Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


“LEACHING”

OLEH :
Nama / NPM : Nadia Asthi Hapsari / 17031010204
Dzulfikri Asshofi / 17031010226
Pararel / Grup :E/J
Tanggal Percobaan : 1 Oktober 2019

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2019
LEACHING

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA II

“ LEACHING “

GRUP J :

1. NADIA ASTHI HAPSARI ( 17031010204)


2. DZULFIKRI ASSHOFI (17031010226)

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia II Dosen Pembimbing

( Ir. Ketut Sumada, MS ) (Dr. Ir. Srie Muljani, MT)


NIP. 19620118 198803 1 001 NIP 19611112 198903 2 001

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 2


LEACHING

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “LEACHING”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia II yang diberikan pada semester V. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Ketut Sumada,MS selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2. Dr. Ir. Srie Muljani, MT selaku Dosen pembimbing praktium Leaching
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangannya. Maka dengan rendah hati, kami mengharapkan kritik dan saran
dari seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksanaan kesempurnaan
laporan ini. Penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang telah disusun
ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik, khususnya mahasiswa
jurusan Teknik Kimia.

Surabaya, 17 Oktober 2019

Penyusun

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 3


LEACHING

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................2
KATA PENGANTAR......................................................................................3
DAFTAR ISI.....................................................................................................4
INTISARI........................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................6
Latar Belakang........................................................................................6
Tujuan Percobaan..................................................................................6
Manfaat Percobaan..................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................7
Secara Umum...........................................................................................7
Sifat Bahan.............................................................................................13
Hipotesa.................................................................................................15
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM....................................................16
Bahan.....................................................................................................16
Alat......................................................................................................16
Gambar alat............................................................................................16
Rangkaian alat…………………………………………………....……17
Prosedur.................................................................................................18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................19
Tabel Pengamatan.................................................................................19
Tabel Perhitungan................................................................................20
Grafik.....................................................................................................21
Pembahasan..........................................................................................23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................24
Kesimpulan............................................................................................24
Saran.....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................25
LAMPIRAN ………………………………………………………………....26

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 4


LEACHING

INTISARI

Pada percobaan kali ini praktikum dilakukan dengan tujuan untuk


menentukan jumlah stage (tahapan) yang dibutuhkan dalam proses ekstraksi padat
cair. Dan juga untuk mengetahui jumlah persen recovery kadar bahan yang diuji
dari proses ekstraksi padat cair. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi proses ekstraksi padat cair. Praktikum ini juga memiliki manfaat
sebagai berikut pertama praktikan dapat mengetahui bagaimana cara melakukan
ekstraksi padat cair, yang kedua praktikan dapat mengetahui stage optimal dari
proses ekstraksi padat cair bahan yang diuji, yang ketiga pratikan dapat
mengetahui proses perpindahan massa dari bahan uji.
Percobaan ini menggunakan bahan kacang. Pada percobaan ini bahan
wijen dihaluskan sampai ukuran 50 mesh dan timbang beratnya. Masukkan ke
dalam beaker glass dan tambahkan n-hexane sebagai pelarut. Tutup rapat-rapat
agar pelarut tidak menguap. Lakukan proses ekstraksi. Setelah itu lakukan
pemisahan pelarut dan minyak.. setelah itu tentukan volume minyak. Lakukan
ekstraksi kembali bahan yang telah diekstraksi dan tentukan volume minyak.
Hasil dari percobaan yang telah di lakukan menunjukan bahwa teori yang ada
sudah terbukti kebenarannya.
Dari praktikum yang kami lakukan yaitu tentang leaching, kami
menggunakan variable waktu pengadukan, yaitu 50 menit, 80 menit, 120 menit,
dan 150 menit. Setelah diamati, semakin lama waktu pengadukan maka semakin
banyak minyak yang terserap. Hal ini dapat dilihat dari pada waktu 50 menit
didapatkan massa minyak yang terserap sebanyak 22,434 gr, pada waktu 80 menit
didapatkan massa minyak sebesar 21,7085 gr, pada waktu 120 menit didapatkan
massa minyak sebesar 24,7552 gr, pada waktu 150 menit didapatkan massa
minyak sebesar 23,7227 gr.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 5


LEACHING

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Leaching merupakan ekstraksi padat-cair dengan perantara suatu zat
pelarut. Proses ini dimaksudkan untuk mengeluarkan zat terlarut dari suatu
padatan atau untuk memurnikan padatan dari cairan yang membuat padatan
terkontaminasi. Leaching banyak dipakai dalam berbagai industri. Contoh, pada
industri biologi dan makanan yaitu ketika pembuatan minyak sayur. Produksi
minyak sayur biasanya menggunakan pelarut organik seperti hexana, aseton, dan
ester. Untuk mengestrak minyak dari kacang tanah, kacang kedelai, biji bunga
matahari dan sebagainya. Contoh lain dapat dijumpai pada industri logam dimana
logam akan dipisahkan dengan zat pengotor. Logam dengan bantuan pelarut.
Dengan pentingnya proses leaching pada industri maka diperlukan praktikum
leaching pada percobaan kali ini.

I.2. Tujuan
1. Untuk menentukan jumlah stage yang diperlukan untuk proses leaching
2. Untuk mengetahui hubungan antara waktu reaksi dengan persen recovery
3. Untuk mengetahui jumlah persen recovery kadar bahan yang diuji dari
proses ekstraksi padat cair

I.3. Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi
proses leaching
2. Agar praktikan dapat mengetahui proses perpindahan massa dalam proses
leaching
3. Agar parktikan dapat mengetahui cara perhitungan dalam proses leaching

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 6


LEACHING

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Leaching

Ekstraksi merupakan salah satu teknik pemisahan kimia untuk


memisahkan atau menarik satu atau lebih komponen atau senyawa-senyawa
(analit) dari suatu sampel dengan menggunakan pelarut tertentu yang sesuai.
Ekstraksi padat cair atau leaching merupakan proses transfer secara difusi analit
dari sampel yang berwujud padat kedalam pelarutnya. Pada ekstraksi ini prinsip
pemisahan didasarkan pada kemampuan atau daya larut analit dalam pelarut
tertentu. Dengan demikian pelarut yang digunakan harus mampu menarik
komponen analit dari sampel secara maksimal.

Mekanisme ekstraksi padat-cair ini dimulai dengan adsorpsi pelarut oleh


permukaan sampel, diikuti difusi pelarut kedalam sampel dan pelarutan analit oleh
pelarut (interaksi analit dengan pelarut). Selanjutnya terjadi difusi analit pelarut
kepermukaan sampel dan desorpsi analit pelarut dari permukaan sampel kedalam
pelarut. Perpindahan analit pelarut ke permukaan sampel berlangsung sangat cepat
ketika terjadi kontak antara sampel dengan pelarut.

Kecepatan difusi analit-pelarut ke permukaan merupakan tahapan yang


mengontrol keseluruhan proses ekstraksi ini. Kecepatan difusi bergantung pada
beberapa factor yaitu temperature, lalu luas permukaan partikel (sampel). Jenis
pelarut pun juga termasuk, perbandingan analit dengan pelarut, dan yang terakhir
yaitu kecepatan dan lama pengadukan.

(Loba, 2017)

Pada sebuah proses leaching, mekanisme yang terjadi adalah perpindahan


pelarut ke permukaan padatan, pelarut berdifusi kedalam padatan, solute larut ke
dalam pelarut-plarut. Waktu ekstraksi harus cukup agar pelarut dapat melarutkan

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 7


LEACHING

solute hingga sampai mencapai pada kesetimbangan. Selain itu kecepatan


leaching menunjukkan besarnya laju perpindahan solute dari satu fase ke fase lain.

(Estrada, 2007)

II.1.2 Metode Leaching


Berdasarkan metode yang digunakan, ekstraksi padat cair dibedakan
menjadi maserasi, perkolasi, dan sokletasi. Berikut:
a. Maserasi
Maserasi merupakan salah satu jenis ekstrasksi padat cair yang
paling sederhana. Proses ekstraksi dilakukan dengan cara merendam
sampel pada suhu kamar menggunakan pelarut yang sesuai sehingga dapat
melarutkan analit dalam sampel. Sampel biasanya direndam 3-5 hari
sambil diaduk sesekali untuk mempercepat proses pelarutan analit.
Ekstrasksi dilakukan berulang kali sehingga analit terekstraksi secara
sempurna. Indikasi bahwa semua analit telah terekstraksi secara sempurna
adalah pelarut yang digungakan tidak warna.
Metode ekstraksi padat cair maserasi ini mmepunyai kelebihan.
Kelebihan ekstraksi maserasi adalah alat dan cara yang digunakan. Alat
dan cara yang digunakan dalam metode maserasi ini sangat sederhana,
dapat digunakan untuk analit baik yang tahan terhadap pemanasan.
Kelemahannya adalah menggunakan banyak pelarut.
b. Perkolasi
Perkolasi merupakan salah satu jenis ekstraksi padat cair yang
dilakukan dengan jalan mengalirkan pelarut secara perlahan pada sampel
dalam suatu perkolasi. Pada ekstraksi jenis ini, pelarut ditambahkan secara
terus menerus, sehingga proses ekstraksi selalu dilakukan dengan pelarut
yang baru. Pola penambahan pelarut yang dilakukan adalah menggunakan
pola penetesan pelarut dari bejana terpisah disesuaikan dengan jumlah
pelarut yang keluar atau dilakukan dengan penambahan pelarut dalam
jumlah besar secara berkala.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 8


LEACHING

Proses ekstraksi dilakukan sehinga analit dalam sampel terekstraksi


secara sempurna. Indikasi bahwa semua analit telah terekstraksi secara
sempurna adalah pelarut yang digunakan tidak warna. Untuk memastikan
bahwa smeua analit telah terekstrasi dengan sempurna dapat dilakukan uji
dengan kromatografi lapis tipis (KLT) atau spektrofotometri vanalis
c. Sokletasi
Sokletasi merupakan salah satu jenis ekstraksi menggunakan alat
soklet. Pada ekstraksi ini pelarut dan sampel ditempatkan secara terpisah.
Prinsipnya adalah ekstraksi dilakukan secara terus menerus menggunakan
pelarut dapat diuapkan sehingga akan diperoleh ekstrak. Biasanya pelarut
yang digunakan dalah pelarut-pelarut yang mudah menguap atau
mempunyai titik didihnya yang rendah.
Sokletasi dilakukan dengan cara pemanasan pelarutan. Proses ini
berlangsung secara kontinyu akan membasahi sampel dan secara teratur
pelarut tersebut dimasukkan kembali ke dalam labu dengan membawa
analit.Pross ini berlangsung secara kontinyu. Pelarutan yang digunakan
dapat diuapkan kembali dan dipisahkan dari analit. Sokletasi dapat
dihentikan dengan cara menghentikan pemanasan.Peralatan yang
digunakan pada saat akan melakukan proses metode sokletasi terdiri dari
sokletasi , kondensor, labu dasar bulat pemanas. Soklet sendiri terdiri dari
timbal,pipa E dan sifon
( Leba, 2017 )

II.1.2 Stage Ideal


a. Stage Ideal Untuk Underflow Konstan
Ketika garis operasi lurus, konstruksiMcCabe-Thiele dapat
digunakan untuk memnentukan jumlah stage ideal; tetapi karena dalam
leaching keseimbangan adalah selalu lirus, dapat digunakan langsung
untuk underflow konstan. Pengunaan persamaan ini terutama disini karena
ya* = xa , dan yb* = xb.
Jika Lo, solusinya masuk dengan padatan yang tidak di ekstraksi,
berbeda dengan L, arus bawah didalam sistem. Persamaan telah diturunkan
Praktikum Operasi Teknik Kimia II 9
LEACHING

untuk situasi ini, tetapi mudah untuk menghitung oleh saldo material,
kinerja tetap pertama secara terpisah dan kemudian berlaku ketahap
sisanya.
b. Stage Ideal Untuk Underflow Variable
Ketika aliran underflow dan overflow bervariasi dari stage ke
stage, metode grafik dapat digunakan untuk perhitungan. Titik terminal
pada grafik operasi ditentukan dengan menggunakan keseimbangan
material (Neraca massa). Dengan asumsi jumlah underflow L diketahui
sebagai fungsi komposisi underflow. Nilai perantara V a dipilih untuk
memperbaiki Ln dan Vn+1 dihitung menggunakan persamaan. Jika ada
perubahan L dan V atau garis operasi sangat dekat dengan garis
equilibrium, maka hanya satu titik yang perlu dihitung.

Gambar 1. Aliran Countercurrent

Diumpamakan L adalah aliran zat cair yang terkandung dan V


adalah aliran larutan overflow, aliran V dan L dapat dinyatakan dalam
massa persatuan waktu atau didasarkan atas aliran tertentu zat padat kering
bebas zat terlarut. Selain itu dengan standar tata nama, konsentrasi pada
terminal-terminal yaitu :
Larutan dalam zat padat masuk Xa
Larutan dalam zat padat keluar Xb
Pelarut segar masuk sistem Yb
Pelarut pekat keluar sistem Ya

Persamaan untuk garis operasi didapatkan dengan neraca massa yang


terdiri dari n untuk urut pertama. Larutan total ialah :

Vn+1 + La = Vn + Ln (1)

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 10


LEACHING

Solute : Vn+1 Yn+1 + La Xa = Ln Xn + Va Ya (2)

Penyelesaian untuk Yn+1 menghasilkan persamaan garis operasi yang


tidak berbeda dari yang diturunkan.

Y n+1= ( V Ln+n 1 ) X n+ V a YVa+n+1L a X a (3)

Seperti biasanya, garis operasi melewati titik (X a , Ya) dan (Xo , Yo) dan
jika laju alirnya konstan slopenya (L/V). Keterangan notasi :

Yn+1 = Fraksi zat terlarut dalam pelarut

Ln = Laju alir zat yang tidak recovery (lbmol/jam)

Vn+1 = Laju alir pelarut yang masuk (lbmol/jam)

Xn = Fraksi zat yang tidak terecovery

Va = Laju alir pelarut yang keluar (lbmol/jam)

La = Laju alir zat pelarut yang masuk (lbmol/jam)

Ya = Fraksi zat terlarut dalam pelarut yang keluar

Xa = Fraksi zat yang terlarut masuk

( McCabe, 1993 )

II.1.3 Pemilihan Jenis Pelarut


Pelarut yang digunakan harus memenuhi sebagai berikut :
1. Dapat melarutkan zat minyak, lemak, asam lemak, dan lain-lain
dengan cara cepat dan sempurna.
2. Mempunyai titik didih yang cukup rendah agar mudah diuapkan
namun titik didih pelarut tidak boleh terlalu rendah.
3. Pelarut tidak dapat larut dalam air karena karena sifat pelarut yang
non-polar.
4. Bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan komponen minyak.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 11


LEACHING

5. Harga murah, tidak terbakar dengan mudah dan tidak beracun.


( Estrada, 2007 )

II.2 Faktor yang mempengaruhi leaching

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi leaching, adalah:

a. Temperatur Operasi

Semakin tinggi temperature, laju pelarutan zat terlarut oleh pelarut semain
tinggi dan laju difusi pelarut ke dalam serta keluar padatan, semakin tinggi pula.

b. Waktu Ekstraksi

Semakin lama waktu ekstraksi, maka semakin lama juga waktu konstan
antara pelarut dengan bahan padatan.

c. Ukuran, bentuk, dan kondisi partikel padatan

Makin kecil ukuran, maka permukaan luas kontak semakin besar.

d. Jenis Pelarut

Yang harus diperhatikan adalah salentintas, kelarutan, kerapatan

(Nasir, 2009)

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 12


LEACHING

II.3. Sifat bahan


A. n-Hexane
a. Sifat fisika
1. Fase = Liquid
2. Densitas = 0,6548 gr/ml
3. Titik didih = 69 °C
4. Titik leleh = -94 °C
5. Warna = Tidak berwarna
b. Sifat kimia
1. Rumus = C6H14
2. Berat molekul = 86,18 gr/mol
3. Kelarutan dalam air = Tidak larut
4. Viskositas = Tidak beracun
c. Fungsi : Sebagai pelarut dalam percobaan leaching

( Perry, 1999 )
B. Kemiri
1. Fase = Normal
2. Densitas = 0,9240 - 0,929
3. Bilangan iodine = 136 - 167
4. Bilangan penyabunan = 189 - 202
5. Indeks bias = 1,4730 – 1,4790
6. FFA (%) = 0,10 - 1,5
7. Kadar lemak = 2,5 - 3,5 %
8. Fungsi = Sebagai bahan yang diekstrak dalam
percobaan leaching.
( Estrada, 2007 )
C. Kacang
1. Warna = Normal
2. Kadar asam lemak = 0,29 %

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 13


LEACHING

3. Fungsi = Sebagai bahan yang diekstrak dalam


percobaan leaching.
( Suryani, 2016 )
D. Wijen
1. Fase = Normal
2. FFA = 1,0209 %
3. Angka iod = 90,1876
4. Angka peroksida = 6,6202 meg/gr
5. Angka penyabunan = 186.7,56
6. Berat jenis = 0,9104
7. Kadar lemak = 1,453 %
8. Fungsi = Sebagai bahan yang diekstrak pada
percobaan leaching.
( Handajani, 2010 )

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 14


LEACHING

II.4 Hipotesa

Semakin lama waktu ekstraksi maka akan semakin banyak pula


minyak yang dihasilkan . sementara itu, jika semakin besar luas permukaan maka
semakin cepat waktu ekstraksi berlangsung dan makin banyak ekstrak yang di
dapat.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 15


LEACHING

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan yang Digunakan


1. Kacang Tanah
2. Kemiri
3. Wijen
4. n-Hexane

III.2 Alat yang Digunakan


1. Neraca Analitik
2. Beaker Glass
3. Piknometer
4. Kertas Saring
5. Termometer
6. Magnetic Stirrer With Heat
7. Erlenmeyer
8. Corong Kaca

III.3 Gambar Alat

Neraca Analitik Beaker Glass Kertas Saring

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 16


LEACHING

Corong Kaca Piknometer Erlenmeyer

III.3.1 Rangkaian Alat

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 17


LEACHING

III.4 Prosedur

Bahan (Wijen)

Dihaluskan sampai ukuran tertentu dan


ditimbang dengan berat tertentu

Masukkan kedalam beaker glass dan


tambahkan pelarut

Tutup rapat-rapat agar pelarut tidak


menguap

Lakukan proses ekstraksi

Lakukan pemisahan pelarut dan minyak

Tentukan volume minyak

Lakukan ekstraksi kenbali bahan yang telah


diekstrak dan tentukan volume minyak

Melakukan Pengolahan data untuk


perhitungan % recovery dan garis underflow

Membuat grafik penentuan stage ideal pada


proses leachinng yang telah dilakukan

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 18


LEACHING

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Percobaan
Massa bahan awal (gram) = 60 gram
Volume pelarut (ml) = 200 ml
Ukuran Partikel (mesh) = 50 mesh
Massa minyak awal dalam bahan (gram) = 33,88 gram (48,4%)

t Massa wijen Massa minyak yang terekstrak V filtrat ρ filtrat mfiltrat μfiltrat
(menit) (gram) (gram) (ml) (gr/ml) (gram) (gr/cm.s)
50 37,566 22,434 125 0,7169 89,61 0.007843
80 38,2915 21,7085 105 0,7173 75,317 0.00895
120 35,2448 24,7552 125 0,7095 88,686 0,008242
150 36,2773 23,7227 105 0,7072 70,72 0,00774

IV.2 Tabel Perhitungan


Tabel 2. Tabel Perhitungan Kurva Underflow

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 19


LEACHING

T Massaminyak Massalarutan terbawa( overflow)


XA XS
(me Massalarutan Massa bahan(inert ) A/B S/B (A+B+S)/B
nit) A/(A+S) (A+S)/B A/(A+B+S) S/(A+B+S)
50 0,25035 2,3854 0,59719 1,78821 3,854 0,1764 0,52821
80 0,28822 1,96702 0,56693 1,40009 2,96702 0,19108 0,47188
120 0,27913 2,51629 0,70238 1,81391 3,51629 0,19975 0,51586
150 0,33545 1,94943 0,65393 1,2955 2,94943 0,22171 0,43924

Tabel 3. Tabel Perhitungan Persen Recovery


T (menit) Massa minyak yang terekstrak (gram) % Recovery (%)
50 21,9993 98,06273
80 20,97837 96,63670
120 22,87369 92,39954
150 17,12795 72,20070

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 20


LEACHING

IV.3 Grafik
IV.3.1. Grafik Hubungan antara Waktu dan Massa Minyak yang Terekstrak

Grafik Waktu Vs Massa Minyak Terekstrak


33
Massa Minyak Terekstrak (gr)

32
31
30
29
28
27
26
40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
Waktu (Menit)

Grafik 1. Hubungan antara Waktu dan Massa Minyak yang Terekstrak

Berdasarkan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa waktu dengan massa


minyak yang terekstrak pada proses leaching berbanding lurus. Dimana semakin
lama waktu ekstraksi maka massa minyak yang terekstrak akan semakin banyak
juga. Hal ini sesuai dengan teori yang ada, yaitu semakin lama waktu ekstraksi
maka hasil ekstraksi yang didapat akan semakin banyak.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 21


LEACHING

IV.3.2. Grafik Penentuan Stage pada Proses Leaching

Grafik 2. Penentuan Stage pada Proses Leaching


Pembuatan stage dapat ditentukan dengan grafik diatas. Pembuatan stage
tersebut dilakukan dengan cara memplotkan titik komponen minyak dan pelarut
yang digunakan dan menarik garis underflow menggunakan titik ∆ sebagai pusat.
Terdapat empat titik yang harus diketahui yaitu Xo, Y1, Yn+1, dan Xn.
Berdasarkan grafik diatas terdapat 4 stage ideal.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 22


LEACHING

IV.4 Pembahasan
Pada percobaan leaching kali ini bertujuan untuk mengambil minyak yang
terkandung pada suatu bahan padat, bahan yang digunakan adalah wijen sebanyak
60 gram. Ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut n-hexane sebanyak 200 ml
dengan variabel berupa waktu ekstraksi yaitu 50, 80, 120 dan 150 menit. Dari
hasil percobaan dihasilkan data massa wijen setelah ekstraksi secara berturut
sebesar 37,566 gr; 38,2915 gr; 35,2448 gr dan 36,2773 gr. Sedangkan dihasilkan
data minyak kacang yang terekstrak secara berturut yaitu 22,434 gr; 21,7085 gr;
24,7552 gr dan 23,7227 gr. Dengan data volume dan massa jenis campuran secara
berturut sebesar 125 ml - 0,71688 gr/ml; 105 ml – 0,7173 gr/ml; 125 ml – 0,70949
gr/ml dan 100 ml – 0,7072 gr/ml.
Berdasarkan data yang diperoleh, dihasilkan data hasil minyak yang
terekstrak berbanding lurus dengan waktu ekstraksi. Dimana minyak yang
dihasilkan akan semakin banyak apabila waktu ekstraksi semakin lama. Hal
tersebut sesuai dengan teori yang ada, yaitu hasil ekstraksi akan berbanding lurus
dengan waktu ekstraksi hingga dihasilkan data yang konstan. Sedangkan dari hasil
perhitungan didapatkan data persentase recovery secara berturut sebesar 98,06%;
96,63%; 92,39% dan 72,20%. Selain itu, dari hasil perhitungan juga akan
didapatkan nilai Xa dan Xs yang nantinyya akan digunakan untuk menentukan
garis underflow dalam melakukan penentuan jumlah stage ideal. Pada data kali
ini, dihasilkan jumlah stage ideal sebanyak 4 stage. Adapun faktor – faktor yang
mempengaruhi yaitu waktu pengadukan, suhu, dan jenis bahan. Semakin lama
waktu pengadukan, maka minyak yang berpindah semakin banyak. Semakin
tinggi suhu ketika pengadukan, maka minyak yang berpindah semakin banyak.
Jenis bahan juga mempengaruhi, dikarenakan kadar air berbeda untuk masing –
masing bahan. Apabila kadar air masih banyak, maka proses pengecilan ukuran
partikel cukup sulit. Sehingga diperlukan pemanasan terlebih dahulu agar kadar
air nya berkurang.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 23


LEACHING

BAB V
KESIMPULAN & SARAN

V.I Kesimpulan
1. Proses leaching kali ini dilakukan dengan bahan wijen sebanyak 60 gram
dan digunakan pelarut n-hexane sebanyak 200 ml yang meghasilkan stage
ideal sebanyak 4 stage.
2. Proses leaching dilakukan dengan variabel waktu ekstraksi sebesar 50, 80,
120 dan 150 menit, dimana semakin lama waktu ekstraksi akan dengan
jumlah minyak yang terekstrak naik turun.
3. Pada proses ekstraksi dengan waktu ekstraksi paling lama yaitu 150 menit,
dihasilkan % recovery sebesar 72,20%.
4. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses leaching antara
lain waktu pengadukan, suhu, jenis bahan, luas permukaan, jenis pelarut dan
kadar air.

V.2 Saran
1. Praktikan diharapkan melakukan penimbangan dengan teliti.
2. Praktikan diharapkan meletakkan bahan yang telah dioven di desikator
sebelum ditimbang.
3. Praktikum diharapkan memperhatikan interval waktu pengovenan dengan
cermat.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 24


LEACHING

DAFTAR PUSTAKA

Estrada, Ferek., dkk. 2007. “Pengambilan Minyak Kemiri Dengan Cara


Pengepresan Dan Dilanjutkan Ekstraksi”. Jurnal Widya Teknik. Vol 6.
No.2. 122-124.

Handajani, Sri., dkk. 2010. “Pengaruh Suhu Ekstraksi Terhadap Karakteristik


Pada Minyak Wijen”. Jurnal Agritech. Vol 30. No.2. 119.

Leba, Maria Aloisan Uron. 2017. “Ekstraksi Dan Real Kromotografi”. Sleman :
Penerbit Deepublish.

McCabe, W. Smith., dkk. 1993. “Unit Operation Of Chemical Engineering Fifth


Edition”. United Stated Of Americal : Ms Graw Hill.

Nasir, Subriyer, dkk. 2009. “Ekstraksi Dedak Padi menjadi minyak mentah”.
Jurnal Teknik Kimia. Vol 16. No.2. 3-4

Perry, Robert H. 1999. “Perry’s Chemical Engineering Handbook Seventh


Edition”. New York. Mc Graw Hill.

Suryani, Eni. 2016. “Karakteristik Fisik Kimia Minyak Kacang Tanah”. Jurnal
Pangan Agroindustri. Vol 4. No.1. 120-126.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 25


LEACHING

LAMPIRAN 1

1. Tabel Pengamatan
Tabel 1. Hasil Percobaan
T Massa Massa minyak
V filtrat ρ filtrat m filtrat μfiltrat
(menit Wijen yang terekstrak
(ml) (gr/ml) (gram) (gr/cm.s)
) (gram) (gram)
50 37,566 22,434 125 0,7169 89,61 0,007843
80 38,2915 21,7085 105 0,7173 75,317 0.00895
120 35,2448 24,7552 125 0,7095 88,686 0,008242
155 36,2773 23,7227 105 0,7072 70,72 0,00774

2. Tabel Perhitungan

t Massaminyak Massalarutan terbawa( overflow)


XA XS
Massalarutan Massa bahan(inert ) (A+B+S)
(me A/B S/B A/ S(A+B+
A/(A+S) (A+S)/B /B
nit) (A+B+S) S)
50 0,25035 2,3854 0,59719 1,78821 3,854 0,1764 0,52821
80 0,28822 1,96702 0,56693 1,40009 2,96702 0,19108 0,47188
120 0,27913 2,51629 0,70238 1,81391 3,51629 0,19975 0,51586
150 0,33545 1,94943 0,65393 1,2955 2,94943 0,22171 0,43924
Tabel 2. Tabel Perhitungan Kurva Underflow

Tabel 3. Perhitungan Persen Recovery


Massa minyak yang
T (menit) % Recovery (%)
terekstrak (gram)

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 26


LEACHING

50 21,9993 98,06273
80 20,97837 96,63670
120 22,87369 92,39954
150 17,12795 72,20070

APPENDIX

1. Densitas
massa pikno isi−massa piknokosong
ρ=
volume pikno

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 27


LEACHING

18,4038−11,2350
¿
10
= 0,71688 gr/cm3

2. Viskositas

( μ air ) ( ρx .tx)
μx=
ρ air . t air

¿ 0,0089 x 0,71788 x 1,5


0,984 x 1,24
= 0,007843 gr/cm3

3.Massa Campuran
m = ρxv
= 0.71688 x 125

= 89,61 gram

4. A/(A+S)

Massaminyak dalam larutan


Massalarutan

22,434
=
89,61

= 0,2504

5. (A+S)/B

Massalarutan terbawa
Massa bahan(inert )

89,61
=
37,566

= 2,384

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 28


LEACHING

6. A/B

22,434
=
37,566

= 0,5972

7. S/B

( A+ S) A
= −
B B

= 2,3854 – 0,5972

= 1,7882

8. (A+B+S)/B

= (A+S)/B + 1

= 2,3854 + 1

= 3,3854

9. A/(A+B+S)

= A/B / (A+B+S)/B

= 0,5972 / 3,3854

= 0.1764

10. S/(A+B+S)

= S/B / (A+B+S)/B

= 1,78821 / 3,3854

= 0,5282

11. Persen Recovery

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 29


LEACHING

Massaminyak hasil
100-( ¿x 100%
Massaminyak awal

21,99
= 100-( ¿ x 100%
22,434

= 98,062 %

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 30


LEACHING

LAMPIRAN 2

Gambar 1. Proses Ekstraksi

Gambar 2. Proses Penyaringan

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 31


LEACHING

Gambar 3. Hasil setelah di oven

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 32


LEACHING

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 33

Anda mungkin juga menyukai