Anda di halaman 1dari 5

Senyawa Hidrokarbon

 Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi dan menguji unsur C, H, O pada senyawa karbon.

 Dasar Teori Percobaan


Hidrokarbon adalah komponen kimia organik yang tersusun atas atom karbon (C) dan hidrogen (H).
Atom karbon bergabung untuk membentuk suatu kerangka senyawa, kemudian atom hidrogen
menempel dalam berbagai konfigurasi yang berbeda.
seorang ahli kimia pada abad ke-19 mengklasifikasikan hidrokarbon menjadi dua, yaitu hidrokarbon
alifatik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik merupakan senyawa hidrokarbon yang diperoleh dari
lemak atau minyak. Sedangkan, hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang
diperoleh dari ekstrak tumbuhan yang menghasilkan bau harum. Hidrokarbon aromatik memiliki
tingkat stabilitas yang lebih baik.

 Senyawa Hidrokarbon Alifatik

▫ Alkana
Alkana adalah jenis hidrokarbon alifatik yang semua ikatannya tunggal. Contohnya adalah metana
(CH4), etana (C2H6), dan propana (C3H8). Dari ketiga contoh senyawa tersebut dapat kita tarik
kesimpulan bahwa penggalan akhir dari senyawa Alkana adalah –ana. Rumus umum Alkana adalah,
sbb:
▫ Alkena
Alkena biasa juga disebut sebagai olefin adalah jenis hidrokarbon yang memiliki dua rangkap ikatan.
Alkena dan alkuna masuk ke dalam hidrokarbon alifatik tak jenuh. Penggalan akhir dari senyawa
Alkena adalah –ena. Rumus umumnya adalah, sbb:

▫ Alkuna
Alkuna atau biasa disebut asetilena merupakan jenis hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap tiga.
Penggalan akhir dari senyawa Alkuna adalah -una. Rumus umumnya bisa kamu lihat sbb:

 Senyawa Hidrokarbon Aroma


Hidrokarbon aromatik yang paling sederhana adalah Benzena (C6H6). Senyawa tersebut diperoleh
dari degradasi kimiawi getah benzena, memiliki aroma yang dipancarkan dari pohon. Selain itu, ada
juga toluena (C6H5CH3) yang berasal dari zat pada pohon Amerika Tengah dan biasa digunakan
untuk wewangian. Kedua senyawa tersebut menghasilkan aroma meskipun tidak berbau harum.
Sehingga, istilah aromatik diartikan sebagai senyawa yang diturunkan dari benzena. Ikatan yang
mengandung cincin disebut benzenoid dan yang tidak mengandung cincin disebut non-benzenoid.

Senyawa hidrokarbon aromatik atau Arena mengandung cincin benzena. Selain benzena, contoh lain
dari senyawa ini adalah toluena dan naftalena. Berikut ini merupakan contoh Arena.
Bisa kita lihat pada struktur tersebut bahwa masing-masingnya terdapat cincin benzena. Berarti
Benzena, Toluena, dan Naftalena masuk ke dalam benzenoid.

 Alat dan Bahan Percobaan


Alat yang digunakan pada praktikum ini menggunakan tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut, sampel 1, dan 2.
larutan Bromin, KMnO4, Na2CO3, dan H2SO4.

 Prosedur Percobaan
▫ Uji Bromin
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Masukkan sampel 1 ke tabung reaksi pertama dan sampel 2 ke tabung reaksi kedua
sebanyak 2 ml
3. Tambahkan 3 ml larutan Bromin 0,5%
4. Kocok dan amati perubahannya sampai 3 menit

Catatan : Jika tidak berubah warna, buatlah 1 tabung reaksi yang sama dengan langkah di atas lalu
tempatkan di tempat yang gelap, amati selama 15 menit.

▫ Uji KMnO4 atau Kalium Permanganat


1. Siapkan dua buah tabung reaksi
2. Masukkan KMnO4 dan Na2CO3 masing-masing sebanyak 3 ml di setiap tabung reaksi
3. Masukkan sampel 1 ke tabung pertama dan sampel 2 ke tabung reaksi kedua sebanyak 1
4. Kocok dan amati sampai 2 menit dan catat hasilnya.

▫ Uji Asam Sulfat


1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Masukkan sampel 1 ke dalam tabung reaksi pertama dan sampel 2 ke tabung reaksi kedua
3. Masukkan 3 ml H2SO4 pekat
4. Kocok dan amati perubahannya.
 Pembahasan (bersumber pada asumsi teori)
A. Uji Bromin

Uji bromin digunakan untuk mengidentifikasi adanya hidrokarbon dalam larutan. Pada uji bromin ini,
kita dapat mengidentifikasi hidrokarbon jenuhdan hidrokarbon tak jenuh. Pada uji bromin, kedua
sampel ditambahkan air bromin lalu dikocok dan amati. Pada sampel 1 di tempat terang dan gelap
ketika ditambahkan air bromin menghasilkan warna larutan kuning dan tidak larut atau membentuk
2 fasa ini menandakan bahwa sampel 1 merupakan hidrokarbon jenuh. Pada sampel 2 di tempat
terang dan gelap menghasilkan warna larutan kuning dan larut, dan menandakan sampel 2 ini
merupakan hidrokarbon tak jenuh.

B. Uji Bayer atau Kalium Permanganat

Uji bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan hidrokarbon tak jenuh terhadap
oksidator KMnO4

yang merupakan katalis .Pada uji bayers ini dilakukan dengan mereaksikan larutan KMnO4

0, 5% dan larutan Na2CO3 10% pada sampel hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Hasil
yang positif adalah hilangnya warna ungu dari larutan kalium permanganat. Pada pengujian sampel 1
ditambahkan KMno4 kemudian ditambahkan Na2CO3, hasil yang didapat di sampel 1 adalah
campuran tidak larut terbenuk 2 fasa. Larutan bagian bawah berwarna ungu sedangkan larutan
bagian atas tidak berwarna. dari hasil percobaan ini tidak sesuai dengan teori di mana warna ungu
dari KMnO4 tidak pudar dan tidak ada reaksi antar keduanya yang di tunjukan dengan terbentuknya
dua lapisan. tidak terjadi reaksi. Pada sampel 2 ditambahkan KMno4 kemudian ditambahkan
Na2CO3 ,hasil yang didapatkan campuran tersebut larut dan larutan berwarna ungu.Dari data
pengamatan yang diperoleh dari hasil Uji Bayer ini menunjukkan bahwa terdapat suatu reaksi yang
berjalan, hal ini dapat dilihat dari warna ungu yang menghilang dan tampak gumpalan MnO2 coklat.
Larutan KMnO4 yang digunakan di sini sebagai katalis. Uji Bayer dilakukan dengan mencampurkan
larutan KMnO4 terhadap suatu cairan sampel. Penambahan KMnO4 bertujuan untuk mengetahui
terjadinya reaksi oksidasi. KMnO4 merupakan zat pengoksidasi yang kuat .Reaksi oksidasi terjadi bila
warna ungu dari KMnO4 hilang dari campuran tersebut. Hilangnya warna ungu ion MnO4-
disebabkan oleh adanya reaksi ion MnO4- dengan alkena atau alkuna membentuk glikol (diol) dan
endapan coklat dari MnO2-.

C. Uji Asam

Tes asam sulfat dilakukan dengan mereaksikan asam sulfat dengan senyawa hidrokarbon. Percobaan
ini dapat menunjukkan sifat kimia dari senyawa hidrokarbon yang dapat bereaksi ataupun tidak
dapat bereaksi dengan asam sulfat. Hidrokarbon tak jenuh akan bereaksi dengan H2SO4yang
menghasilkan ektoterm dan produk alkil hidrogen sulfat. pada sampel 1 ditambahkan 10 tetes
H2SO4 tak ada reaksi yang dihasilkan. Sedangkan pada sampel 2 ketika ditambahkan 10 tetes H2SO4
terjadi reaksi ektoterm. Larutan menjadi tak berwarna. Dari kedua hasil pengamatan dapat diketahui
bahwa sampel 1 tidak bereaksi dengan H2SO4. Sedangkan sampel 2 bereaksi. Adanya reaksi
ditunjukkan adanya reaksi ektoterm yang terjadi pada sampel 2.

Anda mungkin juga menyukai