laporan ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah praktikum laboratorium teknik 1
Oleh : Kelompok V
Pada settling and sedimantation, partikel dipisahkan dari fluida dengan adanyaperbedaan gaya
gravitasi dan densitas dari partikel tersebut.
Filtrasi biasa dilakukan pada skala laboratorium sampai slaka pilot plant/industri baik dengan
cara batch maupun kontinyu.
Filtrasi digunakan untuk memisahkan campuran heterogen zat padat yang tidak larut dalam
cairan. Penyaringan menggunakan corong gelas dan kertas saring dan hasil saringan disebut filtrat.
Gambar 3. filtrasi skala lab
Fluida mengalir melalui media penyaring karena adanya perbedaan tekanan yang melalui
medieum tersebut, penyaringan dilakukan agar dapat beroprerasi pada :
Tekanan di atas atmosfer dapat dilakukan dengan gaya gravitasi pada cairan dalam suatu
kolom, dengan menggunakan pompa atau blower,atau dengan gaya sentrifugal. Dalam suatu
penyaring gravitasi media penyaring bias jadi tidak lebih baik daripada saringan (screen) kasar
atau dengan menggunakan partikel kasar seperti pasir.
Penyaring gravitasi dibatasi penggunaannya dalam industri untuk suatu aliran cairan kristal
kasar,penjernihan air minum, dan pengolahan limbah cair. Kebanyakan penyaring industri adalah
penyaring tekan, penyaring vakum, atau pemisah sentrifugal. Penyaring tersebut beroperasi secara
kontinyu atau diskontinyu, tergantung apakah buangan dari padatan tersaring terus-menerus
(steady) atau hanya sebagian. Sebagian besar siklus operasi dari penyaring diskontinyu, aliran
fluida melalui peralatan secara kontinyu, tetapi harus dihentikan secara periodik untuk membuang
padatan yang terakumulasi. Dalam saringan kontinyu buangan padat atau fluida tidak dihentikan
selama peralatan beroperasi.
Dalam proses filtrasi di industri, medium filter yang banyak digunakan ialah kain kanvas, baik
yang dengan anyaman kepar atau yang lainnya. Untuk zat cari yang bersifat korosif digunakan
medium filter seperti kain wol, tenunan logam monel atau baja tahan karat, tenunan gelas atau
kertas. Kain sintetis seperti nilon, polipropilena, saran dan dacron juga sangat tahan secara kimia
Prinsip kerja filtrasi pada percobaan dapat dilihat pada gamber di bwah ini :
slurry
Cake (ampas)
P
medium filter
filtrat
Pada awalnya suspensi mengalir melalui medium filter, filtrat yang dihasilkan
mempunyai laju alir besar tetapi kualitas filtrat tidak begitu jernih. Seiring dengan
terbentuknya cake (padatan tertahan) maka laju filtrat makin menurun tetapi kualitas filtrat
semakin jernih, hal itu disebabkan cake yang terbentuk berfungsi juga sebagai penyaring.
Lapisan cake yang terbentuk akan semakin tebal mengakibatkan laju filtrat makin kecil, oleh
karena itu pada ketebalan tertentu harus dilakukan proses pengambilan cake.
Laju
Waktu
Agar suspensi bisa mengalir melalui medium filter maka dibutuhkan perbedaan tekanan yang
signifikan. Ada dua cara yang dapat dilakukan : pertama suspensi dipompa (tekanan fluida
sebelum medium filter lebih tinggi) atau cara kedua ruang filtratnya divakumkan sehingga
suspensi tertarik menuju ruang filtrat melalui medium filter. Alat
Filter Testing Unit adalah peralatan filtrasi yang menggunakan metode kedua. Metode ini
mirip penyaringan dengan corong buchner yang dihubungkan dengan waterjet untuk
pemvakuman.
Suspensi (slurry)
cake (ampas)
medium filter
ke pompa vakum
filtrat
Pada percobaan penyaringan dengan metoda vakum akan dihitung harga tahanan cake dan
tahanan medium filter dari variasi tekanan yang berbeda.
Persamaan yang digunakan untuk kondisi tekanan tetap :
dt c
2 s V Rm (1)
dV A (p) A(p)
Persamaan tersebut diintegralkan menjadi :
t V
c s
0 dt 0 ( A 2 (p) V A(p) Rm )dV (2)
c s Rm t c s Rm
t V2 V
V (3)
2 A (p)
2
A(p) V 2 A (p)
2
A(p)
c Rm
di mana : K p 2 s dan B
A (p) A(p)
t/V
slope = Kp/2
intercept = B
V
= o (- P)s.. (7)
log = log o + s log (- P)
Rm = Rmo (- P)n (8)
Log Rm = log Rmo + n log (- P)
Keterangan :
t = waktu filtrasi ( dalam detik [ s ] )
V = volume filtrat yang dihasilkan saat t ( dalam m3 )
= koefisien tahanan cake ( dalam m/kg)
Rm = koefisien medium filter (dalam m-1)
= viskositas filtrat (dalam Pa s atau kg/m s )
A = luas total medium filter ( dalam m2)
P = perbedaan tekanan ( dalam N/ m2 atau kg/m s2 )
Cs = konsentrasi slurry ( dalam kg/m3 )
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memilih jenis peralatan dan kondisi
operasi adalah :
(1) Sifat fluida terutama viskositas, densitas dan sifat korosinya
(2) Keadaan dari partikel padat, ukuran dan bentuk, distribusi ukuran partikel dan karakteristik
(3) konsentrasi partikel padat di suspensi
(4) Jumlah dari seluruh bahan yang akan diproses dan nilainya
(5) Bagian yang akan digunakan (padat, cair, keduanya)
(6) Perlu tidaknya mencuci padatan yang telah tersaring
(7) Kontaminasi yang berpengaruh besar pada produk jika terjadi kontak antara bahan dan peralatan
(8) Ada tidaknya perlakuan lain sebelum proses filtrasi yang akan membantu proses filtrasi tersebut.
3. Temperatur
Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan massa jenis
(density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan mengalami perubahan. Selain
itu juga akan mempengaruhi daya tarik menarik diantara partikel halus penyebab kekeruhan,
sehingga terjadi perbedaan dalam ukuan besar partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan
mempengaruhi daya adsorpsi. Akibat dari keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi
daya saring filter.
III. PERCOBAAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
3.1.1 Alat :
3.1.2 Bahan :
6 liter larutan suspensi dengan konsentrasi tepung tapioka 3% untuk satu run percobaan, jumlah
suspense yang disediakan bergantung jumlah percobaan yang akan dilakukan.
Gambar dan skema peralatan FTU
Menghomogenkan kembali
cake dengan filtrat. ulangi
Mengatur tekanan vakum Mengidupkan pimpa
percobaan tersebut dengan
yang dikehendaki. peristaltik.
memvariasikan tekanan
vakum.
V. PENGOLAHAN DATA
5.1 Data Pengamatan
Luas medium filter (A) = 0.0314 m2
Viskositas Filtrat Air = 0.89x10-3
Konsentrasi Slurry (Cs) = 83.3 3
Volume Filtrat (L) Waktu (s)(P= - 0.473 bar) Waktu (s) (P= - 0.751 bar)
0.5 88 63
1.0 186 132
1.5 281 208
2.0 389 305
2.5 517 400
3.0 689 505
3.5 829 641
4.0 1023 765
4.5 1202 888
5.0 1384 1002
= 0.0314 m2
Perhitungan Kp dan
Run-1
Volume filtrate ( ) t/V
0.0005 176000
0.0010 186000
0.0015 187333.3
0.0020 194500
0.0025 206800
0.0030 229666.7
0.0035 236857.1
0.0040 255750
0.0045 267111.1
0.0050 276800
270000
t/V
220000
y = 2E+07x + 156115
170000 R = 0.9724
120000
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006
V
Slope = 2 x 107
= 2 x 107
2
Kp = 4 x 107
- Intersep = 156115
B = 156115
Run-2
Volume filtrate ( ) t/V
0.0005 126000
0.0010 132000
0.0015 138666.7
0.0020 152500
0.0025 160000
0.0030 168333.3
0.0035 183142.9
0.0040 191250
0.0045 197333.3
0.0050 200400
200000
150000
t/V
100000
Slope = 2 x 107
= 2 x 107
2
Kp = 4 x107
- Intersep = 115292
B = 115292
Menghitung Rm dan pada tiap run
Run-1
P = -0.473 bar
= - 47300
2
Kp x 2 (P)
=
P = -0.751 bar
= - 75100
2
Kp x 2 (P)
=
4107 (0.0314 2 ) (0.0314 2 ) 75100 / 2
=
(0.89 103 )( 83.3 3 )
= 3.995 x 1010
()
Rm =
115292 (0.0314 2 ) 75100
2
=
(0.89 103 )
(-P)
() Rm (m-1) Log (-P) Log Log Rm
Menentukan nilai o
10.5
y = x + 5.726
10.45
R = 1
10.4
10.35
4.65 4.7 4.75 4.8 4.85 4.9
Log (-P)
Dari grafik didapatkan persamaan garis:
y = x + 5.726
Intersep = log o
Slope = s = 1
log o = 5.726
o = 105.726
o = 532108.2593
Log (-P)
Rmo = 109.8111
(-P) () Rm (m-1) Log (-P) Log Log Rm Kp B
47300 2.516 x 1010 2.605 x 1011 4.675 10.401 11.416 4 x 107 156115
75100 3.995 x 1010 3.055 x 1011 4.876 10.602 11.485 4 x 107 115292
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan filtrasi menggunakan metode vakum dengan alat Filter
Testing Unit. Bahan yang dijadikan umpan pada praktikum ini adalah slurry yang terdiri dari
air dan kapur. Pada praktikum ini yang menjadi variable bebas adalah perbedaan tekanan (P).
Pada praktikum ini dilakukan dengan P rata-rata sebesar -0.473 bar dan -0.751 bar. P yang
digunakan adalah rata-ratanya, karena selama pengoperasian alat, terjadi ketidakonstanan
tekanan vakum.
Alat filter testing unit ini menggunakan prinsip tekanan vakum dalam pengoperasiannya.
Umpan yang berada pada tangki umpan akan dipompa oleh pompa peristaltic menuju tangki
penampung yang sebelumnya sudah di lapisi dengan kertas saring. Tekanan vakum terjadi pada
bawah bagian kertas saring. Karena perbedaan tekanan tersebut, slurry akan tersedot ke bawah.
Slurry yang terarah ke dalam tangki penampung kemudian terpisah antara filtrate dengan cake
nya. Hal tersebut karena cake yang ada pada slurry terjerat oleh kertas saring. Sedangkan filtrate
tersedot ke dalam tangki penampung meninggalkan cake di atas.
Kendala yang terjadi selama pelaksanaan praktikum ini adalah berupa kebocoran yang
terjadi pada saat run pertama. Kebocoran tersebut menyebabkan terbuangnya umpan. Untuk
sedikit mengurangi dampak kebocoran, dilakukan penampungan umpan yang tertumpah, dan
kemudian dilakukan pengembalian kembali umpan tersebut kedalam tangki umpan.
Hal yang didata pada praktikum ini adalah waktu saat filtrate mencapai titik tertentu (dalam
hal ini tiap 0.5 L), tebal cake yang dihasilkan, dan berat cake yang dihasilkan.
Dari data yang didapat, dapat dilihat bahwa pada run pertama dan run kedua, terdapat
perbedaan waktu bagi filtrate mencapai titik tertentu. Waktu bagi filtrate di run pertama untuk
mencapai titik kelipatan 0.5 L dan mencapai satu putaran lebih lama daripada waktu bagi filtrate
pada run kedua. Dari hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa semakin kecil perbedaan
tekanan, semakin lama waktu filtrate dihasilkan.
Data waktu dan volume, kemudian dibuat grafik t/V terhadap Volume filtrate. Dari grafik
tersebut, dapat dilihat bahwa grafik tidak berbentuk linear sempurna, terdapat kenaikan dan
penurunan. Nilai waktu pada tiap titik kelipatan 0.5 L tidak stabil kenaikannya. Hal tersebut
diakibatkan tidak konstannya perbedaan tekanan vakum. Seharusnya, semakin lama waktu
operasi, semakin lama waktu filtrate dihasilkan. Tetapi, ada pula saat dimana waktu filtrate
terbentuk malah mengecil. Hal tersebut dikarenakan terdapat kenaikan perbedaan tekanan
vakum sehingga filtrate yang terbentuk juga sempat cepat pada beberapa keadaan. Namun pada
saat tidak terdapat kenaikan perbedaan tekanan vakum, waktu bagi filtrate terbentuk pun
semakin tinggi.
Dari data yang sudah didapat, kemudian diolah untuk menentukan nilai harga tahanan cake
dan tahanan medium filter. Dari hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa harga tahanan cake
dan tahanan medium filter dipengaruhi oleh perbedaan tekanan vakum yang terjadi. Semakin
besar perbedaan tekanan vakum, semakin tinggi nilai tahanan cake dan harga tahanan medium
filter.
Praktikum kali ini dilakukan percobaan menggunakan alat filter testing unit untuk
mengetahui pengaruh perbedaan tekanan antara tekanan vakum dan tekanan atmosfer dalam
proses filtrasi. Tekanan vakum digunakan dalam proses filtrasi, karena tekanan vakum dapat
menghisap campuran padatan dan cair sehingga padatan akan tertahan dalam medium filter
sedangkan cairan akan mengalir menuju penampung filtrat. Untuk padatan yang digunakan
adalah kapur yang dilarutkan dalam air.
Untuk mengetahui pengaruh perbedaan dalam proses filtrasi digunakan dua variasi tekanan
yaitu (-P) = 0,473 Bar dan (-P) = 0,751 Bar. Nilai beda tekanan menjadi negatif, menandakan
bahwa tekanan didalam pipa lebih kecil daripada tekanan diluar pipa. Dalam hal ini, nilai beda
tekanan akan sangat mempengaruhi hasil filtrasi, baik dalam jumlah filtrat maupun jumlah cake
yang terbentuk. Berdasarkan hasil dari pengamatan pada (-P) = 0,751 bar, proses filtrasi untuk
mencapai lima liter filtrat lebih cepat dibandingkan dengan (-P) = 0,473 bar dengan waktu
kumulatif pada (-P) = 0,751 bar adalah 1002 detik dan pada (-P) = 0,473 bar adalah 1384
detik. Nilai tekanan yang besar akan mempercepat perolehan hasil filtrasi sehingga
membutuhkan waktu yang efisien untuk mencapai suatu volume atau ketinggian wadah / tangki.
Selain itu, terjadi perbedaan tekanan vakum lebih tinggi daripada tekanan atmosfer sehingga
tekanan semakin vakum yang mengakibatkan daya hisap yang terjadi lebih tinggi dibandingkan
dengan (-P) = 0,473 bar. Namun, filtrat yang didapatkan semakin bagus pada tekanan lebih
rendah.
Nilai Kp (Slope) dan B (Intersep) dari percobaan dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan pada kurva atau grafik t/V dengan V didapatkan nilai Kp dan B pada (-P) = 0,473
bar yaitu 4 x 107 dan B didapatkan 156115 sedangkan pada (-P) = 0,751 bar didapatkan Kp
sebesar 4 x 107 dan B didapatkan 115292 sehingga dapat diketahui nilai tahanan ampas () dan
tahanan medium filter (Rm) pada (-P) = 0,751 bar yaitu 3,995 x 1010 m/kg dan 3,055 x 1011 m-
1
. Sedangkan pada (-P) = 0,473 bar yaitu 2,516 x 1010 m/kg dan 2,605 x 1011 m-1.
Sehingga dapat dikatakan, nilai beda tekanan berbanding lurus dengan tahanan spesifik
cake () dan tahanan medium filter (Rm), namun berbanding terbalik dengan waktu filtrasi
sealama 1 siklus (t). Selain itu, pada tekanan yang lebih besar ((-P) = 0,751 bar) ketebalan
ampas lebih tebal dibandingkan dengan tekanan yang lebih kecil ((-P= 0,473 bar).
Berdasarkan praktikum filter testing unit yang telah dilaksanakan, praktikan melakukan
variasi tekanan yang berbeda, pada run pertama, rata-rata tekanan vakum yang dipakai adalah
0,473 Bar, sedangkan pada run kedua, rata-rata tekanan vakum yang dipakai adalah 0,751 Bar.
Luas medium filter (A) yang digunakan adalah 0,0314 m2 dengan konsentrasi slurry (Cs) sebesar
3% atau 83,33 3 .
Pinsip kerja alat ini yaitu pada awal proses filtrasi laju alir filtrat begitu cepat karena dan
belum terdapat ampas / cake, namun pada saat akhir filtrasi laju alir filtrat berkurang seiiring
dengan waktu karena cake yang dihasilkan berfungsi juga sebagai medium filter, semakin lama
proses filtrasi maka cake yang dihasilkan semakin tebal. Grafik hubungan antara laju filtrat dan
waktu dapat dilihat sebagai berikut :
Laju
Waktu
Pada percobaan run pertama, dilakukan pada tekanan vakum, mulai dari t1 sampai dengan
t10 0,4; 0,42; 0,44; 0,44; 0,44; 0,49; 0,52; 0,52; 0,53; dan 0,53 Bar dengan tekanan vakum rata-rata
0,473 Bar. Pengambilan waktu tersebut dari pengukuran saat filtrat 0,5 L; 1 L; 1,5 L; 2 L; 2,5 L;
3 L; 3,5 L; 4 L; 4,5 L; dam 5 L. Waktu yang dibutuhkan dari t1 sampai t10 berturut-turut adalah 88;
186; 281; 389; 517; 689; 829; 1023; 1202; dan 1384 detik. Data waktu tersebut sesuai berdasarkan
teori dimana semakin lama proses filtrasi berlangsung, maka laju alir filtrate semakin kecil yang
menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi filtrat semakin lama. Berdasarkan grafik
yang telah dibuat antara volume filtrat terhadap pembagian waktu oleh volume filtrat didapat
persamaan linear y = 2X107 + 156115 maka didapat nilai Kp dari slope dimana slope = maka
2
Kp = 4X107 dan B dari intersep 156115. Berdasarkan perhitungan, maka didapat tahana spesifik
cake () 2,516X1010 sebesar dan tahanan spesifik medium filter (Rm) 2,605X1011 m-1.
Pada percobaan run kedua, dilakukan pada tekanan vakum, mulai dari t1 sampai dengan t10
0,69; 0,70; 0,72; 0,73; 0,75; 0,77; 0,78; 0,78; 0,79; dan 0,80 Bar dengan tekanan vakum rata-rata
0,751 Bar . Pengambilan waktu tersebut dari pengukuran saat filtrat 0,5 L; 1 L; 1,5 L; 2 L; 2,5 L;
3 L; 3,5 L; 4 L; 4,5 L; dam 5 L. Waktu yang dibutuhkan dari t1 sampai t10 berturut-turut adalah 63;
132; 208; 305; 400; 505; 641; 765; 888; dan 1002 detik. Data waktu tersebut sesuai berdasarkan
teori dimana semakin lama proses filtrasi berlangsung, maka laju alir filtrate semakin kecil yang
menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi filtrat semakin lama. Berdasarkan grafik
yang telah dibuat antara volume filtrat terhadap pembagian waktu oleh volume filtrat didapat
persamaan linear y = 2 x 107 x + 115292 maka didapat nilai Kp dari slope dimana slope = maka
2
Kp = 4X107 dan B dari intersep 115292. Berdasarkan perhitungan, maka didapat tahana spesifik
cake () 3.995 x 1010 sebesar dan tahanan spesifik medium filter (Rm) 3.055 x 1011 m-1.
Berdasarkan kedua run tersebut, maka dapat diambil bahwa pengaruh beda tekanan
terhadap waktu filtrasi dimana tekanan pada run petama lebih kecil dibandingkan dengan run
kedua maka waktu filtrasi pada run pertama lebih lama disbanding dengan run kedua atau tekanan
berbanding terbalik dengan lamanya proses filtrasi. Semakin besar beda tekananan maka nilai Rm
dan semakin besar pula, hal ini berdasarkan data praktikum yang telah dilaksanakan.
4. Pembahasan Oleh Yulinda Alhay (161411032)
Pada Praktikum ini pemisahan partikel zat padat dari fluida dengan jalan melewatkan fluida
itu melalui suatu medium penyaring atau septum,dimana zat padat itu bertahan. Perbedaan antara
tekanan umpan slurry dan tekanan filtrat keluaran menjadi daya dorong sehingga slurry tetap
mengalir menuju ruang filtrat. berdasarkan hal tersebut, padatan CaCO3 tertahan pada
permukaan medium filter sementara filtratnya mengalir ke bawah melalui medium filter dengan
kualitas filtrat yang terlihat kurang jernih. Namun, ssemakin banyak cake yang terbentuk maka
filtrat yang dihasilkan terlihat lebih jernih dari sebelumnya. Hal ini terjadi karena cake berfungsi
sebagai penyaring, peristiwa ini disebut proses tahanan cake dimana cake memberikan tahanan
kepada aliran fluida yang melewatinya sehingga proses filtrasi berlangsung lebih lama. Lapisan
cake juga semakin tebal seiring dengan semakin lama waktu yang digunakan pada percobaan.
Percobaan ini dilakukan dengan variasi perbedaan tekanan. Run-1 (-p) = 0.473 bar , Run-
2 (-p) = 0.751 bar. Proses Filtrasi untuk mencapai lima liter filtrat lebih cepat dibandingkan
Run-1 (-p) = 0.473 bar, dengan waktu komulatif pada Run-1 (-p) = 0.473 bar yaitu 1384s ,
Run-2 (-p) = 0.751 bar yaitu 1002. Perbedaan tersebut dkarenakan terjadi perbedaan tekanan
vakum yang mengakibatkan daya hisap yang terjadi lebih tinggi dibandingkan run pertama.
Namun Filtrat yang didapatkan semakin bagus pada tekanan lebih rendah.
Nilai Kp dan B dari percobaan dapat diketahui dengan menggunakan persamaan pada
kurva t/v dengan V didapatkan nilai Kp dan B pada Run-1 (-p) = 0.473 yaitu Kp = 4 x107 , B =
156115 pada Run-2 (-p) = 0.751 Kp = 4 x10 , B= 115292.
Nilai pada (-p) = 0.473 bar tahanan cake = 2.605 x 1011 m-1 dan medium filter Rm =
2.516 x 1010 . pada (-p) = 0.751 bar tahanan cake 3.995 x 1010 dan medium filter Rm
= 3.055 x 1011 m-1 . Nilai tahanan cake dan tahanan medium filter dipengaruhi oleh perbedaan
tekanan vakum yang terjadi. Semakin besar perbedaan tekanan vakum, semakin tinggi nilai
tahanan cake dan harga tahanan medium filter.
Pada percobaan praktikum ini, terdapat hambatan yaitu terjadinya kebocoran pada alat
FTU. Dikarenakan tidak tepat saat memasang alat dan dikarekannya baut pada alat tersebut ada
yang hilang dan sudah tidak bisa kencang sehingga kurang maksimal dari praktikum kali ini.
VII. KESIMPULAN
Pada tekanan lebih besar waktu yang dibutuhkan dalam proses filtrasi lebih cepat, dengan
waktu kumulatif pada (-P) = 0,751 Bar yaitu 1002 detik dan (-P) = 0,473 Bar yaitu
1384 detik namun kualitas filtrat yang didapatkan menurun.
Nilai dan Rm yang didapatkan pada (-P) = 0,751 bar adalah 3,995 x 1010 m/kg dan
3,055 x 1011 m-1. Sedangkan pada (-P) = 0,473 bar yaitu 2,516 x 1010 m/kg dan 2,605 x
1011 m-1.
Semakin tinggi tekanan yang digunakan maka ketebalan ampas yang didapat akan
semakin tebal.
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, Christie J.1983. Transport Process and Unit Operation. Aby and Balon, Inc
United States of America.
Rousseau Ronald W. 1987. Handbook of Separation Process Technology. John Willey &
Son. Inc. Canada
Perrys Chemical Engineering Handbook 5th edition
Praktikum Unit Opertasi. PEDC
Warrant. Mc Cabe, Junlian C. Smith, dan Peter Harriot(1999). Opersi Teknik Kimia. Jilid 1.
Cetakan ke-4 PT.Erlangga
Jobsheet Praktikum Laboratorium Teknik Kimia 1. Penyaringan dengan Metode Vakum .
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/05/21/teknik-penyaringan-filtrasi-dengan-
tekanan/ [Diakses 10 November 2017]
LAMPIRAN