Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Gilang
NPM : E1B023070
Prodi : Kehutanan
Kelompok : 2 (dua)
Hari/Tanggal : Selasa, 19 September 2023
Shift : Kamis, 10.00-12.00
Dosen : 1. Drs. Syafnil, M.Si
2. Dra. Devi Silsia, M.Si
Co-Ass : Icha Agnesia Deyatri (E1G020064)
Objek Praktikum : CARA MENYATAKAN
KONSENTRASI LARUTAN
I
DAFTAR ISI
I
BAB I
PENDAHULUAN
Larutan pada dasarnya yaitu fase yang homogen yang mengandung lebih
dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut
atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau
solute. Konsentrasi dalam suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang
ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam
beberapa cara. Antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya.
1
2
dapat dibuat mendapatkan campuran larutan dari dua atau lebih zat. Larutan
memiliki dua sifat yaitu larutan eksoterm dan larutan endoterm.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari melakukan praktikum ini, yaitu :
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan terdiri dari pelarut dan satu atau lebih zat terlarut. Pelarut adalah
senyawa yang ada dalam jumlah paling besar dan zat terlarut adalah senyawa
yang ada dalam jumlah lebih sedikit. Larutan dapat berupa cairan, gas, bahkan
padatan. Sebagai contoh, atmosfer adalah larutan; sebab, udara mengandung
hampir 79% gas nitrogen, yang dianggap sebagai pelarut, dan gas oksigen,
karbondioksida, serta gas lainnya adalah zat terlarut. Sedangkan contoh larutan
dalam bentuk padatan adalah alloy(paduan logam), seperti kuningan (alloydari
Cu dan Zn) dan solder(alloydari Sn dan Pb) (Andy, 2012).
3
4
6. Molaritas (M)
7. Molalitas (m)
8. Normalitas (N).
BAB III
METODOLOGI
3. 2 Prosedur Kerja
5
6
3.2.8 Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr Urea 60 gr/mol)
HASIL PENGAMATAN
6. Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr H2C2O4. 2 H2O 126 gr/mol)
7
8
PEMBAHASAN
Salah satu cara menyatakan konsentrasi yang paling sederhana adalah dengan
persen massa (pph/part per hundred) komponen dalam suatu larutan, dengan
rumus pph:
% W/W = zat terlarut x
100% Gram zat terlarut+Gram zat
pelarut
2. Persen Volume (%V/V)
Fraksi mol adalah perbandingan mol zat terlarut atau pelarut terhadap jumlah
9
10
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Berikut
adalahrumus molaritas:
M= mol zat terlarut
L larutan
Mol zat terlarut (n) = gram zat terlarut
Mr zat terlarut
M= gram zat
terlarut .
Mr zat terlarut x L larutan
7. Molalitas (m)
kg pelarut
8. Normalitas
larutan
N= mol ekivalen zat terlarut (Ek)
L larutan
EK = Ekivalen zat terlarut (gram zat terlarut)
Rumus untuk menghitung berat larutan NaCl yang di pakai saat praktikum :
0,5 gram
= x 100 % = 1 %
50 ml
b. Molaritas
50 ml = 0,05 Liter
Mr NaCl = 23+35,5 = 58,5 gr/mol
ml zat terlarut
5% = x 100 % = 2,5 ml
50 ml
b. Molaritas
MrC2H5OH = (12x2) + 6 + 16 = 46 gr/mol
50 ml = 0,05 Liter
0,107 gr
= x 100 % = 0,214 %
50 ml
b. Persen Volume
ml zat terlarut
% V/V= ml zat terlarut+ml pelarut x 100 %
0,5 ml 0,5 ml
= 0,5 ml+50 mlx 100 % = 50,5 ml x 100 % = 1 %
b. Persen Volume
ml zat terlarut
% V/V= ml zat terlarut+ml pelarut x 100 %
0,415 ml 0,415 ml
= 0,415 ml+50 mlx 100 % = 50,415 ml x 100 % = 0,823 %
6. Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2C2O4. 2 H2O. 126 gram/mol)
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian
diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
Perhitungannya :
a. Normalitas
Mr 126 gr/mol
BE = = = 63 gr/EK
n 2 gr/mol
0,005 EK
= = 0,1 N
0,05 L
14
0,3151 gr
= x 100 % = 0,6302 %
50 ml
c. Molaritas
MrH2C2O4. 2 H2O= 126 gr/mol
50 ml = 0,05 Liter
0,3151 gr 0,3151 gr
= 126 gr/mol x 0,05L = 6,3 gr/mol.L = 0,05 M
0,005 EK
= = 0,1 N
0,05 L
0,2 gr
= 50 mlx 100 % = 0,4 %
c. Molaritas
MrNaOH = 40 gr/mol
50 ml = 0,05 Liter
15
0,2 gr 0,2 gr
= 40 gr/mol x 0,05L = = 2 gr/mol.L = 0,1 M
= 2172
b. Molaritas
Mr urea = 60 gr/mol
50 ml = 0,05 Liter
M= gram zat
terlarut .
Mr zat terlarut x L larutan
15. Molalitas (m)
Molalitas adalah banyaknya mol zat terlarut dalam 1kg(1000g) pelarut.
Berikutadalah rumus molalitas:
17
kg pelarut
16. Normalitas
Pembahasan :
Larutan atau dalam bahasa Inggrisnya solution yang pada dasarnya adalah
campuran homogen antara dua zat atau lebih yang memiliki komposisi merata atau
serba sama di seluruh bagian volumenya.
Agar titrasi dapat berlangsung dengan baik, yang harus diperhatikan adalah :
a) Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara
stoikiometri, artinya sesuai dengan ketetapan yang dicapai dengan peralatan
yang lazim digunakan dalam titrimetri. Reaksi harus sempurna sekurang-
kurangnya 99,9 % pada titik kesetaraan.
b) Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat.
Berat ekivalen tergantung pada :
a. Asam-basa, berat gram ekivalen adalah berat dalam gram suatu zat
yang diperlukan untuk bereaksi dengan 1 mol ion H+ atau ion OH-.
b. Reaksi oksidari dan reduksi, berat gram ekivalen adalah berat dalam
gram suatu zat yang diperlukan untuk bereaksi dengan 1 mol
electron (e-).
19
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
6.2 Saran
1. Pada saat percobaan praktikan harus mengerti bagaimana cara perhitungan
larutan pada berbagai konsentrasi
2. Pada saat percobaan praktikan juga harus tau beberapa macam jenis
konsentrasi larutan dan satuannya
3. Pada percobaan praktikan harus tertib dalam mendengarkan Ko-ass
menjelaskan berbagai larutan yang digunakan
20
DAFTAR PUSTAKA
Khikmah, N. 2015. Pengaruh Konsentrasi NaOH dan Laju Alir pada Penentuan
Kreatinin Dalam Urin Secara Sequential Injection Analysis. Kimia Student
Journal. Vol.1 (1) : 613-615.
21