PERCOBAAN V
LIPIDA
I. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari sifat-sifat lemak/minyak
2. Mempelajari pembutan sabun dan sifat-sifatnya.
B. Bahan
1. Minyak kelapa
2. Minyak Bimoli
3. Natrium Karbonat
4. Larutan sabun
5. Sabun
6. Kloroform
7. Eter
8. Natrium Hipoklorit
9. HCl Pekat
10. H2SO4 Pekat
11. α-Naftol 0,1 %
12. Kalium Bisulfat
13. Etanol 70%
14. Etanol 96 %
15. Larutan NaOH
16. Air
17. Larutan CuSO4
18. Larutan MgCl2
19. Larutan CaCl2
20. Indikator PP
21. Padatan NaCl
22. Kertas IU
23. Kertas Saring
III. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
A. Uji Kolorimetri.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memasukan 1 ml sampel minyak kelapa ke dalam tabung reaksi.
3. Menambahakan 1 ml Natrium Hipoklorit 2% ke dalam tabung reaksi.
4. Menambahkan HCl pekat 2-3 tetes ke dalam tabung reaksi.
5. Memanaskan larutan selama 1-2 menit diatas penangas listrik.
6. Menambahkan 0,5 ml α-naftol 0,1 % ke dalam tabung reaksi.
7. Menambahkan 2- 3 tetes H2SO4 Pekat ke dalam tabung reaksi.
8. Menghomogenkan larutan hingga terbentuk warna hijau zamrud.
9. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
B. Uji Emulsifikasi
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
2. Memasukkan sampel sebanyak 4 ml kedalam tabung reaksi.
3. Menambahkan 4 ml aquades ke dalam tabung reaksi.
4. Mengambil larutan tersebut masing-masing sebanyak 1 ml lalu
dimasukkan kedalam 4 tabung reaksi.
5. Memasukkan 1 ml Na2CO3 kedalam tabung reaksi 1.
6. Memasukkan 1ml larutan sabun kedalam tabung reaksi 2.
7. Memasukkan 1 ml klorofom kedalam tabung reaksi 3.
8. Memasukkan 1 ml eter kedalam tabung reaksi 4.
9. Mengocok laruttan dengan kuat lalu diamkan selama 5 menit.
10. Mengamati perubahan yang terjadi.
11. mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
E. Uji Acrolein
1. Menyiapkan alat ddan bahan yang akan di gunakan.
2. Memasukkan sampel sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi.
3. Memasukkan 0,5 gr KHSO4 ke dalam tabung reaksi.
4. Mengocok larutan hingga padatan larut.
5. Memanaskaan larutan 5-10 menit pad penangas listrik.
6. Mengamati perubahan yang terjadi.
7. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
B. Uji Emulsifikasi
N PERLAKUAN HASIL
O
1. Memasukkan sampel sebanyak 4 ml + Larutan tidak larut
aquades sebanyak 4 ml sempurna
2. Diambil larutan tersebut lalu di masukkan 1 ml larutan
kedalam 4 tabung reaksi
3. Di tambahkan 1 ml Na2CO3 pada tabung (-) identifikasi lipid
reaksi 1, lalu di kocock
4. Ditambahkam1 ml larutan sabun pada (+) identifikasi lipid
tabung reaksi 2, lalu di kocok
5. Ditambahkan 1 ml klorofom pada tabung (-) identifikasi lipid
reaksi 3, lalu di kocok
6. Ditambahkan 1 ml eter pada tabung reaksi (-) identifikasi lipid
4, lalu di kocok
E. Uji Acrolein
N PERLAKUAN HASIL
O
1. Memasukkan sampel sebanya 1 ml + 0,5 gr Tidak larut
KHSO4
2 Dipanaskan seelama 5-10 menit Tidak tercium bau
tengik
3. Perlakuan IV
PERLAKUAN HASIL
Residu: Larutan berwarna merah
Residu+aquades+indikator pp muda
pH= 10
Filtrat: Larutan berwarna merah
Filtrat+Indikator pp muda
pH=13
4. Perlakuan V
Perlakuan Hasil pengamatan
4ml sabun hasil perlakuan 2 + 10 tetes Terjadi perubahan warna
CuSO4 pada larutan dari putih
keruh menjadi biru
4ml sabun hasil perlakuan 2 +10 tetes MgCl2 Terjadi perubahan larutan
menjadi lebih kental
4ml sabun hasil perlakuan 2 +10 tetes CaCl3 Terbentuk 2 lapisan lapisan
atas kuning lapisan bawah
terdapat endapan berwarna
putih
5. Perlakuan IV
PERLAKUAN HASIL
Tabung reaksi 1 Tidak larut
5 tetes minyak bimoli + 2 ml aquades
5 tetes minyak bimoli + 2 ml sabun hasil Terbentuk emulsi
perlakuan 2
V. Reaksi Reaksi
A. Uji kolorimetri
B. Uji emulsifikasi
C. Uji kelarutan lipid
F. Uji Saponifikasi
VI.
Pembahasan
Lipid atau Lemak adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak
dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, aseton, kloroform, dan
benzene. Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari
beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang
dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan
fosfolipid ( Salirawati et al,2007).
Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari sifat-sifat lemak/minyak dan
mempelajari pembutan sabun dan sifat-sifatnya(Tim Penyusun Penuntun Kimia
Organik Lanjut, 2020).
Prinsip dasar dari percobaan ini adalah mengetahui sifat-sifat lemak dan
minyak meliputi uji adanya gliserol, sifat emulsifikasi, kelarutan dan penyabunan
melalui berbagai jenis uji lipid(Tim Penyusun Penuntun Kimia Organik Lanjut,
2020).
Prinsip kerja pada percobaan ini adalah melakukan uji kolorimetri, uji
emulsifikasi, uji kelarutan lipid, uji grease spot, uji acrolein, dan saponfikasi pada
minyak dan lemak sehingga diketahu sifat-sifatnya (Tim Penyusun Penuntun
Kimia Organik Lanjut, 2020).
Perlakuan-perlakuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
G. Uji Kolorimetri
Tujuan perlakuan ini adalah menguji adanya gliserol pada minyak kelapa.
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Lalu memasukan
1 ml sampel minyak kelapa ke dalam tabung reaksi. Minyak kelapa berfungsi
sebagai bahan yang akan diuji. Kemudian menambahakan 1 ml Natrium
Hipoklorit 2% ke dalam tabung reaksi. Natrium Hipoklorit berfungsi untuk
mereduksi kelebihan lemak sehingga terbentuk gliseril. Selanjutnya
menambahkan HCl pekat 2-3 tetes ke dalam tabung reaksi. HCl berfungsi
berfungsi sebagai katalis yang mempercepat reaksi Lalu memanaskan larutan
selama 1-2 menit diatas penangas listrik. Pemanasan berfungsi membuang
kelebihan asam akibat HCl. Lalu menambahkan 0,5 ml α-naftol 0,1 % ke dalam
tabung reaksi. Kemudian menambahkan 2- 3 tetes H 2SO4 Pekat ke dalam tabung
reaksi. Α-naftol dan H2SO4 Pekat berfungsi agar larutan berwarna hijau
zamrudbsehingga keberadaan gliserol dalam sampel dapat diketahui. Selanjutnya
menghomogenkan larutan hingga terbentuk warna hijau zamrud. Hasil yang
diperoleh tidak terbentuk warna hijau zamrud(Tim Penyusun Penuntun Kimia
Organik Lanjut, 2020).
Dibandingkan dengan literatur hasil yang diperoleh tidak sesuai dimana
setelah sampel minyak dipanaskan akan terbentuk warna hijau zamrud yang
menandakan sampel mengandung gliserol(Natsir,2013).
H. Uji Emulsifikasi
Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui terjadinya emulsi dari minyak.
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan. Lalu
memasukkan sampel sebanyak 4 ml kedalam tabung reaksi. Kemudian
menambahkan 4 ml aquades ke dalam tabung reaksi. Minyak berfungsi sebagai
zat yang bersifat nonpolar dan aquades berfungsi sebagai zat yang bersifat polar,
keduanya merupakan zat yang tidak dapat bercampur.Selanjutnya mengambil
larutan tersebut masing-masing sebanyak 1 ml lalu dimasukkan kedalam 4 tabung
reaksi. Lalu memasukkan 1 ml Na2CO3 kedalam tabung reaksi 1. Kemudian
memasukkan 1 ml larutan sabun kedalam tabung reaksi 2. Selanjutnya
memasukkan 1 ml klorofom kedalam tabung reaksi 3. Kemudian memasukkan 1
ml eter kedalam tabung reaksi 4. Na 2CO3, larutan sabun, kloroform, eter berfungsi
sebagai pelarut .Lalu mengocok laruttan dengan kuat lalu diamkan selama 5
menit. Pengocokan berfungsi nmenghomogenkan larutan sehingga terbentuk
sistem dispersi yang disebut emulsi. Kemudian mengamati perubahan yang
terjadi. Hasil yang diperoleh pada tabung 1,3,4 tidak terbentuk emulsi dan pada
tabung 2 terbentuk emulsi (Tim Penyusun Penuntun Kimia Organik Lanjut, 2020).
Dibandingkan dengan literatur hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan
literatur untuk tabung 1 dimana Na2CO3 bereaksi dengan asam lemak membentuk
sabun dan sabun merupakan emulsifier(Natsir,2013).
I. Uji Kelarutan Lipid
Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui kelarutan lipid terhadap pelarut.
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan. Kemudian
memasukkan 2 ml sampel minyak kelapa kedalam 4 tabung reaksi yang telah di
sediakan. Minyak kelapa berfungsi sebagai bahan yang akan diuji kelarutannya.
Lalu memasukkan 1 ml eter kedalam tabung reaksi 1,lalu mengamati perubahan
yang terjadi. Eter berfungsi sebagai pelarut dan hasil yang diperoleh eter dapat
larut. Kemudian memasukkan 1 ml alkohol dingin kedalam tabung reaksi 2, lalu
mengamati perubahan yang terjadi. Alkohol dingin berfungsi sebagai pelarut dan
hasil yang diperoleh alkohol dingin tidak larut.Kemudian memasukkan 1ml
alkohol panas kedalam tabung reaksi 3, lalu mengamati perubahhan yang terjadi.
Alkohol panas berfungsi sebagai pelarut dan hasil yang diperoleh alkohol panas
tidak larut. Selanjutnya memasukkan 1 ml klorofom kedalam tabung reaksi 4, lalu
mengamati perubahan yang terjadi. Kloroform berfungsi sebagai pelarut dan hasil
yang diperoleh kloroform larut (Tim Penyusun Penuntun Kimia Organik Lanjut,
2020).
Dibandingkan dengan literatur hasil yang diperoleh telah sesuai dengan
literatur dimana minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alkohol
dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzene,
atau pelarut nonpolar lainnya (Tim Dosen Biokimia, 2010)
J. Uji Grease Spot
Tujuan dari percobaan ini adalah mengidentifikasi senyawa yang ada dalam
sampel minyak kelapa. Pertama-tama menyiapakan alat dan bahan yang akan di
gunakan. Kemudian memasukkan sampel minyak kelapa sebanyak 2 ml kedalam
tabung reaksi. Minyak kelapa berfungsi sebagai bahan yang akan diuji.Lalu
memasukkan eter sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi. Eter berfungsi sebagai
pelarut organik nonpolar yang dapat melarutkan minyak yang merupakan pelarut
nonpolar. Selanjutnya mengocok larutan lalu masukkan kedalam cawan porselin.
Kemudian mengusap cawan porselin dengan kertas saring. Pengusapan berfungsi
melihat perubahan kertas saring yang menunjukkan adanya gliserol. Selanjutnya
mengamati perubahan yang terjadi. Hasil yang diperoleh tidak terdapat spot
kuning(Tim Penyusun Penuntun Kimia Organik Lanjut, 2020).
Dibandingkan dengan literatur hasil yang diperoleh telah sesuai dimana
minyak baru/minyak jelanta sama-sam memberikan hasil uji positif dimana terjadi
perubahan warna pada kertas saring yang menjadi transparan. Perbedaannya pada
minyak jelanta hasil pada kertas tampak sedikit kekuningan( Poedjiadi,2006).
K. Uji Acrolein
Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui adanya gliserol/ akrolein dalam
sampel minyak kelapa. Pertama- tama menyiapkan alat dan bahan yang akan di
gunakan. Lalu memasukkan sampel sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi.
Kemudian memasukkan 0,5 gram KHSO4 ke dalam tabung reaksi. KHSO4
berfungsi sebagai katalisator pembentuk gliserol dan agen pendehidrasi yang
menarik air dan membentuk akrolein yang memiliki bau tengik. Selanjutnya
mengocok larutan hingga padatan larut. Kemudian memanaskaan larutan 5-10
menit pada penangas listrik. Fungsi memanaskan adalah untuk mempercepat
proses pendehidrasi gliserol. Lalu mengamati perubahan yang terjadi.hasil yang
diperoleh tidak tercium bau tengik (Tim Penyusun Penuntun Kimia Organik
Lanjut, 2020).
Dibandingkan dengan literatur hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan
literatur dimana minyak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi
(KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam
bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang
memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih(Lehninger,
Albert L. 1982).
L. Uji Saponifikasi
Tujuan perlakuan ini adalah mengetahui proses penyabunan pada minyak.
Perlakuan pertama dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan di
gunakan. Selanjutnya memasukkan 2 ml minyak kelapa kedalam gelas ukur.
Minyak berfungsi sebagai bahan yang akan diuji. Kemudian menghaluskan 1
gram padatan menggunakan mortar. NaOH berfungsi sebagai bahan hidrolisis
pembentukkan sabun.Lalu, memasukkan minyak kelapa 2 ml kedalam
Erlenmeyer. Selanjutmya memasukkan halusan NaOH kedalam Erlenmeyer. Lalu,
mencapurkan etanol 96% kedalam Erlenmeyer yang sudah terisi minyak kelapa
dan NaOH. Etanol berfungsi sebagai pelarut. Kemudian mengaduk agar endapan
dapat terlarut merata. Kemudian memasukkan kedalam air mendidih selam 15
menit . fungsi memanaskan yaitu mempercepat terjadinya reaksi. kemudian amati
setiap perubahan yang terjadi.hasil yang diperoleh larutan menguap dan terbentuk
endapan. Langkah berikutnya memasukkan kedalam air dingin selama 5 menit.
Fungsi memasukkan ke dalam air dingin adalah mengetahui apakah larutan ini
membeku. Lalu mengambil tabung reaksi kemudian isi dengan sedikit air. Fungsi
menambahkan air adalah menguji apakah sudah tersaponifikasi sempurna atau
tidak.Kemudian mengambil sedikit larutan tadi kemudian masukkan kedalam
tabung reaksi. Selanjutnya mengocok tabung reaksi berisi larutan hingga
mengasilkan buih-buih sabun. Hasil yang diperoleh terdapat buih sabun/busa yang
menandakan proses saponifikasi berlangsung sempurna(Tim Penyusun Penuntun
Kimia Organik Lanjut, 2020).
Perlakuan kedua dimulai dengan memasukkan 4 gram sabun hasil perlakuan
1 ke dalam gelas kimia. Selanjutnya menambahkan 100 mL air hangat ke dalam
gelas kimia tersebut. Fungsi penambahan air hangat adalah yaitu untuk
melarutkan sabun dengan cepat. Hasil yang diperoleh adalah larutan sabun (Tim
Penyusun Penuntun Kimia Organik Lanjut, 2020).
Perlakuan ketiga dimulai dengan menyiapkan 2 buah tabung reaksi yang
bersih. Kemudian pada tabung 1, memasukkan 4 mL larutan sabun dari hasil
perlakuan ke-2 lalu menambahkan 2 tetes indikator PP. Fungsi penambahan
indikator PP adalah agar terjadi perubahan warna menjadi merah mudah. Dan
hasil yang diperoleh larutan berwarna merah muda. Kemudian mengukur pH-nya
dengan menggunakan kertas IU ( indikator Universal). Hasil yang diperoleh pH
13 yang menandakan lartan bersifat basa. Pada tabung 2 memasukkan 1 sendok
spatula sabun shinzui yang telah digerus. Kemudian menambahkan 2 tetes
indikator PP. Lalu mengukur pH-nya dengan menggunakan kertas IU ( indikator
Universal). Hasil yang diperoleh pH 10 yang menandakan lartan bersifat
basa(Tim Penyusun Penuntun Kimia Organik Lanjut, 2020).
Perlakuan keempat dimulai dengan memasukkan 4 mL sabun dari perlakuan
2 ke dalam gelas kimia. Lalu menambahkan padatan NaCl ke dalam gelas kimia
tersebut sedikit demi sedikit sampai terbentuk endapan. Fungsi penambahan
NaCl adalah memisahkan sabun dengan gliserin. Gliserin tidak mengalami
pengendaoan sedangkan sabun akan mengendap. Hasil yang diperoleh terbentuk
endapan dan residu. Selanjutnya menyaring endapan yang terbentuk (Filtrat dan
Residu). Pada Residu memasukkan residu ke dalam gelas kimia. Lalu
menambahkan 4 mL aquades kedalam gelas kimia yang berisi residu. Kemudian
menambahkan 2 tetes indikator pp. Fungsi penambahan indikator pp adalah agar
terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Selanjutnya mengukur pH-nya
dengan menggunakan kertas IU. Hasil yang diperoleh pH yaitu 10 yang
menandakan larutan bersifat basa. Pada Filtrat memasukkan filtrat yang diperoleh
ke dalam gelas kimia. Lalu menambahkan 2 tetes indikator pp. Kemudian
mengukur pH-nya dengan menggunakan kertas IU. Hasil yang diperoleh ph yaitu
13 yang menandakan larutan bersifat basa(Tim Penyusun Penuntun Kimia
Organik Lanjut, 2020).
Pelakuan kelima dimulai dengan menyiapkan 3 buah tabung reaksi yang
bersih. Pada Tabung reaksi 1 memasukkan 4 mL sabun hasil perlakuan 2. Lalu
menambahkan 10 tetes larutan CuSO4. Fungsi penambahan CuSO4 adalah menguji
kesadahan air sabun. Kemudian menghomogenkan dengan cara dikocok. Hasil
yang diperolah terjadi perubahan warna pada larutan dari putih keruh menjadi
biru. Pada Tabung reaksi 2 memasukkan 4 mL sabun hasil perlakuan 2. Lalu
menambahkan 10 tetes larutan MgCl2. Fungsi penambahan MgCl2 adalah menguji
kesadahan air sabun. Kemudian menghomogenkan dengan cara dikocok. Hasil
yang diperoleh Terjadi perubahan larutan menjadi lebih kental . Pada Tabung
reaksi 3 memasukkan 4 mL sabun hasil perlakuan 2. Lalu menambahkan 10 tetes
larutan CaCl3. Fungsi penambahan CaCl3 adalah menguji kesadahan air sabun.
Kemudian menghomogenkan dengan cara dikocok. Hasil yang diperoleh
Terbentuk 2 lapisan lapisan atas kuning lapisan bawah terdapat endapan berwarna
putih (Tim Penyusun Penuntun Kimia Organik Lanjut, 2020).
Perlakuan ke enam, pertama-tama menyiapkan 2 buah tabung reaksi bersih.
Pada Tabung reaksi 1, memasukkan 5 tetes minyak bimoli. Lalu menambahkan 2
mL aquades kemudian homogenkan. fungsi aquades adalah sebagai pelarut. Hasil
yang diperoleh minyak tidak larut dalam aquades. Pada Tabung reaksi 2,
memasukkan 5 tetes minyak bimoli. Kemudian menambahkan 2 ml Sabun hasil
perlakuan 2 kemudian homogenkan. Fungsi larutan sabun sebagai emulsifier.
Hasil yang diperoleh terbentuk emulsi (Tim Penyusun Penuntun Kimia Organik
Lanjut, 2020).
Dibandingkan dengan literatur hasil yang diperoleh telah sesuai dimana pada
proses saponifikasi akan diperoleh larutan sabun. Larutan sabun yang dihasilkan
akan bersifat basa dan larut dalam air. Air sabun tidak cocok digunakan pada air
sadah karena akan membentuk endapan dan busa yang dihasilkan sangat sedikit.
Larutan sabun dapat bertindak sebagai emulsifier yang dapat membuat minyak
dan air tercampur( Poedjiadi,2006).