Anda di halaman 1dari 28

Laporan Praktikum Kimia Anorganik

REAKSI-REAKSI LOGAM

AIDUL
H031 17 1008

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
LAPORAN PRAKTIKUM

REAKSI-REAKSI LOGAM

Disusun dan diajukan oleh:

AIDUL
H031 17 1008

Laporan praktikum telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 12 Maret 2019

Asisten Praktikan

AFHDHALIATUL KHUMAIRAH AIDUL


NIM. H311 16 304 NIM. H031 17 1314
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Logam merupakan sebuah unsur kimia yang memiliki konduktivitas panas,

dimana logam merupakan penghantar listrik yang baik dan jika dipoles hingga

mengkilap akan menjadi reflektor atau pemantul cahaya yang baik. Selain itu logam

memiliki sifat yaitu tidak tembus cahaya serta memiliki kekuatan dan keuletan yang

baik. Logam mudah dibentuk, awet, kukuh, dan memiliki warna yang beragam.

Kekurangan dari logam yaitu berat serta mudah berkarat atau mudah mengalami

korosi (Swasty, 2010).

Logam transisi bersifat keras, konduktor panas dan listrik yang baik dan

menguap pada suhu tinggi. Walaupun digunakan luas dalam kehidupan sehari-hari,

logam transisi yang biasanya kita jumpai terutama adalah besi, nikel, tembaga, perak,

emas, platina, dan titanium Logam endogen seperti besi, tembaga dan kobalt yang

berpartisipasi dalam reaksi reduksi-oksidasi dengan jenis-jenis oksigen seperti gas

oksigen diatomik, superoksida dan hidrogen peroksida (Carter, 1995).

Logam alkali tanah adalah kelompok unsur yang sifat-sifatnya hampir mirip

dengan logam transisi dan logam postransisi. Misalnya, kebanyakan dari logam

dalam sistem periodik terbentuk dari endapan yang tidak larut dengan ion sulfida,

dengan kenyataan bahwa mineral sulfida dari logam transisi dan postransisi sangat

banyak ditemukan di kerak bumi (Halka dan Nordstrom, 2010).

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukanlah percobaan uji daya reduksi dan

oksidasi logam Cu, Fe, Zn, dan Al serta untuk mengetahui sifat kereaktifan logam

alkali dan alkali tanah yaitu magnesium (Mg) dan kalsium (Ca) terhadap air.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dalam percobaan ini adalah mempelajari dan memahami reaksi-

reaksi logam.

1.2.2 Tujuan Percobaan

1. Mengetahui sifat reduksi oksidasi logam Al, Fe, Cu, dan Zn terhadap iodin.

2. Menentukan kereaktifan logam Mg dan Ca terhadap air.

1.3 Prinsip Percobaan

1.3.1 Daya Reduksi Logam terhadap Iodin

Mengetahui sifat reduksi oksidasi logam Al, Fe, Cu, dan Zn terhadap iodin

dengan cara penambahan serbuk iodin dan akuades. Uji positif ditandai dengan

perubahan warna.

1.3.2 Kereaktifan Logam Alkali Tanah terhadap Air

Menentukan kereaktifan logam Mg dan Ca terhadap air dengan cara

penambahan akuades, pemanasan dan penambahan indikator PP. Uji positif ditandai

dengan perubahan warna.


BAB II

TINJUAN PUSTAKA

Logam biasanya dianggap sebagai padatan yang keras dengan rapatan massa

yang tinggi dan tidak reaktif. Namun pada kenyataannya, sifat-sifat logam-logam

alkali berlawanan dengan sifat-sifat tersebut yaitu lunak, rapatan massa rendah dan

sangat reaktif. Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) tampak mengkilap,

berwarna keperakan dan merupakan konduktor (penghantar) listrik dan panas yang

baik. Logam alkali bersifat lunak dan semakin lunak dengan naiknya nomor atom

(Sugiyarto dan Suyanti, 2010).

Contoh senyawa logam alkali yang bersifat reaktif adalah NaBH4.

Kereaktifan dari senyawa NaBH4 dapat ditingkatkan melalui penambahan zat aditif

seperti penambahan iodin ke dalam NaBH4 dalam THF menjadi H3B-THF yang

bermanfaat untuk hydroborations dan mereduksi berbagai gugus-gugus fungsional

(Periasamy dan Thirumalaikumar, 2000).

Unsur alkali tanah meliputi Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra, sebagian besar

merupakan unsur hara esensial. Unsur ini berperan dalam berbagai metabolisme

enzim dan tanaman. Keberadaan unsur ini dalam tanah selain memenuhi kebutuhan

tanaman juga mempengaruhi keberadaan unsur lainnya terutama unsur hara mikro.

Unsur basa berpengaruh pada ketersediaan unsur lain misalnya P dan unsur mikro

esensial lain seperti Cu, Fe terutama pada pH diatas 7. Dari sudut kemampuan untuk

bereaksi dengan air dan asam serta membentuk senyawa kimia ionik, logam

golongan IIA yaitu Ca, Sr, Ba, dan Ra mempunyai kereaktifan yang hampir sama

dengan golongan IA. (Petrucci dkk., 2008).


Aluminium adalah logam putih yang liat, dapat ditempa dan bubuknya

berwarna abu-abu. Aluminium melebur pada suhu 659℃. Bila terkena udara, objek

aluminium akan teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini tetap

melindungi objek dari oksida yang lebih lanjut. Aluminium adalah tervalen dalam

senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium (Al3+) membentuk garam-garam yang tak

berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna (Svehla, 1985).

Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak yang kukuh dan liat.

Logam ini melebur pada suhu 1535 C. Jarang terdapat besi komersial yang murni,

biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan sulfida dari

besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam

kekuatan struktur besi. Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer dapat

melarutkan besi (Svehla, 1985).

Seng adalah logam yang berwarna putih-kebiruan, logam ini cukup mudah

ditempa dan liat pada suhu 110-150 oC. Seng melebur pada suhu 410 oC dan

mendidih pada suhu 906 oC. Logamnya yang murni, melarut lambat dalam asam dan

alkali, adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum dan tembaga yang

dihasilkan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini dapat mempercepat

reaksi (Svehla, 1985).

Tembaga merupakan logam berat yang bersifat kontaminan dalam air dan

bersifat toksik ketika penyerapan kontaminan logam tembaga (Cu) dilakukan dengan

menggunakan bentonit alam. Peningkatan daya serap ini dilakukan melalui proses

penjenuhan atau pengaktifan dengan menggunakan garam seperti NaCl dan CaCl2

(Wardiyati dkk., 2009).

Pada industri kerajinan perak, tembaga adalah salah satu logam yang

dicampurkan dengan perak untuk menghasilkan logam campuran yang lebih keras
dan lebih kuat dari perak murninya. Hasil dari industri kerajinan perak ini berupa

perhiasan, aksesoris dan tentu saja limbah cair yang banyak mengandung logam

tembaga. Tembaga termasuk logam berat yang bersifat racun. Agar limbah cair ini

tidak berbahaya jika dibuang ke perairan, maka limbah tersebut harus diolah terlebih

dahulu (Andaka, 2008).

Semua logam adalah hasil dari proses bahan alam yang berbentuk oksida atau

dalam bentuk garam ataupun senyawa lainnya yang diolah sedemikian rupa sampai

menjadi logam. Proses membuat sesuatu logam tidak sama antara logam yang satu

dengan logam lainnya. Secara umum proses untuk membuat logam dari bahan alam

membutuhkan tenaga, baik berupa tenaga listrik dan panas, serta bahan-bahan

kimia (Swasty, 2010).

Reaksi reduksi adalah reaksi dimana terjadi penurunan bilangan oksidasi atau

terjadi pengikatan elektron. Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan

diperolehnya satu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu

unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif).

Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini

dioksidasi. Definisi reduksi ini sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat

padat, leleh maupun gas (Svehla, 1985).

Reaksi oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu

elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul) atau terjadi kenaikan

bilangan oksidasi. Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga

yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memproleh elektron, dan

dalam prosesnya zat ini direduksi. Definisi oksidasi ini sangat umum dan berlaku

untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas (Svehla, 1985).
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah serbuk aluminium

(Al), serbuk besi (Fe), serbuk seng (Zn), serbuk tembaga (Cu), serbuk iodin, serbuk

magnesium (Mg), serbuk kalsium (Ca), indikator fenolftalein (PP), dan akuades.

3.2 Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes, cawan petri,

batang pengaduk, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gegep, gelas kimia 250 mL,

pembakar spiritus, dan sendok tanduk.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Daya Reduksi Logam terhadap Iodin

Empat buah cawan petri yang bersih dan kering disiapkan. Lalu dimasukkan

serbuk Al, Cu, Fe, dan Zn ke dalam masing-masing cawan petri. Ditambahkan

serbuk iodin dengan perbandingan 1:2 dan diaduk. Masing-masing campuran

ditambahkan beberapa tetes akuades, diamati perubahan warna yang terjadi.

3.3.2 Kereaktifan Logam Alkali Tanah terhadap Air

Tabung reaksi disiapkan dua buah, dimasukkan serbuk Mg dan Ca ke dalam

masing-masing tabung, lalu diisi masing-masing 5 mL akuades. Diamati perubahan

yang tejadi. Dipanaskan tabung perlahan di atas nyala lampu spiritus sambil

digoyang-goyangkan agar panas merata, diamati perubahan yang terjadi.

Ditambahkan 3 tetes indikator PP pada masing-masing tabung reaksi dan diamati

perubahan warna yang terjadi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Pengamatan daya reduksi logam terhadap iodin.


Setelah Setelah
Tipe Warna
No. Logam dicampurkan ditambahkan
Reaksi uap
iodin air
1. Aluminium Bereaksi Bereaksi H Ungu
2. Besi Bereaksi Bereaksi S Ungu
3. Seng Tidak bereaksi Bereaksi S Ungu
4. Tembaga Tidak bereaksi Bereaksi L Ungu

Tabel 2. Pengamatan kereaktifan logam alkali tanah.


Timbul Setelah
Warna
No. Logam gelembung dipanaskan Tipe reaksi
larutan
gas timbul gas
1. Kalsium -  H Ungu muda
Ungu muda
2. Magnesium -  S
pekat
Keterangan:
H : Reaksi hebat
S : Reaksi sedang
L : Reaksi lemah

4.2 Reaksi
H2O
1. 2Al(s) + 4I2(S) 2AlI3(aq) + H2O(l) + I2(g) Eo = + 2,20 V

Oksidasi : 2Al(s) 2Al3+(aq) + 6e- Eo = + 1,66 V

Reduksi : 3I2(s) + 6e- 6I-(aq) Eo = + 0,54V

Eo = + 2,20 V
H2O
2. Fe(s)+ 2I2(s) FeI2(aq) + H2O(l) + I2(g) Eo = + 0,98 V

Oksidasi : Fe(s) Fe2+(aq) + 2e- Eo = + 0,44 V

Reduksi : I2(s) + 2e- 2I-(aq) Eo = + 0,54 V


Eo = + 0,98 V
H2O
3. Zn(s) + 2I2(s) ZnI2(aq) + H2O(l) + I2(g) Eo = + 1,30 V

Oksidasi : Zn(s) Zn2+ + 2e- Eo = + 0,76 V

Reduksi : I2(s) + 2e- 2I-(aq) Eo = + 0,54 V

Eo = + 1,30 V

4. Cu(s)+ 2I2(s) H2O CuI2(aq) + H2O(l) + I2(g) Eo = + 0,20 V

Oksidasi : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e- Eo = - 0,34 V

Reduksi : I2 + 2e- 2I-(aq) Eo = + 0,54V

Eo = + 0,20 V

5. Ca(s) + 2H2O(l) Ca2+(aq) + 2OH-(aq)+ H2(g)  Eo = + 2,04 V

Oksidasi : Ca(s) Ca2+ (aq)+ 2e- Eo = + 2,87 V

Reduksi : 2H2O(l) + 2e- H2 + 2OH-(aq) Eo = - 0,83 V

Eo = + 2,04 V

6. Mg(s) + 2H2O(l) Mg2+(aq) + 2OH-(aq)+ H2(g)  Eo = + 1,53 V

Oksidasi : Mg(s) Mg2+ (aq)+ 2e- Eo = + 2,36 V

Reduksi : 2H2O(l) + 2e- H2 + 2OH-(aq) Eo = - 0,83 V

Eo = + 1,53 V

4.3 Pembahasan

Percobaan reaksi-reaksi logam ini menggunakan beberapa logam yaitu

aluminium, tembaga, besi, magnesium, kalsium, dan seng. Percobaan daya reduksi

logam terhadap iodin menggunakan empat logam yaitu aluminium, tembaga, besi,

dan seng. Pertama-tama serbuk logam tersebut dicampur dengan serbuk iodin dengan

perbandingan 1:2 (iodin dua kali lebih banyak dari logam yang digunakan) hingga

semuanya bercampur rata dengan menggunakan batang pengaduk. Kemudian


ditambahkan akuades dengan menggunakan pipet tetes. Tujuan penambahan akuades

yaitu untuk mempercepat jalannya reaksi karena kedua zat masih dalam bentuk

padatan dan kerapatannya sangat tinggi, sehingga kereakifannya sangat kecil dan

dibutuhkan air untuk mengurangi kerapatan molekul iodin, sehingga mudah bereaksi

dengan logam.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh kemampuan

mereduksi logam dapat diurutkan dari yang paling cepat yaitu Al > Fe > Zn > Cu.

Hasil percobaan tersebut tidak sesuai dengan teori dimana semakin ke kanan unsur

dalam deret volta, maka sifat pereduksinya akan semakin lemah, karena logam

semakin kurang reaktif atau semakin sulit melepaskan elektron, sehingga logam

semakin mudah mengalami reduksi. Kesalahan ini terjadi mungkin karena serbuk

logam yang digunakan sudah terlalu lama.

Pada percobaan kedua yaitu kereaktifan logam alkali tanah terhadap air,

ketika logam Ca dan Mg ditambahkan akuades, tidak terdapat gelembung gas yang

didapat dari pereaksian ini. selanjutnya dilakukan pemanasan, dimana tujuan

pemanasan ini ialah untuk mempercepat jalannya reaksi karena pemanasan akan

meningkatkan gerak partikel dalam campuran, sehingga momentum tumbukan antara

partikel yang bereaksi akan semakin besar. Pemanasan dilakukan di atas nyala

spiritus sambil digoyang-goyang agar campurannya merata.

Pada saat Ca dipanaskan, terdapat gelembung gas yang sangat banyak dan

reaksinya berlangsung sangat hebat. Pada logam Mg yang dipanaskan terdapat juga

gelembung gas tapi tidak sebanyak reaksi pada Ca. Ketika Ca dipanaskan ternyata

larutannya lebih cepat mendidih daripada Mg. Setelah itu, ditambahkan indikator

phenolptalein. Setelah kalsium ditambahkan dengan indikator PP ternyata warnanya

berubah dari bening ke ungu muda. Berbeda halnya dengan magnesium, saat
ditambahkan dengan indikator PP ternyata warnanya berubah dari bening menjadi

ungu muda pekat. Penambahan indikator PP dalam hasil reaksi dapat memberikan

penjelasan mengenai kereaktifan logam, dimana semakin kuat warna ungu yang

terbentuk setelah penambahan indikator, berarti semakin banyak ion OH - yang telah

terbentuk, yang menunjukkan semakin reaktifnya logam tersebut.

Dilihat pada hasil percobaan, logam Mg lebih reaktif dibanding logam Ca

ketika direaksikn dengan air. Jadi pada percobaan yang telah dilakukan tidak sesuai

dengan teori yang ada. Hal ini mungkin disebabkan karna beberapa faktor

lingkungan dari luar serta penambahan zat yang tidak merata dan tidak ditimbang

sehingga terjadi perbedaan jumlah mol zat yang bereaksi terhadap air dan

kemungkinan logam Mg lebih banyak bereaksi dibanding Ca sehingga warnanya

lebih pekat dibanding Ca.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Urutan daya reduksi logam Al, Fe, Cu, dan Zn terhadap iodin adalah Al > Fe >

Zn > Cu.

2. Urutan kereaktifan logam alkali tanah (Ca dan Mg) dengan air adalah Mg > Ca.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

Saran untuk laboratorium, sebaiknya wastafel yang rusak segera diperbaiki

dan lebih dijaga kebersihannya. Alat-alat yang rusak atau kurang agar diganti dan

dilengkapi. Bahan-bahan yang sudah habis, kurang dan rusak agar ditambahkan dan

diganti yang baru. Kebersihan lingkungan laboratorium juga harus selalu terjaga.

5.2.2 Saran untuk Praktikum

Saran untuk praktikum, sebaiknya alat dan bahan dilengkapi lagi seperti

logam natrium dan kertas saring, agar dapat dilakukan praktikum untuk keraktifan

logam natrium terhadap air. Penyediaan alat pelindung diri seperti respirator dan

kacamata pelindung juga perlu untuk menghindari uap gas dan percikan terhadap

mata selama percobaan berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA

Andaka, G., 2008, Penurunan Kadar Tembaga pada Limbah Cair Industri Kerajinan
Perak dengan Presipitasi Menggunakan Natrium Hidroksida, Jurnal Teknologi,
1(2): 127-134.

Carter, D.E., 1995, Synthesis Oxidation-Reduction Reactions of Metal Ions, Journal


of Biological Chemistry, 249(19): 17-20.

Halka, M. dan Nordstrom, B., 2010, Alkali and Alkaline Earth Metals, Facts on File
Inc., New York.

Periasamy, M. dan Thirumalaikumar, M., 2000, Methods of Enhancement of


Reactivity and Selectivity of Sodium Borohydride for Applications In Organic
Synthesis, Journal of Organometallic Chemistry, 609(1): 137-151.

Petrucci, Harwood dan Herring, Madura, 2008, Kimia Dasar: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi
Modern Edisi 9 Jilid 3, Jakarta, Erlangga.

Swasty, W., 2010, Merancang Rak Buku Kreatif, Air Design Studio, Bandung.

Sugiyarto. K.H dan Suyanti, R.D., 2010, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

Svehla, G., 1985, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta.

Wardiyati, S., Fisli, A. dan Saryati, 2009, Penyerapan Kontaminan Logam Ni dan Cu
dalam Air oleh Bentonit Indonesia, Jurnal Sains Materi Indonesia, 10(3):
278-283.
Lampiran 1. Bagan Kerja

1. Daya Reduksi Logam terhadap Iodin

Logam Al Logam Logam Logam


Fe Zn Cu

- Dimasukkan ke dalam cawan petri.

- Dicampurkan iodin padat dengan jumlah 2 kali lebih banyak

dari logam sebelumnya.

- Diaduk dengan batang pengaduk dalam keadaan kering sampai

campuran merata.

- Ditambahkan beberapa tetes air dengan menggunakan pipet

tetes.

- Diamati perubahan yang terjadi.


Hasil
2. Kereaktifan Logam Alkali Tanah terhadap Air

Logam Logam
Ca Mg

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

- Ditambahkan masing-masing 5 mL akuades, diamati perubahan

yang terjadi.

- Tabung reaksi dipanaskan di atas nyala lampu spiritus sambil

digoyang-goyangkan, diamati perubahan yang terjadi.

- Ditambahkan 3 tetes indikator PP, diamati perubahan warna yang

terjadi.

Hasil
Lampiran 2. Foto Percobaan

A. Daya Reduksi Logam terhadap Iodin

B. Kereaktifan Logam Alkali Tanah terhadap Air


(Andaka,2008)
’;

v
(Svehla, 1988)

Anda mungkin juga menyukai