Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum

Hari, tanggal : Kamis, 21 Mei 2015

Peralatan Industri Pertanian

Dosen : Dr. Ir. Ade Iskandar, M. Si.


Asisten : Fitrian Rakadiaputra (F34110074)
Tio Nandika

(F34110099)

M. Irham Raenaldi

(F34110101)

ALAT PENGECIL UKURAN DAN ALAT PEMISAH


Disusun oleh:
Dita Oktoviani Dewi
Abdul Azis

F34130010
A24120053

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahan baku pertanian, yang salah satu karakteristiknya adalah kamba
(memerlukan tempat yang luas), membutuhkan proses lanjut sebelum bisa diolah
dalam industri untuk menghasilkan suatu produk. Mesin dan peralatan yang ada di
industri memproses bahan baku tersebut dalam ukuran tertentu, lebih kecil dari
ukuran bahan sebenarnya. Oleh karena itu, dalam berbagai proses di industri,

pengecilan ukuran merupakan salah satu proses yang terpenting. Pengecilan ukuran
ini bisa terjadi pada tahap awal maupun tahap akhir produksi suatu produk.
Dibutuhkan peralatan pengecil ukuran dengan karakteristik dan spesifikasi tertentu
untuk memperkecil ukuran bahan sesuai dengan yang diinginkan. Secara umum,
peralatan pengecil ukuran bisa dikelompokkan menjadi crucher, grinders, ultrafine
grinder, dan cutting machine. Pengelompokkan tersebut dilakukan berdasarkan pada
kegunaan, prinsip kerja secara umum, dan hasil bahan setelah pemrosesan.
Selain proses pengecilan ukuran terdapat pula proses pemisahan. Proses
pemisahan banyak dilakukan dalam industri untuk memperoleh suatu bahan dalam
fase yang berbeda. Pada penggunaan mesin pengecil ukuran maupun pemisahan
perlu dilakukan kajian terlebih dahulu terhadap jenis mesin serta bahan yang akan di
proses. Kecocokan antara mesin dan bahan akan menentukan hasil dari proses
pengecilan ukuran muupun pemisahan. Mengingat vitalnya peran dari peralatan
pengecilan ukuran dalam rangkaian proses di industri, maka sangatlah penting untuk
mengetahui karakteristik dari setiap mesin agar hasil dari pengecilan bahan dan
pemisahan sesuai dengan kebutuhan industri.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui jenis-jenis peralatan pengecilan
ukuran dan alat pemisahan. Mengetahui prinsip kerja dari mesin pengecil ukuran dan
pemisahan serta mampu menentukan mesin pengecilan ukuran dan pemisahan
dengan tepat untuk bahan-bahan tertentu.

PEMBAHASAN
Pengecilan ukuran (size reduction) merupakan operasi suatu mesin yang
memiliki utilitas untuk memperkecil ukuran yang biasa diaplikasikan dalam industri
pengolahan bahan pertanian. Proses ini bisa merupakan proses utama maupun
operasi pembantu dalam suatu industri.pengecilan ukuran dapat dilakukan dengan
berbagai peralatan industri. Setiap alat ini mempunyai cara kerja masing-masing dan
menghasilkan produk dengan ukuran tertentu. Prinsip operasi utamanya sering
ditemukan dalam industri-industri khususnya untuk membuat ukuran partikel kecil
pada produknya. Mesin pengecil ukuran biasanya digunakan untuk bahan-bahan

yang berada pada fasa padat. Bahan baku agar mudah dilakkan pengolahan proses
perlu diperkecil ukurannya. Pengecil ukuran merupakan mesin yang dapat
memotong, menghancurkan atau mengecilkan ukuran dengan prinsip mekanis (Earle
2002).
Prinsipnya mesin pengecil ukuran memiliki empat cara kerja yaitu kompresi,
tumbukan, gesekan, dan pemotongan. Mesin pengecil ukuran dengan prinsip
kompresi memiliki konsep untuk mengecilkan ukuran dimana agregat benda tidak
mampu menahan tekanan dari bidang penekan sehingga bahan yang dikecilkan
ukurannya dengan prinsip ini akan pecah. Bahan yang dikecilkan dengan prinsip ini
biasanya merupakan bahan uang memiliki tingkat kekerasan yang tinggi. Prinsip
selanjutnya adalah tumbukan atau pemukulan. Tumbukan merupakan operasi
pengecilan ukuran denganmemanfaatkan gaya impact, yaitu pemberian gaya yang
besar dalam waktu yang singkat. Tekanan yang diberikan pada bahan tidak sama
antar bidangnya, sehingga bahan akan hancur pada baian yang tertumbuk. Alat ini
disarankan digunakan untuk bahan yang kasar (Mulyoto 2012).
Prinsip yang ketiga yang sering digunalaan untuk memperkecil ukuran adalah
atrisi atau gesekan. Gaya yang diberikan secara berlawanan terhadap dua bidang
bahan akan menyebabkan bahan tergerus dan menjadi bentuk yang lain. Mesin
dengan prinsip ini dirancang dengan mata paku pada bidang penggeseknya, sehingga
bahan akan tergerus menjadi suatu partikel baru dari bahan yang ukurannya lebih
besar sebelumnya atau lebih sederhana menghasilkan prosuk dengan ukuran halus.
Prinsip terakhir adalah pemotongan atau slicer. Prinsip pemotongan merupakan
prinsip yang paling sering digunakan pada industri pengolahan pangan. Mesin
dengan prinsip pemotongan menggunakan mata pisau yang tajam dan berfungsi
memotong ukuran bahan baku sesuai uliran yang telah direncanakan (Mulyoto 2012).
Menurut Salvendy (2001), peralatan pengecilan ukuran banyak digunakan pada
industri farmasi, kosmetik, keramik, produk pangan, plastik dan industri resin.
Tujuan dari mesin pengecil ukuran antara lain meningkatkan daya larut,
meningkatkan daya guna, mempermudah pencampuran bahan, memudahkan
penyimpanan bahan padat. Pemilihan mesin pengecil ukuran dilakukan berdasarkan
ukuran umpan, sezi reduction ratio, distribusi ukuran partikel di arus produk,
kapasitas bahan, sifat bahan (keras, lunak, kelengketan, dll), kondisi bahan kering
atau basah (Anonim 2010).
Pada praktikum kali ini beberapa mesin pengecilan ukuran yang diamati yaitu
multi mill, disk mill dan hammer mill. Multi mill adalah mesin yang banyak
digunakan untuk granulasi basah dan kering yang pada dasarnya bahanyang ingin
dikecilkan adalah bahan yang berserat. Alat ini bekerja dengan bolak-balik karena
didesain dengan memiliki dua sisi mill yang berbeda. Satu sisi untuk proses impact
dan sisi lainnya untuk proses cutting. Pengaturan pada multi mill menggunakan cam
starter yang berfungsi membolak-balikkan arah tegangan yang diberikan untuk
mesin tersebut. Menurut Salvendy (2001), mesin ini memiliki putaran rotor sekitar
750-3000 rpm, dengan tegangan untuk motor listrik 440 v dan kapasitas 50-200
kg/jan. Alat ini bekerja menghancurkan bahan yang dimasukkan dari atas ke dalam
tabung yang dipasangi mill untuk pengecilan ukuran dan bahan yang sudah
dihancurkan melewati lapisan (screen) berukuran 30 mesh.
Keuntungan multi mill adalah karena bahan yang bisa dikecilkan ukuran
menggunakan alat ini lebih fleksibel dan banyak, karena dapat di atur untuk bahan
yang sangat padat ataupun bahan yang hanya ingin dipotong-potong saja, dari segi

bahan alat ini dapat langsung digunakan untuk bahan-bahan yang masih basah.
Tetapi alat ini memiliki keterbatasan pada kapasitasnya, serta jika dibandingkan
ukuran dan kapasitas mesin pemakaian energi untuk multi mill terlalu besar yaitu
hingga 3 hp (Wiranatakusumah 1992).
Mesin pengecilan ukuran lainnya adalah disk millI. Mesin ini digunakan dalam
pembuatan taepung dari bahan pertanian seperti beras, kedelai, cabe kering, kopi,
jagung dan juga bahan herbal untuk obat-obatan. Alat ini bekerja dengan
menggunakan dua mill yang mempunyai prinsip crushing yang dilakukan oleh mill
tersebut . salah satu mill berputar dan yang lainnya statis. Mill yang berbentuk disk di
dalam tabung memiliki tonjolan yang berfungsi sebagai crusher bahan yang ingin
dikecilkan dan bahan tersebut akan melewati screen yang mengelilingi tabung. Mesin
ini menggunakan motor listrik yang dihubungkan dengan as roda dan gear langsung
pada mill yang bergerak. Screen pada mesin ini memiliki mesh yang berukuran
sekitar 60-10 mesh. Artinya mesin ini memiliki hasil yang berukuran lebih kecil
daripada muti mill. Perbedaannya dengan mesin sebelumnya adalah penghancur
bahan bersifat kering dan hanya dapat melakukan crushing (McColly 1995).
Kelebihan yang dapat dilihat dari disk mill adalah ukuran pengecilannya paling
kecil diantara ketiga mesin tersebut, yaitu hingga 100 mesh, serta konsumsi
energinya lebih sedikit. Juga bahan yang dihancurkan langsung dapat diambil artinya
prosesnya lebih cepat dan jika bahan yang masih berukuran besar kembali lagi pada
putaran mill hingga menjadi kecil. Sedangkan kekurangannya adalah untuk mesin
yang berkapasitas kecil ini harganya dipasaran tergolong lebih mahal, serta adanya
resiko kerusakan, yaitu jika pada as rotor terdapat selisih pergerakan akan terjadi
tubrukan antara rotor mill dan statornya (Wiranatakusumah 1992).
Mesin yang terakhir adalah hammer mill yang pada penggunaanya lebih kearah
penghancuran bahan agregat menjadi bahan yang lebih kecil yang banyak ditemui di
industri pulp, kertas hingga penghancuran batu. Alat ini bekerja menggunakan motor
bakar yang dihubungkan dengan rotor berkecepatan tinggi yang memutar palu-palu
disepanjang lintasannya. Bahan yang masuk akan dipukul oleh palu-palu yang
berputar serta bertumbukan dengan dengan dinding hammer. Mill yang digunakan
pada mesin ini berprinsip impact sehingga bentuknya tidak tipis, serta mill dipasang
longgar atau tidak statis karena terkadang bahan yang ingin dikecilkan ukurannya
tidak mudah dihancurkan. Bahan yang sudah melewati mill akan melewati saringan
dengan screen pada mesin kira-kira 20-30 mesh dan artinya hasil yang didapat lebih
kasar dari pada kedua mesin sebelumnya. Mesin ini masoh menggunakan motor
bakar karena mesin ini dikhususkan untuk bahan-bahan padat, berserat agak lengket
serta digunakan pada industri besar yang membutuhkan energi besar (Earle 2002).
Kelebihan hammer mill adalah untuk bahan yang sangat padat bahkan batu, serta
rasio pengecilan yang dihasilkan dari mesin ini hingga 400 kali dari bahan asalnya.
Proses operasi mesin tersebut berlangsung cepat dan hasil yang didapat sangat halus
serta dapat melangsungkan proses yang continue. Alat ini memiliki kontruksi yang
sederhana, serta tidak mudah rusak walaupun ada benda asing di dalam bahan yang
dikecilkan juga pemeliharaanya lebih murah.Kekurangan dari mesin ini adalah ketika
mesin beroperasi sangat bising dan karena menggunakan motor bakar menghasilkan
residu, serta biaya pemasangan awalnya relatif lebih besar. Alat ini juga tergolong
mahal dan pada awal pengoperasian dibutuhkan tenaga awal yang besar. Walaupun
dapat menghasilkan hasil yang kecil tetapi hasil yang didapat biasanya tidak beragam
(Wiratakusumah1992).

Dalam industri, pemisahan bahan merupakan metode yang umum digunakan


untuk memperoleh bahan dengan ukuran atau fasa yang diinginkan. Menurut Idrial
(1987) pelaksanaan pemisahan in dapat dilakukan dengan memanfaatkan beberapa
gaya yaitu gaya gravitasi, gaya sentrifugal, dan gaya kinetik yang timbul dari aliran.
Praktikum kali ini membahas mengenai pemisahan bahan dan beberapa alat
pemisahan bahan. Pemisahan bahan digolongkan menjadi dua kelompok yaitu
pemisahan bahan secara mekanis dan pemisahan dengan kontak keseimbangan
bahan. Pengelompokan tersebut didasarkan pada ada tidaknya perubahan fasa bahan
yang diproses selama pemisahan. Pada pemisahan mekanis fasa bahan tidak
mengalami perubahan sedangkan pemisahan dengan kontak keseimbangan bahan,
bahan mengalami perubahan fasa. Menurut Wiraatmadja (1981), pemisahan dengan
perubahan fasa disebut juga metode operasi difusional.
Pemisahan bahan secara mekanis yaitu pengendapan, pengayakan, penyaringan
(filtrasi) dan ekstraksi. Sedangkan pemisahan dengan kontak keseimbangan bahan
meliputi penguapan, distilasi, adsorbsi, koagulasi, kristalisasi, dan sentrifugasi.
Pemisahan mekanik yang pertama adalah pengayakan. Pengayakan adalah metode
pemisahan bahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan gaya gravitasi dan
getaran. Ayakan dapat berbahan logam, pelat logam berlubang, kain, dll. Ukuran
lubang ayakan ini berkisar antara 4 in sampai 400 mesh. Contoh pengayakan adalah
pemisahan ukuranbahan pati dengan vibrating screen. Penggunaan ukuran ayakan ini
tergantung dari ukuran bahan yang akan diayak (Idrial 1987).
Filtrasi adalah metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya
dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan ini adalah dengan
perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan
menahan zat padat denga ukuran yang lebih besar dari pori saringan. Proses ini
dilakukan dengan bahan yang berbentuk larutan cair. Hasil penyaringan disebut
filtrate dan zat yang tertahan disebut residu. Contoh filtrasi adalah untuk
membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Contoh alat filtrasi adalah
filter press (Rahayu, 2009).
Pengendapan merupakan metode pemisahan dua bahan bahann cair yang tidak
dapat bercampur, atau bahan cair dan bahan padat, dipisahkan dengan membiarkan
bahan ini sampai pada keadaan keseimbangan di bawah pengaruh gaya gravitasi,
bahan yang lebih berat akan jatuh terlebih dahulu daripada bahan yang ringan. Selain
itu terdapat pula ekstraksi, yang merupakan pemisahan zat dengan larutan yang
berdasarkan kepolaran dan massa jenisnya. Contohnya adalah pemisahan senyawa
organic dan pelarutan air dan minyak. Sentrifugasi adalah proses pemisahan
komponen yang terdiri dari bahan cair yang tidak saling melarutkan dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal. Prinsipnya adalah dengan pemutaran objek secara
horizontal pada jarak tertentu. Dengan metode ini proses pengendapan atau
pemisahan bahan dapat lebih cepat dan optimum dibanding teknik biasa. Prinsip ini
dapat optimum dengan memasukkan Rpm dan nilai konsentrasi yang tepat dalam alat
sentrifugasi. Pada industri, contoh penggunaan metode ini adalah dalam proses
pembuatan minyak kelapa. Santan yang merupakan campuran air dan minyak dapat
di disentrifugasi dengan kecepatan antara 3000-3500 rpm sehingga terpisah fraksi
kaya minyak (krim) dan fraksi miskin minyak (skim). Lalu krim yang diasamkan
disentrifugasi lagi untuk memisahkan minyak dan bagian bagian bukan minyak.
Metode pemisahan dengan kontak keseimbangan bahan adalah sublimasi.
Sublimasi adalah mentode pemisahn campuran dengan menguapkan zat padat tanpa

melalui fasa cair sehingga kotoran tak menyublim akan tertinggal. Evaporasi adalah
penguapan bahan pelarut untuk memperoleh zat terlarut (garam) dengan prinsip
perbedaan titik didih (garam titik didih lebih tinggi sehingga akan tertinggal).
Kristalisasi adalah metode emisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam
suatu larutan. Dasarnya adalah dengan prinsip kelarutan bahan dalam peelarut dan
perbedaan titik beku. Contohnya adalah dalam pembuatan garam dapur dari air laut
dan dalam proses pembuatan Kristal gula pasir dari nira tebu (Rahayu 2008).
Destilasi merupakan merode pemisahan untuk memperoleh bahan berwujud cair
yang terkotori oleh zat padat lain atau bahan yang memiliki titik didih berbeda.
Bahan yang dipisahkan dapat dalam bentuk larutan atau cair, tahan terhadap
pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Contoh metode ini
adalah dalampenyulingan minyak bumi menjadi fraksi-fraksi seperti bensin, avtur,
dsb, dan juga dalam pembuatan minyak kayu putih, pemurnian parfum dari ekstrak
tanaman, serta dalam pemurnian air minum juga destilasi air laut untuk memperoleh
air murni. Metode selanjutnya adalah dengan ekstraksi merupakan metode
pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dengan pelarut yang sesuai.
Dasarnya adalah dengan prinsip kelarutan bahan dalam pelarut tertentu (Rahayu
2008).
Adsorpsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan
pengotor dengan penarikan bahan pengadsorpsi secara kuat sehingga menempel pada
permukaan bahan pengadsorpsi. Contoh penggunaan metode ini adalah pada proses
pemurnian air dari otoran renik atau mikroorganisme, dan juga dalam proses
pemutihan gula yang berwarna coklat karena kotoran. Metode lainnya adalah
kromatografi, yang merupakan metode pemisahan berdasrkan perbedaan kecepatan
perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu dengan prinsip daya absorbs oleh
bahan penyerap da volatilitas (daya penguapan). Contoh metode ini adalah
kromatografi kertas untuk memisahka tinta (Rahayu 2008).
Fungsi mesin separator dalam dunia industri yakni dalam proses pemisahan
partikel atau bahan, sehingga bahan atau produk dapat diolah untuk ke proses
selanjutnya. Pengaplikaisan vibrating Screen pada industri pengolahan kelapa sawit.
Vibrating screen merupakan alat yang digunakan untuk menyaring minyak mentah
dari serabut, serat fiber dan pasir yang terikut bersama crude oil karena tidak
terendap di sand trap tank dan dapat mengganggu proses pemisahan minyak, hasil
dari proses ini kemudian akan ditampung pada crude oil tank (Naibaho dan Siagian
2012). Vibrating Screen juga diaplikasikan pada indsutri gula, yakni untuk pemilahan
ukuran butiran gula setelah proses pemisahan kristal gula melalui fluidized bed
vibrating cooler (Anonim 2009). Selain itu, settling tank juga diaplikaskan pada
proses pengolahan limbah cair industri tahu. Setelah melalui proses anaerobik,
kemudian air limbah masuk settling tank yang berfungsi untuk mengurangi partikelpartikel padat dalam air limbah dengan cara mengendapkan selama waktu tertentu
sehingga terendapkan sekaligus mengurangi kekeruhan. Sebagian partikel kasar akan
mengendap di dalam bak, sedangkan partikel yang halus terikut bersama dengan air
(Kaswinarni 2007). Cyclone separator digunakan pada industri perminyakan untuk
memisahkan campuran zat padat, cair dan gas yang disebut multi fase, zat tersebut
harus dipisahkan menjadi fluida tunggal (satu-fase) untuk mendapatkan produk yang
diinginkan (Husairy dan Leonanda 2014).
Mesin separasi dalam dunia industri, diantaranya adalah Settling tank, Cyclone
separator dan vibrating screen. Settling tank merupakan alat yang digunakan untuk

memisahkan dua jenis bahan yang berbeda fasa yaitu fasa padat danfasa cair dengan
cara mekanis. Prinsip kerja dari alat ini adalah denganmemanfaatkan gaya gravitasi
dan perbedaan massa jenis dari kedua fasa, sehingga fasa yang memiliki massa jenis
yang lebih besar akan terendap ke dasar alat akibatgaya gravitasi. Kelebihan alat ini
yakni dapat mengendapkan bahan padat dengan prinsip khusus berdasarkan gaya
gravitasi bumi. Sedangkan kekurangan dari settling tank Aplikasi settling tank di
industri pada industri tahu untuk mengendapkan sari kedelai menjadi tahu serta pada
industri tapioka (Lachman 1988).
Cyclone Separator adalah suatu peralatan mekanis yang sederhana, merupakan
jenis dari pengendali kering (Dry Scrubber), biasanya digunakan untuk menyisihkan
partikel dengan ukuran relatif besar dari suatu aliran gas. Cyclone memiliki bentuk
yang khas dan mudah dikenal dan dapat ditemukan pada hampir setiap industri.
Cyclone dapat ditempatkan di atap dari suatu instalasi atau disamping bangunan.
Prinsip kerja alat ini menggunakan gaya sentrifugal sebagai driving force pemisahan
debu dari gas yang akan dihasilkan kegiatan suatu industri. Dalam aplikasi dunia
industri, cyclone sering digunakan sebagai precleaner untuk alat kontrol polusi
udara. Kelebihan dari alat ini yakni memiliki biaya instalasi dan operasi yang rendah
serta memiliki dimensi yang relatif kecil, sehingga membuat cyclone banyak
digunakan industri pertambangan untuk mengumpulkan partikel debu yang akan
menimbulkan pencemaran udara. Namun, kekurangan dari cyclone yakni memiliki
efisiensi yang rendah (Husairy dan Leonanda 2014).
Vibrating Screen adalah alat pemisah bahan padatan yang lebih halus dengan
bahan yang kasarnya (Prabowo 2009). Prinsip kerja dari alat ini adalah memisahkan
dua jenis pertikel atau lebih dengan memanfaatkan getaran dan ukuran mesh dari
ayakan sehingga partikel yang berbeda ukuran partikelnya dapat terpisah berdasarkan
berat jensisnya.Vibrating screen terdapat beberapa jenis sesuai dengan kebutuhannya.
Kelebihan dari alat ini adalah dapat menghasilkan ukuran partikel yang berbeda-beda
sesuai yang diinginkan. Sedangkan kekurangan dari vibrating screen adalah biaya
pemeliharaan mesinnya yang mahal. Pengaplikasian vibrating screen di industri
biasanya dalam industri terigu, industri pengolahan kelapa sawit, industri semen,
industri gula (Musanif 2009).

PENUTUP
Simpulan
Praktikum kali ini beberapa mesin pengecilan ukuran yang diamati multi mill,
disk mill dan hammer mill. Multi mill adalah mesin yang banyak digunakan untuk
granulasi basah dan kering yang pada dasarnya bahanyang ingin dikecilkan adalah
bahan yang berserat. Prinip alat ini bekerja menghancurkan bahan yang dimasukkan
dari atas ke dalam tabung yang dipasangi mill untuk pengecilan ukuran dan bahan
yang sudah dihancurkan melewati lapisan (screen) berukuran 30 mesh. Mesin

pengecilan ukuran lainnya adalah disk millI. Alat ini bekerja dengan menggunakan
dua mill yang mempunyai prinsip crushing yang dilakukan oleh mill tersebut . salah
satu mill berputar dan yang lainnya statis. Mill yang berbentuk disk di dalam tabung
memiliki tonjolan yang berfungsi sebagai crusher bahan yang ingin dikecilkan dan
bahan tersebut akan melewati screen yang mengelilingi tabung. Mesin yang terakhir
adalah hammer mill yang pada penggunaanya lebih kearah penghancuran bahan
agregat menjadi bahan yang lebih kecil yang banyak ditemui di industri pulp, kertas
hingga penghancuran batu. Alat ini bekerja menggunakan motor bakar yang
dihubungkan dengan rotor berkecepatan tinggi yang memutar palu-palu disepanjang
lintasannya. Bahan yang masuk akan dipukul oleh palu-palu yang berputar serta
bertumbukan dengan dengan dinding hammer.
Praktikum kali ini juga mempelajari mengenai mesin separator, yakni vibration
screen, cyclone separator dan settling tank. Mesin separasi dalam dunia industri,
diantaranya adalah Settling tank, Cyclone separator dan vibrating screen. Settling
tank merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan dua jenis bahan yang
berbeda fasa yaitu fasa padat danfasa cair dengan cara mekanis. Prinsip kerja dari
alat ini adalah denganmemanfaatkan gaya gravitasi dan perbedaan massa jenis dari
kedua fasa, sehingga fasa yang memiliki massa jenis yang lebih besar akan terendap
ke dasar alat akibatgaya gravitasi. Cyclone Separator adalah suatu peralatan mekanis
yang sederhana, merupakan jenis dari pengendali kering (Dry Scrubber), biasanya
digunakan untuk menyisihkan partikel dengan ukuran relatif besar dari suatu aliran
gas. Prinsip kerja alat ini menggunakan gaya sentrifugal sebagai driving force
pemisahan debu dari gas yang akan dihasilkan kegiatan suatu industri. Vibrating
Screen adalah alat pemisah bahan padatan yang lebih halus dengan bahan yang
kasarnya. Prinsip kerja dari alat ini adalah memisahkan dua jenis pertikel atau lebih
dengan memanfaatkan getaran dan ukuran mesh dari ayakan sehingga partikel yang
berbeda ukuran partikelnya dapat terpisah berdasarkan berat jensisnya. Vibrating
screen terdapat beberapa jenis sesuai dengan kebutuhannya.
Saran
Sebaiknya dijelaskan mengenai prinsip alat-alat size reduction dan separator
supaya praktikan lebih memahami, dengan menggunakan bahan yang akan
dikecilkan ukuran partikelnya dan dipisahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Proses pengolahan tebu menjadi gula. [diunduh pada 2015 Mei 23].
[Terhubung berkala]. Terderia dari http://www.gunungmadu.co.id/index.php?
modul=artikel&id=utama&kodebrt=pabrik&colvis=false
Anonim. 2010. Size Reduction [terhubung berkala]. diunduh pada 2015 Mei 20.
tersedia
pada
http://lab.tekim.undip.ac.id/otk/2010/09/29/sizereduction/html.
Earle RL. 2002. Unit operation in Food Proseccing : Third Edition. London (UK).:
Pergamon Press.

Husairy A, Leonanda DL. 2014. Simulasi pengaruh variasi kecepatan inlet terhadap
persentase pemisahan partikel pada cyclone separator dengan menggunakan
cfd. J. Rekayasa Sipil. 10 (1) : 12.
Idrial. 1987. Peralatan Pengolah Hasil Pertanian. Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian, IPB.
Kaswinarni F. 2007. Kajian teknis pengolahan limbah padat dan cair industri tahu.
[Tesis]. Semarang (ID) : Universitas Diponegoro.
Lachman L. 1988. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta (ID) : Universitas
Indonesia.
Mc Colly. 1995. Processing Agricultural Engineering. New York (US) : Mc GrawHill Book Co.
Musanif J. 2009. Pedoman Desain Teknik IPAL Agroindustri. Jakarta (ID) :
Kanisius.
Mulyoto. 2012. Mesin-Mesin Pertanian. Jakarta (ID): PT Graha Persada .
Naibaho W, Siagian P. 2012. Upaya peningkatan mutu cpo melalui analisis
kebutuhan uap di area stasion klarifikasi pks 20 ton tbs/jam. J. VISI. 20 (3) :
1075
Rahayu D. 2008. Pemisahan Campuran [terhubung berkala]. diunduh pada 2015 Mei
21. Tersedia pada http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008
Rahayu SS. 2009. Filtrasi [Internet]. diunduh pada 2015 Mei 21. Tersedia
pada http://www.chem-is-try.org/materi_kim
Salvendy G. 2001. Handbook of Industrial Engineering : Technology and Operation
Management. Ottawa (CA) : John Wiley and Son.
Wiraatmadja S. 1981. Peralatan Industri. Bogor (ID). Fakultas Teknologi Pertanan,
Institut Pertanian Bogor.
Wiranatakusumah. 1992. Petunjuk Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. Bogor
(ID) : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi PAU IPB.

Anda mungkin juga menyukai