Anda di halaman 1dari 47

Asam Basa, Indikator Asam

Basa, Titrasi Asam Basa,


dan Pengaplikasiannya

Oleh Kelompok 3:

Aidul H031171008
Indo Esse H031171018
Andi Nur Annisa H031171020
Taufik Hidayat H031171306
Dwi Eunike Sarampang H031171312
Teori Asam Basa
A. Teori Arrhenius (1884)
• Asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan dalam air dapat
terdisosiasi menghasilkan ion hidrogen (H+). Contoh: HCl 
H+ + Cl-
• Basa adalah suatu zat yang bila dilarutkan dalam air dapat
terdisosiasi menghasilkan ion hidroksida (OH -). Contoh: NaOH
 Na+ + OH-

Beberapa tanggapan:
 Hanya terbatas dalam larutan air.
 Dalam larutan ion tidak terdapat ion H+ yg bebas.
 Ada beberapa asam dan basa tidak mengandung ion H + dan OH-.
 Beberapa zat seperti amonia & natrium karbonat dapat
menetralkan asam tanpa lebih dahulu menghasilkan OH -.
Teori Asam Basa
B. Teori Bronsted-Lowry (1923)
• Asam adalah suatu zat yang cenderung melepaskan proton (donor proton).
• Basa adalah suatu zat yang cenderung mengikat proton (akseptor proton).

Asam dan basa yang saling berkaitan dalam pertukaran proton disebut pasangan
asam-basa konjugasi.

Menurut Teori ini, asam dapat berupa:


 Molekul netral : HCl, H2SO4, HNO3, CH3COOH, H2O, dsb.
 Anion : HSO4-, H2PO4-, dll.
 Kation : NH4+
 Ion Kompleks : Al(H2O)63+

Sedangkan basa dapat berupa:


 Molekul netral : NH3, RNH2, R1R2NH, H2O
 Ion hidroksida : OH-
 Anion : CH3COO-, CO32-, HS-, dsb.
Contoh:
• Reaksi tanpa Pelarut Air
HCl(g) + NH3(g)  NH4+ + Cl-  NH4Cl(s)
Asam Basa
• Reaksi dengan Pelarut Air
HCl(g) + H2O(aq)  H3O+(aq) + Cl-(aq)
Asam Basa
NH4OH(g) + H2O(aq)  NH4OH2+(aq) + OH-(aq)
Basa Asam

Air dapat bersifat asam atau basa  Amfoter


Teori Asam Basa
C. Teori Lewis
• Asam adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor
pasangan elektron bebas.
• Basa adalah spesi yng bertindak sebagai donor pasangan
elektron bebas.
NH3 + BF3 ------- H3N – BF3
H F H F

H-N:+B-F H–N : B-F

H F H F
Basa Asam
Kekuatan Asam Basa
Kekuatan Asam Basa tergantung pada:

1.Kemampuan ionisasi: Semakin mudah terionisasi,


maka semakin kuat sifat asam atau basa zat tersebut.
2.Ukuran atau jarak ikatan: Semakin panjang jarak ikatan
semakin mudah melepaskan karakter asam atau
basanya, maka sifat asam atau basanya semakin kuat.
3.Bilangan oksidasi: Semakin besar bilangan oksidasi
semakin lemah sifat atau karakter asam atau basa zat
tersebut.
Kekuatan Asam Basa

4. Muatan: Semakin besar muatan, maka energi


ikatan semakin kecil akibatnya jarak ikatan semakin
berkurang sehingga sifat asam atau basanya
semakin lemah.
5. Pengaruh epek elektronik: Semakin besar
kekuatan menarik elektron dan atau sifat
elektronegatifitasnya, maka sifat asamnya semakin
kuat, tentu sifat basanya semakin lemah.
6. Nilai Konsentrasi: Semakin besar konsentrasi asam
atau basa, maka sifat asam atau basanya semakin
kuat pula.
Kekuatan Asam Basa
7. Delokalisasi elektron: Semakin terdistribusi
elektron, maka anion semakin stabil (bentuk ion
lebih disukai) sehingga semakin kuat sifat asamnya
dan untuk basa sebaliknya yang terdistribusi adalah
muatan positif.
8. Tetapan kesetimbangan: Semakin besar nilai
tetapan kesetimbangan, maka sifat asam atau
basanya semakin kuat.
9. Jenis atom pusat dan ligan: Logam alkali, alkali
tanah dan yang bermuatan besar, maka lebih senang
berikatan dengan ligan (basa) yang kepolarannya
kecil, disebut asam atau basa “keras”, dan logam
transisi dan valensi rendah lebih senang pada ligan
(basa) yang lebih polar, dan disebut sebagai asam
atau basa “lunak”.
Asam Lemah
Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam
pelarut (biasanya air) tidak seluruhnya terurai
menjadi ion-ion (terionisasi sebagian).
Contoh : CH3COOH, C6H5COOH, H2SO3, air jeruk
manis.
Rumus:

Konsentrasi ion H+ asam lemah juga dapat


dihitung jika derajat ionisasinya (α) diketahui.
Asam Kuat
Asam kuat adalah senyawa asam yang dalam
pelarut (biasanya air) terurai seluruhnya menjadi
ion-ion (terionisasi sempurna).
Contoh: HC, H2SO4, HNO3
Rumus:
Basa Lemah
Basa lemah adalah senyawa basa yang dalam
pelarut (biasanya air) tidak seluruhnya terurai
menjadi ion-ion (terionisasi sebagian).
Contoh: NH4OH, Al(OH)3.
Rumus:
Basa Kuat
Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam pelarut
(biasanya air) terurai seluruhnya menjadi ion-ion
(terionisasi sempurna).
Contoh: KOH, Ca(OH)2, NaOH
Rumus:
Kesetimbangan Asam Basa
• Reaksi HA + H2O H3O+ + A‑
• Kesetimbangannya:
[H 3 O  ][A  ]
K
[HA][H 2 O]

• Reaksi A- + H2O HA + OH-


• Kesetimbangannya:
[HA][OH  ]
K
[A  ][H 2 O]
pH Larutan Asam dan Basa

pH = -log [H+]
pOH = -log [OH-]
14 = pH + pOH
Kw = [H+] [OH-]
Larutan Buffer
Larutan buffer adalah larutan yang dapat
mempertahankan pH akibat penambahan sedikit
asam, basa atau karena pengenceran.
Terbagi atas:
1. Campuran asam lemah + basa kunjugasi atau
garamnya disebut “PENYANGGA ASAM”
Contoh: a.CH3COOH + CH3COONa
b. H3PO4 + NaH2PO4

2. Campuran basa lemah + asam kunjugasi atau


garamnya disebut “PENYANGGA BASA”
Contoh : NH4OH + NH4Cl
Rumus pH Buffer
Asam: Basa:
(H+) = Ka . (A) (OH-) = Kb . (B)
(B) (G)
pH = - log (H+) pOH = - log (OH-)
= pKa + log (G) = pKb + log (B)
(A) (G)
Ket : Ket :
(A) : konsentrasi asam (B) : konsentrasi asam
lemah lemah
(G) : konsentrasi basa (G) : konsentrasi asam
konjugasi konjugasi
Ka : konstanta asam Kb : konstanta basa
Contoh Soal:
Ke dalam larutan CH3COOH ditambahkan padatan
CH3COONa , dimana konsentrasi CH3COOH = 0,1 Molar
dan konsentrasi CH3COONa = 0,05 Molar. Jika Ka
CH3COOH 1,8 X 10-5. Tentukan pH campuran ?
Jawab:
[H+]= Ka x (Asam lemah)
(Garam)
= 1,8 x 10-5 x 0,1 = 3,6 x 10-5
0,05
pH = - log [H+]
= - log 3,6 x10-5
= 5 - log 3,6
Hidrolisis Garam
Hidrolisis garam adalah “terurainya garam dalam air yang
menghasilkan asam dan atau basa.”
Hidrolisis garam hanya terjadi jia salah satu atau kedua komponen
penyusun garam tersebut berupa asam lemah dan atau basa lemah.
Terdiri atas:
1. Hidrolisis parsial
Hidrolisis parsial terjadi pada garam yang kation atau anionnya
saja yang terhidrolisis:
• Kation terhidrolisis= bersifat asam (Contoh: NH 4Cl)
• Anion terhidrolisis= bersifat basa
(Contoh: CH3COONa)
2. Hidrolisis total
Terjadi pada garam yang baik kation maupun anionnya terhidrolisis.
Contoh : CH3COONH4, Al2S3
Penentuan pH Garam Asam
Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah
Terdapat 4 liter larutan NH4Cl
Konsentrasi ion H+ dapat
ditulis: Contoh 0,001 M. Jika Kh = 1 x 10-9,
[H+] = berapakah pH larutan garam
tersebut?
Kh = x Kw Jawab:

pH = - log [H+] Larutan NH4Cl bersifat asam,


jadi :
Keterangan: [H+] = √Kh x [NH4Cl]
Kh : tetapan hidrolisis = √ 10-9 x 1 .10-3
Kw : tetapan kesetimbangan = 10-6 M
air pH = -log 10-6 = 6
Kb : tetapan ionisasi basa
[NH4+ ] : konsentrasi kation
dari garam
Penentuan pH Garam Basa
Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah
Konsentrasi OH- dapat Hitung pH larutan CH3COONa
dihitung dengan rumus: Contoh 0,1 M (Kh = 1,0 x 10-9) !
[OH-] = Jawab:

Kh = x Kw
[OH-] =
pOH = - log [OH-]
pH = 14 + log [OH-] =

Keterangan: = 10-5 M
Kh : tetapan hidrolisis pOH = - log [OH-]
Kw : tetapan kesetimbangan = -log 10-5
air =5
Ka : tetapan ionisasi asam pH = 14 - 5 = 9
[CH3COO-] : konsentrasi
anion dari garam
Penentuan pH Garam dari Asam Lemah
dan Basa Lemah
Sifat Asam, basa,
atau Netral garam Bila Ka > Kb maka, [H+] > [OH-] dan maka
yang tersusun nilai pH < 7 dan sifat larutan adalah Asam.
dari asam lemah
dan basa lemah Bila Ka = Kb maka, [H+] = [OH-] dan maka
bergantung pada nilai pH = 7 dan sifat larutan adalah Netral.
Nilai pH. Nilai pH
bergantung pada Bila Ka < Kb maka, [H+] < [OH-] dan maka
Ka (tetapan nilai pH > 7 dan sifat larutan adalah Basa.
ionisasi asam
lemah) dan Kb
(tetapan ionisasi
basa lemah).
Indikator Asam Basa
INDIKATOR ASAM DAN BASA
Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa
organik lemah yang mempunyai dua warna dalam pH larutan
yang berbeda. Pada titrasi asam dengan basa, maka indikator
yang digunakan adalah asam kedua yang merupakan asam yang
lebih lemah dan konsentrasi indikator berada pada tingkat kecil.

Pada titrasi asam dengan basa, indikator (asam lemah) akan


bereaksi dengan basa sebagai penitrasi setelah semua asam
dititrasi (bereaksi) dengan basa sebagai penitrasi.

Jadi indikator yang dipilih untuk titrasi asam basa, adalah


indikator yang mempunyai kisaran harga pH yang berada pada
sekitar harga pH titik ekivalen.
INDIKATOR ASAM DAN BASA
• Indikator Buatan
1. Kertas Lakmus merah dan biru
2. Indikator universal

• Indikator Alami
1. Kunyit
2. Kol ungu
3. Kembang Sepatu
Tabel Skala/Trayek Keasaman dan
Kebasaan Beberapa Indikator:
Kertas Lakmus
Indikator Universal
pH Meter
Penggunaannya dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan
diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang
menunjukkan pH larutan.
Indikator Alami
Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan seperti
kembang sepatu, kunyit, kol ungu, dan kulit manggis bisa
digunakan sebagai indikator asam basa.

Larutan Larutan Larutan


Indikator
bersifat asam bersifat basa bersifat netral
Kembang merah hijau merah
sepatu
Kunyit merah hijau merah
Kol ungu merah ungu hijau merah
Kulit manggis coklat biru kehitaman merah ungu
kemerahan
Titrasi Asam Basa
Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer
ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi
penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan
titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen
(artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis
bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekivalen”. Pada
saat titik ekiivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian
kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai
keadaan tersebut.

• Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan.


• Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri.
• Jika larutan bakunya basa disebut alkalimetri.
TE dan TAT
TE (Titik Ekivalen)
Yaitu, keadaan dimana titran dan pentiter telah
tepat habis bereaksi.
TAT (Titik Akhir Titrasi)
Yaitu, keadaan dimana reaksi telah berjalan
dengan sempurna yang biasanya ditandai
dengan pengamatan visual melalui perubahan
warna indikator.
Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa

• Asam kuat - Basa kuat


• Asam kuat - Basa lemah
• Asam lemah - Basa kuat
• Asam lemah - Basa lemah
Asam kuat - Basa kuat
Menggunakan asam kuat dengan basa kuat, sehingga pH pada
berbagai titik selama titrasi dapat dihitung langsung dari jumlah
stoikiometri asam dan basa yang dibiarkan bereaksi. Pada titik ekivalen
pH ditentukan oleh tingkat terurainya air pada suhu 25 ºC pH air
murni adalah 7.
Suasana titik ekivalen netral (pH= 7).
Company Logo www.themegalle
ry.com

Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah


Menggunakan asam kuat dengan basa lemah, sehingga suasana
titik ekivalen adalah asam (pH dibawah 7).
Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat
Menggunakan asam lemah dengan basa kuat, sehingga suasana titik
ekivalen adalah basa (pH diatas 7).
Titrasi Asam lemah - Basa lemah
Menggunakan asam lemah dengan basa lemah,
sehingga suasana titik ekivalen adalah netral (pH = 7).
Faktor-Faktor Kesalahan
1. Kesalahan pembakuan larutan
2. Kesalahan pemipetan
3. Kesalahan pembacaan buret
4. Kesalahan memilih indikator
5. Indikator ikut bereaksi
6. Kesalahan penetapan titik akhir titrasi

Dari kemungkinan kesalahan tersebut yang terpenting


adalah pada pemilihan indikator, dan penetapan
perubahan warna pada titik akhir titrasi.
Cara Melakukan Titrasi Asam Basa
1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku
dimasukkan ke dalam buret yang telah ditera.
2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah
(gelas kimia atau erlenmeyer). Ditempatkan tepat
dibawah buret berisi titran.
3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat,
misalnya, indikator fenoftalien.
4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri
tegak, wadah titrat tepat dibawah ujung buret, dan
tempatkan sehelai kertas putih atau tissue putih di
bawah wadah titrat.
5. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan
sedikit demi sedikit) sampai larutan di dalam gelas
kimia menunjukkan perubahan warna dan diperoleh
titik akhir titrasi. Hentikan titrasi!
Cara Melakukan Titrasi
Contoh soal:
1.

2.
Aplikasi Titrasi Asam Basa
Jenis-Jenis Aplikasi
Titrasi Netralisasi

Titrasi netralisasi banyak dunakan pada penentuan zat anorganik,


organik dan spesies biologiyang mempunyai sifat asam atau basa.
Kadang diperlukan perlakuan awal untuk menkonversi suatu zat analit
menjadi bersifat asam atau basa sehingga nantinya dapat dititrasi
dengan asam atau basa kuat.
Ada dua metode yang biasa digunakan menentukan titik akhir titrasi
yaitu: yang pertama menggunakan indikator warna yang berubah pada
sekitar titik ekivalennya, yang kedua adalah metode potensiometri untuk
menentukan titik ekivalennya, pengukuran potensial larutan diguanakan
elektroda kaca dan kolomel dan potensialnya proporsional dengan pH.
Penentuan Garam

Kandungan garam total suatu larutan dapat ditentukan dengan


melewatkan larutan tersebut pada tabung penukar ion, sehingga
garamnya diubah menjadi asam atau basa sesuai dengan penukar ionnya.
Jumlah asam atau basa ekivalen dengan garam dan jumlahnya
ditentukan dengan titrasi. Jadi misalnya garam suatu kation divalen
dilewatkan dalam penukar kation, dua mol hidrogen dibebaskan oleh
setiap mol kation tersebut
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai