Anda di halaman 1dari 32

LABORATORIUM FARMASETIKA

PRAKTIKUM BIOKIMIA FARMASI


JURUSAN FARMASI

PERCOBAN II

“IDENTIFIKASI PROTEIN”

DISUSUN OLEH :

NAMA : PUTRI AULIA ARTA


NIM : G70119061
KELAS/KELOMPOK : B / II (DUA)
HARI/TANGGAL : KAMIS / 12 NOVEMBER 2020
ASISTEN : NUR ASITA

JURUSAN FARMASI
FAKUKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Protein merupakan istilah dari bahasa Yunani “proteos” yang berarti utama atau
didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh Gerardus Mulder seorang ahli kimia
berkebangsaan Belanda pada tahun 1938 yang berpendapat bahwa protein
adalah zat yang paling penting dalam setiap organise. Protein merupakan
bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar dari tubuh setelah
air. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi
lain, yaitu membangun dan memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Protein
terdiri dari urutan asam amino dimana setiap protein memiliki urutan yang
berbeda. Urutannya disebut struktur utama. Asam L-a-Amino bisa berbentuk
peptida atau struktur protein dengan membentuk keterkaitan peptida antara
gugus amino dengan kelompok karboksil (Wijayanti, 2017).

Protein adalah polimer yang terdiri dari asam amino. Protein memainkan peran
penting dalam hampir semua proses biologis. Enzim, yaitu katalis reaksi
biokimia, hampir semuanya protein. Protein juga membantu berbagai fungsi
lain, seperti pengangkutan dan penyimpanan zat vital, gerakan terkoordinasi,
penyangga mekanis, dan perlindungan terhadap penyakit. Tubuh manusia
diperkirakan mengandung 100.000 jenis protein, masing-masing mempunyai
fungsi fisiologis sendiri-sendiri (Chang, 2011).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu dengan mengetahui dan memahami cara
uji identifikasi protein terhadap suatu bahan, seorang farmasis dapat melakukan
uji ini terhadap beberapa bahan yang akan dijadikan bahan tambahan sediaan
farmasi untuk mengidentifikasi senyawa proteinnya sehingga mampu
menciptakan formula yang baik dan benar sebagai suplemen protein tambahan
untuk tubuh dan dapat didistribusikan ke masyarakat dengan baik. Hal inilah
yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini.
I.2 Tujuan dan Maksud Percobaan

I.2.1 Tujuan Percobaan

Memahami cara uji/identifikasi senyawa-senyawa yang termasuk


kelompok karbohidrat.

I.2.2 Maksud Percobaan

Mengetahui cara uji/identifikasi senyawa-senyawa yang termasuk


kelompok karbohidrat.

I.3 Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah agar seorang farmasis dapat memahami dan
mengetahui cara mengidentifikasi kandungan karbohidrat dalam suatu bahan
sehingga seorang farmasis dapat membuat sediaan farmasi yang lebih bermutu.

I.4 Prinsip Percobaan

Prinsip dari praktikum kali ini adalah melakukan pengujian protein dengan
menggunakan metode uji Xantoprotein, uji Biuret dan Pengendapan dengan
Logam Berat. Uji Xantoprotein untuk mengetahui adanya gugus benzene dalam
suatu sampel, uji Biuret digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida
pada sampel, serta Pengendapan dengan Logam Berat untuk mengetahui
pengaruh logam berat terhadap sifat kelarutan protein.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori

Protein merupakan komponen penting yang terkandung dalam bahan pangan.


Konsumsi bagan pangan yang mengandung protein sangat diperhatikan karena
protein di dalam tubuh berfungsi sebagai zat pembangun, perbaikan dan
pengatur sistem tubuh, pembentukan senyawa esensial, detoksifikasi zat racun,
pembawa zat-zat nutrisi, pemberi energi dan lain sebagainya. Oleh karena
perannya di dalam tubuh, maka komponen nutrisi ini diberi nama protein yang
berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama (Atma,
2018).

Protein terdiri dari urutan asam amino dimana setiap protein memiliki ukuran
yang berbeda. Urutannya disebut struktur utama. Asam L-α-Amino bisa
berbentuk peptida atau struktur protein dengan membentuk keterkaitan peptida
atau struktur protein dengan membentuk keterkaitan peptida antara gugus
amino dan kelompok karboksil, -NHCO-. Sifat dari asam amino memiliki
ukuran dan bentuk yang bervariasi tergantung rantai samping, dimana
berkontribusi sangat kompleks dan fungsional sebagai struktur protein. Asam
amino membentuk peptida dan protein dengan keterkaitan melalui ikatan
peptida kovalen, antara gugus karboksil pada C1 satu asam amino dan gugus
asam amino C2 yang lain, untuk membentuk peptida. Tulang punggung protein
adalah kelompok amida, gugus karbonil yang dihubungkan oleh α-karbon
diulang berkali-kali (Wijayanti, 2017).

Di alam umumnya terdapat 20 jenis asam amino (untuk protein tertentu terdapat
25 jenis); ratusan bahkan ribuan unit asam-asam amino yang berbeda-beda
menyusun molekul protein, oleh sebab itu secara matematis jenis protein di
alam ini dapat dikatakan tak terhingga jenisnya. Protein memiliki sifat sebagai
amfoter yaitu, bersifat asam dan basa. Sifat asam berasal dari adanya gugus
asam karboksilat sedangkan sifat basa berasal dari adanya gugus amina. Selain
sifat khas amfoter, protein juga dapat bersifat sebagai zwitter ion. Zwitter ion
ditandai dengan adanya ion positif dan juga negatif secara bersamaan. Ion
positif hasil ionisasi gugus amina sedangkan ion negatif hasil dari gugus asam
karboksilat (Harini, dkk, 2019).

Protein dapat berfungsi sebagai penyusun senyawa biomolekul seperti


nukleoprotein (terkandung dalam inti sel, tepatnya pada kromosom), enzim,
hormon, antibodi, dan sarana kontraksi otot. Pembentukan sel-sel baru.
Pengganti sel-sel pada jaringan yang rusak. Sebagai sumber energi.
Keistimewaan pada struktur protein adalah adanya atom nitrogen (N). dengan
demikian, salah satu cara terpenting yang sukup spesifik untuk analisis
kuantitatif protein adalah dengan penentuan kandungan N yang ada dalam
bahan makanan atau bahan lain (Rohman dan Sumantri, 2017).

Reaksi pada uji Xantoprotein didasarkan pada nitrasi inti benzene yang terdapat
pada molekul protein. Jika protein mengandung cincin benzena (tirosin,
triftopan dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat, maka akan
membentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu
dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi
dan warnanya berubah menjadi jingga. Uji Biuret. Larutan protein dalam basa
kuat yang diberi beberapa tetes larutan cuprisulfat encer akan membentuk
warna ungu dan reaksi ini diberi nama reaksi biuret. Senyawa biuret diperoleh
dengan cara memanaskan senyawa urea pada suhu kira-kira 1800C. Reaksi
biuret terjadi karena pembentukan kompleks Cu2+ dengan gugus –CO dan –NH
dari rantai peptida dalam suasana basa. Dipeptida dan asam-asam amino
(kecuali histidin, serin, dan tirosin) tidak memberi hasil positif terhadap uji ini.
Uji pengendapan protein dengan logam dan asam organik. Sebagian besar
protein yang ditambahkan asam menyebabkan terbentuknya garam. Protein
dapat mengalami denaturasi irreversibel dengan adanya logam-logam berat
seperti Cu+2, Hg+2, atau Pb+2, sehingga mudah menguap (Yuliana, dkk, 2019).
II.2 Uraian Bahan
II.2.1 Asam Nitrat Pekat (FI Edisi VI, 2020)
Nama Resmi : ASAM NITRAT
Nama Lain : Nitrate Acid
RM/BM : HNO3 / 63,01
Rumus Struktur : (Pubchem, 2020)

Pemerian : Cairan berasap; sangat korosif; bau khas, sangat


nmerangsang. Mendidih pada suhu lebih kurang
n1200; bobot jenis lebih kurang 1,41. Merusak
njaringan hewan menjadi kuning.
Kelarutan : Sangat larut dalam air (Pubchem, 2020)
Khasiat : Digunakan untuk kondisi akut sembuh sendiri
mskankjsbdsbjda snjdblmenurut indikasi homeopati standar
mskankjsbdsbjda snjdb (Pubchem, 2020).
Kegunaan : Reagen uji xantoprotein
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan Kadar : Timbang saksama lebih kurang 2 mL zat dalam
mskankjsbdsbjda sjdbnlabu Erlenmeyer bersumbat kaca yang telah
mskankjsbdsbjda snjdbditara, tambahkan 25 mL air. Titrasi dengan
mskankjsbdsbjda sjdblnatrium hidroksida 1 N LV menggunakan
mskankjsbdsbjda sjdbnlindikator merah metil LP.
II.2.2 NaOH (FI Edisi III, 1979)
Nama Resmi : NATRIUM HIDROKSIDA
Nama Lain : Sodium Hydroxide
RM/BM : NaOH / 40,00
Rumus Struktur : (Pubchem, 2020)
Pemerian :lPutih atau praktis putih, massa melebur,
mskankjsbdsbjdalsjdbjfberbentuk pelet kecil, serpihan atau batang
mskankjsbdsbjdalsjdbjfatau bentuk lain. Keras, rapuh dan
mskankjsbdsbjdalsjdbjfmenunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar di
mskankjsbdsbjdalsjdbjfudara, akan cepat menyerap karbon dioksida
mskankjsbdsbjdalsjdbjfdan lembab.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Khasiat :lSodium Hydroxide 10% membentuk larutan
mskankjsbdsbjdalsjdbjnbasa dan kaustik yang kuat. Sebagai agen
mskankjsbdsbjdalsjdbjnkaustik, digunakan untuk menghancurkan
jmskankjsbdsbjdalsjdbnjaringan organik dengan aksi kimiawi
mskankjsbdsbjdalsjdbjn(Pubchem, 2020)
Kegunaan : Memperkuat hasil warna uji xantoprotein dan
mskankjsbdsbjdalsjdbjfbiuret
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Penetapan Kadar : Timbang saksama lebih kurang 1,5 g, larutkan
mskankjsbdsbjdalsjdbjfdalam lebih kurang 40 mL air bebaskarbon
mskankjsbdsbjdalsjdbjfdioksida P. Dinginkan larutan sampai suhu
mskankjsbdsbjdalsjdbjfruang, tambahkan fenolftalein LP dan titrasi
mskankjsbdsbjdalsjdbjfdengan asam sulfat 1 N LV. Pada saat terjadi
mskankjsbdsbjdalsjdbjfwarna merah muda catat volume asam yang
mskankjsbdsbjdalsjdbjfdibutuhkan, tambahkan jingga metil LP dan
mskankjsbdsbjdalsjdbjflanjutkan titrasi hingga terjadi warna merah
mskankjsbdsbjdalsjdbjfmuda yang tetap.
II.2.3 Tembaga Sulfat (FI Edisi VI, 2020)
Nama Resmi : Tembaga(II) sulfat anhidrat
Nama Lain : Tembaga Sulfat
RM/BM : CuSO4 / 159,61
Rumus Struktur : (Pubchem, 2020)

Pemerian : Serbuk putih atau keabuan, bebas dari sedikit


mskankjsbdsbjdalsjdbjfwarna biru. Penambahan sedikit air,
mskankjsbdsbjdalsjdbjfmengakibatkan perubahan warna menjadi biru.

Kelarutan : Larut dalam air


Khasiat : Tembaga sangat penting dalam penyembuhan
mskankjsbdsbjdalsjdbjnluka, karena meningkatkan angiogenesis dan
mskankjsbdsbjdalsjdbjnpembentukan serta stabilisasi matriks
mskankjsbdsbjdalsjdbjnekstraseluler kulit (Pubchem, 2020)
Kegunaan : Reagen uji Biuret
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap.
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak
lebih dari 101,0% CuSO4.5H2O
II.2.4 Timbal Asetat (Pubchem, 2020)
Nama Resmi : Lead(II) acetate
Nama Lain : Lead diacetate
RM/BM : C4H6O4Pb / 325
Rumus Struktur :

Pemerian : Kristal tak berwarna atau bubuk kristal putih.


Kelarutan : Kelarutan dalam air, g / 100 ml pada 20°C
Khasiat : Astringent dan sedatif (biasanya dalam lotion)
mskankjsbdsbjdalsjdbjsuntuk memar dan peradangan superfisial
Kegunaan : Reagen Pengendapan dengan Logam Berat
Penyimpanan : Dalam botol tersumbat yang baik (FI Edisi VI,
mskankjsbdsbjdalsjdbjs2020).
Penetapan Kadar : Larutkan 9,5 g hablur jernih dan transparan
timbal(II) asetat P dalam air yang baru
didihkan hingga 100 mL (FI Edisi VI, 2020).
II.3 Uraian Sampel
1. Tepung Kacang kedelai (Putri, dkk, 2018)
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Fabales
Family : Fabaccae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L.) Merr.
2. Tauge (Elygio, dkk, 2017)
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Order : Polypetalae
Family : Papilionaceae
Genus : Vigna
Species : Vigna radiata
II.4 Prosedur Kerja
A. Uji Xantoprotein
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan beri kode 1 dan 2
kemudian masukkan ke dalam rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi selanjutnya isi dengan :
- 2 mL ekstrak kacang kedelai pada tabung yang berkode 1 (ekstrak
kacang kedelai dilakukan dengan cara kacang kedelai berbentuk
tepung sebanyak 20 gram ditambahkan larutan NaOH 0,1 N dan
dikocok selama 30 menit kemudian di dekantasi Filtrat yang
dihasilkan merupakan ekstrak kacang kedelai, ini dilakukan oleh
laboran bukan praktikan)
- 2 mL ekstrak tauge pada tabung yang berkode 2 (ekstrak tauge
dibuat dengan cara taoge sebanyak 30 gram diblender dengan 200
ml air kemudian disaring filtratnya merupakan ekstrak toge, ini di
juga dilakukan oleh laboran)
3. Masing-masing tabung tambahkan 5 tetes asam nitrat pekat, kemudian
Panaskan dan amati perubahan warna yang terjadi
4. Didinginkan kemudian tambahkan larutan NaOH 10% secara perlahan-
lahan dengan pipet tetes sampai terjadi perubahan warna, amati dan
catat perubahan warna yang terjadi
B. Uji Biuret
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan beri kode 1 dan 2
kemudian masukkan ke dalam rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi selanjutnya isi dengan :
- 2 ml ekstrak kacang kedelai pada tabung I
- 2 ml ekstrak tauge pada tabung II
3. Masing-masing tabung tambahkan 2 ml larutan tembaga sulfat 0,5%
dan secara perlahan-lahan ditambahkan 2 ml NaOH 10% kemudian
kocok
4. Amati dan catat perubahan yang terjadi
C. Uji Ninhidrin
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan beri kode 1 dan 2
kemudian masukkan ke dalam rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi selanjutnya isi dengan :
- 2 ml ekstrak kacang kedelai pada tabung I
- 2 ml ekstrak tauge pada tabung II
3. Masing-masing tabung tambahkan 2 ml larutan ninhidrin 0,1%
kemudian panaskan diatas penangas air selama 10 menit
4. Amaati dan catat warna yang terbentuk
D. Uji Millons
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan beri kode 1 dan 2
kemudian masukkan ke dalam rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi selanjutnya isi dengan :
- 2 ml ekstrak kacang kedelai pada tabung I
- 2 ml ekstrak tauge pada tabung II
3. Masing-masing tabung tambahkan 10 tetes reagen millons, kemudian
panaskan diatas penangas air selama 10 menit
4. Amaati dan catat warna yang terbentuk
E. Pengendapan dengan Logam Berat
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan beri kode 1 dan 2
kemudian masukkan ke dalam rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi selanjutnya isi dengan :
- 2 ml ekstrak kacang kedelai pada tabung I
- 2 ml ekstrak tauge pada tabung II
3. Masing-masing tabung tambahkan 10 tetes timbal asetat, kemudian
panaskan diatas penangas air selama 10 menit
4. Amaati dan catat perubahan yang terjadi
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat

1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Pipet tetes
4. Penangas Air

III.1.2 Bahan

1. Larutan asam nitrat pekat


2. Larutan natrium hidroksida 0,1 N
3. Larutan tembaga sulfat 0,5 %
4. Larutan timbal asetat 0,2 N

III.1.3 Sampel

1. Tepung Kacang Kedelai


2. Tepung Tauge
III.2 Cara Kerja

A. Uji Xantoprotein
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Neraca analitik dikaliberasi sebelum digunakan
3. Ditimbang tepung kacang dan tepung tauge masing-masing 2 mg
4. Dimasukkan bahan yang telah ditimbang ke dalam tabung reaksi secara
terpisah
5. Dimasukkan aquades 10 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi lalu
digojok hingga larut
6. Ditetesi asam nitrat sebanyak 3 tetes ke masing-masing tabung reaksi
lalu digojok
7. Larutan tadi dimasukkan ke dalam penangas air selama 5 menit dengan
suhu 700C
8. Larutan dikeluarkan dari penangas dan ditetesi NaOH secukupnya lalu
digojok
9. Diamati perubahan warna yang terjadi
B. Uji Biuret
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Neraca analitik dikaliberasi sebelum digunakan
3. Ditimbang tepung kacang dan tepung tauge masing-masing 2 mg
4. Dimasukkan bahan yang telah ditimbang ke dalam tabung reaksi secara
terpisah
5. Dimasukkan aquadest 10 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi lalu
digojok hingga larut
6. Dimasukkan 2 ml tembaga sulfat ke dalam masing-masing tabung lalu
digojok
7. Dimasukkan 2 ml NaOH ke dalam masing-masing tabung kemudian
digojok
8. Diamati perubahan warna yang terjadi
C. Pengendapan dengan Logam Berat
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Neraca analitik dikaliberasi sebelum digunakan
3. Ditimbang tepung kacang dan tepung tauge masing-masing 2 mg
4. Dimasukkan bahan yang telah ditimbang ke dalam tabung reaksi secara
terpisah
5. Dimasukkan aquadest 10 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi lalu
digojok hingga larut
6. Ditambahkan 1 ml timbal asetat lalu digojok
7. Larutan dipanaskan di dalam penangas air selama 5 menit dengan suhu
700C
8. Diamkan beberapa saat lalu diamati endapan yang terbentuk
III.3 Skema Kerja

III.3.1 Uji Xantoprotein

Alat dan Bahan

—Disiapkan

Tabung Tabung
Reaksi I Reaksi II

2 mg Kacang 2 mg
Kedelai Tauge

5 tetes asam
nitrat pekat

—Didinginkan

Larutan NaOH

—Diamati

Sampel
III.3.2 Uji Biuret

Alat dan Bahan

—Disiapkan

Tabung Tabung
Reaksi I Reaksi II
—Ditambahkan —Ditambahkan

2 mg Kacang 2 mg
Kedelai Tauge

—Ditambahkan

2 ml CuSO4
0,3%

—Digojok

2 ml Larutan
NaOH 10%

—Diamati

Sampel
III.3.3 Pengendapan dengan Logam Berat

Alat dan Bahan

—Disiapkan

Tabung Tabung
Reaksi I Reaksi II
—Ditambahkan —Ditambahkan

2 mg Kacang 2 mg
Kedelai Tauge

—Ditambahkan

10 tetes timbal
asetat

—Digojok

2 ml Larutan
NaOH 10%

—Dipanaskan

Penangas air selama 10 menit

—Diamati

Sampel
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

IV.1.1 Uji Xantoprotein

Sampel Perlakuan Gambar Hasil


Dilarutkan dalam
+
Aquadest 10 ml lalu
(terjadi
Ekstrak ditambahkan Asam
perubahan
Kacang nitrat 3 tetes kemudian
warna
Kedelai dipanaskan dipenangas
menjadi
air selama 5 menit
lebih kuning)
dengan suhu 700C
Dilarutkan dalam
+
Aquadest 10 ml lalu
(terjadi
ditambahkan Asam
Ekstrak perubahan
nitrat 3 tetes kemudian
Tauge warna
dipanaskan dipenangas
menjadi
air selama 5 menit
lebih kuning)
dengan suhu 700C
IV.1.2 Uji Biuret

Sampel Perlakuan Gambar Hasil


Dilarutkan dalam
Aquadest 10 ml lalu -
Ekstrak
ditambahkan 2 ml (tidak terjadi
Kacang
tembaga sulfat lalu perubahan
Kedelai
ditambahkan 2 ml warna)
NaOH

Dilarutkan dalam
Aquadest 10 ml lalu
-
ditambahkan 2 ml
Ekstrak (tidak terjadi
tembaga sulfat lalu
Tauge perubahan
ditambahkan 2 ml
warna)
NaOH
IV.1.3 Pengendapan dengan Logam Berat

Sampel Perlakuan Gambar Hasil


Dilarutkan dalam
Aquadest 10 ml lalu
Ekstrak +
ditambahkan timbal
Kacang (adanya
asetat kemudian
Kedelai endapan)
dipanaskan selama 5
menit dengan 700C

Dilarutkan dalam
Aquadest 10 ml lalu
ditambahkan timbal -
Ekstrak
asetat kemudian (tidak ada
Tauge
dipanaskan selama 5 endapan)
0
menit dengan 70 C
IV.2 Pembahasan

Protein merupakan komponen penting yang terkandung dalam bahan pangan.


Konsumsi bagan pangan yang mengandung protein sangat diperhatikan karena
protein di dalam tubuh berfungsi sebagai zat pembangun, perbaikan dan
pengatur sistem tubuh, pembentukan senyawa esensial, detoksifikasi zat racun,
pembawa zat-zat nutrisi, pemberi energi dan lain sebagainya. Oleh karena
perannya di dalam tubuh, maka komponen nutrisi ini diberi nama protein yang
berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama (Atma,
2018).

Tujuan dari percobaan ini adalah memahami cara uji/identifikasi senyawa-


senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat.

Prinsip dari praktikum kali ini adalah melakukan pengujian protein dengan
menggunakan metode uji Xantoprotein, uji Biuret dan Pengendapan dengan
Logam Berat. Uji Xantoprotein untuk mengetahui adanya gugus benzene dalam
suatu sampel, uji Biuret digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida
pada sampel, serta Pengendapan dengan Logam Berat untuk mengetahui
pembentukan senyawa yang tak larut antara protein dengan logam berat.

Cara kerja yang dilakukan dalam uji Xantoprotein yaitu, disiapkan 2 tabung
reaksi yang sudah dilabeli dengan tabung reaksi 1 dan 2. Kemudian dimasukkan
sampel berupa ekstrak kacang kedelai dan ekstrak tauge ke masing-masing
tabung reaksi. Selanjutnya sampel dilarutkan dalam aquades 10 ml. Setelahnya
kita masukkan 3 tetes asam nitrat ke dalam masing-masing tabung lalu dikocok.
Penambahan asam nitrat untuk membentuk endapan berwarna putih setelah
dipanaskan. Kemudian ditambahkan larutan NaOH untuk menciptakan suasana
basa sehingga terbentuk perubahan warna yang lebih terlihat.

Cara kerja yang dilakukan dalam uji Biuret yaitu, disiapkan 2 tabung reaksi
yang sudah dilabeli dengan tabung reaksi 1 dan 2. Kemudian dimasukkan
sampel berupa ekstrak kacang kedelai dan ekstrak tauge ke masing-masing
tabung reaksi. Selanjutnya sampel dilarutkan dalam aquades 10 ml. Kemudian
ditambahkan 2 ml tembaga sulfat ke dalam masing-masing sampel lalu digojok.
Penambahan larutan tembaga sulfat ke dalam sampel bertujuan untuk
membentuk warna ungu pada sampel. Kemudian ditambahkan NaOH untuk
memberi suasana basa pada sampel. Terakhir diamati perubahan warna yang
terjadi.

Cara kerja dalam Pengendapan dengan Logam Berat yaitu, disiapkan 2 tabung
reaksi yang sudah dilabeli dengan tabung reaksi 1 dan 2. Kemudian dimasukkan
sampel berupa ekstrak kacang kedelai dan ekstrak tauge ke masing-masing
tabung reaksi. Selanjutnya sampel dilarutkan dalam aquades 10 ml.
Selanjutnya, ditambahkan 1 ml timbal asetat untuk membentuk denaturasi
irreversibel dengan Pb2+ setelah dipanaskan.

Pada uji Xantoprotein kedua sampel menunjukkan hasil yang positif dimana
terjadi perubahan warna menjadi kuning cerah hal ini diakibatkan karena
protein yang mengandung cincin benzena (tirosin, triftopan dan fenilalanin)
akan membentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu
dipanaskan. Warna yang cerah dihasilkan oleh senyawa nitro yang terbentuk
dalam suasana basa sehingga terjadi ionisasi (Yuliana, 2017).

Pada uji Biuret kedua sampel menunjukan hasil yang negatif karena tidak
terjadi perubahan warna sampel menjadi ungu. Padahal seharusnya terjadi
perubahan warna karena kacang kedelai dan tauge mengandung ikatan peptida
dari protein. Perubahan warna terjadi karena pembentukan kompleks Cu2+
dengan gugus –CO dan –NH dari rantai peptida dalam suasana basa (Yuliana,
2017).

Pada Pengendapan dengan Logam Berat sampel ekstrak kacang kedelai


menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan adanya endapan setelah
pemanasan. Hal ini menunjukkan bahwa protein dalam ekstrak kacang kedelai
larut dalam solven (aquades) sehingga mengalami denaturasi irreversibel
dengan logam Pb2+. Sedangkan pada ekstrak tauge tidak mengalami
pembentukan endapan (Yuliana, 2019). Hal ini dikarenakan sampel yang
digunakan tidak memenuhi standar dimana ekstrak yang digunakan kurang
halus sehingga kurang bercampur dengan pelarutnya.

Pada uji Xantoprotein digunakan perinsip yaitu menyiapkan 2 tabung reaksi


kemudian dimasukkan sampel tepung kacang hijau dan tauge ke masing-
masing tabung. Selanjutnya dilarutkan dalam aquades lalu ditetesi asam nitrat
dan dikocok. Kemudian ditambahkan NaOH beberapa tetes.

Pada uji Biuret digunakan prinsip yaitu menyiapkan 2 tabung reaksi kemudian
dimasukkan sampel tepung kacang hijau dan taude ke masing-masing tabung
lalu dilarutkan dalam aquadest kemudian dipanaskan lalu ditambahkan timbal
asetat dan dikocok.

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu dengan mengetahui dan memahami cara
uji identifikasi protein terhadap suatu bahan, seorang farmasis dapat melakukan
uji ini terhadap beberapa bahan yang akan dijadikan bahan tambahan sediaan
farmasi untuk mengidentifikasi senyawa proteinnya sehingga mampu
menciptakan formula yang baik dan benar sebagai suplemen protein tambahan
untuk tubuh dan dapat didistribusikan ke masyarakat dengan baik. Hal inilah
yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam percobaan ini adalah uji Xantoprotein
dilakukan untuk menguji adanya asam amino tirosin, triftopan atau fenilalanin
yang terdapat dalam protein. Uji Biuret dilakukan untuk mengidentifikasi
ikatan peptida pada protein dalam sampel. Pengendapan dengan Logam Berat
dilakukan untuk menguji pembentukan senyawa yang tak larut antara protein
dengan logam berat. Hasil yang didapatkan dari sampel ekstrak kedelai dan
tauge pada uji xantoprotein yaitu positif karena terjadi perubahan warna
menjadi lebih kuning. Pada uji Biuret hasil yang didapatkan negatif karena
tidak terjadi perubahan warna. Pengendapan dengan Logam Berat memberikan
hasil positif pada sampel ekstrak kacang kedelai dan hasil negatif pada sampel
ekstrak tauge.

V.2 Saran
Sebaiknya praktikan melakukan praktikum secara luring agar mendapat lebih
banyak ilmu dan keterampilan dengan melakukan sendiri uji protein.
DAFTAR PUSTAKA

Atma, Y. (2018). Prinsip Analisis Komponen Pangan: Makro & Mikro Nutrien.
Yogyakarta : Deepublish.

Chang, R. (2011). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Jakarta : Erlangga.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Farmakope Indonesia Edisi


Keenam. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Department of Health and Human Services. (2020). PubChem. USA : National Library
of Medicine.

Elygio, dkk. (2017). Karakteristik Curd Berbahan Dasar Ekstrak Kacang Hijau (Vigna
radiata) dengan Whey Tahu Kedelai (Glycine max) sebagai Bahan
Penggumpal. Universitas Diponegoro.

Harini, N., dkk. (2019). Analisa Pangan. Sidoarjo : Zifatama Jawara.

Putri, F. (2018). Pengaruh Kombinasi Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum),


Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merill), dan Madu Lebah (Apis trigona)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus epidermidis ATCC 12228
Secara IN VITRO. Jurnal Farmasi Universitas Al-Ghifari.

Rohman, A., dan Sumantri. (2017). Analisis Makanan. Yogyakarta : UGM Press.

Wijayanti, N. (2017). Fisiologi Manusia dan Metabolisme Zat Gizi. Malang : UB Press.

Yuliana, A. (2018). Buku Ajar Biokimia Farmasi. Jakarta : Jakad Publishing.


LAMPIRAN
LAMPIRAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai