ini adalah gunting, pisau kecil,
alat tulis menulis, buku gambar dan mistar.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tumbuhan kemangi


(Ocium basillicum), bintaro (Cebra manghas L.), alpukat (Persea
americana) dan mengkudu (Morinda citrifolia).

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu menyiapkan empat bahan yang sudah
ditentukan antara lain kemangi (Ocium basillicum), bintaro (Cebra manghas
L.), alpukat (Persea americana) dan mengkudu (Morinda citrifolia). Lalu
diukur dan dicatat meliputi habitus, spesies, nama local, family, karakter
penting, percabangan daun, pertulangan (yang meliputi bentuk, permukaan,
percabangan, jumlah bunga), bunga yang meliputi (yang meliputi warna,
permukaan sepal, bentuk sepal, bentuk petal, jumlah benang sari dan putik)
dan buah (yang meliputi bentuk dan ukuran).
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan

4.1.1. Famili Apocynacea

Bintaro (Cerbera manghas L.) merupakan habitus pohon, tumbuhan


yang memiliki daun berbentuk bulat telur, berseling, tunggal dan
pertulangan daunnya menyirip, tidak memiliki daun penumpu, letak
bunga di ujung dan berbentuk terompet. Bintaro dapat di klasifikasikan
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Cerbera
Spesies : Cerbera manghas L.
4.1.2 Famili Rubiaceae

Mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan tanaman pohon memiliki


daun berhadapan dan berseling, tipe daun tunggal berbentuk oval,
pertulangan daun menyirip, tidak memiliki daun penumpu, bunga
diujung daun berbentuk bunga bulat. Mengkudu dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia.
4.1.3 Famili Lamiaceae

Kemangi (Ocimum basillicum) merupakan tanaman semak yang


memiliki daun berhadapan, daun tunggal bentuk bulat telur dan
menyirip tidak memiliki daun penumpu bunganya terletak pada ujung
berbentuk tandan. Kemangi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Ocimum
Spesies : Ocimum basillicum.
4.1.4 Famili Lauraceae

Alpukat (Persia americana) merupakan tanaman pohon yang memiliki


daun tunggal, menyirip dengan posisi berseling dan bentuk lonjong
tidak memiliki daun penumpu, Bungan di ujung dan berbentuk bunga
majemuk. Alpukat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Spesies : Persea americana.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini adalah pada famili Apocynaceae merupakan


habitus pohon, tumbuhan yang memiliki daun berbentuk bulat telur, berseling,
tunggal dan pertulangan daunnya menyirip, tidak memiliki daun penumpu
contohnya bintaro (Cerbera manghas L.). Pada famili Rubiaceae merupakan
tanaman pohon memiliki daun berhadapan dan berseling, tipe daun tunggal
berbentuk oval, pertulangan daun menyirip, tidak memiliki daun penumpu
contohnya mengkudu (Morinda citrifolia). Pada famili Lamiaceae merupakan
tanaman semak yang memiliki daun berhadapan, daun tunggal bentuk bulat
telur dan menyirip tidak memiliki daun penumpu bunganya terletak pada
ujung berbentuk tandan contohnya kemangi (Ocimum sanctum) dan famili
Lauraceae merupakan tanaman pohon yang memiliki daun tunggal, menyirip
dengan posisi berseling dan bentuk lonjong tidak memiliki daun penumpu,
Bungan di ujung dan berbentuk bunga majemuk contohnya alpukat (Persea
americana).

5.2 Saran
Saran pada praktikum ini adalah lebih memperhatikan bagian-bagian pada
tumbuhan agar lebih mudah di identifikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Harborne.(1999).Phytochemical Dictionary Second Edition. Francis: University


Francis.

Hasanuddin.(2006). Tumbuhan Tingkat Tinggi. Banda Aceh: Universitas Syiah


Kuala Press.

Kostermans, A. 1957. Communication of The Forest Research Institute Indonesia,


No. 57, Lauraceae.Bogor: Balai Penyelidikan Kehutanan.

Lubis, Ahdatika. (2008). Piperaceae dan Rubiaceae. Medan : Sekolah Pascasrja


Universitas Sumatera Utara.

Pudjorinto.(1993). Botani. Jakarta : Universitas Terbuka.

Purnama.(2016). Subkelas Asteridae. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rohwer, J. G. (1993). Lauraceae. The Families and Genera of Vascular Plants II.
Berlin : Springer Verlag.

Tjitrosoepomo, Gembong. (2010). Taksonomi Tumbuhan


Spermatophyta.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Triono, T. (2000). “SAWO-SAWOAN”: Suatu Potensi yang Terkesampingkan”.


Prosiding Seminar Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional.hlm. 96 –106.
LEMBAR ASISTENSI

NAMA : ANDI REZKI ZAKIA


NIM : G 401 19 029
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : SRI SULASTRI

No Hari/tanggal Koreksi Paraf

1. Senin, 03 Mei 2021 Perbaiki

2. Senin, 03 Mei 2021 Sedikit Lagi

3.

4.

Anda mungkin juga menyukai