DISUSUN OLEH
NAMA : ANDI REZKI ZAKIA
STAMBUK : G 401 19 029
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : SRI SULASTRI
APRIL, 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Familia Apocynaceae memiliki lebih dari 1000 spesies yang genusnya sekitar
175 menyebar didaerah kawasan beriklim tropis seperti indonesia. Dilihat
dari habitusnya berupa pohon, semak, liana dan perdu (Purnama, 2016).
Familia Lamiaceae dikenal dengan nama Labiate famili ini adalah keluarga
mint dari tanaman berbunga, genusnya berkisar antara 236 genus dan lebih
dari 7.000 spesies. Banyak dimanfaatkan sebagai tananan herbal untuk cita
rasa makanan, obat-obatan aroma. Jenis dari famili ini umumnya habitus
berupa semak atau herba dalam berbagai bentuk dan ukuran, sangat jarang
dijumpai jenis yang berupa pohon (Purnama, 2016).
1.2. Tujuan
Tumbuhan tingkat tinggi merupakan golongan tumbuhan yang memiliki biji dan
berkembang biak secara seksual. Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan
Spermatophyta (dalam bahasa Yunani, Sperma = biji dan Phyta phyton =
tumbuhan) dan Embryophyta Siphonogama (dalam bahasa Yunani, Embryon =
embrio = lembaga, Phyton = tumbuhan, Siphon = pipa, buluh, Gamein = kawin).
Biji pada tumbuhan ini berasal dari akal biji yang analog dengan
makrosporangium. Di dalamnya, dihasilkan makrospora yang akan berkembang
menjadi makroprotalium dengan arkegonium serta sel telurnya (Tjitrosoepomo,
2010).
Familia Lamiaceae dikenal dengan nama Labiate famili ini adalah keluarga mint
dari tanaman berbunga, genusnya berkisar antara 236 genus dan lebih dari 7.000
spesies. Banyak dimanfaatkan sebagai tananan herbal untuk cita rasa makanan,
obat-obatan aroma. Jenis dari famili ini umumnya habitus berupa semak atau
herba dalam berbagai bentuk dan ukuran, sangat jarang dijumpai jenis yang
berupa pohon. Cara hidupnya bisa dibilang merupakan pohon jenis tahunan
dimana siklusnya abadi. Di Batang umumnya berbentuk persegi bisa kita lihat
paling Nampak pada saat masih muda atau tegak dan berbaring di tanah. Daun
berhadapan atau melingkar, decussatus dan kelenjar-bertitik. Di kelenjar daunnya
terdapat minyak ethereal dimana minyak tersebut yang menimbulkan rasa mint
atau auromatik yang membuat rileks pada saat mencium aromanya. Contoh
spesies Orthosiphon stamineus (kumis kucing) dan Ocimum basilicum (Kemangi
atau surawung) (Purnama, 2016).
Famili lamiaceae merupakan family yang habitusnya berupa herba. Perdu atau
pohon dengan daun tunggal tanpa stipula, duduk daun berhadapan kadang-kadang
vertisilata, perbungaan majemuk dengan simetri bunga zygomorf, bilabiatus, sepal
bersatu persisten, berbibir 2, petal simpetal berbibir 2 (salvia bibir atas 2 dan
bawah 3, Orthosiphon bibir atas 4 d an bawah 1), stamen 2-4, dynamus, stylus 1,
stigma 2 dan letak ovarium superum, buah tunggal (Podjoarinto dkk, 1993).
Familia Rubiaceae memiliki ciri umum herba, semak, pohon, daun tersebar atau
bersilang, berhadapan, berdaun penumpu. berdaun penumpu dalam ketiak atau
antar tangkai. Stipula interpetiolaris atau intrapetiolaris. Bunga majemuk tipe
simosa, sering berbentuk seperti bongkol. Bunga biseksual, aktinomorf, epigen,
tetramer atau pentamer. Korola berbentuk tabung, berbentuk trompet. Stamen 4-5,
epipetalus. Bakal buah inferum, beruang-ruang, jarang 1- banyak, tiap ruang
dengan 1-banyak bakal biji, tangkai putik 1, buah bermacam-macam, jarang hanya
beruang 1, biji kebanyakan mempunyai endosperm, lembaga lurus atau bengkok.
Famili ini mempunyai tidak kurang 500 spesies, terbagi kurang lebih 400 genus,
tersebar diseluruh dunia. Contoh-contoh genus coffea, Rubia, Cinchona,
Gardenia, Mussaenda, morinda dan ixora (Purnama, 2016).
Familia Apocynaceae memiliki lebih dari 1000 spesies yang genusnya sekitar 175
menyebar didaerah kawasan beriklim tropis seperti indonesia. Dilihat dari
habitusnya berupa pohon, semak, liana dan perdu. Memiliki getah berwarna putih
seperti susu. Daunnya berupa berseling berhadapan atau Decussata tetapi ada juga
yang tersebar dan berbentuk karangan Daun tunggal tanpa stipula. Bunganya
biseksual, aktinomorf ada juga yang zygomorf. Tunggal atau majemuk tipe
tandan sampai simosa, mempunyai daun pelindung. Kelopak bunga 5. Mahkota
bunga gamopetalus, pada waktu kuncup terputar (contortus), terkadang bentuk
lonceng. Jumlah Benang sari sama dengan banyak petal, epipetalus lepas, antera
dua ruang, introrsum. Putik satu dan tersusun dari dua bakal buah yang
unicarpellate yang menjadi satu. Tangkai putik satu. Contoh-contoh genus
Nerium, Plumeria, Thevetia, Allamanda, Ervatabis dan Vinca (Cacharantus)
(Purnama, 2016).
Lauraceae secara umum berbentuk pohon, semak, berbau aromatik, daun tunggal,
tersebar, jarang berhadapan, tulang daun pinnatus, tanpa stipula. Bunga axillar,
dalam tipe perbungaan panicula, spica, racemosa atau umbella bunga biasanya
bisexual, kadang-kadang unisexual, aktinomorf; perianthium kecil, sepal 6 dalam
lingkaran, bersatu membentuk tabung pada dasar orolla tidak ada stamen dalam
lingkaran masing-masing 3 helai melekat pada tabung kalix, 1 atau lebih lingkaran
berupa staminodium pistilium tunggal dengan carpel, 1 ruang, 1 ovul, placenta
margina, ovari superior, stylus 1, stigma 1. Buah drupa atau bacca, sering ada
kupula pada basal sebagai derivat dari tabung calyx yang persisten. Biji dengan
embrio yang besar, tanpa endosperm (Kostermans, 1957).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 April 2021, pukul
10.00 WITA sampai dengan selesai. Bertempat di rumah masing-masing
melalui via zoom.
3.2.1 Alat
Alat yang digunkan pada praktikum ini adalah gunting, pisau kecil,
alat tulis menulis, buku gambar dan mistar.
3.2.2 Bahan
Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu menyiapkan empat bahan yang sudah
ditentukan antara lain kemangi (Ocium basillicum), bintaro (Cebra manghas
L.), alpukat (Persea americana) dan mengkudu (Morinda citrifolia). Lalu
diukur dan dicatat meliputi habitus, spesies, nama local, family, karakter
penting, percabangan daun, pertulangan (yang meliputi bentuk, permukaan,
percabangan, jumlah bunga), bunga yang meliputi (yang meliputi warna,
permukaan sepal, bentuk sepal, bentuk petal, jumlah benang sari dan putik)
dan buah (yang meliputi bentuk dan ukuran).
BAB IV
4.1. Pembahasan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran pada praktikum ini adalah lebih memperhatikan bagian-bagian pada
tumbuhan agar lebih mudah di identifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Rohwer, J. G. (1993). Lauraceae. The Families and Genera of Vascular Plants II.
Berlin : Springer Verlag.
3.
4.