Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KIMIA DASAR

PERCOBAAN II

SISTEM PERIODIK UNSUR

NAMA : LENY SURYANI

NIM : F13121058

KELOMPOK : I (SATU)

ASISTEN : MUTIARA ZALFA RISKI

LABORATORIUM KIMIA DASAR

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

OKTOBER 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Unsur-unsur pada tabel berkala disusun berdasarkan naiknya nomor atom
dimulai dari kiri atas dan disusun dalam deret baris horizontal. Susunan ini
menempatkan unsur-unsur yang serupa dalam golongan yang vertikal.
Misalnya, natrium (Na) dan kalium (K) dijumpai bersama dalam golongan
berlabel 1 (dinamakan logam alkali). Setiap unsur di daftar dalam tabel
berkala dengan menempatkan lambangnya di tengah sebuah kotak dalam
tabel. Nomor atom ditunjukkan di atas lambang dan massa atom biasanya
ditunjukkan di bawah lambangnya (Petrucci, 2008).
Unsur- unsur dalam sistem periodik yang dipertimbangkan bersifat logam
adalah unsur-unsur golongan s (alkali = golongan 1 dan alkali tanah
=golongan 2), sebagian golongan p (misalnya Al = golongan 13, Sn dan Pb
=golongan 14), unsur-unsur golongan d (4 - 12), dan golongan 3 (Sc, Y, Lu)
dangolongan f. Model pengelompokkan demikian ini relative
menguntungkan dalam hal ini sifat-sifat khas masing-masing kelompok s
bersifat paling reaktifionic, kelompok p bersifat amfoterik, kelompok d
membentuk senyawa kompleks dengan berbagai warna dan sifat magnetic,
dan kelompok f dengan karekterisrik sifat magnetiknya (Petrucci, 2008).
Logam biasanya dianggap sebagai padatan yang keras dengan rapatan massa
yang tinggi dan tidak reaktif. Namun kenyataannya, sifat-sifat logam-logam
alkali berlawanan dengan sifat-sifat tersebut yaitu lunak, rapatan massa
rendah dan sangat reaktif. Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr)
tampak mengkilat, berwarna keperakan, merupakan konduktor listrik dan
panas yang baik. Logam alkali bersifat sangat lunak, dan semakin lunak
dengan naiknya nomor atom pada unsure alkali tersebut. Litium dapat
dipotong dengan pisau, tetapi kalium dapat diremas seperti mentega lunak.
Sebagian besar logam mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, tetapi
logam alkali mempunyai titik leleh rendah dan semakin rendah dengan
naiknya nomo tom. Cs meleleh pada temperatur sedikit di atas temperatur
kamar.
Kombinasi antara sifat konduktivitas panas yang tinggi dan titik leleh yang
rendah, membuat natrium bemanfaat untuk mentransfer panas pada reaktor
nuklir. Kelunakan dan kerendahan titik leleh logam-logam alkali dapat
dikaitkan dengan lemahnya ikatan metalik dalam unsur-unsur tersebut.
Perubahan entalpi atomisasi logam-logam umumnya berharga antara 400 –
600 KJ m o l−1 . Ternyata terdapat hubungan antara sifat lunak dan rendahnya

titik leleh dengan rendahnya perubahan entalpi atomisasi (Sugiarto, 2010).


Setiap logam alkali dan alkali tanah menghasilkan warna nyala yang
karakteristik jika senyawa-senyawa alkali dan alkali tanah tersebut dibakar
dalam nyala api. Warna nyala yang dihasilkan berbeda-beda dari setiap
unsur.Warna nyala api dari logam alkali yaitu merah tua (litium), kuning
(natrium),nila (kalium), merah violet (rubidium), dan biru sesium. Sejumlah
energi tertentu dari nyala api diserap oleh elektron-elektron atom logam
hingga terjadi eksitasi dan kembalinya elektron ke peringkat dasar
membebaskan energi nyala yang khas, sesuai dengan energi transisi
elektronik atom logam yang bersangkutan. Jadi, setiap atom logam alkali
mengalami transisi elektronik yangunik bagi dirinya sendiri (Sugiarto,
2010). Menurut Sugiarto (2010) beberapa sifat umum senyawa logam alkali
berkaitan dengan karakter ionik, kestabilan anion-anion besar bermuatan
rendah, hidrasi ion dan kelarutan sebagaimana diuraikan sebagai
berikut:Karakter ionik: ion logam alkali selalu mempunyai tingkat oksidasi
+1 dan sebagian besar senyawanya berupa padatan ionik dan
stabil.Senyawa- senyawanya tidak berwarna kecuali dengan anion
yangberwarna. Misalnya kromat (CrO) dan permanganat (MnO4). Hidrasi
ion: semakin tinggi densitas muatan ion, semakin kuat ion tersebut
terhidrasi. Oleh karena logam-logam alkali mempunyai densitas yang jauh
lebih rendah daripada densitas logam-logam pada umumnya, maka energi
hidrasi senyawa-senyawanya juga sangat rendah dan energi hidrasisemakin
kecil dengan jari-jari ion. Kelarutan; sebagian besar senyawa-senyawa
logam alkali larut dalam air, walaupun kelarutannya berbeda-beda. Sebagai
contoh, larutan jenuh litium klorida (LiCl) mempunyai konsentrasi 14 mol
L , tetapi larutan jenuhlitium karbonat (Li2CO3) mempunyai konsentrasi
−1

hanya 0,18 mol L−1 .

1.2 Rumusan masalah


Bagaimana cara mendeteksi adanya unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium
dalam tanah dan tanaman?
1.3 Tujuan
Untuk mempelajari cara mendeteksi adanya unsur hara nitrogen, fosfor, dan
kalium dalam tanah dan tanaman.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem unsur periodik


Perkembangan sistem periodik dimulai pada akhir abad 18 dan permulaan
19. Lavoisier, lavoisier membagi unsur-unsur dalam logam dan non logam.
Pada waktu itu baru dikenal kurang lebih 21 unsur. Setelah ditemukan
unsur-unsur lain lebih banyak tidak mungkin bagi Lavoisier untuk
mengelompokkan unsur lebih lanjut. Dalton, pada permulaan abad 19
setelah teori atom dalton disebarluaskan, banyak yang mengklasifikasikan
unsur secara langsung atau tidak langsung berdasarkan teori ini. Meskipun
teori atom dalton tidak mengandung hal-hal yang menyangkut
pengklasifikasikan unsur, tetapi teori ini telah mendorong untuk mencari
hubungan antara sifat-sifat unsur dengan atom. Pada waktu itu bobot atom
merupakan sifat yang dapat dipakai untuk membedakan atom suatu unsur
dengan atom unsur lain (Barsasella, 2012).
Johan Wolfgang Dobereiner adalah orang pertama yang menemukan adanya
hubungan antara sifat-sifat unsur dan bobot atomnya. Pada tahun 1817 ia
mengamati beberapa kelompok 3 unsur yang mempunyai kemiripan sifat
yang disebut dengan triade Dobereiner. Salah satu kelompok 3 unsur itu
adalah klor, brom dan yod. Dobereiner menemukan bahwa bobot atom brom
80, merupakan rata-rata dari bobot atom klor 35 dan bobot atom yod 127.
J.A.K. Newland, newland menyusun unsur-unsur yang telah dikenal pada
waktu itu menurut kenaikan bobot atomnya. Ditemukan pengulangan sifat
pada setiap unsur kedelapan. Oleh karena itu unsur-unsur pertama, unsur
kedelapan, unsur kelimabelas dan seterusnya merupakan awalan suatu
kelompok seperti “oktaf dalam nada musik”. Oleh karena itu keteraturan ini
dikenal dengan hukum oktaf. Begeyer De Chancoutois, ia adalah orang
pertama yang menyusun unsur secara periodik. Ia menunjukkan fakta bahwa
jika unsur-unsur disusun menurut penurunan bobot atom, siperoleh secara
periodik unsur yang sifatnya mirip. Ia mengelompokkan unsur-unsur dengan
membuat kurva pada permukaan badan silinder yang disebut dengan
“telluric screw” (Barsasella, 2012).
Lothar meyer, meyer mengemukakan hubungan lebih jelas antara sifat unsur
dan bobot atom. Meyer mengukur volume atom setiap usnru adalah bobot
atom unsur dibagi dengan kerepatannya. Dmitri Mendelev, pandangan
mendeleev dan meyer adalah daftar unsur yang ada waktu itu mungkin
belum lengkap, diharapkan sifat unsur bervariasi secara sistematik. Jadi sifat
unsur yang belum diketahui dapat diprediksi. Mendeleev mempublikasikan
tabel yang dapat dianggap sebagai asal mula tabel periodik modern. Dalam
menyiapkan tabelnya, awalnya mendeleev menyusun unsur berdasarkan
massa atomnya, sebagaimana pendahulunya. Namun, ia menyatakan
keperiodikan sifat, yang berakibat membalikkan urutan massa atom. Dengan
mendasarkan pada valensi dalam menentukan massa atom, Mendeleev
sedikit banyak menyelesaikan masalah (Barsasella, 2012).
Dari sudut pandang kimia (misalnya, kemampuannya untuk bereaksi dengan
air dan asam dan untuk membentuk senyawa ionik), logam golongan 2 yang
lebih berat, Ca, Sr, Ba, dan Ra mempunyai keaktifan yang hampir sama
dengan logam oglongan i. Dari segi sifat fisik tertentu misalnya densitas,
kekerasan, dan titik leleh), semua unsur golongan 2 umumnya lebih bersifat
logam dibandingkan unsur golongan 1. Beberapa sifat berilium yang sangat
berbeda dengan unsur golongan 2 lainnya. Misalnya berilium mempunyai
titik leleh yang lebih tinggi dan lebih keras dibandingkan unsur lainnya.
Sifat kimianya juga sangat berbeda misalnya :
 Be sangat tidak reaktif dengan udara dan air
 BeO tidak bereaksi dengan air, sedangkan oksida MO lain membentuk
M(OH)2.
 Be dan BeO larut dalam larutan basa kuar membentuk ion [Be(OH)4]2-.
 BeCl2 dan BeF2 dalam wujud lelehan adalah konduktor listrik yang
buruk; BeCl2 dan BeF2 adalah zat kovalen (ccc).
2.1 Nitrogen organik
Pada umumnya, nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk NH4 + atau
NO3 yang dipengaruhi sifat tanah, jenis tanaman, dan tahapan dalam
pertumbuhan tanaman. Pada tanah kering, nitrogen diserap oleh tanaman
dalam bentuk ion nitrat dikarenakan telah terjadi perubahan bentuk NH4 +
menjadi NO3 - , sedangkan pada tanah yang tergenang air, tanaman akan
meyerap nitrogen dalam bentuk senyawa NH4 +. Hal ini dikarenakan
nitrogen merupakan unsur yang mobil, yaitu mudah terlindi dan mudah
menguap sehingga tanaman mudah mengalami defisiensi (Fahmi et al.,
2010).
Nitrogen pada proses fotosintesis terjadi dalam klorofil tanaman dan
bertanggung jawab untuk pertumbuhan vegetatif. Nitrogen adalah nutrisi
mineral yang diambil tanaman dari tanah dalam berbagai tahap
pertumbuhan. Ketersediaan nitrogen untuk tanaman merupakan salah satu
faktor dalam produktivitas tanaman. Pupuk yang mengandung nitrogen
seperti amonium dan nitrogen amina dalam jumlah besar memiliki efek
pengasaman yang lebih besar di tanah daripada pupuk yang mengandung
nitrat. Amonium sulfat hanya mengandung amonium nitrogen dan belerang
yang mempercepat proses pengasaman tanah. Hal ini digunakan terutama
pada daerah irigasi, dimana pH tinggi dan efek pengasaman karena itu
memiliki efek menetralkan (Zahoor et al., 2014).
Keberadaan nitrogen di lingkungan mempunyai dampak positif dan juga
dampak negatif. Dampak negatif secara langsung maupun tidak langsung
pada lingkungan sekitar akibat ketidak seimbangan nitrogen akan
menimbulkan gangguan lingkungan hidup karena nitrogen di lingkungan
akan mengalami transformasi ke dalam bentuk senyawa seperti NO3 - , NO2
- , dan NH3 melalui proses nitrifikasi, nitrate reduction dan denitrifikasi.
Hasil transformasi ini akan 6 berdampak negatif pada lingkungan biotik baik
flora dan fauna akuatik. Senyawasenyawa yang terbentuk akan
menimbulkan pertumbuhan gulma air, pertumbuhan tanaman air dan algae
serta senyawa toksik dapat membunuh organisme air (Wasten et al., 2012).
2.3 Nitrogen nitrat amoniak

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman yang pada
umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan
bagianbagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar, tetapi kalau
terlalu banyak dapat menghambat pembungaan dan pembuahan pada
tanamannya. Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah sebagai berikut :
 Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
 Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar
dengan warna yang lebih hijau (pada daun muda berwarna kuning).
 Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman.
 Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan.
 Meningkatkan berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam tanah.
 Nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3 - (nitrat) dan NH4
+ (amonium), akan tetapi nitrat ini segera tereduksi menjadi amonium.

Kekurangan unsur Nitrogen dapat terlihat dimulai dari daunnya, warnanya


yang hijau agak kekuningan selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap.
Jaringan daun mati daun mati inilah yang menyebabkan daun selanjutnya
menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. Pada tanaman dewasa
pertumbuhan yang terhambat ini akan berpengaruh pada pembuahan, yang
dalam hal ini perkembangan buah tidak tidak sempurna, umumnya kecil-
kecil dan cepat matang. Kandungan unsur N yang rendah dapat
menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya
membran-sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil. Nitrogen
ion nitrat dan ammonium yang berada dalam tanah dapat tertarik masuk
kedalam air bila tanah tersebt tercampur dengan air. Menurut Setyowati dkk.
(2016).

Senyawa nitrogen (nitrit, nitrat dan amonia) nitrit dan nitrat di alam dapat
dihasilkan secara alami maupun dari aktivitas manusia. Sumber alami nitrit
dan nitrat adalah siklus nitrogen sedangkan sumber dari aktivitas manusia
berasal dari penggunaan pupuk nitrogen, limbah industri dan limbah organik
manusia. Menurut penelitian Patty dkk. (2015). telah dilakukan pengamatan
zat hara (fosfat, nitrat).

2.3 Fosfat
Fosfor merupakan salah satu unsur hara makro esensial dan secara alami
fosfor di dalam tanah berbentuk senyawa organik atau anorganik. Kedua
bentuk tersebut merupakan bentuk fosfor yang tidak larut, sehingga
ketersediaannya di tanah sangat terbatas. Mineral fosfat anorganik pada
umumnya terikat sebagai Aluminium Fosfat dan Besi (III) Fosfat pada tanah
masam dan sebagai Trikalsium Fosfat pada tanah basa. Sebagian besar
bentuk fosfat terikat oleh koloid tanah sehingga tidak tersedia bagi tanaman.
Tanah dengan kandungan organik rendah memiliki kandungan fosfat
organik bervariasi tergantung jenis tanahnya. Unsur P termasuk unsur hara
makro yang memilki fungsi penting sebagai penyusun ATP dan DNA
(Islamiati dan Enny, 2015)
Menurut Binardi (2012), bakteri pelarut fosfat merupakan jasad renik yang
mempunyai kemampuan melarutkan fosfat dalam bentuk tidak larut menjadi
fosfat dalam bentuk larut dengan mengeluarkan asam-asam organik. Dengan
demikian bakteri tersebut mampu meningkatkan efisiensi pemupukan fosfat.
Bakteri pelarut fosfat (BPF) merupakan salah satu mikroorganisme tanah
yang mampu melarutkan ion P yang terikat dengan kation tanah berupa Al,
Fe, Ca dan Mg lalu mengubahnya menjadi bentuk tersedia untuk diserap
tanaman secara alami (Keneni dkk., 2010). Pemanfaatan bakteri pelarut
fosfat sebagai pupuk hayati dilakukan dengan cara menambahkan isolat
bakteri pelarut fosfat ke lahan pertanian yang umumnya dilakukan pada
rizosfer tanah dengan menggunakan media pembawa. Hal ini bertujuan
untuk membantu mempercepat proses penyediaan nutrisi utama bagi
tanaman khususnya P tersedia tanah sehingga mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Bakteri pelarut fosfat sebagai pupuk hayati dapat
diaplikasikan bersama dengan pupuk anorganik dan pupuk organik lainnya
dengan tujuan untuk mempercepat penyerapan dan menjaga ketersediaan
nutrisi. Selain itu, beberapa bakteri pelarut fosfat juga dapat berperan
sebagai biokontrol yang dapat meningkatkan kesehatan akar dan
pertumbuhan tanaman (Saragih, 2013).
Putri (2015) dalam penelitiannya melaporkan bahwa hasil isolasi dan
identifikasi bakteri pelarut fosfat dari kotoran kelelawar yang di ambil dari
kawasan karst citatah rajamandala padalarang yaitu Microccocus sp.,
Basillus sp., Paracoccus sp., dan Pseudomonas sp., dapat melarutkan fosfat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan penelitian lanjutan tentang
bakteri pelarut fosfat menggunakan isolat bakteri KR1.BP.2 yang diduga
merupakan spesies Microccocus sp.1 dengan mengetahui pengaruh bakteri
pelarut fosfat isolat bakteri KR1.BP.2 terhadap perkecambahan tanaman
cabai merah (Capsicum annuum L).
2.4 Kalium

Kalium merupakan logam alkali yang sangat reaktif, mempunyai rumus


atom K+, berwarna putih perak dan merupakan logam yang lunak. Kalium
mempunyai nomor atom 19, titik didih 1033ºK, titik lebur 336,8 ºK, dan
massa jenis 0,86 gram/cm3 . Kalium dapat teroksidasi di udara dan bereaksi
dengan air yang menghasilkan kalium hidroksida dan gas hydrogen. Reaktif
dengan air sehingga reaksinya dapat menimbulkan ledakan dan nyala api
(Sunardi, 2006).

Kalium adalah unsur teringan yang mengandung isotop radioaktif


alami.Unsur K alami dibentuk oleh isotop-isotop 39K, 40K, dan 41K. Dari
ketigaisotop ini, isotop yang pertama dan isotop yang terakhir menunjukkan
sifat yangstabil, masing-masing mempunyai kelimpahan sekitar 93,4% dan
6,6% darikeseluruhan kalium di alam. Dalam air laut, jumlah kalium jauh
lebih sedikitdaripada jumlah natrium, tetapi di dalam batuan endapan jumlah
kalium lebihbanyak dibandingkan jumlah natrium. Mineral-mineral yang
umumnyadianggap sebagai sumber asli dari kalium, diantaranya adalah
leusit [K(AlSi2O6)] , biotit, kalium feldspar ortoklas dan mikrolin
(KAlSi3O8). Kaliumdalam tanah juga ditemukan dalam mineral sekunder
atau mineral liat (illit, vermin kulit, dan khlorit) (Lutfi, 2016).

2.5 Uraian bahan


2.2.1 Reagen nesler
Pada tahun 1856 Nessler pertama sekali, mengusulkan larutan basa
merkurium (II) iodida dalam kalium iodida sebagai reagensia untuk
penetapan ammonia secara kolorimetri. Reagensia Nessler
ditambahkan ke dalam larutan garam amonium encer, ammonia yang
terbebas akan beraksi dengan reagensiacukup cepat namun tidak
sekejap membentuk produk jingga-coklat yang tetap dalam larutan
koloidal, tetapi menggumpal bila dibiarkan lama (Basset. 1994).
Metode Nessler terdiri dari suatu analisa kimiawi dengan
menggunakan spektrofotometer. Reagen Nessler K2HgI4 akan
bereaksi dengan NH3 dalam larutan yang bersifat basa, sesuai dengan
reaksi pada gambar dibawah :
NH4⁺ + 2[HgI₄]‾ + 4OH− → HgO·Hg(NH2)I ↓ + 7I− + 3H2O
Reaksi menghasilkan larutan berwarna kuning-coklat yang mengikuti
hukum Beer-Lambert. Intensitas warna yang terjadi berbanding lurus
dengan konsentrasi NH3 yang ada dalam sampel yang kemudian
ditentukan secara spektrofotometri.
2.2.2 Aquades

Akuades merupakan pelarut yang jauh lebih baik dibandingkan hampir


semua cairan yang umum dijumpai. Senyawa yang segera melarut di
dalam akuades mencakup berbagai senyawa organik netral yang
mempunyai gugus fungsional polar seperti gula, alkohol, aldehida, dan
keton. Kelarutannya disebabkan oleh kecenderungan molekul akuades
untuk membentuk ikatan hidrogen dengan gugus hidroksil gula dan
alkohol atau gugus karbonil aldehida dan keton (Lehninger, 1982).

Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat


pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium. Akuades
berwarna bening, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Akuades biasa
digunakan untuk membersihkan alat-alat laboratorium dari zat
pengotor (Petrucci, 2008).

2.2.3 Indikator PP
Suatu zat yang dapat mengklasifikasikan asam maupun basa dalam
suatu larutan disebut indikator asam basa. Perubahan warna pada suatu
larutan akan terjadi pada saat pengujian menggunakan indikator,
sehingga dapat dibedakan larutan tersebut bersifat asam atau basa.
Larutan asam lebih sering diuji menggunakan indikator sintetis, seperti
kertas indikator universal, kertas lakmus, fenolftalein dan metil jingga
(Ernawati, 2017).
Pada penentuan suatu pH larutan diperlukan penambahan indikator.
Indikator tersebut digunakan untuk mengetahui perubahan warna pada
larutan yang akan ditentukan nilai pHnya, atau untuk mengetahui
larutan tersebut bersifat asam, basa ataupun garam. Indikator yaitu
bahan kimia yang sangat khusus, indikator dapat mengubah warna
larutan dengan perubahan pH setelah penambahkan asam atau alkali
(Gupta, 2012).
Indikator juga dapat membantu untuk menentukan titik ekivalen dalam
titrasi asam - basa (titrasi netralisasi) (Abbas, 2012). Indikator asam-
basa cenderung untuk bereaksi dengan kelebihan asam atau basa pada
saat titrasi untuk menghasilkan warna.

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu 13 oktober, 2021 pada pukul
13.00 WITA sampai selesai. Melalui aplikasi zoom.
3.2 Alat dan bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu,Rak tabung, Pipa
bengkok, Gelas ukur 100 L, Pipet tetes,Tabung reaksi, Bunsen,Kaki tiga
,Kawat kassa,Erlenmeyer ,Cawan porselen,Gegep, Kertas saring.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu; tanah, kacang
hijau, kacang kedelai, aquades, spirtus bakar, kapur tohor¸ asam sulfat pekat¸
definil amin, asam nitrat pekat, reagen ammonium molibdat, asam klorida,
natrium kobalt nitrat.
3.3 Prosedur kerja
A Unsur Nitrogen
1. Nitrogen organik
a) Siapkan tabung reaksi, kemudian diisi sesuai tabel berikut:

Kode tabung
Jenis bahan
A B C D E F
Tanah 2g - - 2g - -
Kacang kedelai - 2g - - 2g -
Kacang hijau - - 2g - - 2g
3
Kapur tohor 2g 2g 2g 2g 2 g
g

a) Selanjutnya Tabung A, B, C diberikan lakmus merah pada permukaan


tabung dipanaskan lalu amati perubahan yang terjadi
b) Sedangkan pada tabung D, E, dan F akan ditutup dengan gabus yang
dilengkapi dengan pipa bengkok, kemudian dihubungkan dengan tabung
lain yang berisi aquades
c) Memanaskan selama 30 menit
d) Tabung yang berisi aquades memiisahkan lalu ditetesi dengn
indicator PP , mengamati perubahan yang terjadi
1. Nitrogen, nitrat, amoniak
a) Menimbang Tanah sebanyak 20 gram
b) Memasukkan kedalam Erlenmeyer
c) Tambahkan aquades 100 mL
d) Mencampurkan dengan cara di kocok selama 10 menit
e) Kemudian saring, dan menampung fitratnya dalam Erlenmeyer
f) Menyumbat dengan gabus yang dilengkapi pipa bengkok, yang
dihubungkan dengan tabung reaksi berisi aquades 5 mL, panaskan
selama 30 menit
g) Memisahkan tabung berisi aquades lalu ditetesi dengan reagen nesler
h) Mengamati perubahan yang terjadi
i) Cairan yang telah dipanaskan sebelumnya pada Erlenmeyer pindahkan
kedalam cawan porselen
j) Memanaskan hingga hampir kering
k) Menambahkan 5 tetes asam sulfat pekat
l) Memasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi reagen difenil amin.
m)Mengamati perubahan yang terjadi
A Fosfor
a) Menyiapkan 3 buah cawan porselen, yang telah diisi 2 g tanah, 2 g bubuk kacang
kedelai, dan 2 g bubuk kacang hijau.
b) Setelah itu, Bahan-bahan dalam cawan dibakar dengan api Bunsen
c) Dinginkan kemudian menambahkan 10 mL asam nitrat pekat pada tiap
cawan
d) Memanaskan kembali hingga mendidih
e) Setelah mendidih, tambahkan lagi dengan auds 10 mL
f) Menyaring, dmenampung fitratnya dalam tabung reaksi.
g) Ditetesi dengan reagen ammonium molibdat
h) Mengamati perubahan yang terjadi

A Kalium
a) Menimbang tanah sebanyak 10 gram
b) Memasukkan kedalam Erlenmeyer
c) Menambahkan 25 mL asam klorida 0,1 N
d) Mendidihkan selama 5 menit
e) Menyaring fitratnya, memasukkan kedalam cawan porselen, setelah itu
ditiupkan fitratnya dan bakar residunya
f) Menambahkan air panas sebanyak 25 mL
g) Menyaring kembali, ditampung itratnya dalam tabung reaksi
h) Menambahkan beberapa tetes larutan natrium kobalt nitrat
i) Mengamati perubahan yang terjadi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
4.1.1 Nitrogen organic

Jenis Kode tabunng/perubahan warna


bahan A B C D E F
Lakmus Aquades
merah tidak
Tanah - - - -
menjadi berubah
biru warna
Lakmus Aquades
Kacang merah tidak
- - - -
kedelai menjadi berubah
biru warna
Lakmus Aquades
Kacang merah tidak
- - - -
ijo menjadi berubah
biru warna
Kapur Lakmus Lakmus Lakmus Lakmus Lakmus Lakmus
tohor merah merah merah merah merah merah
menjadi menjadi menjadi menjadi menjadi menjadi
biru biru biru biru biru biru

4.1.2 Nitrogen ammonia nitrat

No Perlakuan Pengamatan
1. 20 g tanah + 100ml Warna menjadi kecoklatan
aquades + dikocok
2. Hasil filtrate + 5 liter air mengalami kenaikan volume dan
aquades + di perubahan warna air
panaskan + ditetesi
reagen nesler
3. Cairan dikeringkan Berubah warna menjadi cokelat bening
dalam cawan
porselen + 5 tetes

4.1.1 Fosfat

No Perlakuan Pengamatan
1. 2g tanah dibakar di Setelah difitrat warnanya orange
cawan porselen kecoklatan dan setelah diteteskan reagen
dengan api Bunsen + ammonium molibdat warnanya kuning
10ml asam nitrat kecoklatan
pekat
2. 2g kacang hijau yang Setelah difitrat warnanya kuning terang
dibakar dicawan dan setelah diteteskan reagen ammonium
porselen dengan api molibdat warnanya tidak berubah
Bunsen + 10 ml asam
nitrat pekat + aquades
3. 2g kacang kedelai Setelah difitrat warnanya kuning setelah
dibakar dicawan diteteskan reagen ammonium molibdat
porselen dengan api menjadi lebih muda dan warnanya
Bunsen + 10 ml asam berkapur
nitrat

4.1.1 Kalium

No Perlakuan Pengamatan
1. Tanah ditimbang Setelah difitrat warnanya jadi keruh
sebanyak 10g + 25 setelah ditetesi natrium kobalt nitrat
mlasam klorida 0,1 warnanya menjadi krem
+ dipanaskan selama
5 menit

4.1 Pembahasan
Praktikum kali ini berjudul “sistem periodic unsur” dengan tujuan Untuk
mempelajari cara mendeteksi adanya unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium
dalam tanah dan tanaman.rumusan masalahnya yaitu Bagaimana cara
mendeteksi adanya unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium dalam tanah dan
tanaman?.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini, diantaranya; Rak tabung sebagai
tempat meletakkan tabung reaksi, Pipa bengkok sebagai untuk mengalirkan
gas kedalam suatu tempat tertutup atau kedalam larutan, Gelas ukur untuk
mengukur volume larutan atau zat cair dengan tepat, Pipet tetes digunakan
sebagai alat untuk memindahkan cairan dengan volume kecil,Tabung reaksi
digunakan untuk tempat mereaksikan dua larutan//bahan kimia atau lebih,
Bunsen bahan bakar digunakan untuk melakukan pemanasan, sterilisasi, dan
pembakaran, Kaki tiga sebagai penyangga ring atau penahan kawat kassadan
penyangga ketika proses pemanasan , Kawat kassa sebagai peahen beaker
atau labu ketia proses pemanasan ,Erlenmeyer sebagai wadah dari bahan
kimia cair,Cawan porselen sebagai tempat mengeringkan bahan,Gegep
sebagai untuk mengambil bahan kimia berbentuk padatan, Kertas saring
sebagai memisahkan partikel suspensi. Dari cairan, untuk memisahkan antara
zat terlarut dan zat padat.
Pada parcobaan ini terdapat empat percobaan; yang terjadi yaitu percobaan
pada nitrogen organic, percobaan pada nitrogen nitrat amoniak, percobaan
pada fosfor, dan percobaan pada kalium.
Pada percobaan; Nitrogen Organik terjadi pemanasan pada tabung a, b, c, e,
dan f pada tabung a, b dan c diberi lakmus merah pada permukaan tabung
kemudian dipanaskan dan diamati perubahan yang terjadi. Pemanasan yang
terjadi pada tabung a,b, dan c menghasilkan kertas lakmus yang semulanya
berwarna merah berubah menjadi warna biru. Sedangkan pada tabung d, e,
dan f akan ditutup dengan gabus yang dilengkapi dengan pipa bengkok,
kemudian dihubungkan dengan tabung lain yang berisi aquades dan
dipanaskan selama 30 menit, tabung yang berisi aquades dipisahkan lalu
ditetesi dengan indikator PP, setelah kita amati dari percobaan pada tabung d,
e, dan f pada tabung d dan f tidak terjadi perubahan warna sedangkan pada
tabung terjadi perubahan warna menjadi warna kuning.
Pada percobaan unsur Nitrogen Nitrat Amoniak tanah yang telah ditimbang
sebanyak 2g dimasukkan kedalam Erlenmeyer, ditambahkan aquades 100ml
lalu dikocok selama 10 menit setelah dikocok tanah yang berisi aquades
tersebut disaring, dan ditampung filtratnya dalam Erlenmeyer, hasil filtratnya
disumbat dengan gabus yang dilengkapi pipa bengkok, yang dihubungkan
dengan tabung reaksi berisi aquades 5ml dan di panaskan selama 30 menit,
dipisahkan tabung berisi aquades, tabung yang berisi aquades dipanaskan dan
menghasilkan warna kuning kecoklatan sedangkan filtrat dari tanah yang di
tetesi asam sulfat pekat menghasilkan wana cokelat bening.
Pada percobaan ; unsur fosfat disiapkan 3 buah cawan porselen, yang telah
diisi 2g tanah, 2g bubuk kacang kedelai, da 2g bubuk kacang hijau, bahan-
bahan tersebut dibakar dengan api Bunsen.dinginkan, kemudian ditambahkan
10ml asam nitrat pekat pada tiap cawan, kemudian dipanaskan kembali
hingga mendidih, setelah mendidih, ditambahkan lagi dengan aquades 10ml.
kemudian disaring, ditampung filtratnya dalam tabung reaksi lalu tiap-tiap
bahan yang di filtrat di tetesi dengan reagen ammonium molibdat. Dari hasil
Setelah tanah difiltrat warnanya orange kecoklatan dan setelah diteteskan
reagen ammonium molibdat warnanya kuning kecoklatan, lalu pada kacang
hijau setelah difiltrat warnanya kuning terang dan setelah diteteskan reagen
ammonium molibdat warnanya tidak berubah sedangkan pada kacang kedelai
setelah difiltrat warnanya kuning setelah diteteskan reagen ammonium
molibdat menjadi lebig mudah dan warnanya berkapur
Pada percobaan; kalium tanah ditimbang sebanyak 10g lalu dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer dan ditambbahkan 25 mL asam klorida 0,1 N, ekmudian
didihkan selama 5 menit, lalu disaring filtratnya, dimasukkan kedalam cawan
porselen, kemudian diuapkan filtratnya dan bakar residunya. Setelah itu
ditambahkan air panas sebanyak 25ml lalu disaring kembali, ditampung
filtratnya dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan
natrium kobalt nitrat dari hasil pengamatan tersebut tanah yang difiltrat
warnanya jadi keruh setelah ditetesi natrium kobalt nitrat warnanya menjadi
krem

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum yang dilakukan kesimpulan


yang didapat yaitu:

 Sistem periodik unsur ialah susunan unsur-unsur berdasarkan urutan


nomor atom dan kemiripan sifat unsur-unsur tersebut. Sistem
periodik unsur sering disebut juga dengan tabel periodik.
 Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk NH4 + atau NO3 yang
dipengaruhi sifat tanah, jenis tanaman, dan tahapan dalam pertumbuhan
tanaman
 Nitrogen pada proses fotosintesis terjadi dalam klorofil tanaman dan
bertanggung jawab untuk pertumbuhan vegetatif. Nitrogen adalah nutrisi
mineral yang diambil tanaman dari tanah dalam berbagai tahap
pertumbuhan.
 Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman yang
pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan
bagianbagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar, tetapi
kalau terlalu banyak dapat menghambat pembungaan dan pembuahan
pada tanamannya.
 Kekurangan unsur Nitrogen dapat terlihat dimulai dari daunnya,
warnanya yang hijau agak kekuningan selanjutnya berubah menjadi
kuning lengkap.
 Senyawa nitrogen (nitrit, nitrat dan amonia) nitrit dan nitrat di alam
dapat dihasilkan secara alami maupun dari aktivitas manusia. Sumber
alami nitrit dan nitrat adalah siklus nitrogen sedangkan sumber dari
aktivitas manusia berasal dari penggunaan pupuk nitrogen, limbah
industri dan limbah organik manusia.
 Fosfor merupakan salah satu unsur hara makro esensial dan secara alami
fosfor di dalam tanah berbentuk senyawa organik atau anorganik. Kedua
bentuk tersebut merupakan bentuk fosfor yang tidak larut, sehingga
ketersediaannya di tanah sangat terbatas. Mineral fosfat anorganik pada
umumnya terikat sebagai Aluminium Fosfat dan Besi (III) Fosfat pada
tanah masam dan sebagai Trikalsium Fosfat pada tanah basa.
 Kalium merupakan logam alkali yang sangat reaktif, mempunyai rumus
atom K+, berwarna putih perak dan merupakan logam yang lunak.
Kalium mempunyai nomor atom 19, titik didih 1033ºK, titik lebur 336,8
ºK, dan massa jenis 0,86 gram/cm3 . Kalium dapat teroksidasi di udara
dan bereaksi dengan air yang menghasilkan kalium hidroksida dan gas
hydrogen.
 Akuades merupakan pelarut yang jauh lebih baik dibandingkan hampir
semua cairan yang umum dijumpai. Senyawa yang segera melarut di
dalam akuades mencakup berbagai senyawa organik netral yang
mempunyai gugus fungsional polar seperti gula, alkohol, aldehida, dan
keton.
 Pada percobaan Nitrogen Organik kertas lakmus yang berwarna biru
berubah menjadi warna biru, dan aquades tidak berubah warna
 Pada percobaan Nitrogen Nitrat Ammoniak hasil faltrat menghasilkan
warna kuning kecoklatan sedangkan filtrat dari tanah yang di tetesi asam
sulfat pekat menghasilkan wana cokelat bening.
 Pada percobaan Fosfor setelah difiltrat warnanya kuning terang dan
setelah diteteskan reagen ammonium molibdat warnanya tidak berubah
sedangkan pada kacang kedelai setelah difiltrat warnanya kuning setelah
diteteskan reagen ammonium molibdat menjadi lebig mudah dan
warnanya berkapur
 Sedangkan pada percobaan Kalium setelah difiltrat warnanya kuning
terang dan setelah diteteskan reagen ammonium molibdat warnanya
tidak berubah sedangkan pada kacang kedelai setelah difiltrat warnanya
kuning setelah diteteskan reagen ammonium molibdat menjadi lebig
mudah dan warnanya berkapur
5.1 Saran
Praktikumnya sangat bagus sehingga saya dapat mendengar dengan jelas apa
yang sedang dijelaskan dan juga masih ada kekurangan yaitu video nya agak
kabur.
DAFTAR PUSTAKA

Petrucci, 2008 Sugiarto, 2010. Sugiarto 2010. Barsasella, 2012. Fahmi et al.,
2010. Zahoor et al., 2014. Wasten et al., 2012. Setyowati dkk.2016. Patty dkk.
(2015). Islamiati dan Enny, 2015.

Binardi 2012. Keneni dkk., 2010. Saragih, 2013. Putri 2015. Sunardi, 2006. Lutfi,
2016. Basset, 1994. Petrucci, 2008. Ernawati, 2017. Gupta, 2012. Abbas, 2012.
LAMPIRAN

Figure 1PERKENALAN BAHAN DAN ALAT

Figure 2. PEMBERIAN LAKMUS

Figure 3REAKSI PERTAMA KERTAS LAKMUS

Anda mungkin juga menyukai