REAKSI-REAKSI LOGAM
AIDUL
H031 17 1008
REAKSI-REAKSI LOGAM
AIDUL
H031 17 1008
Asisten Praktikan
PENDAHULUAN
dimana logam merupakan penghantar listrik yang baik dan jika dipoles hingga
mengkilap akan menjadi reflektor atau pemantul cahaya yang baik. Selain itu logam
memiliki sifat yaitu tidak tembus cahaya serta memiliki kekuatan dan keuletan yang
baik. Logam mudah dibentuk, awet, kukuh, dan memiliki warna yang beragam.
Kekurangan dari logam yaitu berat serta mudah berkarat atau mudah mengalami
Logam transisi bersifat keras, konduktor panas dan listrik yang baik dan
menguap pada suhu tinggi. Walaupun digunakan luas dalam kehidupan sehari-hari,
logam transisi yang biasanya kita jumpai terutama adalah besi, nikel, tembaga, perak,
emas, platina, dan titanium Logam endogen seperti besi, tembaga dan kobalt yang
Logam alkali tanah adalah kelompok unsur yang sifat-sifatnya hampir mirip
dengan logam transisi dan logam postransisi. Misalnya, kebanyakan dari logam
dalam sistem periodik terbentuk dari endapan yang tidak larut dengan ion sulfida,
dengan kenyataan bahwa mineral sulfida dari logam transisi dan postransisi sangat
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukanlah percobaan uji daya reduksi dan
oksidasi logam Cu, Fe, Zn, dan Al serta untuk mengetahui sifat kereaktifan logam
alkali dan alkali tanah yaitu magnesium (Mg) dan kalsium (Ca) terhadap air.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
reaksi logam.
1. Mengetahui sifat reduksi oksidasi logam Al, Fe, Cu, dan Zn terhadap iodin.
Mengetahui sifat reduksi oksidasi logam Al, Fe, Cu, dan Zn terhadap iodin
dengan cara penambahan serbuk iodin dan akuades. Uji positif ditandai dengan
perubahan warna.
penambahan akuades, pemanasan dan penambahan indikator PP. Uji positif ditandai
TINJUAN PUSTAKA
Logam biasanya dianggap sebagai padatan yang keras dengan rapatan massa
yang tinggi dan tidak reaktif. Namun pada kenyataannya, sifat-sifat logam-logam
alkali berlawanan dengan sifat-sifat tersebut yaitu lunak, rapatan massa rendah dan
sangat reaktif. Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) tampak mengkilap,
berwarna keperakan dan merupakan konduktor (penghantar) listrik dan panas yang
baik. Logam alkali bersifat lunak dan semakin lunak dengan naiknya nomor atom
Kereaktifan dari senyawa NaBH4 dapat ditingkatkan melalui penambahan zat aditif
seperti penambahan iodin ke dalam NaBH4 dalam THF menjadi H3B-THF yang
Unsur alkali tanah meliputi Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra, sebagian besar
merupakan unsur hara esensial. Unsur ini berperan dalam berbagai metabolisme
enzim dan tanaman. Keberadaan unsur ini dalam tanah selain memenuhi kebutuhan
tanaman juga mempengaruhi keberadaan unsur lainnya terutama unsur hara mikro.
Unsur basa berpengaruh pada ketersediaan unsur lain misalnya P dan unsur mikro
esensial lain seperti Cu, Fe terutama pada pH diatas 7. Dari sudut kemampuan untuk
bereaksi dengan air dan asam serta membentuk senyawa kimia ionik, logam
golongan IIA yaitu Ca, Sr, Ba, dan Ra mempunyai kereaktifan yang hampir sama
berwarna abu-abu. Aluminium melebur pada suhu 659℃. Bila terkena udara, objek
aluminium akan teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini tetap
melindungi objek dari oksida yang lebih lanjut. Aluminium adalah tervalen dalam
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak yang kukuh dan liat.
Logam ini melebur pada suhu 1535 C. Jarang terdapat besi komersial yang murni,
biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan sulfida dari
besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam
kekuatan struktur besi. Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer dapat
Seng adalah logam yang berwarna putih-kebiruan, logam ini cukup mudah
ditempa dan liat pada suhu 110-150 oC. Seng melebur pada suhu 410 oC dan
mendidih pada suhu 906 oC. Logamnya yang murni, melarut lambat dalam asam dan
alkali, adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum dan tembaga yang
dihasilkan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini dapat mempercepat
Tembaga merupakan logam berat yang bersifat kontaminan dalam air dan
bersifat toksik ketika penyerapan kontaminan logam tembaga (Cu) dilakukan dengan
menggunakan bentonit alam. Peningkatan daya serap ini dilakukan melalui proses
penjenuhan atau pengaktifan dengan menggunakan garam seperti NaCl dan CaCl2
Pada industri kerajinan perak, tembaga adalah salah satu logam yang
dicampurkan dengan perak untuk menghasilkan logam campuran yang lebih keras
dan lebih kuat dari perak murninya. Hasil dari industri kerajinan perak ini berupa
perhiasan, aksesoris dan tentu saja limbah cair yang banyak mengandung logam
tembaga. Tembaga termasuk logam berat yang bersifat racun. Agar limbah cair ini
tidak berbahaya jika dibuang ke perairan, maka limbah tersebut harus diolah terlebih
Semua logam adalah hasil dari proses bahan alam yang berbentuk oksida atau
dalam bentuk garam ataupun senyawa lainnya yang diolah sedemikian rupa sampai
menjadi logam. Proses membuat sesuatu logam tidak sama antara logam yang satu
dengan logam lainnya. Secara umum proses untuk membuat logam dari bahan alam
membutuhkan tenaga, baik berupa tenaga listrik dan panas, serta bahan-bahan
Reaksi reduksi adalah reaksi dimana terjadi penurunan bilangan oksidasi atau
diperolehnya satu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu
unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif).
Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini
dioksidasi. Definisi reduksi ini sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat
elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul) atau terjadi kenaikan
bilangan oksidasi. Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga
yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memproleh elektron, dan
dalam prosesnya zat ini direduksi. Definisi oksidasi ini sangat umum dan berlaku
untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas (Svehla, 1985).
BAB III
METODE PERCOBAAN
(Al), serbuk besi (Fe), serbuk seng (Zn), serbuk tembaga (Cu), serbuk iodin, serbuk
magnesium (Mg), serbuk kalsium (Ca), indikator fenolftalein (PP), dan akuades.
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes, cawan petri,
batang pengaduk, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gegep, gelas kimia 250 mL,
Empat buah cawan petri yang bersih dan kering disiapkan. Lalu dimasukkan
serbuk Al, Cu, Fe, dan Zn ke dalam masing-masing cawan petri. Ditambahkan
yang tejadi. Dipanaskan tabung perlahan di atas nyala lampu spiritus sambil
4.2 Reaksi
H2O
1. 2Al(s) + 4I2(S) 2AlI3(aq) + H2O(l) + I2(g) Eo = + 2,20 V
Eo = + 2,20 V
H2O
2. Fe(s)+ 2I2(s) FeI2(aq) + H2O(l) + I2(g) Eo = + 0,98 V
Eo = + 1,30 V
Eo = + 0,20 V
Eo = + 2,04 V
Eo = + 1,53 V
4.3 Pembahasan
aluminium, tembaga, besi, magnesium, kalsium, dan seng. Percobaan daya reduksi
logam terhadap iodin menggunakan empat logam yaitu aluminium, tembaga, besi,
dan seng. Pertama-tama serbuk logam tersebut dicampur dengan serbuk iodin dengan
perbandingan 1:2 (iodin dua kali lebih banyak dari logam yang digunakan) hingga
yaitu untuk mempercepat jalannya reaksi karena kedua zat masih dalam bentuk
padatan dan kerapatannya sangat tinggi, sehingga kereakifannya sangat kecil dan
dibutuhkan air untuk mengurangi kerapatan molekul iodin, sehingga mudah bereaksi
dengan logam.
mereduksi logam dapat diurutkan dari yang paling cepat yaitu Al > Fe > Zn > Cu.
Hasil percobaan tersebut tidak sesuai dengan teori dimana semakin ke kanan unsur
dalam deret volta, maka sifat pereduksinya akan semakin lemah, karena logam
semakin kurang reaktif atau semakin sulit melepaskan elektron, sehingga logam
semakin mudah mengalami reduksi. Kesalahan ini terjadi mungkin karena serbuk
Pada percobaan kedua yaitu kereaktifan logam alkali tanah terhadap air,
ketika logam Ca dan Mg ditambahkan akuades, tidak terdapat gelembung gas yang
pemanasan ini ialah untuk mempercepat jalannya reaksi karena pemanasan akan
partikel yang bereaksi akan semakin besar. Pemanasan dilakukan di atas nyala
Pada saat Ca dipanaskan, terdapat gelembung gas yang sangat banyak dan
reaksinya berlangsung sangat hebat. Pada logam Mg yang dipanaskan terdapat juga
gelembung gas tapi tidak sebanyak reaksi pada Ca. Ketika Ca dipanaskan ternyata
larutannya lebih cepat mendidih daripada Mg. Setelah itu, ditambahkan indikator
berubah dari bening ke ungu muda. Berbeda halnya dengan magnesium, saat
ditambahkan dengan indikator PP ternyata warnanya berubah dari bening menjadi
ungu muda pekat. Penambahan indikator PP dalam hasil reaksi dapat memberikan
penjelasan mengenai kereaktifan logam, dimana semakin kuat warna ungu yang
terbentuk setelah penambahan indikator, berarti semakin banyak ion OH - yang telah
ketika direaksikn dengan air. Jadi pada percobaan yang telah dilakukan tidak sesuai
dengan teori yang ada. Hal ini mungkin disebabkan karna beberapa faktor
lingkungan dari luar serta penambahan zat yang tidak merata dan tidak ditimbang
sehingga terjadi perbedaan jumlah mol zat yang bereaksi terhadap air dan
5.1 Kesimpulan
1. Urutan daya reduksi logam Al, Fe, Cu, dan Zn terhadap iodin adalah Al > Fe >
Zn > Cu.
2. Urutan kereaktifan logam alkali tanah (Ca dan Mg) dengan air adalah Mg > Ca.
5.2 Saran
dan lebih dijaga kebersihannya. Alat-alat yang rusak atau kurang agar diganti dan
dilengkapi. Bahan-bahan yang sudah habis, kurang dan rusak agar ditambahkan dan
diganti yang baru. Kebersihan lingkungan laboratorium juga harus selalu terjaga.
Saran untuk praktikum, sebaiknya alat dan bahan dilengkapi lagi seperti
logam natrium dan kertas saring, agar dapat dilakukan praktikum untuk keraktifan
logam natrium terhadap air. Penyediaan alat pelindung diri seperti respirator dan
kacamata pelindung juga perlu untuk menghindari uap gas dan percikan terhadap
Andaka, G., 2008, Penurunan Kadar Tembaga pada Limbah Cair Industri Kerajinan
Perak dengan Presipitasi Menggunakan Natrium Hidroksida, Jurnal Teknologi,
1(2): 127-134.
Halka, M. dan Nordstrom, B., 2010, Alkali and Alkaline Earth Metals, Facts on File
Inc., New York.
Petrucci, Harwood dan Herring, Madura, 2008, Kimia Dasar: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi
Modern Edisi 9 Jilid 3, Jakarta, Erlangga.
Swasty, W., 2010, Merancang Rak Buku Kreatif, Air Design Studio, Bandung.
Sugiyarto. K.H dan Suyanti, R.D., 2010, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Svehla, G., 1985, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta.
Wardiyati, S., Fisli, A. dan Saryati, 2009, Penyerapan Kontaminan Logam Ni dan Cu
dalam Air oleh Bentonit Indonesia, Jurnal Sains Materi Indonesia, 10(3):
278-283.
Lampiran 1. Bagan Kerja
campuran merata.
tetes.
Logam Logam
Ca Mg
yang terjadi.
terjadi.
Hasil
Lampiran 2. Foto Percobaan
v
(Svehla, 1988)