Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Surabaya, Agustus 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ......................................... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah .................................... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan ....................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB II PEMBAHASAN .......................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III PENUTUP .................................................. Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ............................................... Error! Bookmark not defined.

B. Saran .......................................................... Error! Bookmark not defined.

Daftar Pustaka .......................................................... Error! Bookmark not defined.

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting


untukmemahami sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia
Dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksikimia biasanya berlangsung antara
dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal ,
baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan.
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam
kebanyakan reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap
mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Larutan biasanya terdiri dari dua
zat atau lebih yang merupakan campuran homogen. Larutan disebut campuran
homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam atau satu fasehingga tidak
dapat diamati bagian - bagian komponen penyusunnya meskipun dengan
menggunakan mikroskop ultra sekalipun. Larutan terdiri dari dua komponen penting.
Komponen tersebut adalah solven atau pelarut dan solut atau zat terlarut. Biasanya
komponen solven mengandung jumlah zat terbanyak. Dan komponen solut
mengandung jumlah zat yang lebih sedikit.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan.
Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau
lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut
yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian
besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau
pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah
atau encer. Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat. Diantaranya sifat
larutan non elektrolit dan larutan elektrolit.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja macam – macam dari campuran?


2. Apa saja jenis-jenis dari larutan?
3. Apa yang dimaksud kosentrasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui macam – macam dari campuran


2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari laritan
3. Intuk mengetahui maksud dari konsentrasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Campuran
Campuran adalah suatu materi-materi yang disusun oleh beberapa suatu zat
tunggal baik berupa unsur atau senyawa dengan komposisi yang tidak tetap.
Dalam campuran sebuah sifat dari materi penyusunnya tidak dapat berubah
karena gabungan beberapa zat tanpa melakukan reaksi kimia.
a. Macam-Macam Campuran
1. Campuran Homogen
Campuran homogen tersusun oleh dua bagian atau bisa lebih
senyawa yang seluruh bagiannya mempunyai sifat dan susunan lama.
Larutan teridiri atas yang pertama pelarut (solvent) dan yang kedua zat
terlarut (solute). Pada suatu campuran homogen seluruh bagiannya
serbasama sehingga komponen-komponen penyusunnya tidak dapat
dibedakan.
Contoh Campuran Homogen Yaitu :
- Larutan garam (Campuran garam dengan air)
- Larutan gula (campuran gula dengan air)
- Air aki (larutan asam sulfat)
- Cuka dapur
- Udara
- Alkohol 70%
2. Campuran Heterogen
Campuran Heterogen adalah suatu campuran serbaneka, dimana
materi penyusunnya tidak berinteraksi, sehingga kita bisa mengamati
dengan jelas dari materi penyusun campuran tersebut. Campuran
heterogen tidak memerlukan kompisis yang tetap seperti halnya senyawa,

3
bila kita mencampurkan dua materi atau lebih maka akan terjadi suatu
campuran.
a. Campuran heterogen memiliki ciri-ciri, yaitu
1) ukuran partikel yang bercampur lebih besar dari molekul
2) pencampuran partikelnya tidak merata
3) larutan akan mengendap (partikel zat pelarut dan terlarutnya
berpisah) jika didiamkan
4) keruh dan tidak tembus cahaya.
b. Contoh Campuran Heterogen
Antara campuran minyak dan air, kita dapat melihat yang mana
bagian minyak dan yang mana bagian air dengan indera matakita.
Perhatikan pula susu yang sering kita konsumsi, terdiri dari
atas berbagai macam zat seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin C
dan E, dan mineral.
b. Pemisahan Campuran
1. Penyaringan/Filtrasi
Penyaringan adalah pemisahan campuran yang didasarkan pada
perbedaan ukuran partikel.
Contoh:
- Pemisahan campuran antara air dengan pasir
- Pemisahan campuran antara
- Zat hasil penyaringan disebut filtrat, dan zat sisa dari penyaringan
disebut residu.
2. Penyulingan/Distilasi
Penyulingan adalah pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik
didih.
Contoh:
- Pemisahan campuran antara air dengan alcohol
- Pemisahan air dengan minyak tanah

4
3. Kromatografi
Kromatografi adalah pemisahan campuran yang di dasarkan pada
perbedaan daya serap suatu zat terhadap bahan penyerap. Kromatografi
digunakan untuk memisahkan campuran warna pada tinta.Kromatografi
adalah pemisahan campuran yang di dasarkan pada perbedaan daya serap
suatu zat terhadap bahan penyerap
4. Kristalisasi
Kristalisasi adalah pemisahan campuran untuk memisahkan zat terlarut
dari larutannya.
Proses kristalisasi dimanfaatkan untuk:
- membuat garam dari air laut
- membuat gula pasir dari air gulaKristalisasi adalah pemisahan
campuran untuk memisahkan zat terlarut dari larutannya
5. Sentrifugasi
Pemisahan ini dilakukan dengan memasukkan suspensi ke dalam
tabung reaksi, kemudian dipusingkan/diputar dengan kecepatan tertentu.
Pemusingan yang sangat cepat menyebabkan partikel tersuspensi
mengendap di dasar tabung reaksi. Selanjutnya cairan dapat dituang secara
hati-hati sehingga dapat terpisah dengan zat padat yang mengendap.
Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan plasma darah dari
darah merah.
Sentrifugasi Pemisahan ini dilakukan dengan memasukkan suspensi ke
dalam tabung reaksiSentrifugasi Pemisahan ini dilakukan dengan
memasukkan suspensi ke dalam tabung reaksi
6. Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan campuran dengan menggunakan dua
pelarut yang tidak saling bercampur. Pemisahan ini dapat dilakukan
dengan corong terpisah sehingga dapat memisahkan zat yang larut dalam
minyak dan zat yang larut dalam air. Zat yang larut dalam air biasanya ada

5
di bagian bawah, sehingga ketika kita membuka keran pada corong pisah,
air dan zat yang terlarut akan keluar dan minyak serta zat yang terlarut di
dalamnya akan tertinggal. Selanjutnya untuk pemurnian zat dapat
dilakukan dengan distilasi.
7. Sublimasi
Pemisahan campuran dengan sublimasi dilakukan jika ada zat padat
yang menyublim bercampur dengan zat yang tidak dapat menyublim.
Contoh zat yang mudah menyublim adalah kapur barus, iodin, dan kafein.
2.2 Sifat Dasar Larutan
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom
ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau
komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam
sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan
dengan mikroskop optis sekalipun. Komponen larutan terdiri dari pelarut
(solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut adalah medium bagi zat terlarut yang
dapat berperan serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan
karena pengendapan atau penguapan. Dan uraian mengenai gejala ini memerlukan
komposisi larutan.dan berdasarkan daya hantarnya larutan dibagi menjadi larutan
elektrolit dan non elektrolit.
2.3 Komposisi Larutan
Ada beberapa cara untuk menyatakan komposisi larutan.Yaitu dengan Presentase
massa/ persen bobot : presentase berdasarkan massa suatu zat dalam larutan.
Dalam kimia yang paling bermanfaat menyatakan komposisi adalah fraksi mol,
molaritas, dan molalitas.
2.4 Jenis Larutan
Larutan berdasarkan daya hantarnya dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit
dan larutan non-elektrolit.
1. Larutan Elektrolit

6
Larutan elektrolit adalah larutan yang bisa menghantarkan arus listrik. Pada
larutan ini dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah
a. Elektrolit Kuat Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai
daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut
(umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ionion (alpha = 1). Yang
tergolong elektrolit kuat adalah:
- Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
- Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah,
seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
- Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan
lain-lain
Partikel-partikel yang ada di dalam larutan elektrolit kuat adalah
ion-ion yang bergabung dengan molekul air, sehingga larutan tersebut
daya hantar listriknya kuat. Hal ini disebabkan karena tidak ada molekul
atau partikel lain yang menghalangi gerakan ionion untuk menghantarkan
arus listrik, sementara molekul-molekul air adalah sebagai media untuk
pergerakan ion. Misalnya HCl dilarutkan ke dalam air, maka semua HCl
akan bereaksi dengan air dan berubah menjadi ion-ion dengan persamaan
reaksi berikut: HCl + H O ⎯→ H O + Cl Reaksi ini biasa dituliskan: HCl
⎯→ H + Cl
b. Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha < 1. Yang tergolong
elektrolit lemah:
- Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-
lain
- Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain

7
- Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-
lain (g) 2 ( l ) 3 + (aq) − (aq) (aq) + (aq) − (aq)
Misalnya CH COOH dilarutkan ke dalam air, maka sebagian CH
COOH akan terion dengan persamaan reaksi seperti berikut: CH COOH +
H O ⎯→ H O + CH COO CH COOH yang terion reaksinya biasa
dituliskan: CH COOH ⎯→ H + CH COO
Ion-ion yang telah terbentuk sebagian bereaksi kembali membentuk
CH COOH, sehingga dikatakan CH COOH yang terion hanya sebagian.
Reaksinya dapat dituliskan: CH COOH ⇔ H + CH COO Partikel-partikel
yang ada di dalam larutan adalah molekul-molekul senyawa CH COOH
yang terlarut dan ion-ion H dan CH COO . Molekul senyawa CH COOH
tidak dapat menghantarkan arus listrik, sehinggga akan menjadi
penghambat bagi ion-ion H dan CH COO untuk menghantarkan arus
listrik.
2. Larutan non elektrolit
Larutan non- elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-
ion (tidak meng-ion).
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
- Larutan urea
- Larutan sukrosa
- Larutan glukosa
- Larutan alkohol dan lain-lain

Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:

a. Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan,


temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat-
zat kimia yang bersangkutan akan turun.

8
b. Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur
dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia
yang bersangkutan akan naik. Berdasarkan jenuh atau tidaknya larutan
dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
- Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung zat terlarut (solute)
kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau
dengan kata lain, larutan yang partikelpartikelnya tidak tepat habis
bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak
jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti
larutan belum jenuh ( masih dapat larut).
- Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah zat
terlarut (solute) yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan
pelarut (solute) padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-
partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan
konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil
konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.
- Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang
mengandung lebih banyak zat terlarut (solute) daripada yang
diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain,3 3

3 (s) 2 ( l ) 3

+ (aq) 3

− (aq)

3 3 (aq)

+ (aq) 3

− (aq)

9
3

3 3 (aq)

+ (aq) 3

− (aq) 3+

3−3+

larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut (solute) sehingga
terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi
ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap). Berdasarkan sifat
kualitatif, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak zat
terlarut (solute) dibanding pelarut (solvent).
b. Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit zat terlarut (solute)
dibanding pelarut (solvent).
2.4 Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam sejumlah
tertentu larutan. Secara fisika konsentrasi dapat dinyatakan dalam % (persen)
atau ppm (part per million) = bpj (bagian per juta). Dalam kimia konsentrasi
larutan dinyatakan dalam molar (M), molal (m) atau normal (N).
a) Persen massa (% b/b)
Persen massa menyatakan perbandingan massa zat terlarut (solute) terhadap
massa larutan % Solute = 100 %
b) Persen volum (% v/v)

10
Persen volum menyatakan perbandingan zat terlarut (solute) terhadap volum
larutan % solute = 100 %
c) Persen massa/volum (% b/v) Persen massa per volum menyatakan
perbandingan massa zat terlarut (solute) terhadap volume larutan % 100 %
d) Persen volum/massa (% v/b)
Persen volum per massa menyatakan perbandingan volum zat terlarut (solute)
terhadap massa larutan % 100 %
e) Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan M
= x
f) Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilo gram (1000
gram) pelarut. m = x
g) Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut dalam setiap liter
larutan. N = x n x
h) Ppm
Senyawa Kelarutan Nitrat Semua larut Nitrit Semua larut kecuali Ag
Asetat Semua larut kecuali Ag , Hg , Bi Klorida Semua larut kecuali Ag , Hg
, Pb , Cu Bromida Semua larut kecuali Ag , Hg , Pb Iodida Semua larut
kecuali Ag , Hg , Pb , Bi Sulfat Semua larut kecuali Ba , Sr , Pb , (Ca sedikit
larut) Sulfit Semua tidak larut kecuali Na , K , NH Sulfida Semua tidak larut
kecuali Na , K , NH , Ba , Sr , Ca Fosfat Semua tidak larut kecuali Na , K ,
NH Karbonat Semua tidak larut kecuali Na , K , NH
ppm menyatakan massa (Mg) zat terlarut (solute) dalam tiap Kg
larutan ppm =

11
2.5 Kelarutan
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut (solute) yang
terlarut dan yang tak terlarut. Banyaknya zat terlarut (solute) yang melarut dalam
pelarut yang banyaknya tertentu untuk menghasilkan suatu larutan jenuh disebut
kelarutan (solubility) zat itu. Kelarutan umumnya dinyatakan dalam gram zat
terlarut per 100 mL pelarut, atau per 100 gram pelarut pada temperatur yang
tertentu. Jika kelarutan zat kurang dari 0,01 gram per 100 gram pelarut, maka zat
itu dikatakan tak larut (insoluble). Jika jumlah zat terlarut (solute) yang terlarut
kurang dari kelarutannya, maka larutannya disebut tak jenuh (unsaturated).
Larutan tak jenuh lebih encer (kurang pekat) dibandingkan dengan larutan jenuh.
Jika jumlah zat terlarut (solute) yang terlarut lebih banyak dari kelarutannya,
maka larutannya disebut lewat jenuh (supersaturated). Larutan lewat jenuh lebih
pekat daripada larutan jenuh. Larutan lewat jenuh biasanya dibuat dengan cara
membuat larutan jenuh pada temperatur yang lebih tinggi. Pada cara ini zat
terlarut harus mempunyai kelarutan yang lebih besar dalam pelarut panas
daripada dalam pelarut dingin. Jika dalam larutan yang panas itu masih tersisa zat
terlarut yang sudah tak dapat melarut lagi, maka sisa itu harus disingkirkan dan
tidak boleh ada zat lain yang masuk. Kemudian larutan itu didinginkan hati-hati
dengan cara didiamkan untuk menghindari pengkristalan. Jika tidak ada solute
yang memisahkan diri (mengkristal kembali) selama pendinginan, maka larutan
dingin yang diperoleh bersifat lewat jenuh. Larutan lewat jenuh yang dapat
dibuat dengan cara ini misalnya larutan dari sukrosa, natrium asetat dan natrium
tiosulfat (hipo). 6 Larutan lewat jenuh merupakan suatu sistem metastabil.
Larutan ini dapat diubah menjadi larutan jenuh dengan menambahkan kristal
yang kecil (kristal inti/bibit) umumnya kristal dari zat terlarut (solute). Kelebihan
molekul zat terlarut (solute) akan terikat pada kristal inti dan akan mengkristal
kembali. Kelarutan senyawa logam biasa, yaitu senyawa logam golongan IA,

12
IIA, IB, IIB, Mn, Fe, Co, Ni, Al, Sn, Pb, Sb, Bi, dan NH seperti pada tabel
berikut:

Faktor -faktor yang mempengar uhi kelarutan antara lain jenis zat terlarut, jenis
pelarut,

4+

++

2 2+ 3+

2 2+ 2+ 3+

2 2+ 2+

2 2+ 2+ 3+

2 + 2+ 2+ + + 4 + + + 4 + 2+ 2+

2+

++

4+

++

4++++

13
Oksalat Semua tidak larut kecuali Na , K , NH Oksida Semua tidak larut kecuali Na ,
K , Ba , Sr , Ca Hidroksida Semua tidak larut kecuali Na , K , NH , Ba , Sr , (Ca
sedikit larut)

temperatur, dan tekanan. a. Jenis Zat Zatzat dengan struktur kimia yang mirip
umumnya dapat saling bercampur dengan baik, sedangkan zatzat yang struktur
kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur (like dissolves like). 7
Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar, sedangkan
senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar. Contohnya alkohol dan
air bercampur sempurna (completely miscible), air dan eter bercampur sebagian
(partially miscible), sedangkan minyak dan air tidak bercampur (completely
immiscible). b. Suhu Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih
tinggi. Misalnya jika air dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas yang
keluar dari dalam air, sehingga gas yang terlarut dalam air tersebut menjadi
berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih besar pada temperatur yang
lebih tinggi. Ada beberapa zat padat yang kelarutannya berkurang pada temperatur
yang lebih tinggi, misalnya natrium sulfat dan serium sulfat. Pada larutan jenuh
terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses pengkristalan kembali.
Jika salah satu proses bersifat endoterm, maka proses sebaliknya bersifat eksoterm.
Jika temperatur dinaikkan, maka sesuai dengan azas Le Chatelier (Henri Louis Le
Chatelier: 1850-1936) kesetimbangan itu bergeser ke arah proses endoterm. Jadi jika
proses pelarutan bersifat endoterm, maka kelarutannya bertambah pada temperatur
yang lebih tinggi. Sebaliknya jika proses pelarutan bersifat eksoterm, maka
kelarutannya berkurang pada suhu yang lebih tinggi. c. Tekanan Perubahan tekanan
pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat. Perubahan tekanan sebesar
500 atm hanya merubah kelarutan NaCl sekitar 2,3 % dan NH Cl sekitar 5,1 %.
Kelarutan gas sebanding dengan tekanan partial gas itu. Menurut hukum Henry
(William Henry: 1774-1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan
(pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu (tekanan

14
partial), yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu. Contohnya kelarutan
oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali.
Hukum ini tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl atau
NH dalam air.

6. Sifat Koligatif Larutan

a. Sifat Koligati Larutan Non-Elektrolit

Sifat larutan berbeda dengan sifat pelarut murninya. Terdapat empat sifat fisika yang
penting yang besarnya bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut tetapi tidak
bergantung pada jenis zat terlarutnya. Keempat sifat ini dikenal dengan sifat koligatif
larutan. Sifat ini besarnya berbanding lurus dengan jumlah partikel zat terlarut. Sifat
koligatif tersebut adalah tekanan uap, titik didih, titik beku, dan tekanan osmosis.
Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu
larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya berbanding
langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut. 8

++

4 + + + 2+ 2+ 2+ + + 4 + 2+ 2+

2+

Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal.
Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika sangat encer. Tekanan Uap

15
Larutan Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murninya. Pada
larutan ideal, menurut hukum Raoult, tiap komponen dalam suatu larutan melakukan
tekanan yang sama dengan fraksi mol kali tekanan uap dari pelarut murni. P = X . P
P = tekanan uap yang dilakukan oleh komponen A dalam larutan. X = fraksi mol
komponen A. P = tekanan uap zat murni A. Dalam larutan yang mengandung zat
terlarut yang tidak mudah menguap (tak-atsiri atau nonvolatile), tekanan uap hanya
disebabkan oleh pelarut, sehingga P dapat dianggap sebagai tekanan uap pelarut
maupun tekanan uap larutan.

) Titik Didih Larutan Titik didih larutan bergantung pada kemudahan zat
terlarutnya menguap. Jika zat terlarutnya lebih mudah menguap daripada pelarutnya
(titik didih zat terlarut lebih rendah), maka titik didih larutan menjadi lebih rendah
dari titik didih pelarutnya atau dikatakan titik didih larutan turun. Contohnya larutan
etil alkohol dalam air titik didihnya lebih rendah dari 100 °C tetapi lebih tinggi dari
78,3 °C (titik didih etil alkohol 78,3 °C dan titik didih air 100 °C). Jika zat terlarutnya
tidak mudah menguap (tak-atsiri atau nonvolatile) daripada pelarutnya (titik didih zat
terlarut lebih tinggi), maka titik didih larutan menjadi lebih tinggi dari titik didih
pelarutnya atau dikatakan titik didih larutan naik. Pada contoh larutan etil alkohol
dalam air tersebut, jika dianggap pelarutnya adalah etil alkohol, maka titik didih
larutan juga naik. Kenaikan titik didih larutan disebabkan oleh turunnya tekanan uap
larutan. Berdasar hukum sifat koligatif larutan, kenaikan titik didih larutan dari titik
didih pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan. Δt = k . m Δt =
kenaikan titik didih larutan. k = kenaikan titik didih molal pelarut. m = konsentrasi
larutan dalam molal.

16
9

Titik Beku Larutan Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik beku larutan
menjadi lebih rendah dari titik beku pelarut murninya. Hukum sifat koligatif untuk
penurunan titik beku larutan berlaku pada larutan dengan zat terlarut atsiri (volatile)
maupun tak-atsiri (nonvolatile). Berdasar hukum tersebut, penurunan titik beku
larutan dari titik beku pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan. Δt
= k . m Δt = penurunan titik beku larutan. k = penurunan titik beku molal pelarut. m =
konsentrasi larutan dalam molal.

) Tekanan Osmose Larutan

AA

0A

AA0A

bbbb

ffff

Peristiwa lewatnya molekul pelarut menembus membran semipermeabel dan masuk


ke dalam larutan disebut osmose. Tekanan osmose larutan adalah tekanan yang harus
diberikan pada larutan untuk mencegah terjadinya osmose (pada tekanan 1 atm) ke
dalam larutan tersebut. Hampir mirip dengan tekanan pada gas ideal, pada larutan
ideal, besarnya tekanan osmose berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut. p
= = M. R. T π = tekanan osmose (atm). n = jumlah mol zat terlarut (mol). R = tetapan
gas ideal = 0,08206 L.atm/mol.K T = suhu larutan (K). V = volume larutan (L). M =
molaritas (M = mol/L).

17
Jika tekanan yang diberikan pada larutan lebih besar dari tekanan osmose, maka
pelarut murni akan keluar dari larutan melewati membran semipermeabel. Peristiwa
ini disebut osmose balik (reverse osmosis), misalnya pada proses pengolahan untuk
memperoleh air tawar dari air laut. b. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit Larutan
elektrolit memperlihatkan sifat koligatif yang lebih besar dari hasil perhitungan
dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit di atas. Perbandingan
antara sifat koligatif larutan elektrolit yang terlihat dan hasil perhitungan dengan
persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit, menurut Van't Hoff besarnya
selalu tetap dan diberi simbul i (i = tetapan atau faktor Van't Hoff). 10 Semakin kecil
konsentrasi larutan elektrolit, harga i semakin besar, yaitu semakin mendekati jumlah
ion yang dihasilkan oleh satu molekul senyawa elektrolitnya. Untuk larutan encer,
yaitu larutan yang konsentrasinya kurang dari 0,001 m, harga i dianggap sama dengan
jumlah ion. Empat macam sifat koligatif larutan elektrolit adalah: Penurunan
tekanan uap, ΔP = i.P .X

) Kenaikan titik didih Δt = i.k .m Penurunan titik beku Δt = i.k .m


) Tekanan osmose p = = i. M. R. T

18

Anda mungkin juga menyukai