Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA

Disusun oleh:

Nama : Nabilla Dewanti


NPM : E1G022015
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok :4
Hari/Jam : Rabu/14.00-16.00 WIB
Tanggal
Dosen : 1. Dra. Devi Silsia,M.si
2. Drs.Syafnil,M.si
Ko-Ass : Aris Wibisono (E1G019062)
Objek Praktikum : CARA-CARA MENYATAKAN KONSENTRASI
LARUTAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam melakukan suatu percobaan praktikum, tentu tidak terlepas dari
mencampurkan larutan satu dengan yang lainya. Sehingga ada baiknya kita harus
mengenal macam-macam larutan terlebih dahulu.
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogenn yang terdiri dari dua zat atau
lebih, sehingga memiliki komposisi yang merata, ukuran partikelnya sama, tidak dapat
dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut, partikel-partikel
penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau
lebih. Biasanya istilah larutan dianggap sebagai cairan yang mengandung zat terlarut,
misalnya padatan atau gas dengan kata lain larutan tidak hanya terbatas pada cairann
saja.
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam setiap satuan larutan
atau pelarut. Sederhananya, konsentrasi larutan dapat memberikan gambaran atau
sebuah informasi tentang perbandingann jumlah zat terlarut dan jumlah zat pelarutnya.
Konsentrasi larutan yang biasa dipakai pada laboratorium, yaitu molaritas, molalitas,
normalitas, fraksi mol, konsentrasi dalam persen, part per million (ppm), dan part per
billion (ppb). Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran serba sama dari dua
komponen atau lebih yang saling berdiri sendiri.
Fase larutan biasanya berwujud gas, padat, dan cair. Dan komponen dari larutan
terdiri dari dua jenis yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut merupakan
komponen yang lebih banyak atau komponen yang menentukan keadaan larutan,
sedangkan zat terlarut adalah komponen yang jumlahnnya lebih sedikit. Semakin
banyak jenis zat terlarut yang dicampurkan maka semakin tinggi pula titik didih
larutannya. Jadi semakin besar konsentrasi larutan maka energi yang digunakan juga
semakin besar maka waktu yang diperlukan juga akan semakin kecil.

1.2 Tujuan
1. Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan
2. Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas


perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil atau besar
sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh zat itu akan keluar (mengendap
di bawah larutan). Dalam kondisi tertentu suatu larutan dapat mengandung lebih
banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh (Adha, S. D. 2015).
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk
menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi larutan
yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut (Khikmah, N.
2015).
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan kosentrasi.
Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dengan zat pelarut, dinyatakan
dalam satuan volume zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut.
Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas,
molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen volume (Malik, 2013).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu
disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh suatu larutan kadang-kadang
dijumpai suatu satu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak dari pada
zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperatur tersebut. Larutan yang
demikian disebut larutan lewat jenuh (Gunawan, 2013).
Di dalam pengukuran konsentrasi larutan saat ini telah banyak yang
dikembangkan. Berbagai metode secara kimia ataupun fisika telah diketahui berbagai
kalangan umum. Penerapan konsep-konsep larutan pada skala laborotarium tidak
digunakan dalam skala perindustrian. Dengan banyaknya metode yang telah berhasil di
kembangkan dapat meminimalisir ketidak terjangkaunya alat-alat dalam
pengembangan –pengembangan konsep larutan (Lusiana, 2012).
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Normalitas menyatakan ekuivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan. Untuk
mengetahui perubahan warna yang dipakai sebuah indikator. Indikator adalah zat yang
warnanya berbeda dalam lingkungan yang sifatnya berlainan. Indikator asam basa
adalah senyawa golongan pewarna yang mampu memberikan perubahan warna apabila
ph dari suatu larutan berubah. Ada beberapa indikator asam basa diantaranya adalah
kertas lakmus, larutan metil, dan phenolptalein (Kuswanto, 2014).
BAB III
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Pipet Ukur
2. Pipet Gondok
3. Neraca Analitik
4. Botol Semprot
5. Kaca Arloji
6. Labu Ukur
7. Bola Hisap
8. Sikat Tabung Reaksi
9. Corong

3.1.2 Bahan
1. H2SO4
2. NaCl
3.NaOH
4. Etanol
5. KIO3
6. HCL
7. Asam Oksalat
8. Urea

3.2 Prosedur Kerja

Anda mungkin juga menyukai