SISUSUN
Nama : Yoga Agung Pangestu
NPM : E1C014059
Prodi : PETERNAKAN
Kelompok : 5 (LIMA)
Hari/jam : Selasa/ 14:00 wib
Tanggal : 11 November 2014
Ko-Ass : - Jhon fernanta Sipayung
- Nofitri Yenti
Dosen : Fitri Elecrika Dewi S., STP, M,Sc
Objek Praktikum : CARA MENYATAKAN
KONSENTRASI
LARUTAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bila dibandingkan dengan suspensi, dilihat dari ukuran partikel maka larutan adalah
kebalikan dari suspensi. Dalam suatu larutan baik dari zat terlarut maupun zat pelarut ukurannya
adalah sebesar molekul atau ion. Partikel ini tersebar secara merata (Brady, 1990).
Konsentrasi larutan diperlukan untuk mengetahui komponen-komponen dari larutan,
dimana pada konsentrasi larutan ini menyatakan kualitas zat pelarut (larutan), sehingga
konsentrasi larutan harus menyatakan butir-butir standarisasi yang digunakan untuk zat terlarut.
Unsur pH, serta konsentrasi pada zat terlarut dan pelarut sangatlah berpengaruh terhadap
pembuatan larutan dan standarisasinya (Coles, 1996).
Titrasi adalah cara analisis untuk menghitung jumlah suatu cairan yang dibutuhkan untuk
bereaksi dengan sejumlah cairan lain. Dalam suatu titrasi satu cairan mengandung reaktan yang
ditempatkan pada biuret. Memakai skala titran yang ditambah dengan indikator mo. Indikator
menandai habisnya titras. Titrasi biasanya terjadi pada asam, basa dan ditandai dengan adanya
perubahan warna (Hadyana, 1990).
Proses standarisasi diperlukan untuk mengetahui besar konsentrasi sesungguhnya dari
larutran yang dihasilkan. Cara yang digunakan bermacam – macam, yaitu misalnya titrasi dapat
digunakan jika konsentrasinya diketahui. Standarisasi secara titrasi dapat digunakan dengan
bahan baku primer yakni bahan yang konsentrasinya dapat langsung ditentukan dari berat bahan
murni yang dilarutkan dalam volume larutan yang terjadi. Larutan yang dibuat dari bahan baku
primer disebut larutan bahan baku primer (Haryadi, 1996).
Suatu larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom, ataupun ion dari dua zat
atau lebih.Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut
homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian
yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun (Keenan, 1999).
Menyebutkan komponen-komponen dalam larutan saja tidak cukup memberikan larutan
secara lengkap, informasi tambahan diperlukan, yaitu konsentrasi larutan.banyak cara untuk
memerikan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas
zat pelarut (Ralph,1990).
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Dalam menyatakan konsentrasi larutan kita harus benar-benar mamperhatiakan jumlah dan
ukuran zat terlarut dan pelarut yang akan dipakai untuk membuat larutan tersebut. Bacalah buku
penuntun dengan cermat agar dapat menghasilkan larutan yang diinginkan. Apabila membuat
larutan lebih dari satu, jangan gunakan wadah yang sama secara bergantian apabila belum
dibersihkan karena dapat mempengaruhi hasil larutan, atau bersihkan dulu wadah tersebut
apabila ingin digunakan untuk membuat larutan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Brady.1990. Kimia Dasar II. Gama Exact. Bandung.
Coles. 1996. Kimia Untuk Universitas. Rineka Cipta. Jakarta.
Hadyana, Aloysius. 2000. Fessenden & Fessenden, Kimia Organik 1. Jakarta. Erlangga.
Haryadi, W. 1996.Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.
Keenan, CW. 1999. Kimia untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Ralph H. 1990. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan. Erlangga. Jakarta.
Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. UI Press. Jakarta.
Sukarjdo, 1990.Kimia Larutan untuk Perguruan Tinggi.Yudhistira : Jakarta
Karyadi, Grenny. 1994. Kimia 2. Jakarta: DEPDIKBUD.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Jakarta: PT Rineka Cipta
Tanjung naufal, 2011.” KIMIA untuk SMA kelas XI”.karanganyar,jawa tengah:maestro.