Anda di halaman 1dari 15

KESETIMBANGAN

HETEROGEN

Kelompok 5
Zahwa Rigayo - 1513014
Liana Pramudiantari - 1513037
Maulia Abrianti - 1513043
Zulkifli - 1513061
Wahyu Widayati - 1513065
Dela Noor Rakhmat S. - 1513068

PENGERTIAN
Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan kimia
dengan zat-zat yang berada dalam keadaan setimbang
mempunyai wujud zat yang berbeda (dua fasa atau lebih).
Contoh :
H2O(l) H2O(g)
C(s) + H2O(g) CO(g) + H2(g)
CaCO3(g) CaO(s) + CO2(g)
Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g)
Ag+ (aq) + Fe2+ (aq) Ag(s) + Fe3+ (aq)
2

A. Pergeseran
Kesetimbangan
Hubungan
antara
reaksi
yang
timbul

pada
sistem
kesetimbangan kimia dengan aksi atau pengaruh yang di
berikan dari luar di rumuskan oleh Hendri Louis Le Chatelier,
hubungan tersebut di kenal dengan asas le chatelier yaitu
apabila pada sistem kesetimbangan yang sedang berlangsung
di lakukan suatu aksi, maka timbul reaksi dari sistem
sehingga pengaruh aksi tersebut dapat diperkecil.

Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi


Kesetimbangan Kimia Pada Reaksi Heterogen
1.Perubahan konsentrasi
2.Perubahan tekanan/volume
3.Perubahan temperatur

1.Perubahan konsentrasi
Jika ke dalam kesetimbangan, konsentrasi pereaksi ditambah atau
diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan (zat hasil)
sehingga konsentrasi zat hasil bertambah sebaliknya, jika konsentrasi
pereaksi di kurangi atau diperkecil, maka kesetimbangan bergeser ke
kiri (pereaksi) sehingga konsentrasi pereaksi bertambah.
Pada sistem kesetimbangan heterogen di dalam larutan, konsentrasi zat
cair adalah tetap.
Dengan demikian, perubahan konsentrasi zat padat dan zat cair dalam
sistem kesetimbangan tidak berpengaruh terhadap pergeseran
kesetimbangan.
Contoh :
a. AB(s) A+(aq) + B-(aq)
. Kesetimbangan hanya di pengaruhi oleh perubahan konsentrasi zat
A+ dan B-, pada sistem kesetimbangan heterogen yang
menyangkut fase gas, sistem kesetimbangan hanya di pengaruhi
oleh perubahan konsentrasi komponen yang berwujud gas.
. Komponen yang berwujud padat dan cair, konsentrasinya adalah
4
tetap.

2.Perubahan tekanan/volume
Hukum Boyle :
Jika dalam sistem kesetimbangan volume ruang di perbesar
(atau tekanan diperkecil) maka kesetimbangan akan
bergeser ke pihak reaksi yang jumlah koefisiennya lebih
besar, sebaliknya dalam jika sistem kesetimbangan volume ruang
di perkecil (atau tekanan di perbesar), maka kesetimbangan
akan bergeser ke pihak reaksi yang jumlah koefisiennya
lebih kecil.
Pada sistem kesetimbangan heterogen pengaruh perubahan
volume dan tekanan pada pergeseran kesetimbangan tidak di
pengaruhi oleh zat padat dan zat cair, tetapi hanya di
pengaruhi oleh komponen yang berwujud gas.
5

3.Perubahan temperatur
Vant Hoff : Jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang di
naikkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang
membutuhka kalor (endoterm).
Sebaliknya jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang di
turunkan, kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang
mengeluarkan kalor (eksoterm).
Pada sistem kesetimbangan heterogen, pengaruh suhu sama
dengan pada sistem kesetimbangan homogen.
Wujud zat tidak berpengaruh terhadap perubahan suhu.
Contoh:
A(g) + B(g) C(g) + D(g) H= -X Kj
Reaksi 1 adalah eksoterm, yaitu zat A dan B membebaskan kalor
untuk membuat zat C dan D, reaksi 2 adalah endoterm yaitu zat
C dan D menyerap kalor untuk membuat zat A dan B.
6

B. Tetapan Kesetimbangan
1.Hukum kesetimbangan
Dalam suatu kesetimbangan kimia, berlaku hukum
kesetimbangan (Hukum Guldberg dan Waage) yang
menyatakan sebagai berikut :

Dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu, hasil kali


konsentrasi hasil reaksi di bagi hasil kali konsentrasi pereaksi
yang ada dalam sistem kesetimbangan, yang masing-masing
di pangkatkan dengan koefisiennya mempunyai harga tetap.

Hasil bagi tersebut disebut tetapan kesetimbangan kimia (K).


7

2. Penetapan
harga
tetapan
kesetimbangan
berdasarkan
konsentrasi
Tetapan kesetimbangan pada sistem heterogen dapat di bedakan menjadi :
a.Pada kesetimbangan heterogen yang menyangkut fasa larutan, tetapan
kesetimbangan hanya di tentukan oleh komponen-komponen yang berfasa
larutan(aq) sedangkan komponen-komponen yang berfasa padat atau cair
dianggap tetap.
Contoh:
Cu2+ (aq) + 2H2O(l) Cu(OH)2(s) + H+(aq)

Kc = ( H+)2 / [Cu2+]
b.
Pada
kesetimbangan heterogen yang menyangkut fasa gas, ketetapan
kesetimbangan hanya di tentukan oleh komponen-komponen yang berfasa
gas, komponen-komponen yang berfase padat dan cair dianggap tetap.
Contoh:
C(s) + CO2(g) 2CO(g)

Kc=[CO]2 / [CO]
8

c.Tetapan kesetimbangan berdasar tekanan persial (Kp)


. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi gas dapat di nyatakan dengan tekanan persial.
Tekanan persial adalah tekanan bagian tiap-tiap gas, tetapan kesetimbangan
berdasarkan tekanan persial (Kp) adalah hasil kali tekanan persial gas-gas
hasil reaksi dibagi dengan hasil kali tekanan persial gas-gas pereaksi
setelah masingmasing di pangkatkan dengan koefisiennya.
.

Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) dalam kesetimbangan


heterogen ditentukan oleh zat yang berfase gas dan larutan, sedangkan
tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kp) dalam kesetimbangan
heterogen hanya ditentukan oleh zat yang berfase gas saja.
Contoh:
1.CaCO3 (s) CaO (s) + CO2(g)
Kc=[CO2]
Kp=PCO2
2.BiCl3(aq) + H2O(l) BiOCl(s) + 2HCl(aq)
Kc= - (tidak ada fase gas)
Kc=[HCl]2/[BiCl3]
BiOCl(s) dan H2O(l) tidak disertakan dalam persamaan Kc dan Kp.
9

Hubungan Kp dan Kc
Hubungan antara harga Kp dan Kc dapat di nyatakan
sebagai berikut :

Kp = Kc. (RT)n
Dimana :
R = 0,082 L.atm.K-1.mol-1
T = Suhu mutlak kelvin (tC + 273)K
n = Jumlah koefisien gas produk (kanan) - jumlah
koefisien gas rekatan (kiri)
10

C. Kesetimbangan Disosiasi (Penguraian)


Disosiasi adalah peristiwa penguraian suatu zat menjadi beberapa
zat lain yang lebih sederhana dan peristiwa penguraian merupakan
reaksi kesetimbangan.
Derajat disosiasi () adalah perbandingan jumlah mol yang
berdisosiasi dengan jumlah mol zat mula-mula sebelum disosiasi,
secara sistematis di rumuskan :
( ) = mol zat yang berdisosiasi
mol zat mula-mula
Harga berkisar antara 0-1.
Dengan demikian, kesetimbangan disosiasi akan terjadi jika :
memiliki harga 0< <1,
jika =0 berarti zat belum berdisosiasi,
=0,5 berarti zat berdisosiasi separuh dari jumlah zat mula-mula,
11
dan =1 berarti zat berdisosiasi sempurna.

D. Sistem Kesetimbangan dalam Industri


Prinsipnya banyak digunakan dalam industri kimia.
Agar proses dalam industri bernilai ekonomis tinggi, harus di ciptakan
kondisi yang tepat.
Hal ini di maksudkan agar hasil yang terbentuk maksimum, berkualitas
tinggi, berlangsung cepat dan efisien dalam penggunaan bahan baku.
Agar maksimum, reaksi kesetimbangan di buat bergeser ke arah produk atau
zat hasil.
Agar hasil berkualitas tinggi dengan bahan baku sehemat mungkin, kemurnian
bahan baku harus terjamin dan terbentuknya residu dapat di hindari.
Agar reaksi berlangsung cepat biasanya di gunakan katalis yang tepat. Kondisi
demikian disebut keadaan optimum.
Dengan demikian, faktor konsentrasi, volume, tekanan, dan suhu harus di
perhatikan berdasarkan asas le chatelier .
12

Contoh penggunaan prinsip sistem kesetimbangan


kimia dalam industri kimia yaitu pembuatan asam
sulfat melalui proses kontak.
Pembuatan asam sulfat (H2SO4) melalui proses kontak yaitu dengan
mengoksidasi SO2 dengan gas O2 dari udara dengan katalis vanadium
pentaoksida (V2O5). Gas SO2 di peroleh dengan cara membakar belerang
di udara menurut reaksi sebagai berikut :
S(s) + O2(g) SO2(g)
Gas SO2 yang ada kemudian di alirkan melalui pipa katalis menurut reaksi
sebagai berikut :
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) H = -45,2 kkal
Suhu optimum yang di gunakan 400C Gas SO3 yang terbentuk di alirkan
dalam larutan asam sulfat encer sehingga terbentuklah asam pirosulfat
(H2S2O7) menurut reaksi sebagai berikut :
H2SO4(aq) + SO3(g) H2S2O7(l)
Asam piro sulfat yang terbentuk di aliri air sehingga terbentuk asam sulfat
menurut reaksi :
H2S2O7(l) + H2O(l) 2H2SO4(l)
13

Asam sulfat murni merupakan zat cair tak berwarna, agar


kental, mudah larut dalam air, korosif.

penggunaan asam sulfat antara


lain :
1.Pembuatan pupuk amonium sulfat
2.Pemurnian minyak tanah
3.Pada industri baja untuk menghilangkan kerak besi
sebelum bajanya di lapisi timah atau seng
4.Pada pembuatan zat warna
5.Pada industri tekstil, cat, plastik, aki, dan bahan peledak.
14

TERIMA
KASIH

15

Anda mungkin juga menyukai