PERCOBAAN II
NIM : F13121058
KELOMPOK : I (SATU)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
OKTOBER 2021
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman yang pada
umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan
bagianbagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar, tetapi kalau
terlalu banyak dapat menghambat pembungaan dan pembuahan pada
tanamannya. Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah sebagai berikut :
Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar
dengan warna yang lebih hijau (pada daun muda berwarna kuning).
Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman.
Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan.
Meningkatkan berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam tanah.
Nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3 - (nitrat) dan NH4
+ (amonium), akan tetapi nitrat ini segera tereduksi menjadi amonium.
Senyawa nitrogen (nitrit, nitrat dan amonia) nitrit dan nitrat di alam dapat
dihasilkan secara alami maupun dari aktivitas manusia. Sumber alami nitrit
dan nitrat adalah siklus nitrogen sedangkan sumber dari aktivitas manusia
berasal dari penggunaan pupuk nitrogen, limbah industri dan limbah organik
manusia. Menurut penelitian Patty dkk. (2015). telah dilakukan pengamatan
zat hara (fosfat, nitrat).
2.3 Fosfat
Fosfor merupakan salah satu unsur hara makro esensial dan secara alami
fosfor di dalam tanah berbentuk senyawa organik atau anorganik. Kedua
bentuk tersebut merupakan bentuk fosfor yang tidak larut, sehingga
ketersediaannya di tanah sangat terbatas. Mineral fosfat anorganik pada
umumnya terikat sebagai Aluminium Fosfat dan Besi (III) Fosfat pada tanah
masam dan sebagai Trikalsium Fosfat pada tanah basa. Sebagian besar
bentuk fosfat terikat oleh koloid tanah sehingga tidak tersedia bagi tanaman.
Tanah dengan kandungan organik rendah memiliki kandungan fosfat
organik bervariasi tergantung jenis tanahnya. Unsur P termasuk unsur hara
makro yang memilki fungsi penting sebagai penyusun ATP dan DNA
(Islamiati dan Enny, 2015)
Menurut Binardi (2012), bakteri pelarut fosfat merupakan jasad renik yang
mempunyai kemampuan melarutkan fosfat dalam bentuk tidak larut menjadi
fosfat dalam bentuk larut dengan mengeluarkan asam-asam organik. Dengan
demikian bakteri tersebut mampu meningkatkan efisiensi pemupukan fosfat.
Bakteri pelarut fosfat (BPF) merupakan salah satu mikroorganisme tanah
yang mampu melarutkan ion P yang terikat dengan kation tanah berupa Al,
Fe, Ca dan Mg lalu mengubahnya menjadi bentuk tersedia untuk diserap
tanaman secara alami (Keneni dkk., 2010). Pemanfaatan bakteri pelarut
fosfat sebagai pupuk hayati dilakukan dengan cara menambahkan isolat
bakteri pelarut fosfat ke lahan pertanian yang umumnya dilakukan pada
rizosfer tanah dengan menggunakan media pembawa. Hal ini bertujuan
untuk membantu mempercepat proses penyediaan nutrisi utama bagi
tanaman khususnya P tersedia tanah sehingga mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Bakteri pelarut fosfat sebagai pupuk hayati dapat
diaplikasikan bersama dengan pupuk anorganik dan pupuk organik lainnya
dengan tujuan untuk mempercepat penyerapan dan menjaga ketersediaan
nutrisi. Selain itu, beberapa bakteri pelarut fosfat juga dapat berperan
sebagai biokontrol yang dapat meningkatkan kesehatan akar dan
pertumbuhan tanaman (Saragih, 2013).
Putri (2015) dalam penelitiannya melaporkan bahwa hasil isolasi dan
identifikasi bakteri pelarut fosfat dari kotoran kelelawar yang di ambil dari
kawasan karst citatah rajamandala padalarang yaitu Microccocus sp.,
Basillus sp., Paracoccus sp., dan Pseudomonas sp., dapat melarutkan fosfat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan penelitian lanjutan tentang
bakteri pelarut fosfat menggunakan isolat bakteri KR1.BP.2 yang diduga
merupakan spesies Microccocus sp.1 dengan mengetahui pengaruh bakteri
pelarut fosfat isolat bakteri KR1.BP.2 terhadap perkecambahan tanaman
cabai merah (Capsicum annuum L).
2.4 Kalium
2.2.3 Indikator PP
Suatu zat yang dapat mengklasifikasikan asam maupun basa dalam
suatu larutan disebut indikator asam basa. Perubahan warna pada suatu
larutan akan terjadi pada saat pengujian menggunakan indikator,
sehingga dapat dibedakan larutan tersebut bersifat asam atau basa.
Larutan asam lebih sering diuji menggunakan indikator sintetis, seperti
kertas indikator universal, kertas lakmus, fenolftalein dan metil jingga
(Ernawati, 2017).
Pada penentuan suatu pH larutan diperlukan penambahan indikator.
Indikator tersebut digunakan untuk mengetahui perubahan warna pada
larutan yang akan ditentukan nilai pHnya, atau untuk mengetahui
larutan tersebut bersifat asam, basa ataupun garam. Indikator yaitu
bahan kimia yang sangat khusus, indikator dapat mengubah warna
larutan dengan perubahan pH setelah penambahkan asam atau alkali
(Gupta, 2012).
Indikator juga dapat membantu untuk menentukan titik ekivalen dalam
titrasi asam - basa (titrasi netralisasi) (Abbas, 2012). Indikator asam-
basa cenderung untuk bereaksi dengan kelebihan asam atau basa pada
saat titrasi untuk menghasilkan warna.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Kode tabung
Jenis bahan
A B C D E F
Tanah 2g - - 2g - -
Kacang kedelai - 2g - - 2g -
Kacang hijau - - 2g - - 2g
3
Kapur tohor 2g 2g 2g 2g 2 g
g
A Kalium
a) Menimbang tanah sebanyak 10 gram
b) Memasukkan kedalam Erlenmeyer
c) Menambahkan 25 mL asam klorida 0,1 N
d) Mendidihkan selama 5 menit
e) Menyaring fitratnya, memasukkan kedalam cawan porselen, setelah itu
ditiupkan fitratnya dan bakar residunya
f) Menambahkan air panas sebanyak 25 mL
g) Menyaring kembali, ditampung itratnya dalam tabung reaksi
h) Menambahkan beberapa tetes larutan natrium kobalt nitrat
i) Mengamati perubahan yang terjadi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
4.1.1 Nitrogen organic
No Perlakuan Pengamatan
1. 20 g tanah + 100ml Warna menjadi kecoklatan
aquades + dikocok
2. Hasil filtrate + 5 liter air mengalami kenaikan volume dan
aquades + di perubahan warna air
panaskan + ditetesi
reagen nesler
3. Cairan dikeringkan Berubah warna menjadi cokelat bening
dalam cawan
porselen + 5 tetes
4.1.1 Fosfat
No Perlakuan Pengamatan
1. 2g tanah dibakar di Setelah difitrat warnanya orange
cawan porselen kecoklatan dan setelah diteteskan reagen
dengan api Bunsen + ammonium molibdat warnanya kuning
10ml asam nitrat kecoklatan
pekat
2. 2g kacang hijau yang Setelah difitrat warnanya kuning terang
dibakar dicawan dan setelah diteteskan reagen ammonium
porselen dengan api molibdat warnanya tidak berubah
Bunsen + 10 ml asam
nitrat pekat + aquades
3. 2g kacang kedelai Setelah difitrat warnanya kuning setelah
dibakar dicawan diteteskan reagen ammonium molibdat
porselen dengan api menjadi lebih muda dan warnanya
Bunsen + 10 ml asam berkapur
nitrat
4.1.1 Kalium
No Perlakuan Pengamatan
1. Tanah ditimbang Setelah difitrat warnanya jadi keruh
sebanyak 10g + 25 setelah ditetesi natrium kobalt nitrat
mlasam klorida 0,1 warnanya menjadi krem
+ dipanaskan selama
5 menit
4.1 Pembahasan
Praktikum kali ini berjudul “sistem periodic unsur” dengan tujuan Untuk
mempelajari cara mendeteksi adanya unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium
dalam tanah dan tanaman.rumusan masalahnya yaitu Bagaimana cara
mendeteksi adanya unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium dalam tanah dan
tanaman?.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini, diantaranya; Rak tabung sebagai
tempat meletakkan tabung reaksi, Pipa bengkok sebagai untuk mengalirkan
gas kedalam suatu tempat tertutup atau kedalam larutan, Gelas ukur untuk
mengukur volume larutan atau zat cair dengan tepat, Pipet tetes digunakan
sebagai alat untuk memindahkan cairan dengan volume kecil,Tabung reaksi
digunakan untuk tempat mereaksikan dua larutan//bahan kimia atau lebih,
Bunsen bahan bakar digunakan untuk melakukan pemanasan, sterilisasi, dan
pembakaran, Kaki tiga sebagai penyangga ring atau penahan kawat kassadan
penyangga ketika proses pemanasan , Kawat kassa sebagai peahen beaker
atau labu ketia proses pemanasan ,Erlenmeyer sebagai wadah dari bahan
kimia cair,Cawan porselen sebagai tempat mengeringkan bahan,Gegep
sebagai untuk mengambil bahan kimia berbentuk padatan, Kertas saring
sebagai memisahkan partikel suspensi. Dari cairan, untuk memisahkan antara
zat terlarut dan zat padat.
Pada parcobaan ini terdapat empat percobaan; yang terjadi yaitu percobaan
pada nitrogen organic, percobaan pada nitrogen nitrat amoniak, percobaan
pada fosfor, dan percobaan pada kalium.
Pada percobaan; Nitrogen Organik terjadi pemanasan pada tabung a, b, c, e,
dan f pada tabung a, b dan c diberi lakmus merah pada permukaan tabung
kemudian dipanaskan dan diamati perubahan yang terjadi. Pemanasan yang
terjadi pada tabung a,b, dan c menghasilkan kertas lakmus yang semulanya
berwarna merah berubah menjadi warna biru. Sedangkan pada tabung d, e,
dan f akan ditutup dengan gabus yang dilengkapi dengan pipa bengkok,
kemudian dihubungkan dengan tabung lain yang berisi aquades dan
dipanaskan selama 30 menit, tabung yang berisi aquades dipisahkan lalu
ditetesi dengan indikator PP, setelah kita amati dari percobaan pada tabung d,
e, dan f pada tabung d dan f tidak terjadi perubahan warna sedangkan pada
tabung terjadi perubahan warna menjadi warna kuning.
Pada percobaan unsur Nitrogen Nitrat Amoniak tanah yang telah ditimbang
sebanyak 2g dimasukkan kedalam Erlenmeyer, ditambahkan aquades 100ml
lalu dikocok selama 10 menit setelah dikocok tanah yang berisi aquades
tersebut disaring, dan ditampung filtratnya dalam Erlenmeyer, hasil filtratnya
disumbat dengan gabus yang dilengkapi pipa bengkok, yang dihubungkan
dengan tabung reaksi berisi aquades 5ml dan di panaskan selama 30 menit,
dipisahkan tabung berisi aquades, tabung yang berisi aquades dipanaskan dan
menghasilkan warna kuning kecoklatan sedangkan filtrat dari tanah yang di
tetesi asam sulfat pekat menghasilkan wana cokelat bening.
Pada percobaan ; unsur fosfat disiapkan 3 buah cawan porselen, yang telah
diisi 2g tanah, 2g bubuk kacang kedelai, da 2g bubuk kacang hijau, bahan-
bahan tersebut dibakar dengan api Bunsen.dinginkan, kemudian ditambahkan
10ml asam nitrat pekat pada tiap cawan, kemudian dipanaskan kembali
hingga mendidih, setelah mendidih, ditambahkan lagi dengan aquades 10ml.
kemudian disaring, ditampung filtratnya dalam tabung reaksi lalu tiap-tiap
bahan yang di filtrat di tetesi dengan reagen ammonium molibdat. Dari hasil
Setelah tanah difiltrat warnanya orange kecoklatan dan setelah diteteskan
reagen ammonium molibdat warnanya kuning kecoklatan, lalu pada kacang
hijau setelah difiltrat warnanya kuning terang dan setelah diteteskan reagen
ammonium molibdat warnanya tidak berubah sedangkan pada kacang kedelai
setelah difiltrat warnanya kuning setelah diteteskan reagen ammonium
molibdat menjadi lebig mudah dan warnanya berkapur
Pada percobaan; kalium tanah ditimbang sebanyak 10g lalu dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer dan ditambbahkan 25 mL asam klorida 0,1 N, ekmudian
didihkan selama 5 menit, lalu disaring filtratnya, dimasukkan kedalam cawan
porselen, kemudian diuapkan filtratnya dan bakar residunya. Setelah itu
ditambahkan air panas sebanyak 25ml lalu disaring kembali, ditampung
filtratnya dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan
natrium kobalt nitrat dari hasil pengamatan tersebut tanah yang difiltrat
warnanya jadi keruh setelah ditetesi natrium kobalt nitrat warnanya menjadi
krem
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Petrucci, 2008 Sugiarto, 2010. Sugiarto 2010. Barsasella, 2012. Fahmi et al.,
2010. Zahoor et al., 2014. Wasten et al., 2012. Setyowati dkk.2016. Patty dkk.
(2015). Islamiati dan Enny, 2015.
Binardi 2012. Keneni dkk., 2010. Saragih, 2013. Putri 2015. Sunardi, 2006. Lutfi,
2016. Basset, 1994. Petrucci, 2008. Ernawati, 2017. Gupta, 2012. Abbas, 2012.
LAMPIRAN