LARUTAN PENYANGGA
(BUFFER)
pH suatu larutan akan turun apabila ditambah asam, hal ini disebabkan meningkatnya konsentrasi H+.
Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH karena penambahan basa meningkatkan konsentrasi OH–.
Penambahan air pada larutan asam dan basa akan mengubah pH larutan, karena konsentrasi asam atau basanya
akan mengecil. Namun, ada larutan yang bila ditambah sedikit asam, basa, atau air tidak mengubah pH secara
berarti. Larutan yang demikian disebut dengan larutan penyangga (disebut juga larutan buffer atau dapar).
Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari asam lemah atau basa lemah dan garamnya, kedua komponen itu
harus ada. Larutan ini mampu menahan pH ketika terjadi penambahan sedikit asam atau sedikit basa (Raymond
Chang, 2004: 132)
Untuk lebih memahami konsep Larutan Penyangga, silakan lihat video dibawah ini.
B. Komponen larutan penyangga
Yang diperlukan oleh larutan buffer adalah dua komponen; salah satu komponen mampu menetralkan asam, dan
komponen lainnya mampu menetralkan basa. Namun, kedua komponen itu tidak boleh saling menetralkan.
Persyaratan ini meniadakan campuran asam kuat dan basa kuat. Jadi, larutan buffer biasa dideskripsikan sebgai
gabungan dari asam lemah dan basa konjugatnya, atau basa lemah dan asam konjugasinya (Petrucci, Harwood,
Herring, 2008: 335)
1. Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari
asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu
mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah
berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang
bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium (Na), kalium, barium, kalsium, dan
lain-lain. Contoh yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam larutan. Pada kasus
ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang sebanding antara asam dan garam, maka campuran tersebut
akan memiliki pH 4.76. Ini bukan suatu masalah dalam hal konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki
konsentrasi yang sama.
CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)
Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+
membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+
dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH),
bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion
CH3COO- dan air.
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus
berikut:
1.Pengontrol pH Darah
Darah manusia dalam keadaan normal mempunyai pH = 7,35 – 7,45, yang dipertahankan oleh tiga sistem
buffer, yaitu buffer karbonat, hemoglabin, dan oksihemoglobin, sedangkan dalam sel terdapat buffer fosfat
(Syukri S, 1999: 422-423)
a. Buffer karbonat, yaitu pasangan asam karbonat (H2CO3) dengan basa konjugasi bikarbonat (HCO3–):
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini adalah campuran dari asam
lemah H2PO4– dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang
bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan ion HPO42-
HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4–(aq)
Jika diberi OH–, kesetimbangan bergeser kekiri, karena OH– diikat H+ menjadi H2O. Sebaliknya, jika ditambah
OH– kesetimbangan bergeser kekanan sehingga [H+] relatif tetap (Syukri S, 1999: 423)
H2PO4–(aq) + OH–(aq) ⇄ HPO42-(aq) + H2O(l)
Sehingga perbandingan [H2PO4– ] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan tetap.Penyangga ini juga ada
di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu, penyangga fosfat juga berperan sebagai penyangga urin. Apabila
mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama sakit, sehingga pH darah turun di
bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan
kematian
2. Obat tetes mata.
Adapun kandungan dari OTM atau obat tetes
mata adalah Cendoxytrol, digunakan pada mata merah yang berkaitan dengan alergi. Karakteristik yang penting
pada obat tetes mata yaitu buffer (larutan penyangga) atau pH. Idealnya sediaan optalmik harus diformulasikan
pada pH yang ekuivalen dengan pH cairan air mata yaitu 7,4. Pada kenyataannya, hal ini jarang digunakan.
Mayoritas bahan aktif digunakan dalam pengobatan mat adalah garam-garam dari basa lemah dan hampir stabil
pada pH asam.Beberapa suspensi biasanya lebih stabil pada pH asam. pH adjustmen umumnya memerlukan
persetujuan formulator. pH yang dipilih harus optimum untuk stabilitas. Sistem buffer dipilih harus membunya
kapasitas memadai untuk menjaga pH dalam rentang stabilitas selama durasi produk. Namun ada sebagian obat
tetes mata yang mengandung steroid. Steroid adalah salah satu kandungan berbahaya yang apabila digunakan
pada mata. Meski tetes mata yang memiliki steroid lebih cepat sembuh, tapi steroid sendiri memiliki efek
samping yaitu katarak dan glukoma. Penyakit glukoma merupakan salah satu penyakit mata yang dapat
menyebabkan kebutaan. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat,
sehingga bola mata akan membesar dan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata. Alhasil, saraf
mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati. Selain itu, obat tetes mata yang
mengandung kortikosteroid ini dapat juga menyebabkan kulit kelopak mata menjadi atropi, tukak lambung,
insomnia, ptosis, kerusakan kornea, retardasi mental, jerawat, hipertensi, dan pikosis.
3. Menjaga pH makanan olahan dalam kaleng agar tidak mudah rusak /teroksidasi
4. Kemampuan asam sitrat untuk mengkelat logam menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan
deterjen
Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga
untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat.
Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan
penghilang kesadahan air. Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih. Serbuk
Kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau bentuk monohidrat yang mengandung satu
molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas,
sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat
tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 74 °C.
Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi,
industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini
dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan
ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat
bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir
konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-
hari seperti pada obat tetes mata.
Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH
akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat
tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata harus
disesuaikan dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata.
Begitu juga obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada
darah.
Soal:
1. Apa yang dimaksud dengan larutan penyangga dan berikan contoh?
2. Periksa apakah campuran dibawah ini bersifat penyangga atau tidak. Jika ya, tuliskan komponen
penyangganya:a) NH4OH + NH4CI. b) NaOH + HCI. c) CH3COOH + CH3COOK. d) H2SO4 +
NaOH
3. Hitung pH dari 200 ml larutan CH3COOH 0,25 M dengan 100 ml CH3COOK 0,25 M. (Ka = 10-5):
a)NH4OH + NH4CI. b) NaOH + HCI. c) CH3COOH + CH3COOK. d) H2SO4 + NaOH
4. Massa CH3COONa (Mr = 82 ) yang harus ditambahkan kedalam 100 ml larutan CH3COOH 0.1 M
(Ka = 1 x 10-5) untuk memperoleh pH 5 adalah … gram.
5. Tentukan pH larutan apabila 400 ml larutan NH4OH 0,5 M dicampur dengan 100 mL larutan NH4Cl
0,5 M (Kb NH4OH = 1,8 x 10-5)
6. Sebanyak 100 ML NH4OH 0,1 M direaksikan dengan 50 mL HCI 0,1 M, tentukan pH setelah
dicampurkan (Kb = 2 x 10-5)
7. Mengapa larutan penyangga penting dalam tubuh?
8. Sebutkan 2 contoh larutan penyangga yang berperan mempertahankan pH dalam tubuh makhluk hidup!
9. Sebutkan akibat dari keadaan asidosis (penurunan pH dalam darah) dan keadaan alkalosis (peningkatan
pH dalam darah)!
10. Apakah fungsi larutan penyangga fosfat dalam air liur manusia?
Jawaban soal
0,05
= 10-5 .
0,025
= 2 x 10-5
pH = - log [H+]
= -log 2 x 10-5
= 5 – log 2
= 4,7
4. Mol CH3COOH =MxV 0,5 x 0,1 = 0,05 mol
pH = 5 [H+] = 10-6
0,01 mol
10-5= 10-5
x
10−7
10-5 =
x
= 10-2 x 82
= 0,82 gram
0,2 mol
= 1,8 × 10-5.
0,05 mol
= 7,2 x 10-5
= 5 – log 7,2
pH = 14 - pOH
= 14 - (5 – log 7,2)
= 9 + log 7,2
6. Mol NH4OH = M x V = 0,1 M × 0,1 L = 0,01 mol
0,005 mol
= 2 x 10-5 .
0,005 mol
= 2 x 10-5
= - log 2 x 10-5
= 5 – log 2
pH = 14 – pOH
= 14 - (5 – log 2)
= 9 + log 2
7. Larutan penyangga penting dalam tubuh karena larutan penyangga berfungsi untuk
mempertahankan pH dalam tubuh makhluk hidup.3
8. Larutan penyangga phosfat yaitu H3PO4 dan basa konjugasinya berupa ion H2PO4-, larutan
penyangga karbonat yaitu H2CO3 dan ion HCO3-.
9. Akibat dari keadaan asidosis adalah penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes dan diare
terus-menerus. Sedangkan akibat dari keadaan alkalosis adalah hiperventilasi dan muntah
yang hebat.
10. Fungsi larutan penyangga fosfat adalah untuk menetralisir asam yang terbentuk dari
fermentasi sisa makanan.