Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

PEMBUATAN LARUTAN

Disusun oleh :

Kelompok 3

Hanissa Amelia (231030790738)

Nazwa Erika W. (231030790730)

Muhamad Yusup (231030790749)

Raihanul Jannah (231030791098)

Sheva Ananta Falah (231030790742)

Zira Puji Damayanti (231030790732)

01FKKP006

Dosen Pengampu :

I.M. Zulfahrin UZ, S.Pd.,M.Pd

FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA
TANGERANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penulis kepada kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan tim penulis rahmat dan berkat-Nya sehingga tim penulis dapat
melaksanakan dan menyusun Laporan Praktikum Kimia Analitik yang berjudul
“Pembuatan larutan” tepat pada waktunya. Penyajian laporan praktikum ini tim
penulis susun berdasarkan informasi yang didapat selama praktikum kimia
analitik. Dengan awal pengetahuan dan keterampilan yang tim penulis miliki serta
adanya bimbingan dari berbagai pihak sehinggatim penulis dapat memperoleh
tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan praktikum ini masih


terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata kesemperunaan baik dalam
penulisan maupun penyajian. Untuk itu kami mengharpka adanya kritik dan saran
yang membangun untuk menyempurnakan isi laporan praktikum ini. atas segala
perhatian, bantuan, dan kerja sama dari seluruh pihak, kami mengucapkan
terimakasih.

Tangerang Selatan, Oktober 2023

Kelompok tiga
DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Ketik judul bab (Tingkat 2) 2

Ketik judul bab (Tingkat 3)3

Ketik judul bab (Tingkat 1)..............................................................................................4

Ketik judul bab (Tingkat 2) 5

Ketik judul bab (Tingkat 3)6


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau
solute,sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam
larutan disebut pelarut atau solvent. Komposisi zat terlarut dan pelarut
dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarutdan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau
solvasi.Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam
larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat
atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang
mengandung sebagian besar solute relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut
konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil
solute, maka konsentrasinya rendah atau encer.Ilmu kimia sering dijumpai
berbagai jenis larutan.

Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut
atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut atau solven, Komposisi zat terlarut dan pelarut
dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau
solvasi (Chang, 2003).

Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi larutan


selain molalitas, normalitas maupun fraksi mol. Molaritas menyatakan jumlah mol
zat yang terlarut dalam liter larutan (james E. Brady, 2000)
1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mampu menggunakan peralatan gelas di Laboratorium


2. Mahasiswa mampu membuat larutan dari padatan dengan konsentrasi
tertentu
3. Mahasiswa mampu membuat larutan dengan cara pengenceran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Larutan

2.1.1 Definisi larutan

Larutan merupakan campuran zat-zat homogen yang memiliki komposisi


serba sama di seluruh volumenya. Larutan terdiri atas dua komponen atau lebih,
yaitu zat pelarut dan zat terlarut. Zat pelarut biasa disebut sebagai solvent dan
zatterlarut biasa disebut sebagai solute. Zat terlarut merupakan komponen
yang jumlahnya paling sedikit, sedangkan zat pelarut merupakan
komponen yang jumlahnya lebih banyak daripada zat terlarut. Suatu larutan yang
zat pelarutnya mencapai jumlah mamksimum konsentrasi larutan digunakan
untuk menyatakan banyaknya atau komposisi zat terlarut dan zat pelarut yang
terdeapat dalam larutan. Konsentrasi larutan dapat dibedakan secara kualitatif
dan kuantitatif. Secara kualitatif larutan dapat dibedakan menjadi larutan
pekat dan larutan encer.
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen, yaitu campuran
yangmemiliki komponen dengan jumlah yang sedikit, sedangkan pelarut
adalahkomponen yang terdapat dalam jumlah banyak. Larutan yang mengandung
zatterlarut dan pelarut disebut sebagai larutan biner. Kemampuan pelarut
melarutkan zat terlarut pada suatu suhu mempunyai batas tertentu. Larutan dengan
jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut sebagai larutan
jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, larutan disebut sebagai larutan tidak
jenuh. Namun, kadang- kadang dijumpai suatu keadaan saat zat terlarut dalam
larutan lebih banyak daripada yang seharusnya dapat larut dalam pelarut pada
suhutertentu, larutan yang mempunyai kondisi seperti ini dikatakan sebagai
larutanlewat jenuh (Laksono, 2004). Sifat-sifat larutan adalah sebagai berikut; a).
Tidak ada bidang batas antarkomponen penyusunnya; b). Antara partikel
solvent dan solute tidak bisa dibedakan; c) komponen yang paling banyak
dianggap sebagai pelarut. Jikalarutan berebntuk cair, maka air yang dianggap
sebagai pelarut d) komposisi diseluruh bagian adalah sama (Tim Dosen FTP UB,
2018). Jika dua zat yang berbeda dimasukkan kedalam suatu wadah ada tiga
kemungkinan yang terjadi yaitu bereaksi, bercampur dan tidak bereaksi. Jika zat
bercampur, maka sifatnya tidak berubah dan dapat dipisahkan kembali
dengancara fisika. Berdasarkan keadaan fase setelah bercampur, maka
campuran ada yang homogeny dan ada yang heterogen. Suatu larutan disebut
campuran karena susunannya dapat berubah-ubah, disebut homogen karena
susunannya begitu seragam sehingga tak dapat diamati bagian yang berlainan
(Iryanti dkk. 2007)

2.2.2 Konsentrasi larut

Sebuah larutan berbentuk campuran homogen yang isi didalamnya bisa


berbeda-beda, seperti adanya dua larutan yang berisi pelarut sebanyak satu liter.
Kondisi ini tidak bisa diketahui oleh orang dengan hanya melihat secara fisik
terkait jumlah gula yang dilarutkan, karena jumlah gula sebagai isi yang
dimasukkan dan pelarutnya berbeda. Jika ingin mengetahui jumlah relatif solut
dan solvent dalam larutan diperlukan konsentrasi larutan, zat yang sudah larut
sampai setiap satuan disebut konsentrasi larutan. Meski begitu informasi yang
ditunjukkan sangat sedikit, apalagi perbandingan dari jumlah isinya. Perlu adanya
cara lain dalam mengetahui jumlah tersebut. Molaritas, Molalitas, Normalitas,
Parts per Million (ppm) dan Parts per Billion (pbm), Fraksi Mol, Konsentrasi
dalam Persen serta Keformalan adalah beberapa jenis konsentrasi larutan yang
bisa dijumpai di laboratorium.
BAB III
METODE KERJA DAN PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat

Waktu : 15.50-selesai
Tanggal : Selasa, 3 Oktober 2023
Tempat : Laboratorium STIKES Widya Husada

3.2 Alat dan bahan

No Nama Fungsi

1. Tabung reaksi Tempat mereaksikan


2 larutan/bahan kimia
atau lebih.

2. Rak tabung reaksi Menyimpan atau


menata beberapa
tabung reaksi.

3. Beaker glass Wadah untuk


mencampur,mengaduk
dan memanaskan
cairan yang biasanya
digunakan dalam lab.

4. Labu ukur Membuat suatu


larutan dengan
volume yang
diketahui secara teliti.

5. Botol coklat Melindungi isi dari


sinar UV dan ideal
untuk produk yang
peka cahaya.

6. Pipet tetes Memindahkan larutan


dari suatu wadah lain
dengan jumlah yang
sangat sedikit.

7. Gelas ukur Untuk mengukur


volume cairan kimia
yang akan digunakan
dan tidak memerlukan
keakuratan tinggi.

8. Spatel Untuk mengambil zat-


zat kimia padat
berukuran kecil.

9. Batang pengaduk Membantu dekatansi


larutan, menginduksi
kristalisasi dan
memecahkan emulisi
pada suatu ekstraksi.

10. Kertas perkamen Sebagai alas


timbangan dalam
proses menimbangf
bahan obat dalam
jumlah kecil.
3.3 Bahan

No Nama Fungsi

1. NaOH Menghilangkan
atau
membersihkan

3.3 zat-zat dan Prosedur


kotoran-kotoran kerja
yang melekat pada
serat sisal. 3.3.1.
Pembuatan
2. H2S04 Sebagai bahan 100 mL
pembuatan asam NaOH 0,2
nitrat. M dari
3. KCL Kemampuan Kristal

kalium sebagai NaOH

pengantar glukosa
ke dalam tanah,
maka tanaman
mampu
meningkatkan
kualitas dan
kuantitas buah.

4. H2O Pelarut zat-zat gizi


seperti
monosakarida,
asam amino,
lemak, vitamin
dan mineral dan
bahan-bahan lain
seperti oksigen
dan hormon.
1. Hitung NaOH yang di butuhkan

2. Masukan ke dalam gelas kimia yang berisi H20 10 mL

3. Aduk dengan batang pengaduk

4. Masukan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 mL

5. Tambahkan H20 hingga tanda tera.

3.3.2 Pembuatan Ka 10 ppm dalam 50 mL

1. Hitung KCL yang di butuhkan

2. Masukan dalam gelas kimia yang berisi H20 10 mL

3. Aduk menggunakan batang pengaduk

4. Tambahkan H20 40 mL.

3.3.3. Pembuatan H2SO4 0.5 M sebanyak 100 mL

1. Hitung H2SO4 yang di butuhkan

2. Masukan H20 dalam labu takar sebanyak 10 mL

3. Masukan H2SO4 ke dalam labu takar tersebut

4. Tambahkan H20 hingga tanda tera.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No Perlakuan Hasil Gambar


1. H2SO4 1,5 ml ditambahkan H2SO4 larut
aquadest 10 ml lalu diaduk sempurna dalam
hingga larut kemudian dan lautan tidak
dipindahkan ke labu ukur dan keruh.
ditambahkan aquadest hingga
batas yang sudah ditentukan.

2. NaOH 0,8 gram ditambahkan NaOH terlarut


dengan 10ml aquadest, lalu sempurna.
diaduk hingga larut, kemudian
dipindahkan dalam labu ukur,
dan ditambahkan aquadest hingga
batas yang telah ditentukan.

3. KCL 0,1 mg ditambahkan KCL terlarut


aquadest 10 ml lalu diaduk sempurna dan
hingga larut, kemudian larutan tidak keruh
dipindahkan ke labu ukur, dan
ditambahkan aquadest hingga
tanda batas.

4.2 Perhitungan

1. NaOH (NaOH 0,2 M dalam 100ml)

M = gram x 1000
MR P

0,2 = gram x 1000


48 100

8 = 10 gram

Gram = 8 = 0,8 gram


10

2. KCL (10 PPM dalam 50 ml)

10 PPM = 10 gr
5.000.000 ml H2O

= 1 gr
500.000 ml H2O

= 1000
500.000 ml H2O

= 1 mg = 0,1 mg
500 ml 50 ml

3. H2SO4 (0,5 M dalam 100 ml)

m = (% . 10 . ρ)
mr

= [ (97%).10.(1,83) ]
98

= (1775) 2 = 36 m (H2SO4 pekat)


98
v1.m1 = v2.m2
v1.36 = 100.0,5
= 50 = 1,36 1,4 (1,5)
4

4.3 Pembahasan

Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan yang dapat
terjadi karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-molekul
atau lain-lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat, gas, atau cair.
namun lazimnya yang disebut larutan adalah zat cair. Larutan terdiri dari dua
komponen yaitu pelarut dan zat terlarut. Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi
yang mengukur banyaknya nol zat terlarut dalam satu liter larutan. Berdasarkan
kelarutan zat terlarut dalam larutan, larutan dibedakan menjadi tiga, yaitu laruta
jenuh, laruta tidak jenuh, dan larutan lewat jenuh. Larutan jenuh, adalah suatu
larutan jika ditambahkan zat terlarut kelarutan zat terlarut tersebut sangat kecil
(yang dapat larut sedikit). Larutan tidak jenuh, adalah suatu larutan jika
ditambahkan zat terlarut kelarutan zat terlarut tersebut sangat besar (yang dapat
larut banyak). Larutan lewat jenuh, adalah larutan dimana kelarutan zat
terlarutnya sudah maksimum. (Wachrodin, 2016).

Berdasarkan hasil praktikum kali ini menjelaskan bahwa pada percobaan


pertama pada pembuatan larutan NaCl, H2SO4, KCL yang sudah ditimbang
dengan tepat yaitu NaCl 0,8gram, H2SO4 1,5ml, KCL 0,1 pada timbangan
tersebut, kemudian larutkan ke dalam gelas kimia ditambahkan aquadest 10 ml
masing-masing sempel di aduk dengan pengaduk, setelah zat terlarut di masukkan
ke dalam labu ukur l ditambahkan dengan aquadest sebanyak 50ml sampai garis
batas ditentuan lalu di kocok hingga homogen dan dipindahkan dibotol coklat
diberi lebel. Setelah di amati H2SO4 1,5ml + Aquadest 10ml menghasilkan larut
sempurna dalam dan larutan tidak keruh. Pada percobaan kedua NaOH 0,8gram +
Aquadest 10ml menghasilkan larut namun tidak sempurna Dan pada percobaan
ketiga 0,1mg + Aquadest 10ml menghasilkan terlarut sempurna dan larutan tidak
keruh

Dari hasil pengamata praktikum yang dilakukan didapatkan bahwa larutan


NaOH, KCL, dan H2SO4 terlarut sempurna dalam aquadest. Sehingga
menghasilkan larutan yang tepat jenuh. Hal ini dikarenakan Natrium hidroksida
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Natrium
hidroksida juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam
kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH (Kirk & Othmer, 1981).
Sementara Kalium klorida atau KCL adalah senyawa garam alkali tanah dengan
halida yang terbentuk dari unsur kalium dan klor, senyawa ini sangat larut dalam
air. Dan Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral anorganik yang kuat. Zat
ini larut dalam air pada semua perbandingan.

Berdasarkan konsentrasinya larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan pekat


dan larutan encer. Larutan pekat adalah larutan dengan zat terlarut relatif lebih
banyak namun tidak sampai melebihi pelarutnya. Sementara larutan encer adalah
larutan yang memiliki pelarut lebih banyak ketimbang zat terlarutnya. H2SO4
97% merupakan contoh larutan pekat dan H2SO4 0,5 M adalah contoh larutan
encer.

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas maka dapat ditarik


beberapa kesimpulan yaitu :
 Semua bahan (NaOH, H2S04, KCl) setelah dicampurkan dengan aquades
menjadi larut sempurna tanpa terjadi gumpalan.

5.2 SARAN
 Sebaiknya dalam praktikum ini kita juga menggunakan pelarut lain agar
dapat dibandingkan kelarutannya.
 Laboratorium seharusnya melengkapi dan memperbanyak alat-alat lab
supaya praktik berjalan dengan cepat.

DAFTAR PUSTAKA

ANORGANIK II, K. I. M. I. A. Pembuatan Larutan CuSO4.

Ni’matul Zahro. (2015). Pembuatan larutan


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai