Anda di halaman 1dari 28

FILTER TESTING UNIT

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK 1

laporan ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah praktikum laboratorium teknik 1

Dosen Pembimbing : Fitria Yulistiani, ST, MT

Oleh : Kelompok V

Kelas: 2A D3 Teknik Kimia

Dela Cahya Putrianda (161411004)


Febrian Rifkhi F (161411009)
Muhammad Ainuddin (161411018)
Yulinda Alhay Nurhafsah (161411032)

Tanggal Praktikum : 20 November 2017


Tanggal Penyerahan Laporan : 28 November 2017

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair atau gas) yang membawanya
dengan menggunakan suatu medium berpori atau bahan berpori lain, untuk menghilangkan
sebanyak mungkin zat padat halus yang tersuspensi dan koloid. Proses filtrasi air dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti aerasi, saringan pasir lambat, saringan pasir cepat, saringan arang dan
lain lain. Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi maka semakin berkembang juga
inovasi ilmu tentang filtrasi air, salah satunya adalah dengan media filter mortar yang merupakan
inovasi terbaru dalam bidang filtrasi air.
Filtrasi banyak dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air,
menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen dan pengotor pada air suntik
injeksi dan obatobat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula dan untuk
memurnikan bahan-bahan obat dari partikel dan bahan yang tidak diinginkan sehingga dapat
menjamin hasil akhir dari suatu produk obat yang berkualitas dan sesuia syarat yang ditentukan.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum yang akan dilaksanakan yaitu :
1. Melakukan proses filtrasi pada tekanan tetap dengan variasi tekanan berbeda-beda.
2. Menghitung koefisien tahanan cake dari tahanan medium filter pada tekanan tetap
dengan variasi tekanan yang berbeda.
3. Menganalisa pengaruh tekanan terhadap kualitas hasil filtrasi.

II. LANDASAN TEORI


Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang cairan danpartikel-partikel
padat dengan menggunakan media filter yang hanya meloloskancairan dan menahan partikel-
partikel padat. Pada industri, filtrasi ini meliputi ragamoperasi mulai dari penyaringan sederhana
hingga pemisahan yang kompleks. Fluidayang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang
lolos dari saringan mungkinsaja cairan, padatan, dll (Geankoplis, 1987).
Beberapa cara pemisahan mekanak fisik dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut
(Geankoplis, 1993) :
1. Filtration
Pemisahan dapat dilakukan karena adanya media filtrasi sperti kain, kanvas, pasir, dan lain-
lain. Pemilihan media filtrasi didasarkan atas :
a. Jumlah padatan yang dipisahkan
b. Tipe Padatan
c. Viskositas dari fluida

2. Settling and sedimentation

Gambar 1. settling and sedimentation

Pada settling and sedimantation, partikel dipisahkan dari fluida dengan adanyaperbedaan gaya
gravitasi dan densitas dari partikel tersebut.

3. Centrifugal settling and filtration


Proses pemisahan partikel dari fluida karena adanya gaya sentrifugal padaberbagai ukuran dan
densitas fluida.
4. Centrifugal filtration
Proses pemisahan yang dilakukan dengan filtrasi tetapi gaya sentrifugal yangdigunakan
menyebabkan perbedaan tekanan dapat diabaikan.

Gambar 2. centrifugal filtration

5. Mechanical size reduction and separation

Pemisahan dilakukan dengan cara mengubah diameter partikel, kemudiandipisahkan dengan


ayakan.

Filtrasi biasa dilakukan pada skala laboratorium sampai slaka pilot plant/industri baik dengan
cara batch maupun kontinyu.

1. Filtrasi skala lab

Filtrasi digunakan untuk memisahkan campuran heterogen zat padat yang tidak larut dalam
cairan. Penyaringan menggunakan corong gelas dan kertas saring dan hasil saringan disebut filtrat.
Gambar 3. filtrasi skala lab

2. Filtrasi skala industry

Fluida mengalir melalui media penyaring karena adanya perbedaan tekanan yang melalui
medieum tersebut, penyaringan dilakukan agar dapat beroprerasi pada :

a. Filtrasi diatas tekana atmosfer pada bagian atas media penyaring.


b. Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring.
c. Vakum pada bagian bawah.

Tekanan di atas atmosfer dapat dilakukan dengan gaya gravitasi pada cairan dalam suatu
kolom, dengan menggunakan pompa atau blower,atau dengan gaya sentrifugal. Dalam suatu
penyaring gravitasi media penyaring bias jadi tidak lebih baik daripada saringan (screen) kasar
atau dengan menggunakan partikel kasar seperti pasir.
Penyaring gravitasi dibatasi penggunaannya dalam industri untuk suatu aliran cairan kristal
kasar,penjernihan air minum, dan pengolahan limbah cair. Kebanyakan penyaring industri adalah
penyaring tekan, penyaring vakum, atau pemisah sentrifugal. Penyaring tersebut beroperasi secara
kontinyu atau diskontinyu, tergantung apakah buangan dari padatan tersaring terus-menerus
(steady) atau hanya sebagian. Sebagian besar siklus operasi dari penyaring diskontinyu, aliran
fluida melalui peralatan secara kontinyu, tetapi harus dihentikan secara periodik untuk membuang
padatan yang terakumulasi. Dalam saringan kontinyu buangan padat atau fluida tidak dihentikan
selama peralatan beroperasi.

Operasi filtrasi dijalankan dengan du acara, yaitu :


1. Filtrasi batch
Proses secara batch memerlukan waktu yang lebih lama dan memerlukan biaya yang lebih
mahal
2. Filtrasi kontinyu
Proses filtrasi kontonyu banyak diterapkan pada industry kimia. Analisa operasi filtrasi ini
dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
a. Pembentukan cake
b. Pencucian cake untuk membuang larutan
c. Pelepasan cake dari filter

Beberapa bentuk filter kontinyu, antara lain :

a. Continuous rotary vacuum drum filter

b. Continuous rotary disk filter

d. Continuous rotary horizontal filter

Gambar 4. rotary drum filter

Septum atau medium penyaring pada setiap filter harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut:
1. Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan filtrat yang
cukup jernih.
2. Tidak mudah tersumbat
3. Harus tahan secara kimia kuat secara fisik dalam kondisi proses.
4. Harus memungkinkan penumpukan ampas dan pengeluaran ampas secara total dan
bersih
5. Tidak boleh terlalu mahal. (Mc. Cabe, 1993)

Filter dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu:


1. Filter klarifikasi (bed filter)
Filter ini dikenal juga sebagai filter hamparan tebal (deep bed filter), karena partikel-partikel
zat padat diperangkap di dalam medium filter dan biasanya tidak ada lapisan zaat padat yang
terlihat dari permukaan medium. Filter ini biasanya digunakan untuk memisahkan zat padat yang
kuantitasnya kecil dan menghasilkan gas yang bersih atau zat cair yang bening, seperti minuman.
Klarifikasi berbeda dengan penapisan karena pori medium filter ini jauh lebih besar dari diameter
partikel harus dipisahkan.partikel-partikel itu ditangkap oleh gaya-gaya permukaan dan dibuat
tidak bisa bergerak di dalam saluran aliran,dan walaupun mengakibatkan diameter efektif saluran
itu menjadi lebih kecil, namun biasanya tidak sampai menyebabkan saluran itu buntu.
2. Filter ampas (cake filter)
Filter ampas digunakan untuk memisahkan zat padat yang kuantitasnya besar dalam bentuk
ampas atau kristal ataupun Lumpur. Biasanya filter ini diperlengkapi untuk pencucian zat padat
dan untuk mengeluarkan sebanyak-banyaknya sisa zat cair dari zat padat itu sebelum zat padat itu
dikeluarkan dari filter. Medium filter pada filter ini relatif lebih tipis dibandingkan dengan yang
digunakan dalam medium filter klarifikasi

Dalam proses filtrasi di industri, medium filter yang banyak digunakan ialah kain kanvas, baik
yang dengan anyaman kepar atau yang lainnya. Untuk zat cari yang bersifat korosif digunakan
medium filter seperti kain wol, tenunan logam monel atau baja tahan karat, tenunan gelas atau
kertas. Kain sintetis seperti nilon, polipropilena, saran dan dacron juga sangat tahan secara kimia
Prinsip kerja filtrasi pada percobaan dapat dilihat pada gamber di bwah ini :

slurry

Cake (ampas)
P

medium filter

filtrat

Gambar 5. prinsip kerja alat FTU

Pada awalnya suspensi mengalir melalui medium filter, filtrat yang dihasilkan
mempunyai laju alir besar tetapi kualitas filtrat tidak begitu jernih. Seiring dengan
terbentuknya cake (padatan tertahan) maka laju filtrat makin menurun tetapi kualitas filtrat
semakin jernih, hal itu disebabkan cake yang terbentuk berfungsi juga sebagai penyaring.
Lapisan cake yang terbentuk akan semakin tebal mengakibatkan laju filtrat makin kecil, oleh
karena itu pada ketebalan tertentu harus dilakukan proses pengambilan cake.

Laju

Waktu

Agar suspensi bisa mengalir melalui medium filter maka dibutuhkan perbedaan tekanan yang
signifikan. Ada dua cara yang dapat dilakukan : pertama suspensi dipompa (tekanan fluida
sebelum medium filter lebih tinggi) atau cara kedua ruang filtratnya divakumkan sehingga
suspensi tertarik menuju ruang filtrat melalui medium filter. Alat

Filter Testing Unit adalah peralatan filtrasi yang menggunakan metode kedua. Metode ini
mirip penyaringan dengan corong buchner yang dihubungkan dengan waterjet untuk
pemvakuman.

Suspensi (slurry)

cake (ampas)
medium filter

ke pompa vakum

filtrat

Gambar 6. skema di filter glass

Pada percobaan penyaringan dengan metoda vakum akan dihitung harga tahanan cake dan
tahanan medium filter dari variasi tekanan yang berbeda.
Persamaan yang digunakan untuk kondisi tekanan tetap :
dt c
2 s V Rm (1)
dV A (p) A(p)
Persamaan tersebut diintegralkan menjadi :
t V
c s
0 dt 0 ( A 2 (p) V A(p) Rm )dV (2)
c s Rm t c s Rm
t V2 V
V (3)
2 A (p)
2
A(p) V 2 A (p)
2
A(p)
c Rm
di mana : K p 2 s dan B
A (p) A(p)

Persamaan 3 disederhanakan menjadi :


t Kp
V B (4)
V 2

Grafik t/V terhadap V akan menghasilkan grafik sebagai berikut

t/V

slope = Kp/2

intercept = B
V

Dari persamaan diatas kita dapatkan koefisien tahanan cake :


K p A 2 (p)
..............(5)
c
dan koefisien tahanan medium filter :
BA(p)
Rm ...............(6)

= o (- P)s.. (7)
log = log o + s log (- P)
Rm = Rmo (- P)n (8)
Log Rm = log Rmo + n log (- P)
Keterangan :
t = waktu filtrasi ( dalam detik [ s ] )
V = volume filtrat yang dihasilkan saat t ( dalam m3 )
= koefisien tahanan cake ( dalam m/kg)
Rm = koefisien medium filter (dalam m-1)
= viskositas filtrat (dalam Pa s atau kg/m s )
A = luas total medium filter ( dalam m2)
P = perbedaan tekanan ( dalam N/ m2 atau kg/m s2 )
Cs = konsentrasi slurry ( dalam kg/m3 )

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memilih jenis peralatan dan kondisi
operasi adalah :
(1) Sifat fluida terutama viskositas, densitas dan sifat korosinya
(2) Keadaan dari partikel padat, ukuran dan bentuk, distribusi ukuran partikel dan karakteristik
(3) konsentrasi partikel padat di suspensi
(4) Jumlah dari seluruh bahan yang akan diproses dan nilainya
(5) Bagian yang akan digunakan (padat, cair, keduanya)
(6) Perlu tidaknya mencuci padatan yang telah tersaring
(7) Kontaminasi yang berpengaruh besar pada produk jika terjadi kontak antara bahan dan peralatan
(8) Ada tidaknya perlakuan lain sebelum proses filtrasi yang akan membantu proses filtrasi tersebut.

Faktor faktor yang mempengaruhi proses filtrasi :


1. Debit filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara efisien. Sehingga
proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat adanya aliran air yang terlalu cepat
dalam melewati rongga diantara butiran media pasir. Hal ini menyebabkan berkurangnya waktu
kontak antara permukaan butiran media penyaring dengan air yang akan disaring. Kecepatan
aliran yang terlalu tinggi saat melewati rongga antar butiran menyebabkan partikelpartikel yang
terlalu halus yang tersaring akan lolos.

2. Konsentrasi kekeruhan (slurry)


Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi kekeruhan air
baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori dari media atau akan
terjadi clogging. Sehingga dalam melakukan filtrasi sering dibatasi seberapa besar konsentrasi
kekeruhan dari air baku (konsentrasi air influen) yang boleh masuk. Jika konsentrasi kekeruhan
yang terlalu tinggi, harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan
proses koagulasi flokulasi dan sedimentasi. Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi
efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan
tersumbatnya lubang pori dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga dalam melakukan
filtrasi sering dibatasi seberapa besar konsentrasi kekeruhan dari air baku (konsentrasi air
influen) yang boleh masuk. Jika konsentrasi kekeruhan yang terlalu tinggi, harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan proses koagulasi flokulasi dan
sedimentasi.

3. Temperatur
Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan massa jenis
(density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan mengalami perubahan. Selain
itu juga akan mempengaruhi daya tarik menarik diantara partikel halus penyebab kekeruhan,
sehingga terjadi perbedaan dalam ukuan besar partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan
mempengaruhi daya adsorpsi. Akibat dari keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi
daya saring filter.

4. Kedalaman media, ukuran, dan material


Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam perencanaan bangunan filter.
Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya saring. Media yang terlalu
tebal biasanya mempunyai daya saring yang sangat tinggi, tetapi membutuhkan waktu pengaliran
yang lama.

5. Tinggi muka air di atas media dan kehilangan tekanan


Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit atau laju filtrasi
dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi diatas media akan meningkatkan daya
tekan air untuk masuk kedalam pori. Dengan muka air yang tinggi akan meningkatkan laju
filtrasi (bila filter dalam keadaan bersih). Muka air diatas media akan naik bila lubang pori
tersumbat (terjadi clogging) terjadi pada saat filter dalam keadaan kotor.

III. PERCOBAAN
3.1 ALAT DAN BAHAN

3.1.1 Alat :

1. Seperangkat alat filter testing unit


2. Kertas saring
3. Pompa vakum
4. Jangka sorong
5. Stopwatch
6. Ember plastic
7. Kertas timbang
8. Neraca teknis

3.1.2 Bahan :
6 liter larutan suspensi dengan konsentrasi tepung tapioka 3% untuk satu run percobaan, jumlah
suspense yang disediakan bergantung jumlah percobaan yang akan dilakukan.
Gambar dan skema peralatan FTU

Gambar 8 alat filter testing unit


Gambar 7 Filter glass

Gambar 9 skema proses filtrasi di FTU

3.2 DIAGRAM KERJA


1) Pembuatan slurry
memasukkan
500 gram Mengaduknya
kapur + 6 L air hingga
ke dalam homogen
ember plastik

2) Proses dalam Filter Testing Unit

Memasang kertas filter


Menghentikan proses filtrasi Membuka Filter glass yang
diatas filter glass, lalu
setelah filtrat mencapai 5 L. dipasang.
letakkan pada peralatan FTU.

Merapatkan sekrup, periksa


sambungan gasket, tangki Mengambil kertas filter
Mencatat waktu setiap 0,5 L
pengaduk, pompa peristaltik, dengan hati-hati, mengukur
(dan kelipatannya) filtrat
dan unit penampung. ketebalan cake dan luas
yang diperoleh.
Pastikan tidka ada cake.
kebocoran.

Menghomogenkan kembali
cake dengan filtrat. ulangi
Mengatur tekanan vakum Mengidupkan pimpa
percobaan tersebut dengan
yang dikehendaki. peristaltik.
memvariasikan tekanan
vakum.

IV. KESELAMATAN KERJA


1. Larutan kapur atau tepung tapioka harus segera di bersihkan dari peralatan setelah selesai
praktikum karena akan mengotori peralatan terutama pompa. Lapisan kapur yang terbentuk
mengakibatkan kemacetan pompa. Bersihkan pula lantai dimana lautan itu tumpah.
2. Sebelum suspensi dialirkan larutan kapur atau tepung tapioka diaduk dengan air dalam tangki
menggunakan stirer ketika pengaduk dinyalakan tubuh terutama tangan jangan masuk.
3. Menggunakan jas lab dan sarung tangan karena kapur akan mengorosi pakaian, tangan, dan
rambut.
4. Selama bekerja hindari main-Main dan senda gurau, lakukan dengan penuh konsentrasi
terutama saat membuka dan menutup (penggantian filter) karena peralatan gelas memiliki
resiko pecah
5. Hati-hati dengan listrik, hindari kontak antara cairan dengan listrik.

V. PENGOLAHAN DATA
5.1 Data Pengamatan
Luas medium filter (A) = 0.0314 m2

Viskositas Filtrat Air = 0.89x10-3

Konsentrasi Slurry (Cs) = 83.3 3

Tebal cake (Run-1) = 1.1 cm


Tebal cake (Run-2) = 1.5 cm
Berat cake basah (Run-1) = 480 gr
Berat cake basah (Run-2) = 460 gr
Volume Filtrat (L) Tekanan pada Run-1 (bar) Tekanan pada Run-2 (bar)
0.5 -0.4 -0.69
1.0 -0.42 -0.70
1.5 -0.44 -0.72
2.0 -0.44 -0.73
2.5 -0.44 -0.75
3.0 -0.49 -0.77
3.5 -0.52 -0.78
4.0 -0.52 -0.78
4.5 -0.53 -0.79
5.0 -0.53 -0.80
Tekanan rata-rata pada run-1 = -0.473 bar
Tekanan rata-rata pada run-2 = -0.751 bar

Volume Filtrat (L) Waktu (s)(P= - 0.473 bar) Waktu (s) (P= - 0.751 bar)
0.5 88 63
1.0 186 132
1.5 281 208
2.0 389 305
2.5 517 400
3.0 689 505
3.5 829 641
4.0 1023 765
4.5 1202 888
5.0 1384 1002

5.2 Pengolahan Data


Menghitung luas total medium filtrate (A)
- Diameter filter = 0.2 m
1
- Luas = 4 x x D2
1
= 4 x 3.14 x (0.2m)2

= 0.0314 m2

Menghitung Konsentrasi Slurry (Cs)


- Massa kapur = 0.5 kg
- Volume air = 6 L
0.5
- Konsentrasi slurry =
6 103 3

= 83.3
3

Perhitungan Kp dan
Run-1
Volume filtrate ( ) t/V
0.0005 176000
0.0010 186000
0.0015 187333.3
0.0020 194500
0.0025 206800
0.0030 229666.7
0.0035 236857.1
0.0040 255750
0.0045 267111.1
0.0050 276800

Grafik t/V terhadap V P = 0.473


320000

270000
t/V

220000
y = 2E+07x + 156115
170000 R = 0.9724

120000
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006
V

Dari kurva diatas, didapatkan persamaan:


y = 2 x 107x + 156115
R2 = 0.9724

t/V = V+B
2

- Slope = ; Intersep = B
2

Slope = 2 x 107

= 2 x 107
2

Kp = 4 x 107
- Intersep = 156115
B = 156115

Run-2
Volume filtrate ( ) t/V
0.0005 126000
0.0010 132000
0.0015 138666.7
0.0020 152500
0.0025 160000
0.0030 168333.3
0.0035 183142.9
0.0040 191250
0.0045 197333.3
0.0050 200400

Grafik t/V terhadap V P = 0.751


250000

200000

150000
t/V

100000

50000 y = 2E+07x + 115292


R = 0.9877
0
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006
V

Dari kurva diatas, didapatkan persamaan:


y = 2 x 107 x + 115292
R2 = 0.9877

t/V = V+B
2

- Slope = ; Intersep = B
2

Slope = 2 x 107

= 2 x 107
2

Kp = 4 x107
- Intersep = 115292
B = 115292
Menghitung Rm dan pada tiap run
Run-1
P = -0.473 bar

= - 47300
2
Kp x 2 (P)
=

4107 (0.0314 2 ) (0.0314 2 ) 47300 / 2


=
(0.89 103 )( 83.3 3 )


= 2.516 x 1010

()
Rm =


156115 (0.0314 2 ) 47300
2
=
(0.89 103 )

= 2.605 x 1011 m-1


Run-2

P = -0.751 bar


= - 75100
2

Kp x 2 (P)
=

4107 (0.0314 2 ) (0.0314 2 ) 75100 / 2
=
(0.89 103 )( 83.3 3 )


= 3.995 x 1010

()
Rm =


115292 (0.0314 2 ) 75100
2
=
(0.89 103 )

= 3.055 x 1011 m-1


(-P)

() Rm (m-1) Log (-P) Log Log Rm

47300 2.516 x 1010 2.605 x 1011 4.675 10.401 11.416


75100 3.995 x 1010 3.055 x 1011 4.876 10.602 11.485

Menentukan nilai o

Grafik Log VS Log (-P)


10.65
10.6
10.55
Log

10.5
y = x + 5.726
10.45
R = 1
10.4
10.35
4.65 4.7 4.75 4.8 4.85 4.9
Log (-P)
Dari grafik didapatkan persamaan garis:
y = x + 5.726
Intersep = log o
Slope = s = 1

Log = log o + s log (-P)

log o = 5.726

o = 105.726


o = 532108.2593

Menentukan Nilai Rmo


Grafik Log Rm VS Log (-P)
11.49
11.48
11.47
11.46
Log Rm

11.45 y = 0.3433x + 9.8111


11.44 R = 1
11.43
11.42
11.41
4.65 4.7 4.75 4.8 4.85 4.9

Log (-P)

Dari grafik didapatkan persamaan garis:


y = 0.3433x + 9.8111
Intersep = Rmo
Slope = n = 0.3433

Log Rm = log Rmo + n log (-P)

log Rmo = 9.8111

Rmo = 109.8111

Rmo = 6472916430 m-1

Data Hasil Percobaan



(-P) () Rm (m-1) Log (-P) Log Log Rm Kp B

47300 2.516 x 1010 2.605 x 1011 4.675 10.401 11.416 4 x 107 156115
75100 3.995 x 1010 3.055 x 1011 4.876 10.602 11.485 4 x 107 115292
VI. PEMBAHASAN

1. Pembahasan oleh Dela Cahya P (161411004)

Pada praktikum kali ini, dilakukan filtrasi menggunakan metode vakum dengan alat Filter
Testing Unit. Bahan yang dijadikan umpan pada praktikum ini adalah slurry yang terdiri dari
air dan kapur. Pada praktikum ini yang menjadi variable bebas adalah perbedaan tekanan (P).
Pada praktikum ini dilakukan dengan P rata-rata sebesar -0.473 bar dan -0.751 bar. P yang
digunakan adalah rata-ratanya, karena selama pengoperasian alat, terjadi ketidakonstanan
tekanan vakum.

Alat filter testing unit ini menggunakan prinsip tekanan vakum dalam pengoperasiannya.
Umpan yang berada pada tangki umpan akan dipompa oleh pompa peristaltic menuju tangki
penampung yang sebelumnya sudah di lapisi dengan kertas saring. Tekanan vakum terjadi pada
bawah bagian kertas saring. Karena perbedaan tekanan tersebut, slurry akan tersedot ke bawah.
Slurry yang terarah ke dalam tangki penampung kemudian terpisah antara filtrate dengan cake
nya. Hal tersebut karena cake yang ada pada slurry terjerat oleh kertas saring. Sedangkan filtrate
tersedot ke dalam tangki penampung meninggalkan cake di atas.

Kendala yang terjadi selama pelaksanaan praktikum ini adalah berupa kebocoran yang
terjadi pada saat run pertama. Kebocoran tersebut menyebabkan terbuangnya umpan. Untuk
sedikit mengurangi dampak kebocoran, dilakukan penampungan umpan yang tertumpah, dan
kemudian dilakukan pengembalian kembali umpan tersebut kedalam tangki umpan.

Hal yang didata pada praktikum ini adalah waktu saat filtrate mencapai titik tertentu (dalam
hal ini tiap 0.5 L), tebal cake yang dihasilkan, dan berat cake yang dihasilkan.

Dari data yang didapat, dapat dilihat bahwa pada run pertama dan run kedua, terdapat
perbedaan waktu bagi filtrate mencapai titik tertentu. Waktu bagi filtrate di run pertama untuk
mencapai titik kelipatan 0.5 L dan mencapai satu putaran lebih lama daripada waktu bagi filtrate
pada run kedua. Dari hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa semakin kecil perbedaan
tekanan, semakin lama waktu filtrate dihasilkan.

Data waktu dan volume, kemudian dibuat grafik t/V terhadap Volume filtrate. Dari grafik
tersebut, dapat dilihat bahwa grafik tidak berbentuk linear sempurna, terdapat kenaikan dan
penurunan. Nilai waktu pada tiap titik kelipatan 0.5 L tidak stabil kenaikannya. Hal tersebut
diakibatkan tidak konstannya perbedaan tekanan vakum. Seharusnya, semakin lama waktu
operasi, semakin lama waktu filtrate dihasilkan. Tetapi, ada pula saat dimana waktu filtrate
terbentuk malah mengecil. Hal tersebut dikarenakan terdapat kenaikan perbedaan tekanan
vakum sehingga filtrate yang terbentuk juga sempat cepat pada beberapa keadaan. Namun pada
saat tidak terdapat kenaikan perbedaan tekanan vakum, waktu bagi filtrate terbentuk pun
semakin tinggi.

Dari data yang sudah didapat, kemudian diolah untuk menentukan nilai harga tahanan cake
dan tahanan medium filter. Dari hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa harga tahanan cake
dan tahanan medium filter dipengaruhi oleh perbedaan tekanan vakum yang terjadi. Semakin
besar perbedaan tekanan vakum, semakin tinggi nilai tahanan cake dan harga tahanan medium
filter.

2. Febrian Rifkhi Fahrizal (161411009)

Praktikum kali ini dilakukan percobaan menggunakan alat filter testing unit untuk
mengetahui pengaruh perbedaan tekanan antara tekanan vakum dan tekanan atmosfer dalam
proses filtrasi. Tekanan vakum digunakan dalam proses filtrasi, karena tekanan vakum dapat
menghisap campuran padatan dan cair sehingga padatan akan tertahan dalam medium filter
sedangkan cairan akan mengalir menuju penampung filtrat. Untuk padatan yang digunakan
adalah kapur yang dilarutkan dalam air.

Untuk mengetahui pengaruh perbedaan dalam proses filtrasi digunakan dua variasi tekanan
yaitu (-P) = 0,473 Bar dan (-P) = 0,751 Bar. Nilai beda tekanan menjadi negatif, menandakan
bahwa tekanan didalam pipa lebih kecil daripada tekanan diluar pipa. Dalam hal ini, nilai beda
tekanan akan sangat mempengaruhi hasil filtrasi, baik dalam jumlah filtrat maupun jumlah cake
yang terbentuk. Berdasarkan hasil dari pengamatan pada (-P) = 0,751 bar, proses filtrasi untuk
mencapai lima liter filtrat lebih cepat dibandingkan dengan (-P) = 0,473 bar dengan waktu
kumulatif pada (-P) = 0,751 bar adalah 1002 detik dan pada (-P) = 0,473 bar adalah 1384
detik. Nilai tekanan yang besar akan mempercepat perolehan hasil filtrasi sehingga
membutuhkan waktu yang efisien untuk mencapai suatu volume atau ketinggian wadah / tangki.
Selain itu, terjadi perbedaan tekanan vakum lebih tinggi daripada tekanan atmosfer sehingga
tekanan semakin vakum yang mengakibatkan daya hisap yang terjadi lebih tinggi dibandingkan
dengan (-P) = 0,473 bar. Namun, filtrat yang didapatkan semakin bagus pada tekanan lebih
rendah.

Nilai Kp (Slope) dan B (Intersep) dari percobaan dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan pada kurva atau grafik t/V dengan V didapatkan nilai Kp dan B pada (-P) = 0,473
bar yaitu 4 x 107 dan B didapatkan 156115 sedangkan pada (-P) = 0,751 bar didapatkan Kp
sebesar 4 x 107 dan B didapatkan 115292 sehingga dapat diketahui nilai tahanan ampas () dan
tahanan medium filter (Rm) pada (-P) = 0,751 bar yaitu 3,995 x 1010 m/kg dan 3,055 x 1011 m-
1
. Sedangkan pada (-P) = 0,473 bar yaitu 2,516 x 1010 m/kg dan 2,605 x 1011 m-1.

Sehingga dapat dikatakan, nilai beda tekanan berbanding lurus dengan tahanan spesifik
cake () dan tahanan medium filter (Rm), namun berbanding terbalik dengan waktu filtrasi
sealama 1 siklus (t). Selain itu, pada tekanan yang lebih besar ((-P) = 0,751 bar) ketebalan
ampas lebih tebal dibandingkan dengan tekanan yang lebih kecil ((-P= 0,473 bar).

3. Pembahasan oleh M. Ainuddin (161411018)

Berdasarkan praktikum filter testing unit yang telah dilaksanakan, praktikan melakukan
variasi tekanan yang berbeda, pada run pertama, rata-rata tekanan vakum yang dipakai adalah
0,473 Bar, sedangkan pada run kedua, rata-rata tekanan vakum yang dipakai adalah 0,751 Bar.
Luas medium filter (A) yang digunakan adalah 0,0314 m2 dengan konsentrasi slurry (Cs) sebesar

3% atau 83,33 3 .

Pinsip kerja alat ini yaitu pada awal proses filtrasi laju alir filtrat begitu cepat karena dan
belum terdapat ampas / cake, namun pada saat akhir filtrasi laju alir filtrat berkurang seiiring
dengan waktu karena cake yang dihasilkan berfungsi juga sebagai medium filter, semakin lama
proses filtrasi maka cake yang dihasilkan semakin tebal. Grafik hubungan antara laju filtrat dan
waktu dapat dilihat sebagai berikut :

Laju

Waktu
Pada percobaan run pertama, dilakukan pada tekanan vakum, mulai dari t1 sampai dengan
t10 0,4; 0,42; 0,44; 0,44; 0,44; 0,49; 0,52; 0,52; 0,53; dan 0,53 Bar dengan tekanan vakum rata-rata
0,473 Bar. Pengambilan waktu tersebut dari pengukuran saat filtrat 0,5 L; 1 L; 1,5 L; 2 L; 2,5 L;
3 L; 3,5 L; 4 L; 4,5 L; dam 5 L. Waktu yang dibutuhkan dari t1 sampai t10 berturut-turut adalah 88;
186; 281; 389; 517; 689; 829; 1023; 1202; dan 1384 detik. Data waktu tersebut sesuai berdasarkan
teori dimana semakin lama proses filtrasi berlangsung, maka laju alir filtrate semakin kecil yang
menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi filtrat semakin lama. Berdasarkan grafik
yang telah dibuat antara volume filtrat terhadap pembagian waktu oleh volume filtrat didapat

persamaan linear y = 2X107 + 156115 maka didapat nilai Kp dari slope dimana slope = maka
2

Kp = 4X107 dan B dari intersep 156115. Berdasarkan perhitungan, maka didapat tahana spesifik

cake () 2,516X1010 sebesar dan tahanan spesifik medium filter (Rm) 2,605X1011 m-1.

Pada percobaan run kedua, dilakukan pada tekanan vakum, mulai dari t1 sampai dengan t10
0,69; 0,70; 0,72; 0,73; 0,75; 0,77; 0,78; 0,78; 0,79; dan 0,80 Bar dengan tekanan vakum rata-rata
0,751 Bar . Pengambilan waktu tersebut dari pengukuran saat filtrat 0,5 L; 1 L; 1,5 L; 2 L; 2,5 L;
3 L; 3,5 L; 4 L; 4,5 L; dam 5 L. Waktu yang dibutuhkan dari t1 sampai t10 berturut-turut adalah 63;
132; 208; 305; 400; 505; 641; 765; 888; dan 1002 detik. Data waktu tersebut sesuai berdasarkan
teori dimana semakin lama proses filtrasi berlangsung, maka laju alir filtrate semakin kecil yang
menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi filtrat semakin lama. Berdasarkan grafik
yang telah dibuat antara volume filtrat terhadap pembagian waktu oleh volume filtrat didapat

persamaan linear y = 2 x 107 x + 115292 maka didapat nilai Kp dari slope dimana slope = maka
2

Kp = 4X107 dan B dari intersep 115292. Berdasarkan perhitungan, maka didapat tahana spesifik

cake () 3.995 x 1010 sebesar dan tahanan spesifik medium filter (Rm) 3.055 x 1011 m-1.

Berdasarkan kedua run tersebut, maka dapat diambil bahwa pengaruh beda tekanan
terhadap waktu filtrasi dimana tekanan pada run petama lebih kecil dibandingkan dengan run
kedua maka waktu filtrasi pada run pertama lebih lama disbanding dengan run kedua atau tekanan
berbanding terbalik dengan lamanya proses filtrasi. Semakin besar beda tekananan maka nilai Rm
dan semakin besar pula, hal ini berdasarkan data praktikum yang telah dilaksanakan.
4. Pembahasan Oleh Yulinda Alhay (161411032)

Pada Praktikum ini pemisahan partikel zat padat dari fluida dengan jalan melewatkan fluida
itu melalui suatu medium penyaring atau septum,dimana zat padat itu bertahan. Perbedaan antara
tekanan umpan slurry dan tekanan filtrat keluaran menjadi daya dorong sehingga slurry tetap
mengalir menuju ruang filtrat. berdasarkan hal tersebut, padatan CaCO3 tertahan pada
permukaan medium filter sementara filtratnya mengalir ke bawah melalui medium filter dengan
kualitas filtrat yang terlihat kurang jernih. Namun, ssemakin banyak cake yang terbentuk maka
filtrat yang dihasilkan terlihat lebih jernih dari sebelumnya. Hal ini terjadi karena cake berfungsi
sebagai penyaring, peristiwa ini disebut proses tahanan cake dimana cake memberikan tahanan
kepada aliran fluida yang melewatinya sehingga proses filtrasi berlangsung lebih lama. Lapisan
cake juga semakin tebal seiring dengan semakin lama waktu yang digunakan pada percobaan.

Percobaan ini dilakukan dengan variasi perbedaan tekanan. Run-1 (-p) = 0.473 bar , Run-
2 (-p) = 0.751 bar. Proses Filtrasi untuk mencapai lima liter filtrat lebih cepat dibandingkan
Run-1 (-p) = 0.473 bar, dengan waktu komulatif pada Run-1 (-p) = 0.473 bar yaitu 1384s ,
Run-2 (-p) = 0.751 bar yaitu 1002. Perbedaan tersebut dkarenakan terjadi perbedaan tekanan
vakum yang mengakibatkan daya hisap yang terjadi lebih tinggi dibandingkan run pertama.
Namun Filtrat yang didapatkan semakin bagus pada tekanan lebih rendah.

Nilai Kp dan B dari percobaan dapat diketahui dengan menggunakan persamaan pada
kurva t/v dengan V didapatkan nilai Kp dan B pada Run-1 (-p) = 0.473 yaitu Kp = 4 x107 , B =
156115 pada Run-2 (-p) = 0.751 Kp = 4 x10 , B= 115292.

Nilai pada (-p) = 0.473 bar tahanan cake = 2.605 x 1011 m-1 dan medium filter Rm =

2.516 x 1010 . pada (-p) = 0.751 bar tahanan cake 3.995 x 1010 dan medium filter Rm

= 3.055 x 1011 m-1 . Nilai tahanan cake dan tahanan medium filter dipengaruhi oleh perbedaan
tekanan vakum yang terjadi. Semakin besar perbedaan tekanan vakum, semakin tinggi nilai
tahanan cake dan harga tahanan medium filter.

Pada percobaan praktikum ini, terdapat hambatan yaitu terjadinya kebocoran pada alat
FTU. Dikarenakan tidak tepat saat memasang alat dan dikarekannya baut pada alat tersebut ada
yang hilang dan sudah tidak bisa kencang sehingga kurang maksimal dari praktikum kali ini.
VII. KESIMPULAN
Pada tekanan lebih besar waktu yang dibutuhkan dalam proses filtrasi lebih cepat, dengan
waktu kumulatif pada (-P) = 0,751 Bar yaitu 1002 detik dan (-P) = 0,473 Bar yaitu
1384 detik namun kualitas filtrat yang didapatkan menurun.
Nilai dan Rm yang didapatkan pada (-P) = 0,751 bar adalah 3,995 x 1010 m/kg dan
3,055 x 1011 m-1. Sedangkan pada (-P) = 0,473 bar yaitu 2,516 x 1010 m/kg dan 2,605 x
1011 m-1.
Semakin tinggi tekanan yang digunakan maka ketebalan ampas yang didapat akan
semakin tebal.

DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, Christie J.1983. Transport Process and Unit Operation. Aby and Balon, Inc
United States of America.
Rousseau Ronald W. 1987. Handbook of Separation Process Technology. John Willey &
Son. Inc. Canada
Perrys Chemical Engineering Handbook 5th edition
Praktikum Unit Opertasi. PEDC
Warrant. Mc Cabe, Junlian C. Smith, dan Peter Harriot(1999). Opersi Teknik Kimia. Jilid 1.
Cetakan ke-4 PT.Erlangga
Jobsheet Praktikum Laboratorium Teknik Kimia 1. Penyaringan dengan Metode Vakum .
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/05/21/teknik-penyaringan-filtrasi-dengan-
tekanan/ [Diakses 10 November 2017]
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai