Anda di halaman 1dari 40

PRAKTIKUM

LARUTAN PENYANGGA
TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM
Praktikum dilakukan di laboratorium kimia dasar pada hari Rabu ,06 Desember 2017.
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membuat Larutan penyangga asam/basa
2. Mahasiswa mampu menentukan derajat keasaman (pH) Larutan penyangga
3. Mahasiswa mampu membedakan Larutan penyangga Dan bukan penyangga
TEORI SINGKAT
Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari asam lemah atau basa lemah dan garamnya,
kedua komponen itu harus ada. Larutan ini mampu menahan pH ketika terjadi penambahan
sedikit asam atau sedikit basa (Raymond Chang, 2004: 132)
Yang diperlukan oleh larutan buffer adalah dua komponen; salah satu komponen mampu
menetralkan asam, dan komponen lainnya mampu menetralkan basa. Namun, kedua
komponen itu tidak boleh saling menetralkan. Persyaratan ini meniadakan campuran asam
kuat dan basa kuat. Jadi, larutan buffer biasa dideskripsikan sebgai gabungan dari asam
lemah dan basa konjugatnya, atau basa lemah dan asam konjugasinya (Petrucci, Harwood,
Herring, 2008: 335).

1. Larutan penyangga yang bersifat asam


Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya.
Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana
asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam
yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa
kuat yang digunakan seperti natrium (Na), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain. Contoh
yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam larutan. Pada kasus
ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang sebanding antara asam dan garam, maka
campuran tersebut akan memiliki pH 4.76. Ini bukan suatu masalah dalam hal
konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki konsentrasi yang sama.
2. Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara
lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa
lemahnya dicampurkan berlebih. Seringkali yang digunakan sebagai contoh adalah campuran
larutan amonia dan larutan amonium klorida. Jika keduanya dalam keadaan perbandingan
molar yang sebanding, larutan akan memiliki pH 9.25. Sekali lagi, hal itu bukanlah suatu
masalah selama konsentrasi yang anda pilih keduanya sama.
C. Cara kerja dan cara pembuatan larutan penyangga.
Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa
konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan
sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan.
1. Campuran asam lemah dengan garamnya (yang berasal dari asam lemah tersebut dan
basa kuat), adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Pada penambahan asam
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.
CH3COO-(aq) + H+(aq) CH3COOH(aq)
Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan
ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan
sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan
berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut
bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.
CH3COOH(aq) + OH-(aq) CH3COO-(aq) + H2O(l)
2. Campuran basa lemah dengan garamnya (yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
tersebut), adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3
dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Pada penambahan asam
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat
dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa
(NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk
ion NH4+.
NH3 (aq) + H+(aq) NH4+ (aq)
Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan
komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) NH3 (aq) + H2O(l)
D. Menghitung pH larutan penyangga
1. Larutan penyangga asam
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:

2. Larutan penyangga basa


Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:

E. Fungsi larutan penyangga


Dalam organisme terdapat berbagai macam cairan, seperti sel, darah, dan kelenjar. Cairan ini
berfungsi sebagai pengangkut zat makanan dan pelarut reaksi kimia didalamnya. Tiap reaksi
dipercepat oleh enzim tertentu, dan tiap enzim bekerja efektif pada pH tertentu (pH
optimum). Oleh sebab itu, cairan dalam organisme mengandung sistem buffer untuk
mempertahankan pH-nya. Sistem buffernya berupa asam lemah dengan basa konjugasinya.
1.Pengontrol pH Darah
Darah manusia dalam keadaan normal mempunyai pH = 7,35 7,45, yang dipertahankan
oleh tiga sistem buffer, yaitu buffer karbonat, hemoglabin, dan oksihemoglobin, sedangkan
dalam sel terdapat buffer fosfat (Syukri S, 1999: 422-423)
a. Buffer karbonat, yaitu pasangan asam karbonat (H2CO3) dengan basa konjugasi
bikarbonat (HCO3):
Buffer karbonat yaitu pasangan asam karbonat (H2CO3) dengan basa konjugasi bikarbonat
(HCO3):
H+(aq) + HCO3(aq) H2CO3(aq) H2O(aq) + CO2(aq)
Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah. Pelari maraton
dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh
metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis
ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan diare.
Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu
peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki
bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO2
dapat larut dalam air menghasilkan H2CO3. Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik.
Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-
kadang karena cemas dan histeris).
b. Buffer Hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan melalui
pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2 sangat sensitif
terhadap pH. Reaksi kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.
HHb+ + O2 H+ + HbO2
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga pH
darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2bersifat basa. Hemoglobin yang telah
melepaskan O 2dapat mengikat H + dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H +
yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang
terlarut dalam air saat metabolisme.
Produk buangan dari tubuh adalah CO2 yang di dalam tubuh bisa membentuk senyawa H
2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan HCO3. Penambahan H+dalam tubuh akan
mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat mengikat H+
membentuk asam hemoglobin (HHb+).
c. Buffer fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini adalah
campuran dari asam lemah H2PO4 dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari proses
metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan
ion HPO42-
HPO42-(aq) + H+(aq) H2PO4(aq)
Jika diberi OH, kesetimbangan bergeser kekiri, karena OH diikat H+ menjadi H2O.
Sebaliknya, jika ditambah OH kesetimbangan bergeser kekanan sehingga [H+] relatif tetap
(Syukri S, 1999: 423)
H2PO4(aq) + OH(aq) HPO42-(aq) + H2O(l)
Sehingga perbandingan [H2PO4 ] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan
tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu, penyangga fosfat
juga berperan sebagai penyangga urin. Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh
gagal, seperti dapat terjadi selama sakit, sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke
atas 7,8, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian
2. Obat tetes mata.
Adapun kandungan dari OTM atau obat tetes mata adalah Cendoxytrol, digunakan pada mata
merah yang berkaitan dengan alergi. Karakteristik yang penting pada obat tetes mata yaitu
buffer (larutan penyangga) atau pH. Idealnya sediaan optalmik harus diformulasikan pada pH
yang ekuivalen dengan pH cairan air mata yaitu 7,4. Pada kenyataannya, hal ini jarang
digunakan. Mayoritas bahan aktif digunakan dalam pengobatan mat adalah garam-garam dari
basa lemah dan hampir stabil pada pH asam.Beberapa suspensi biasanya lebih stabil pada pH
asam. pH adjustmen umumnya memerlukan persetujuan formulator. pH yang dipilih harus
optimum untuk stabilitas. Sistem buffer dipilih harus membunya kapasitas memadai untuk
menjaga pH dalam rentang stabilitas selama durasi produk. Namun ada sebagian obat tetes
mata yang mengandung steroid. Steroid adalah salah satu kandungan berbahaya yang apabila
digunakan pada mata. Meski tetes mata yang memiliki steroid lebih cepat sembuh, tapi
steroid sendiri memiliki efek samping yaitu katarak dan glukoma. Penyakit glukoma
merupakan salah satu penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan. Hal ini disebabkan
karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat, sehingga bola mata akan
membesar dan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata. Alhasil, saraf mata
tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati. Selain itu, obat tetes mata
yang mengandung kortikosteroid ini dapat juga menyebabkan kulit kelopak mata menjadi
atropi, tukak lambung, insomnia, ptosis, kerusakan kornea, retardasi mental, jerawat,
hipertensi, dan pikosis.
3. Menjaga pH makanan olahan dalam kaleng agar tidak mudah rusak /teroksidasi
4. Kemampuan asam sitrat untuk mengkelat logam menjadikannya berguna sebagai bahan
sabun dan deterjen
Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion
sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat
dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet
dan penghilang kesadahan air. Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal
berwarna putih. Serbuk Kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau
bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat.
Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat
didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat
diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 74 C.
5. Larutan Penyangga Pada bidang Farmasi
Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan obat
penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada
perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang
penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena
itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-
obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi
penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh.
Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem
penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi
dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah
yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita
temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata.
Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH
stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama
sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan
dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata harus disesuaikan dengan pH air mata agar
tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik
harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada
darah.
ALAT DAN BAHAN
ALAT :
Burst Dan statif
Gelas kimia
Pipet tetes
Piper ukur
Ball pipet
BAHAN :
CH3COOH 0,1 M, CH3COONa 0,1 M, NaOH 0,1M,,HCl 0,1 M, NaCl 0,1M, indikator
universal, akuades

PROSEDUR KERJA
Campuran CH3COOH Dengan CH3COONa
1. Diukur pH CH3COOH 0,1 M, CH3COONa 0,1 M, NaOH 0,1M,,HCl 0,1 M, NaCl
0,1M, akuades, dengan Kertas PH universal
2. Dicampurkan 15 ml Larutan CH3COOH 0,1M Dengan 15 my CH3COONa 0,1 M
lalu PH nya Diukur Dengan Kertas pH.
3. Larutan pada langkah ketiga dibagi kedalam 3 buah Gelas kimia masing masing
10 ml diberi label A, B, C.
4. Larutan yang diberi label A ditetesi Dengan HCl 0,1 M Dari buret secara berurutan
Dari ditambahi 1 ml, 5 ml, 10 ml Dan 15 ml Dan PH Nya Diukur setiap selesai
penambahan.
5. Larutan Dengan label B ditetesi Dengan NaOH 0,1 M Dari buret secara berurutan
Dari ditambahi 1ml, 5ml, 10ml, 15ml Dan pH nya Diukur setiap penambahan
6. Larutan Dengan label C ditambahkan Dengan 10 ml akuades Dan Diukur PH nya.
7. Dicampurkan 15 ml Larutan hcl 0,1M Dengan 15 ml Larutan NaCl 0,1 M.
8. Setiap penambahan dicatat dalam tabel pengamatan.
Campuran HCl Dengan NaCl
1. Dicampurkan 15 ml Larutan HCl 0,1M Dengan 15 ml NaCl 0,1 M lalu PH nya
Diukur Dengan Kertas pH.
2. Larutan pada langkah ketiga dibagi kedalam 3 buah Gelas kimia masing
masing 10 ml diberi label A, B, C.
3. Larutan yang diberi label A ditetesi Dengan HCl 0,1 M Dari buret secara
berurutan Dari ditambahi 1 ml, 5 ml, 10 ml Dan 15 ml Dan PH Nya Diukur setiap
selesai penambahan.
4. Larutan Dengan label B ditetesi Dengan NaOH 0,1 M Dari buret secara berurutan
Dari ditambahi 1ml, 5ml, 10ml, 15ml Dan pH nya Diukur setiap penambahan
5. Larutan Dengan label C ditambahkan Dengan 10 ml akuades Dan Diukur PH nya.
6. Dicampurkan 15 ml Larutan hcl 0,1M Dengan 15 ml Larutan NaCl 0,1 M.
7. Setiap penambahan dicatat dalam tabel pengamatan.
Campuran CH3COOH Dengan NaOH
1. Dicampurkan 25 ml Larutan CH3COOH 0,1M Dengan 5ml NaCl 0,1 M lalu PH
nya Diukur Dengan Kertas pH.
2. Larutan pada langkah ketiga dibagi kedalam 3 buah Gelas kimia masing
masing 10 ml diberi label A, B, C.
3. Larutan yang diberi label A ditetesi Dengan HCl 0,1 M Dari buret secara
berurutan Dari ditambahi 1 ml, 5 ml, 10 ml Dan 15 ml Dan PH Nya Diukur setiap
selesai penambahan.
4. Larutan Dengan label B ditetesi Dengan NaOH 0,1 M Dari buret secara berurutan
Dari ditambahi 1ml, 5ml, 10ml, 15ml Dan pH nya Diukur setiap penambahan
5. Larutan Dengan label C ditambahkan Dengan 10 ml akuades Dan Diukur PH nya.
6. Dicampurkan 15 ml Larutan hcl 0,1M Dengan 15 ml Larutan NaCl 0,1 M.
7. Setiap penambahan dicatat dalam tabel pengamatan.
HASIL PENGAMATAN
Ka CH3COOH = 1,8 X 10-5

LARUTAN pH SIFAT
CH3COOH 0,1 M 3 Asam kuat
Teoritis (2,8724)
CH3COONa 0,1M 7-8 Basa
Teoritis (8,8896)
NaOH 0,1M 11 Basa kuat
Teoritis (13)
HCl 0,1 M 1 Asam kuat
Teoritis (1)
NaCl 0,1 M 6 Asam lemah
Teoritis (7)
Akuades 7 Netral

Perhitungan bahan :
Perhitungan bahan :
CH3COOH 0,1M
CH3COONa 0,1M
M1 = 10 X% X xvalensi
M= Gr X 1000
BM
Mr 250
= 10 X 100% X 1,05 X1
0,1=gr x 1000
60,05
82 250
= 17,485 g
0,1 = gr x4
M1.V1 = M2.V2
82
17,485.V1=0,1X1000
Gr= 2,05
V1= 5,7191 mL

Perhitungan bahan :
Perhitungan bahan :
NaOH 0,1M
HCl 0,1 M
M= gr x 1000
M1 = 10 X % X x valensi
Mr v
BM
0,1 = gr x 1000
M1 = 10 X 37% X 1,19 X 1
40 500
36,5
Gr = 0,1 x 20
M1 = 12,06 mL
Gr = 2
Perhitungan bahan :
NaCl 0,1 M
M = gr x 1000
Mr v
0,1 = gr x 4
58,44
Gr = 1,461

Ph setelah ditambahkan
Jenis Ph HCl 0,1 M NaOH 0,1 M 10 ml
larutan mula- akuad
mula es
1 ml 5 ml 10 ml 15 ml 1 ml 5 ml 10 ml 15 ml
15 ml 5 5 3-4 2 2 4-5 6 12 12 5
CH3COOH Teoritis Teoritis Teoritis Teoriti Teoriti Teori Teoritis Teoritis Teoritis
0,1 + 15 ml 4,745 4,56 2,9832 s s tis 11,72 12,71 12,93
CH3COONa 1,58 1,30 4,92
0,1 M
15 ml HCl 1 1 1 1 1 2 3 12 12 1
0,1 M + 15 Teori Teoritis Teoritis Teoritis
ml NaCl 0,1 tis 7 12,39 12,60
M 1,39
25 ml 4 4 2 2 2 1 6 11-12 12 4
CH3COOH Teoritis Teoritis
0,1 M + 4,142
CH3COONa
0,1 M
Sifat- sifat Asam Asam Asam Asam Asam asam asam basa basa basa
PEMBAHASAN
Larutan penyangga adalah larutan yang berfungsi mempertahankan Ph pada kisarannya
apabila ada upaya untuk menaikkan atau menurunkan Ph dengan melakukan penambahan
asam atau basa serta melakukan pengenceran. Larutan penyangga terdiri dari asam lemah
dengan basa konjugasinya serta basa lemah dengan asam konjugasinya. Larutan yang bersifat
asam mempertahankan pH<7 dan larutan penyangga yang bersifat basa mempertahankan
Ph>7.

Pada praktikum ini dilakukan uji Ph terhadap larutan 15 ml CH3COOH 0,1 M + CH3COONa
0,1 M , larutan 15 ml HCl 0,1 M + 15 ml NaCl 0,1 M , larutan 15 ml HCl 0,1 M + 15 ml
NaCl 0,1 M dan larutan 25 ml CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M. Tujuan raktikum ini
adalah untuk menentukan sifat sifat dari larutan penyangga serta membedakan larutan
penyangga dan bukan larutan penyangga sehingga dilakukan titrasi dengan NaOH 0,1 M dan
HCl 0,1 M serta dengan penambahan akuades 10 ml untuk pengenceran. Titrasi dilakukan
secara berkala dimulai dari penambahan NaOH dan HCl 1 ml ,5 ml,10 ml, 15 ml .
Pada uji titrasi HCl 0,1 larutan 15 ml CH3COOH 0,1 + 15 ml CH3COONa 0,1 M diperoleh
pH = 5 dan setelah dititrasi dengan 1 ml HCl Ph=5 ,titrasi 5ml Ph= 3, titrasi 10 ml Ph= 2 dan
titrasi 10 ml Ph=2 sehingga dapat diketahui bahwa larutan ini dapat mempertahankan Ph
dalam suasana asam pada setiap titrasinya

TITRASI HCl 0,1 M


5

3
pH

2 2

1 5 10 15
HCl 0,1 M
Pada kurva diatas titik ekuivalen terjadi pada Ph=3 yaitu saat penambahan HCl 5 ml dapat
dilihat bahwa semakin banyak penambahan HCl pada larutan tersebut maka larutan sifatnya
semakin asam.
Pada uji titrasi larutan 15 ml HCl 0,1 M + 15 ml NaCl 0,1 M diperoleh awal Ph=1 setelah
penambahan HCl 0,1 M 1ml,5 ml, 10 ml, 15 ml Ph tidak mengalami perubahan , Ph tidak
berubah karena titrasi yang dilakukan sama-sama dalam suasana asam.
Pada uji titrasi larutan 25 ml CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M diperoleh Ph= 1 dan
setelah penambahan HCl 0,1 M sebanyak 1 ml Ph= 4 , pada penambahan 5 ml Ph= 2, pada
penambahan 10 ml ph= 2 dan penambahan 15 ml Ph = 2 jadi larutan tersebut dapat
mempertahankan Ph nya pada suasana asam.

TITRASI HCl 0,1 M


4

2 2 2
pH

1 5 10 15
HCl 0,1 M

Pada kurva diatas dapat dilihat titik ekuivalen pada penambahan 5 ml HCl 0,1 M dan semakin
banyak volume HCl yang ditambahkan semakin bersifat asam larutan tersebut.
Pada uji titrasi penambahan NaOH 0,1M pada sampel 15 ml CH3COOH 0,1 + 15 ml
CH3COONa 0,1 M penambahan 1ml memperoleh ph= 5 , penambahan 10 ml ph= 6
,penambahan 10 ml ph= 12 dan penambahan 15 ml ph = 12, larutan tersebut awalnya bersifat
asam namun setelah penambahan basa kuat dengan volume 10 dan 15 ml larutan berubah
menjadi basa.
titrasi NaOH 0,1M
14
12
10
8
PH

6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
PENAMBAHAN NaOH 0,1 M

Kurva diatas menunjukkan titrasi oleh basa kuat yang terjadi perubahan Ph sangat drastis
ketika penambahan 10 ml NaOH 0,1M
Pada uji penambahan NaOH 0,1M pada sampel 15 ml HCl 0,1 M + 15 ml NaCl 0,1 M
penambahan 1 ml memperoleh ph =2, penambahan 5ml ph= 3 , penambahan 10 ml ph= 12
dan penambahan 15 ml ph = 12, jadi dapat diketahui bahwa larutan tersebut dari suasana
asam berubah menjadi basa setelah penambahan basa kuat yaitu NaOH 0,1M.
Pada uji penambahan NaOH 0,1 M pada sampel 25 ml CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1
M penambahan 1 ml memperoleh ph=1 , pada penambahan 5 ml ph = 6 , pada penambahan
10 ml ph = 12 dan pada penambahan 15 ml ph = 12, larutan tersebut berubah dari sifat asam
menjadi basa. Pada proses pengenceran ketiga larutan dengan akuades 10 ml ph yang didapat
tidak berubah dengan ph awal.
KESIMPULAN
1. Larutan penyangga adalah larutan yang berfungsi mempertahankan Ph pada
kisarannya apabila ada upaya untuk menaikkan atau menurunkan Ph dengan
melakukan penambahan asam atau basa serta melakukan pengenceran.
2. Larutan 15 ml CH3COOH 0,1 + 15 ml CH3COONa 0,1 M setelah dititrasi dengan
HCl 0,1 M mempertahankan Ph dalam suasana basa dan merupakan larutan
penyangga, sedangkan ketika penambagan NaOH 0,1M larutan yang awalnya bersifat
asam berubah menjadi sifat basa.
3. Larutan 15 ml HCl 0,1 M + 15 ml NaCl 0,1 M setelah dititrasi dengan HCl 0,1 M
tidak mengalami perubahan Ph karena larutan yang dititrasi bersifat asam dan
penitrasinya juga bersifat asam sehingga ion ion nya tidak dapat berikatan,dan
larutan ini bukan larutan penyangga. Pada penambahan NaOH 0,1M larutan ini
awalnya bersifat asam dan setelah penambahan 10 ml dan 15 ml larutan menjadi
bersifat basa.
4. Larutan 25 ml CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M setelah dititrasi dengan HCl
0,1M dapat mempertahankan Ph pada suasana asam karena semakin banyak
penambahan HCl larutan bersifat semakin basa (basa kuat). Pada penambahan NaOH
0,1M larutan ini tidak dapat mempertahankan ph pada suasana asam karena pada
penambahan 10 ml dan 15 ml larutan menjadi bersifat basa.
5. Praktikum ini kurang akurat karena menggunakan indikator universal jadi memiliki
ketelitian yang kurang.

Jawaban pertanyaan :
1. Sifat sifat pada masing masing campuran
Campuran 15 ml CH3COOH 0,1 + 15 ml CH3COONa 0,1 M sifatnya asam , campuran
15 ml HCl 0,1 M + 15 ml NaCl 0,1 M sifatnya asam dan campuran 25 ml CH3COOH 0,1 M
+ CH3COONa 0,1 M sifatnya asam.
2. pH pada masing-masing zat
NaOH 0,1 M
[OH-] = 1 x 10-1
pOH = -log 10-1
=1
pH = 14-1
= 13
HCl 0,1 M
[H+] = 10-1
pH = -log10-1
=1
CH3COOH 0,1 M
[ + ] =

= 1,8 105 101

= 1,8 106

= 103 1,8
= [ + ]

= 1,8 103

= 3 1,8
= 2,8724
CH3COONa 0,1 M


[ ] =

1014
= 101
1,8105

= 0,6 109 101

= 0,6 105

= 0,6105

= 5 0,6

= 14 (5 0,6)

= 9 + 0,6 = 8,8896
NaCl (asamkuat + basakuat)

pH = 7
jenis larutan I

15 mL CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M



[ + ] = Ka x

1,5
= 1,8 x 10-5 x 1,5

pH = - log [ + ]
= 5 log 1,8
= 4,74

Jenis larutan II

15 mL HCl 0,1 M + 15 mL NaCl 0,1 M


HCl Cl- + H+
NaCl Na+ + Cl-
[H+] = 0,1
pH = -log [H+]
= -log 10-1
=1

Jenis larutan III

25 mL CH3COOH 0,1 M + 5 mL NaOH 0,1 M


CH3COOH + NaOH CH3COONa + 2
2,5 0,5
0,5 0,5 0,5
2 - 0,5

[ + ] = Ka x

2
= 1,8 x 10-5 x 0,5

= 1,8 x 10-5 x 4
= 7,2 x 10-5
pH = - log 7,2 x 10-5
= 5 log 7,2
= 4,14

3. Perhitungan pH campuran
Jenis larutan I
a. Penambahan HCl 1ml
CH3COONa + HCl CH3COOH + NaCl
0,5 0,1
0,1 0.1 0,1
0,4 - 0,1 + 0,5 = 0,6 mmol


[H+] = Ka

0,4
=1,8.10-5 0,1

= 72.10-6
pH = -log H+
= 6-log 72
= 4,14

b. Penambahan HCl 5ml


CH3COONa + HCl CH3COOH + NaCl
0,5 0,5
0,5 0.5 0,5
- - 0,5 + 0,5 = 1 mmol

1
M= = 0,06
15
[H+] = .
= 1,8. 105 6. 102
= 10,8 107
= 108 108
= 10,32 10-4
pH = 4-log 10,32
= 2,9832

c. Penambahan HCl 10ml


CH3COONa + HCl CH3COOH + NaCl
0,5 1
0,5 0.5 0,5
- 0,5 0,5 + 0,5 = 1 mmol

1
M= = 0,05
20
[H+] CH3COOH = .
= 1,8. 105 5. 102
= 90 108
= 9,48 10-4
[H+] HCl = x. Ma
0,5
=1 = 25010-4
20
Htot = 9,48 10-4 + 25010-4
= 259,48 10-4
pH = 4-log 259,48
= 1,58

d. Penambahan HCl 15ml


CH3COONa + HCl CH3COOH + NaCl
0,5 1,5
0,5 0,5 0,5
- 1 0,5 + 0,5 = 1 mmol
1
M= = 0,04
25
[H+] CH3COOH = .
= 1,8. 105 4. 102
= 720 108
= 26,8 10-4
[H+] HCl = x. Ma
1
=1 = 410-2
25
Htot = 26,8 10-4 + 40010-4
= 426,8 10-4
pH = 4-log 426,8
= 1,36

e. Penambahan NaOH 1 ml
CH3COOH + NaOH CH3COOH + H2O
0,5 0,1
0,1 0,1 0,1
0,4 - 0,1 + 0,5 = 0,6 mmol


[H+] = Ka

-5 0,4
= 1,8. 10
0,6
= 1,210-5
pH = -log H+
= 5-log 1,2
= 4,92

f. Penambahan NaOH 5 ml
CH3COOH + NaOH CH3COOH + H2O
0,5 0,5
0,5 0,5 0,5
- - 0,5 + 0,5 = 1 mmol

1
M= = 0,67
15

[OH-] =

1014
= 67. 102
1,8105

= 37,2 1010
= 6,10 10-5
POH = 5-log 6,10
pH = 14 (5-log 6,10)
= 11 + log 6,10
= 11,72

g. Penambahan NaOH 10 ml
CH3COOH + NaOH CH3COOH + H2O
0,5 1
0,5 0,5 0,5
0,5 0,5 + 0,5 = 1 mmol

1
M= = 5 10-2
20

[OH-] CH3COONa =

1014
= 5. 105
1,8105

5
= 1010
18
= 0,27 10-5

[OH-] NaOH = x. Mb
0,5
=1 = 2510-3
20
OH- tot = 25 10-3 + 2710-3
= 52 10-3
POH = 3-log 52
pH = 14-(3-log 52)
= 11 + log 52
= 12,71

h. Penambahan NaOh 15 ml
CH3COOH + NaOH CH3COOH + H2O
0,5 1,5
0,5 0,5 0,5
- 1 0,5 + 0,5 = 1 mmol
1
M= = 4 10-2
25

[OH-] CH3COONa =

1014
= 4. 102
1,8105

4
= 1010
18
= 47 10-3

[OH-] NaOH = x. Mb
1
=1 = 4010-4
25
OH- tot = 40 10-3 + 4710-3
= 87 10-3
POH = 3-log 87
pH = 14-(3-log 87)
= 11 + log 87
= 12,93.

Penambahan akuades 10 mL
CH3COOH + CH3COONa + akuades
- mmol = M xV
= 0,1 x 40
= 4 mmol
- mmol = M x V
= 0,1 x 40-4
= 4 mmol


[ + ] = ka

4
[ + ] = 1,8 x 10-5
4
= 1,8 x 10-5
pH = - log 1,8 x 10-5
pH = 5 log 1,8
pH = 4,74
4. pH campuran lainnya!
Jenis larutan II
Penambahan NaOH 0,1 M
a. HCl + NaOH NaCl + H2O
0,5 0,1
0,1 0,1 -
0,4
mmol 0,4 mmol
M=
= 10
= 0,04

[ + ] = Valensi x Ma
= 1 x 0,04
= 0,04
pH = - log [ + ]
= - log 4 x 10-2
= 2 log 4
= 1,39
Penambahan NaOH 5 mL
b. . HCl + NaOH NaCl + H2O
0,5 0,1
0,5 0,1 0,5 -
0,5 (netral)
mmol 0,5 mmol
M=
= 10
= 0,05

[ + ] = Valensi x Ma
= 1 x 0,05
= 0,05
pH = - log [ + ]
= - log 5 x 10-2
= 2 log 5
= 1,30
Penambahan NaOH 10 mL
c. HCl NaOH
0,5 1
0,5 0,5
0,5
mmol 0,5
M= = = 25 x 10-3
20

[ + ] = Valensi x Mb
= 1 x 25 x 10-3
pOH = - log [ + ]
= - log 25 x 10-3
= 3 log 25
pH = 14 (3 log 25)
= 11 + log 25
= 12,39

Penambahan NaOH 15 mL
d. HCl NaOH
0,5 1,5
0,5 0,5
1 mmol
mmol 1 mmol
M=
= 25
= 4 x 10-2
[ + ] = Valensi x Mb
= 1 x 4 x 10-2
pOH = - log [ + ]
= - log 4 x 10-2
= 2 log 4
pH = 14 (2 log 4)
= 12 + log 4
= 12,60
Penambahan akuades 10 mL
HCL + NaCl + akuades
V1 x M1 = V2 x M2
15 x 0,1 = 25 x M2
1,5
M2 = 25

= 0,06
=6 10-2
pH =- log 6 x 10-2
pH = 2 log6
= 2-0,778
= 1,222

Penambahan HCl
HCl 0,1 M + NaCl 0,1 M disertai penambahan HCl 0,1M sebanyak 1 Ml, 5 ml, 10 ml, dan 15
mL tidak menghasilkan reaksi, sehingga:
1. Saat penambahan 1 ml HCl 0,1 M
M HCl = 0,1 M
- V HCl dalam gelas = 15 mL
Mol =M.V
= 0,1 . 15
= 1,5 mmol
- V penambahan HCl = 1 mL
Mol =M.V
= 0,1 . 1
= 0,1 mmol
- Mol total = 1,5 mmol + 0,1 mmol
= 1,6 mmol
- V total = 15 mL + 1 mL
= 16 mL
- M HCl = mol total
V total
= 1,6 mmol
16 mL
= 0,1 M
= 10-1 M
- pH = - log [H+]
= - log 10-1
= 1
2. Saat penambahan 5 ml HCl 0,1 M
M HCl = 0,1 M
- V HCl dalam gelas = 15 mL
Mol =M.V
= 0,1 . 15
= 1,5 mmol
- V penambahanHCl = 5 mL
Mol =M.V
= 0,1 . 5
= 0,5 mmol
- Mol total = 1,5 mmol + 0,5 mmol
= 2,0 mmol
- V total = 15 mL + 5 mL
= 20 mL
- M HCl = mol total
V total
= 2 mmol
20 mL
= 0,1 M
= 10-1 M
- pH = - log [H+]
= - log 10-1
= 1

3. Saat penambahan 10 ml HCl 0,1 M


M HCl = 0,1 M
- V HCl dalam gelas = 15 mL
Mol =M.V
= 0,1 . 15
= 1,5 mmol
- V penambahan HCl = 10 mL
Mol =M.V
= 0,1 . 10
= 1 mmol
- Mol total = 1,5 mmol + 1 mmol
= 2,5 mmol
- V total = 15 mL + 10 mL
= 25 mL
- M HCl = mol total
V total
= 2,5 mmol
25 mL
= 0,1 M
= 10-1 M
- pH = - log [H+]
= - log 10-1
= 1
4. Saat penambahan 15 ml HCl 0,1 M
M HCl = 0,1 M
- V HCl dalam gelas = 15 mL
Mol =M.V
= 0,1 . 15
= 1,5 mmol
- V penambahan HCl = 15 mL
Mol =M.V
= 0,1 . 15
= 1,5 mmol

- Mol total = 1,5 mmol + 1,5 mmol


= 3 mmol
- V total = 15 mL + 15 mL
= 30 mL
- M HCl = mol total
V total
= 3 mmol
30 mL
= 0,1 M
= 10-1 M
- pH = - log [H+]
= - log 10-1
= 1

Jenis larutan III


NaOH + HCl NaCl + H2O
Mula-mula 0,5 0,1
Bereaksi 0,1 0,1 0,1
Sisa 0, 4 - 0,1
0,4
M =
31

= 12, 9 x 10-3


[OH ] =

1014
= 12, 9 103
1,8 105

12,9 1017
=
1,8 105

= 7, 167 1012

= 10-6 x 7, 167
= 2, 677 x 10-6

POH = - Log [OH ]


= - Log 2, 677 x 10-6
= 6 Log 2, 677
pH = 14 (6- Log 2, 677)
= 8 + 0, 43
= 8, 43
Penambahan HCl 5 mL

NaOH + HCl NaCl + H2O


Mula-mula 0,5 0,5
Bereaksi 0,5 0,5 0,5
Sisa - - 0,5
Tidak ada sisa, baik asam maupun basa. Reaksi dari asam kuat dengan basakuat yang
tanpa sisa menghasilkan larutan dengan pH 7.
Penambahan HCL10 mL

NaOH + HCl NaCl + H2O


Mula-mula 0,5 1
Bereaksi 0,5 0,5 0,5
Sisa - 0,5 0,5
0,5
[H + ] =
40

= 12, 5 x 10-3

pH = - Log [H + ]

= - Log 12, 5 x 10-3


= 3 Log 12, 5
= 3 1, 09
= 1, 9
=2
Penambahan HCL 15 mL

NaOH + HCl NaCl + H2O


Mula-mula 0,5 1,5
Bereaksi 0,5 0,5 0,5
Sisa - 1 0,5
1
[H + ] =
45
= 2,2 x 10-2

pH = - Log [H + ]

= - Log 2,2 x 10-2


= 2 Log 2,2
= 2 0, 34
= 1, 56
Penambahan 1 mL NaOH

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O


2 0,5
0,1 0,1
1,9 0,6
1,9
[H+] = 1,8 x 10-5 .
0,6

= 5,7 x 10-5
pH = 5 log 5,7
= 5 0,755
= 4,245
Penambahan 5 mL NaOH

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O


2 0,5 0,5
0,5 0,5 0,5
1,5 - 1

1,5
[H+] = 1,8 x 10-5 .
1

= 2,7 x 10-5
pH = 5 log 2,7
= 5 0,431
= 4,569
Penambahan 10 mL NaOH

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O


2 1 0,5
1 1 1
1 - 1,5

1
[H+] = 1,8 x 10-5 .
1,5

= 1,188 x 10-5
pH = 5 log 1,188
= 5 0,074
= 4,926
Penambahan 15 mL NaOH

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O


2 1,5 0,5
1,5 1,5 1,5
0,5 - 2

0,5
[H+] = 1,8 x 10-5 .
2

= 0,45 x 10-5
pH = 5 log 0,45
= 5 (-0,35)
= 5,35

Penambahan akuades 10 mL
CH3COOH + NaOH + akuades

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O


2,5 0,5
0,5 0,5 0,5
2,0 - 0,5

2,0 mmol CH3COOH 30 mL + 10 mL H2O


2
Masam = 40

= 0,05
0,5
Mgaram =
40

= 0,0125

[ + ] = ka

0,05
= 1,8 x 10-5
0,0125

= 1,8 x 10 -5 x 4
= 72 x 10-6
pH = 6 log 72
= 6 1,857
= 4,125
LAMPIRAN

Lampiran

CH3COOH+CH3COONa
dititrasi dengan NaOH 1 ml CH3COOH+CH3COONa
dititrasi dengan NaOH 5
ml
CH3COOH+CH3COONa 15 mlCH3COOH+15 CH3COOH+CH3COONa
dititrasi dengan NaOH 10 ml mlCH3COONa dititrasi dengan HCl 1 ml

CH3COOH+CH3COONa
dititrasi dengan HCl 5 ml
CH3COOH+CH3COONa
CH3COOH+CH3COONa
dititrasi dengan HCl 10 ml
dititrasi dengan HCl 15 ml

CH3COOH+CH3COONa
ditambahkan akuades 10 ml
DAFTAR PUSTAKA
Sulystyorini, Heni. 2006. Pokok bahasan larutan penyangga : semarang. Universitas
semarang
Zulfikar. 2010. Larutan Penyangga atau Buffer. http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/larutan/larutan-penyangga-atau-buffer/. Diakses pada 7
Desember 2017
Svehla, G. 1979. Vogel:Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro
Edisi kelima. Jakarta : PT Kalman Media Pusaka
Partana, Crys F dan Antuni Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia 2. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Mangihut. 2009. Kimia Dasar.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
PRAKTIKUM
LARUTAN PENYANGGA

NAMA KELOMPOK :
1. SI AYU INDAH SUKMAWATI (P07134017067)
2. NI LUH PUTU SANTIKA DEWI (P07134017068)
3. DESAK GEDE DWI AGUSTINI (P07134017069)
4. NI KADEK ENNIE S. ARYANTI (P07134017070)
5. I GDE YOGA MAHANANDHA (P07134017071)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN (1B)
POLITEKNIK KESEHATANDENPASAR
2017

Anda mungkin juga menyukai