Anda di halaman 1dari 27

TUGAS TEKNOLOGI PANGAN

“Gula Kristal Putih”

Dosen Pengampu : Ir. Unung Leoanggraini, MT


Nama Mahasiswa : Indriani Debora S. Munte
NIM : 161411013
Kelas : 2A-D3 Teknik Kimia
Tanggal Penugasan : 22 Febuari 2018
Tanggal Pengumpulan : 27 Febuari 2018

1. Definisi dan Komposisi Gula

1.1 Definisi
Gula Kristal Putih adalah gula kristal sakarosa kering dari tebu atau bit yang dibuat
melalui proses sulfitasi atau karbonatasi atau proses lainnya sehingga langsung dapat
dikonsumsi

1.2 Komposisi
Berikut adalah komposisi dari gula pasir putih dalam 100gram bahan
Komponen Jumlah
Kalori 364
Protein (gram) 0
Lemak (gram) 0
Karbohidrat (gram) 94
Kalsium (mg) 5
Fosfor (mg) 1
Besi (mg) 0
Vitamin A (SI) 0
Vitamin C (mg) 0
Air (gram) 5,4
2. Syarat mutu
Syarat mutu gula kristal putih seperti label I di bawah ini.

Tabel 1. Syarat mutu gula kristal putih

3. Pengambilan contoh
Cara pengambilan contoh sesuai dengan SNI. 19 - 0428 - 1998, Petunjuk pengambilan
contoh padatan.

4. Cara uji

4.1 Persiapan contoh

Cara persiapan contoh sesuai dengan SNI. 01-2891-1992, Cara uji makanan dan minuman
untuk contoh padatan, butir 4.

4.2 Warna kristal

4.2.1 Prinsip

Pengukuran refleksi yang dilakukan pada 2 (dua) panjang gelombang 440 nm dan 560 nm.
4.2.2 Peralatan
Refleksi Spektrofotometer model Electric Replector Photometri (Elrepho) lengkap dengan
standar MgO atau BaSO4 DIN 5033.

4.2.3 Prosedur
- Masukkan contoh ke dalam tempat contoh, usahakan agar permukaan contoh dalam
tempat contoh rata (perhatikan jangan sampai ada butiran atau kristal yang hancur),
kemudian letakan pada posisinya.

Ukur refleksi pada panjang gelombang 440 nm (filter 2), catat nilai refleksinya
(f2)
- Ukur refleksi pada panjang gelombang 560 nm (filter 3), catat nilai refieksinya
(f3)
- Ulangi pengukuran, minimal 3 kali.

4.2.4 Pernyataan hasil

4.2.4.1 Perhitungan
- Hitung nilai refleksi terkoreksi (F) pada masing-masing panjang gelombang. F2 =
(f2-2,1) X 0,8917
F3 = (f3-2,6)XO,8560
- Hitung nilai remisi (N.R) dengan rumus Jika F2 = 57,62 s/d 64,86
N.R = (0,606 X F2) + (0,504 X F3 ) + 5,972
JikaF2 =51,14 s/d 57,61
N.R = (0,544 XF2) + (0,540 X F3) + 7,172
jikaF2 =44,96 s/d 51,13
N.R = (0,484 X F2) + (0,607 X F3 ) + 7,889.
- Hitung nilai remisi direduksi (NRD) dengan rumus
NRD = Nilai remisi + 10 (BJB -1)
Keterangan : BJB adalah besarjenis butiryang diperoleh dari 6,5

4.2.4.2 Ketelitian
Keterulangan analisis remisi dengan metoda ini tidak lebih dari 0,70 point.

4.3 Warna Larutan

4.3.1 Prinsip
Gula putih dilarutkan dalam larutan dapar yang dapat memberikan larutan gula dengan pH
7,0. Larutan disaring dengan filter untuk menghilangkan kekeruhan. Absorbans: larutan hasil
saringan diukur pada panjang gelombang 420 nm dan dihitung warna larutan tersebut.
4.3.2 Pereaksi/bahan kimia
- iLarutan Triethanolamine, + 0,1 mol/l.
- Larutkan 7,460 gram Triethanolamine cair dalam labu ukur 500 ml dan
- tepatkan isinya sampai tanda dengan air suling.
- Larutan asam khlorida + 0,1 mol/l.
Pipet dengan hati-hati 8,9 ml asam khlorida pekat (1,18 g/ml), masukkan kedalam labu
ukur 1 liter yang telah berisi 750 ml air suling, campur dengan cara memutar-mutar.
Tepatkan isinya dengan air suling sampai tanda.
Sebagai alternatip dapat gunakan larutan 0,1 mol/i HCI teknis.
- Larutan dapar Triethanolamine/HCI (TEA/HCI dapar).
- Pindahkan 500 ml larutan triethanolamine 0,1 mol/l kedalam gelas piala 1000 ml, atur pH
larutan dengan menambah sedikit demi sedikit larutan HCI 0,1 mol/l sampai pH menjadi
7,0.
- Persiapan larutan dapar ini dilakukan satu hari sebelumnya dan simpan pada suhu ± 4°
C (larutan ini stabil selama I minggu). Apabila akan digunakan stabilisasikan pada suhu
ruang, ukur pH dan tepatkan menjadi pH 7,0

4.3.3 Peralatan
- Spektrofotometer. (dengan prisma atau saringan monokromator, spektro yang
menggunakan saringan gelas berwarna atau gelatin tidak dapat digunakan).
- - Tabung optical cell (kuvet) tebal 4 cm (kuvet tebal 10 cm atau lebih digunakan untuk
gula yang warnanya rendah).
- Membran Filter 0,45 (im dan diameter 50 mm.
- Membran Filter Holder.
- Vacum Oven (vacum desicator/ penangas ultrasonic ).
- Refractometer.
- Timbangan analitik.

4.3.4. Prosedur

4.3.4.1 Persiapan contoh


- Campur contoh sampai homogen, timbang (50 + 0,1) g, masukkan kedalam Erlenmeyer
tambahkan (50 ±0,1) g larutan dapar TEA/HCI dan larutkan gula dengan cara goyangan
pada suhu kamar. Saring larutan dengan pompa vacum dan gunakan filter membran
0,45 μm, filtrat ditampung dalam Erienmeyer kering dan bersih.
- Deareasi.
Filtrat yang dihasilkan masukkan kedalam vacum oven atau vacum desikator pada suhu
kamar selama 1 jam.
- Cara lain untuk deareasi dapat dilakukan dengan cara memasukkan larutan gula
kedalam Erlenmeyer dan dimasukkan kedaiam penangas ultrasonik selarna 3 menit.
- Ukur refraktometeri bahan kering (RDS) larutan dengan ketelitian + 0,1 g/100 g dengan
cara seperti pada 6.
4.3.4.2 Pengukuran Warna
Masukkan larutan contoh ke dalam kuvet yang sebelumnya telah dibilas dengan larutan
contoh dan tentukan absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420
nm.
Siapkan larutan blanko untuk menentukan titik nol warna dari larutan dapar TEA/HCI yang
telah mengalami penyaringan dan deaerasi.

4.3.5 Pernyataan hasil

4.3.5.1 Perhitungan

- Hitung konsentrasi zat padat contoh dalam larutan (c) dari pengukuran RDS.
- RDS terkoreksi dihitung dengan cara mengalikan RDS dengan faktor 0,989.
- Gunakan RDS terkoreksi untuk menentukan densitas (ρ) dari pada larutan uji dari tabel 2.
Tabel 2 Hubungan antara % RDS dan densitas

% RDS Densitas (ρ) (kg/m3)


47 1213,3

48 1218,7

49 1224,2

50 1229,7

51 1235,2

52 1240,7

53 1246,3

RDS terkoreksi x ρ
Zat padat (c) = g/ml

10 5

Dari ketentuan warna ICUMSA :


1000 x As
Warna larutan (ICUMSA) = IU
b x C

10 8 x As
Atau = b x (RDS terkoreksi ) x ρ IU

Keterangan :
As adalah absorbans

b adalah tebal kuvet (cm)

c adalah zat padat

Nyatakan hasil dengan angka mendekati bulat


4.3.5.2 Ketelitian

Untuk gula dengan warna larutan sampai dengan 50 IU, maka : Keterulangan tidak berbeda
lebih dari 5 IU.

4.4 Refractometric Dry Substance ( RDS )

4.4.1 Prinsip
Indek refraksi larutan gula tergantung jumlah zat-zat yang terlarut, meskipun demikian dapat
digunakan untuk mengukur kandungan gula. Cara ini hanya valid untuk pengukuran larutan
gula murni, karena adanya zat selain gula mempengaruhi indeks refraksi terhadap sakarosa.
Oleh sebab itu pengukuran indek refraksi dapat digunakan untuk memperkirakan penentuan
kandungan zat kering larutan terutama sakarosa. Jika larutan gula mengandung zat
tersuspensi dan atau kristal gula, biasanya perlu dilakukan pemanasan, contoh pada 6.4.3.1.
Pengukuran dengan refraktometri, gula (sugar refractometers graduated) dinyatakan dalam
% sakarosa (g/100g). Sebagai alternatif hasil ini dapat diperoleh dari tabel indek refraksi
untuk larutan sakarosa ( Lampiran A ).

4.4.2 Peralatan
- Refraktometer, dikalibrasi pada suhu 20 oC dan mempunyai prisma bermantel air.
- Sumber sinar, lampu tungsten.
- Batang plastik diameter ± 3 mm.
- Termometer 150 mm, range suhu 0 oC sampai 50 oC.
- Gelas piala 50 ml.
- Penangas air dan pompa (untuk menstabilkan suhu air pada 20 oC)

4.4.3 Prosedur
4.4.3.1 Persiapan contoh
- Untuk contoh yang tidak mengandung zat tersuspensi diproses seperti pada 6.2.4.1. Zat
tersuspensi, zat larut yang bukan gula dan adanya warna gelap dalam larutan gula
cenderung mengurangi ketajaman dari pada garis pembatas pada refraktometer.
- Jika didalamnya terdapat suspensi gula kristal, maka panaskan larutan gula sampai suhu
60 oC atau aduk sampai kristal larut. Dalam keadaan ini penguapan air dalam larutan gula
harus dapat dicegah dengan menempatkan larutan gula dalam botol tertutup.
- Setelah kristal gula larut, dinginkan secepatnya sampai suhu yang diperlukan sebelum
pembacaan refraktometer.
4.4.3.2 Pembacaan Refraktometer

- Masukkan peralatan yang telah dipersiapkan dan diteliti menurut buku panduan alat dan
bersihkan permukaan prisma lalu keringkan. Selanjutnya alirkan air pengontrol 20 oC,
mengalir melalui mantel prisma pada jangka waktu tertentu supaya terjadi keseimbangan
suhu + 5 menit (prisma dalam keadaan tertutup).
- Pindahkan satu tetes air ke prisma refraktometer untuk menentukan titik nol atau
digunakan sebagai koreksi.
- Kemudian pindahkan sedikit larutan gula ke dalam gelas piala dan atur suhu larutan gula
antara 18 oC sampai 28 oC.
- Buka prisma dan teteskan larutan gula ke permukaan prisma dengan batang plastik.
Biarkan larutan gula menyebar kepermukaan prisma tanpa disentuh dengan batang
plastik dan juga jangan sampai terbentuk gelembung, secepatnya prisma ditutup.
- Baca refraktometer sesuai dengan petunjuk buku panduan alat.
- Gunakan beberapa skala koreksi untuk mendapatkan pembacaan terkoreksi.
CATATAN Apabila dikerjakan selain pada suhu 20 oC, maka pembacaan tabel lampiran A.1
harus dikoreksi dengan tabel koreksi pada lampiran A.2.

4.4.4 Pernyataan hasil


Nyatakan hasil yang terdekat dengan 0,1 oBrix (0,1%RDS).
4.4.4.1 Perhitungan
Bila refraktometer dikalibrasi dalam indek refraksi, baca yang terdekat dengan 0.00005
satuan dan dapatkan oBrik(RDS%) pada tabel sakarosa (lampiran A)
4.4.4.2 Presisi
Pencapaian pengulangan tidak boleh lebih besar dari 0,2 oBrik (0,2 % RDS).

4.5 Besar jenis butir(BJB)

4.5.1 Prinsip
Sejumlah contoh diletakkan pada bagian atas dari satu set ayakan, kemudian diayak, akan
terjadi pemisahan rnasing-masing ukuran fraksi. Timbang setiap fraksi dan tentukan
prosentase bobot dari contoh.

4.5.2 Peralatan
- Neraca semi analitik (Top loading balance). Mesin pengayak.
- Satu set ayakan dengan ukuran 12, 16, 20, 30, dan 50 mesh.

4.5.3 Prosedur

- Susun ayakan pada mesin pengayak dengan bukaan terbesar (mesh terkecil) ada
dibagian paling atas.
- Timbang 60 gram sampai 70 gram contoh, kemudian masukkan pada ayakan paling
atas.
- Hidupkan mesin ayakan selama 10 menit.
- Timbang contoh yang ada pada setiap fraksi ayakan (ada 6 fraksi), kemudian hitung
prosentasenya.

4.5.4 Pernyataan hasil


4.5.4.1 Perhitungan
Misal bobot contoh dalam masing-masing fraksi sebagai berikut:

Fraksi I (12 mesh) = k gram.


Fraksi II (16 mesh) = I gram.
Fraksi II! (20 mesh) = m gram.
Fraksi IV (30 mesh) = n gram.
Fraksi V (50 mesh) = o gram.
Fraksi VI (baki) = p gram.
Jumlah = y gram.
Besar jenis butir (BJB) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

100
Besar jenis butiran (BJB) = X 10 mm
Z
4.5.4.2 Ketelitian
Keterulangan analisis besar jenis butir dengan metoda ini tidak lebih dari 0,12 point.

4.6 Susut pengeringan

4.6.1 Metoda Oven


4.6.1.1 Prinsip
Pengurang bobot setelah dikeringkan pada suhu 105 oC selama 3 jam.
4.6.1.2 Peralatan
- Pengering.
- Timbangan analitik.
- Botol timbangan.
- Eksikator.
4.6.1.3 Prosedur
- Timbang 20 gram sampai 30 gram contoh dalam botol timbang yang telah diketahui
bobotnya.
- Masukkan ke dalam pengering pada suhu 105 oC selama 3 jam.
- Dinginkan dalam eksikator dengan pengering silica gel dan timbang.
4.6.1.4 Pernyataan hasil
4.6.1.4.1 Perhitungan

W1-W2
Susut pengeringan = x 100%
W3

Keterangan :
W1 adalah bobot botol timbang dan contoh.
W2 adalah bobot botol timbang dan contoh setelah pengeringan selama 3 jam.
W3 adalah bobot contoh.
4.6.1.4.2 Ketelitian

Keterulangan analisis kadar air dengan metoda ini tidak lebih dari 0,03 point.

4.6.2 Metoda infra red drying


4.6.2.1 Prinsip
Pemanasan pada suhu 105 oC dengan tekanan atmosfir ruangan dengan pendinginan
setelah pemanasan.
4.6.2.2 Peralatan

- Infra red drying


- Cawan diameter 6 cm sampai 10 cm.
- Thermometer.
4.6.2.3 Prosedur

- Letakkan tempat contoh pada pemanas, atur skala pemanas pada skala “10”.
- Hidupkan timbangan dan pemanas.
- Lakukan pemanasan alat selama 10 menit, setelah stabil buka tutup pemanas dan
timbang contoh 40 gram sampai 50 gram, pemanas ditutup kembali.
- Pemanasan dilanjutkan sekitar 3 menit, perhatikan penurunan berat contoh pada
timbangan, setelah stabil catat beratnya sekarang.
- Buka tutup pemanas dan keluarkan tempat contoh beserta contoh gula.
4.6.2.4 Pernyataan hasil
4.6.2.4.1 Perhitungan

W1-W2
Susut pengeringan = x 100%
W1

Keterangan :
W1 adalah berat asal
W2 adalah berat kering konstan
4.6.2.4.2 Ketelitian

Keterulangan analisis kadar air dengan metode ini tidak lebih 0,03 point.

4.7 Polarisasi (oZ,20oC)

4.7.1 Prinsip

Metode ini adalah analisis fisika yang terdiri dari 3 tahap :

- Persiapan larutan normal dari contoh sebanyak 100 ml.


- Pengukuran berat larutan untuk menghitung koreksi volume.
- Pengukuran putaran optik contoh dibandingkan dengan putaran optik larutan gula murni.

4.7.2 Pereaksi/bahan kimia

Bahan penjernih yang terdiri dari :


- Alumunium sulfat 0,9 M, timbang 30,76 gram alumunium sulfat, larutkan dengan air
suling, masukkan ke dalam tabu ukur 100 ml dan tepatkan isinya.
- Natrium hidroksida 4,4 M, ditimbang 17,6 gram NaOH, larutkan dengan air suling,
masukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan tepatkan isinya.
4.7.3 Peralatan

- Polarimeter
Polarimeter dengan internasional sugar scale dalam “Z” dengan ketelitian + 0,01 oZ.
- Kwarsa penguji
Kwarsa penguji yang digunakan dalam oZ pada suhu 20 oC.
- Labu ukur 100 ml
Labu ukur yang digunakan termasuk dalam kelas A sesuai dengan spesifikasi dari ISO
(International Organization Standardization) dengan penyimpangan tidak lebih dari 0,1 ml.
- Tabung polarimeter.
Digunakan tabung polarimeter 200 mm sesuai dengan ICUMSA kelas A, toleransi yang
diijinkan 0,01 %. Tabung menggunakan mantel air yang bisa dihubungkan dengan
waterbath untuk mencapai suhu 20,0 + 0,1 OC selama pengukuran.
- Timbangan analitik (ketelitian 1 mg)
- Penagas air dengan kontrol termostat pada 20 OC (+0,1 OC)

4.7.4 Prosedur

Pengukuran polarimeter larutan gula.


- Timbang (26,000 + 0,001) g contoh, pindahkan ke dalam labu ukur yag kering, tambahkan
air bersuhu 20 oC sebanyak 60 ml dan larutkan.
- Letakkan dalam penangas air yang bersuhu 20 oC, keringkan bagian atas dari labu
dengan kertas saring, diamkan selama 30 menit agar tercapai kesetimbangan suhu,
kemudian tepatkan 100 ml dengan air bersuhu 20 OC.
- Saring dengan kertas saring Whatman 91 atau yang sepadan, filtrat ditampung dalam
gelas penampung filtrat. Setelah itu letakkan dalam penangas air, diamkan selama 30
menit agar tercapai kesetimbangan suhu.
- Isi tabung polarimeter dengan filtrat, catat suhu ruangan. Letakkan tabung pada sel
kompartemen dan catat pembacaan polarisasinya.
- Pengukuran polarimeter dari kawarsa penguji.
- Letakkan tabung standar kwarsa penguji pada sel kompartemen dan catat pembacaan
polarisasinya.
- Koreksi nol dari polarimeter. Catat pembacaan polarisasi pada instrumen dengan sel
kompartemen kosong.
- Koreksi tabung polarimeter, bersihkan tabung, ukur tabung polarimeter dalam keadaan
kosong.
4.7.5 Pernyataan hasil
4.7.5.1 Perhitungan
Kadar sukrosa (polarisasi, %) terkoreksi pada suhu 20 OC adalah P20 :

(P - P
t o )Q20
P20 = {1 + c(t − 20) + 0,000144(t − 20)}

(Qt - Po )

Keterangan :

Pt adalah pembacaan polarimeter dari larutan gula pada suhu ruangan t oC.
Po adalah pembacaan polarimeter dari tabung polarimeter dari standar kwarsa penguji
pada suhu ruangan t oC.
Qt adalah pembacaan polarimeter dari standar kwarsa penguji pada suhu ruangan t oC.
Q20 adalah nilai polarimeter (sertifikat) dari standard kwarsa penguji pada suhu 20 OC.
t adalah suhu ruangan polarimeter.
C adalah faktor tabung polarimeter :
C adalah 0,000467 jika tabung polarimeter dibuat dari gelas borosilica
C adalah 0,000462 jika tabung polarimeter dibuat dari gelas windows
c adalah 0,000455 jika tabung polarimeter dibuat dari stainless steel.
CATATAN Jika polarimeter yang digunakan dalam satuan OS maka pembacaan polarimeter
yang dihasilkan harus dikonversikan ke dalam satuan “Z” dengan mengalihkan faktor
0,99971.

4.7.5.2 Ketelitian
Keterulangan anlalisis polarimeter dengan metode ini tidak lebih dari 0,05 point.

4.8 Gula pereduksi metode EDTA

4.8.1 Prinsip
Larutan gula yang ditambah pereaksi tembaga alkali dipanaskan dalan penangas air
sehingga cupri akan direduksi menjadi cupro oksida oleh gul; redukasi yang ada. Setelah
dingin kelebihan cupri dititar dengan EOT/ menggunakan indikator murexide.

4.8.2 Pereaksi/bahan kimia


- Tembaga alkali (Alkaline Cupper reagent).
Larutkan 25 gram Na-Karbonat dan 25 gram K-Na-Tartrat (garam Rochelle dalam + 600
ml air suling yang mengandung 40 ml NaOH 1 mo I/I. (lrt.1)
Larutkan 6 gram CuS04 dalam + 100 ml air suling dan masukkan secara kwantitatif
kedalam larutan tartrat alkalis (Irt. 1) Encerkan larutan dengan air suling sampai 1 .liter,
dan kocok hingga homogen
- Larutan EDTA 0,0025 moi/l.
Siapkan larutan yang mengandung 0,930 gram garam disodium dar ethylene diamine-
tetra acetic acid (EDTA) sesuai dengan kebutuhan (larutar harus dalam keadaan baru).
- Indikator Murexide.
- Campurkan 0,5 gram murexide powder (ammonium purpurate), 0,15 gram methyleneblue
powder dan 40 gram NaCI, kemudian digiling/ditumbuk sampai halus dan aduk sampai
homogen. Simpan dalam desikator yang diisi silika gel. ( indikator tidak stabil dan
kelembaban mengakibatkan mengempal).
- Sakarosa yang mengandung gula reduksi kurang dari 0,002 % (bebas gula invert).

4.8.3 Peralatan
- Timbangan analitik.

- Tabung reaksi: 150 mm X20 mm.


- Cawan porselin putih. Penangas air dengan rak tabung.
- Buret mikro.
- Pipet2ml.

4.8.4 Prosedur
- Timbang dengan teliti 5 gram gula kedalam tabung reaksi dan larutkan dengan 5 ml air
suling, tambahkan 2 ml tepat larutan Cu-alkalis dan campur baik-baik kemudian
panaskan dalam penangas air mendidih selama 5 menit. Segera dinginkan dalam
air dingin (cold bath).
- Pindahkan secara kwantitatip isi tabung reaksi kedalam cawan poselin dan bilas tabung
reaksi (air bilasan ditampung dalam cawan porselin), tambahkan + 1 gram indikator
murexide dengan spatula.
- Titar larutan dalam cawan porselin dengan larutan EDTA dan aduk dengan pengaduk,
sampai titik akhir warna menjadi ungu (dari warna hijau ke abu-abu kemudian ungu).
Titik akhir harus diusahakan sejelas dan secepat mungkin pada waktu warna ungu
pertama, karena warna ungu akan segera hilang teroksidasi.

4.8.5 Pernyataan hasil

Perhitungan:

Kandungan gula dapat dihitung baik dengan tabel atau dengan grafik kalibrasi yang
didapatkan dengan menambahkan sejumlah gula invert kedalam sukrosa bebas,
gula invert yang didapatkan sesuai prosedur diatas. Metode grafts menunjukkan grafik lurus
(linier) sampai dengan 0,02 g gula reduksi/100 g sukrosa. Untuk contoh yang mempunyai
kandungan reduksi lebih dari 0,017 %, kurangi berat contoh yang diuji dan tambahkan gula
sukrosa bebas gula invert sehingga kandungan gula dalam contoh yang dianalisa tetap 5
gram.

Catatan : Bila selama pemanasan warna biru hilang semua, maka pengujian hams diulangi

dengan berat contoh yang lebih rendah.

Tabel 3 Metode grafis menunjukkan grafik lurus (linier) sampai denganO,02


g gula reduksi/100 g sukrosa

4.9 Abu konduktiviti

4.9.1 Prinsip
Pengukuran konduktivitas spesifik larutan gula (kadar 28 g/100 g), kemudian kadar abu
dihitung dengan menggunakan faktor koreksi.
4.9.2 Pereaksi/bahan kimia
- Air murni (air yang telah mengalami dua kali penyulingan, atau air deionisasi dengan
konduktivitas kurang dari 2 µS/cm.
- KCl 0,01 mol/l
Timbang 745,5 mg KCl yang telah dikeringkan pada suhu 500 OC dan larutkan dengan air
suling dalam labu ukur 1 liter kemudian tepatkan sampai tanda dan kocok hingga
homogen.
- KCl 0,0002 mol/l
Pipet 10 ml larutan KCl 0,01 mg/l dan masukkan ke dalam labu ukur 500 ml dan encerkan
dengan air suling sampai tanda dan kocok hingga hingga homogen. Larutan ini
mempunyai konduktivitas (26,6 ± 0,3) µS/cm pada suhu 20 OC (setelah dikurangi dengan
konduktivitas spesifik dari pada air yang digunakan).

4.9.3 Peralatan

- Labu ukur, 100 ml, 500 ml, dan 1000 ml


- Pipet volume 10 ml
- Timbangan analitik.

4.9.4 Prosedur

- Timbang (31,3 ± 0,1)g gula masukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan larutkan dengan air
suling kemudian tepatkan sampai tanda pada suhu 20 OC atau larutkan (28,0 ± 0,1)g gula
dalam air suling dan timbang sehingga bobotnya menjadi 100 g. Jumlah padatan dalam
larutan harus 31,3 g/100ml atau 28 g/100 gr larutan.
- Campur dengan baik kemudian pindahkan larutan ke dalam sel pengukur (measuring cell)
dan ukur konduktivitas pada suhu (20 ± 0,2)o C, cek pengukuran menggunakan larutan
baku (KCl 0,0002 mol/l).

4.9.5 Peryataan hasil


4.9.5.1 Perhitungan
Jika C1 adalah hasil pengukuran konduktivitas contoh pada suhu 20 oC. T(µs/cm)
C2 adalah konduktivitas air suling pada suhu 20 oC (µs/cm).
Maka konduktivitas terkoreksi untuk 28 gr/100 gr larutan adalah :
C28 = C1 – 0,35 C2
Kadar abu Konduktiviti = 6 x 10 – 4 x C 28 %
Koreksi suhu
Bila penentuan hasil dilakukan pada suhu (20±5) oC, buatlah koreksi suhu pada akhir
pengujian :
C
T
C20 =
1 + 0,026(T - 20)
Keterangan :
CT adalah abu konduktivitas pada suhu T OC
C20 adalah kadar abu konduktiviti pada suhu 20 OC

CATATAN Konduktivitas larutan standar KCl 0,0002 mol/l ditentukan pada suhu 20 ± 5 OC,
maka konduktivitas KCl standar ditentukan dengan rumus :
Konduktivitas KCl 0,0002 mol/l pada suhu T OC = 26,6 {1+0,0021(T-20)}.
4.9.5.2 Ketelitian

Keterulangan analisis kadar abu dengan metoda ini tidak lebih dari 0,00177 point.

4.10 Bahan asing tidak larut

4.10.1 Prinsip

Bahan asing tidak Iarut adalah hasi! saringan bahan-bahan yang tidak Iarut dalam air, yang
selanjutnya dibandingkan dengan standar.

4.10.2 Bahan

Contoh gula kristal putih.

4.10.3 Peralatan
- Neraca analitik.
- Alat "Wisconsin sediment tester".

4.10.4 Prosedur
- Timbang 100 gram contoh, larutkan dalam 500 ml air.
- Masukkan larutan ke dalam alat Wisconsin tester, kemudian ditekan dengan udara yang
dipompa oleh bola karet
- Di atas lapisan dilapisi dengan kain, diameter 3 cm.
- Ambil kain, hati-hati jangan sampai kotoran yang melekat terlepas, kemudian teteskan
lem (arabis gum 1 %) di atas kain, lalu panaskan dalam lemari pengering 105°C sampai
kering (± 2 jam).
- Bandingkan kotoran yang menempel pada kain dengan standar.

4.11 Belerang dioksida

4.11.1 Pinsip

Warna kompiek sulphit / rosaniline diukur secara photometrik, pada panjang pelombang 560
nm, setelah bereaksi dengan formaldehyde dan Keselamatan sebelum menangani rosaniline
hydrokloride, formaldehide dan pereaksi-pereaksi yang diperlukan disini.
4.11.2.1 Larutanjenuh rosaniline

Larutkan 1 gram rosaniline hydrokloride dalam 100 ml air suling, panaskan pada suhu 50 °C,
kemudian didinginkan sambil dikocok. Diamkan 48 jam kemudian di saring.

4.11.2.2 Larutan rosaniline tak berwarna (Decolourised rosanilline solution).

Pindahkan 4 ml larutan rosaniline jenuh (6.11.2.1.) kedalam labu ukur 100 ml, tambahkan 6
ml HCI pekat dan campurkan, kemudian encerkan dengan air suling sampai tanda garis.
Warna akan segera hilang, biarkan selam 1 jam sebelum digunakan.

4.11.2.3 Larutan formaldehide + 0,2 g/100 ml

Encerkan dengan air suling 5 ml formaldehyde pa, P2o = 1,07 - 1,080, menjadi 100ml.

4.11.2.4 Larutan sakarosa murni


Larutkan 100 g sakarosa bebas sulphit (pa) dengan air suling dan tepatkan sampai 100 ml.

4.11.2.5 Larutan sodium hidroksida (NaOH) 0,1 mol/l

4.11.2.6 Larutan yodium 0,05 mol/l


Larutkan 20 g Kl bebas yodat (pa) dalam 40 ml air suling, masukkan dalam labu ukur 1000
ml, tambahkan 12,6 g yodium (pa) dan kocok sampai yodium larut, kemudian tepatkan
dengan air suling sampai tanda garis.
4.11.2.7 Larutan HCl, ρ20 = 1,18 g/ml

4.11.2.8 Larutan HCl, 1 mol/l


4.11.2.9 Indikator yodium-larutan amylum segar
4.11.2.10 Larutan Na. thiosulphat 0,1 mol/l

Larutkan 24,817 g Na. thiosulphatpentahidrat (pa) dengan 200 ml air suling dalam labu ukur
1000 ml dan tepatkan sampai tanda.
4.11.2.11 Larutan standar sulphit

Larutkan ± 2,5 gram Sodium Sulphitheptahidrat (pa) kedalam larutan Sakarosa murni
(6.8.2.4.) dan jadikan menjadi 500 ml dengan larutan sakarosa murni (6.8.2.4.).
Tentukan normalitas larutan tersebut dengan cara :

- Masukkan 25 ml larutan 0,05 ml/l yodium ke dalam erlenmeyer 300 ml, tambahkan 10 ml
1 mol/l HCl dan 100 ml air suling.
- Pipet 25 ml larutan standar sulphit (6.8.2.11.) ke dalam erlenmeyer di atas sambil diaduk.
- Kemudian kelebihan yodium dititar dengan larutan 0,1 mol/l larutan Na. Thiosulphat
sampai berubah warna pucat, tambahkan indikator amylum (0,2 g sampai 0,5 g) ke dalam
larutan dan lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang.
- Catat hasil titrasinya.
- Hitung kandungan sulfit dalam larutan standar sulfit.
- Kandungan sulfit dalam larutan sulfit adalah :

(B − A) x N x 32,03
= mgSO / ml(x)
25 2

Keterangan :
B adalah titrasi larutan yodium tanpa sulfit
A adalah titrasi larutan yodiumsetelah ditambah sulfit
N adalah normalitas Na. Thiosulfit
(x) adalah mgSO2 / ml larutan standar sulfit

4.11.2.12 Larutan standar sulfit encer


Encerkan 5 ml larutan standar sulphit menjadi 100 ml tepat dengan larutan sakarosa.
Kandungan sulphit (C) dihitung dengan rumus sebagai berikut :
C = 5 (m) x 1000 (x) mg SO /ml
100 ml2
Keterangan :
C adalah Kandungan sulfit
(x) adalah mg SO2 / ml larutan standar sulfit
4.11.3 Peralatan

- Spektrophotometer yang mempunyai panjang gelombang 560 nm.


- Labu ukur 100 ml, 500 ml dan 1000 ml.
- Pipet ukur 10 ml.
- Pipet volume 2 ml, 10 ml dan 25 ml.
- Buret 25 ml dengan skala 0,05 ml.
- Tabung reaksi.
- Timbangan analitik.

4.11.4 Prosedur

4.11.4.1 Pembentukan warna

- Larutkan 10 gram sampai 40 gram contoh gula putih dengan 100 ml air suling dalam tabu
ukur 1000 ml kemudian tambahkan 4 ml NaOH 0,1 mol/l. Tepatkan sampai tanda dengan
air suling dan kocok hingga homogen.
- Catatan penimbangan untuk batas :

5 mg SO2/kg gunakan 40 gr contoh

15 mg SO2/kg gunakan 20 gr contoh


30 mg SO2/kg gunakan 10 gr contoh
- Pindahkan 10 ml larutan (aliquot) ke dalam tabung reaksi yang kering dan bersih,
tambahkan 2 ml larutan formaldehide dan biarkan di suhu ruang selama 30 menit.
- Ukur absorbaninya dengan menggunakan kuvet diameter 1 cm pada panjang gelombang
560 nm. Gunakan air suling sebagai blanko.

4.11.4.2 Kurva baku

- Pipet larutan standar sulphit encer (6.8.2.12.) 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml dan 6 ml,
masukkan masing-masing ke dalam labu ukur 100 ml (labu ukur harus bebas sulphit).
- Tambahkan masing-masing 4 ml 0,1 mol/l NaOH dan tepatkan sampai tanda dengan
larutan sakarosa (6.8.2.4.) dan kocok hingga homogen.
- Pipet masing-masing 10 ml dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih,
tambahkan 2 ml larutan rosaniline tak berwarna (6.8.2.3.). Biarkan selama 30 menit pada
suhu kamar selama 30 menit pada suhu kamar.
- Ukur masing-masing absorbansinya pada panjang gelombang 560 nm. Gunakan air
suling sebagai blanko.

Jumlah SO2 tiap tabung reaksi adalah :


Cxn
SO μg
2= 10

Keterangan :
n adalah ml larutan standar sulphit encer yang ditambahkan ke dalam setiap labu ukur 100
ml.
C adalah dari hasil mg SO2/ml larutan standar sulfit encer pada (6.8.2.12.)
4.11.5 Menyatakan hasil
4.11.5.1 Perhitungan
Hitung kadar sulphit dengan menggunakan kurva baku dan byatakan hasil SO 2 mg/kg gula
putih dengan rumus :
(μ g SO2 dari kurva)x10

SO2 =
Berat gula yang digunakan mgSO2/kg gula

Ketelitian

Untuk gula putih yang kandungan sulphitnya antara 4,20 mg/kg – 27,63 mg/kg, “repeatability”
antara 0,72 mg/kg sampai 5,6 mg/kg. Untuk gula putih yang sama Reproducibility antara
1,56 – 24,19 dengan rata-rata Reproducibility 11,09 mg/kg.
4.12 Cemaran logam

Cara uji cemaran logam sesuai dengan SNI 19-2898-1998, Cara uji cemaran logam.

4.13 Arsen (As)

Cara uji arsen sesuai dengan SNI 01-4866-1998, Cara uji cemaran logam.

5. Syarat penandaan
Sesuai dengan PP No. 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan.

6. Pengemasan
Produk dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi,
tahan terhadap peyimpanan dan pengangkutan dan diberi label.
Lampiran A
Tabel ini memberikan nilai hubungan
untuk indeks refraksi dengan fraksi masa sakarosa

Tabel A.1 Skala Indeks refraksi internasional ICUMSA untuk larutan


Sakarosa murni suhu 20oC dan 589 nm
Sakaros
a
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
g/ 100 g

1.33312 1.33327 1.33341 1.33355 1.33384 1.33398 1,33413 1,33427


0 1.332 9 2 5 8 1.333702 5 9 2 62
1.3344 1.33456 1.33470 1.33485 1.33499 1.33528 1.33543 1.33557 1.33571
1 20 4 8 2 6 1.335141 5 0 4 9
1.3358 1.33600 1.33615 1.33630 1.33644 1.33673 1.33688 1.33702 1.33717
2 64 9 4 0 5 1.336590 6 2 8 4
1.3373 1.33746 1.33761 1.33775 1.33790 1.33819 1.33834 1.33849 1.33863
3 20 6 2 8 5 1.338051 8 5 2 9
1.3387 1.33893 1.33908 1.33922 1.33937 1.33967 1.33981 1.33996 1.34011
4 86 3 1 8 6 1.339524 1 9 7 6
1.3402 1.34041 1.34056 1.34070 1.34085 1.34115 1.34130 1.34145 1.34160
5 64 2 1 9 8 1.341007 6 5 4 4
1.3417 1.34190 1.34205 1.34220 1.34235 1.34265 1.34280 1.34295 1.34310
6 53 3 2 2 2 1.342502 2 2 2 3
1.3432 1.34340 1.34355 1.34370 1.34385 1.34415 1.34431 1.34446 1.34461
7 53 4 5 6 7 1.344008 9 1 2 4
1.3447 1.34491 1.34506 1.34522 1.34537 1.34567 1.34583 1.34593 1.34613
8 65 7 9 1 3 1.345526 8 1 8 6
1.3462 1.34644 1.34659 1.34674 1.34690 1.34720 1.34736 1.34751 1.34767
9 89 2 5 8 2 1.347055 9 2 6 0
1.3478 1.34797 1.34813 1.34828 1.34844 1.34875 1.34890 1.34806 1.34921
10 24 8 3 7 2 1.348596 1 6 1 6
1.3493 1.34952 1.34968 1.34983 1.34999 1.35030 1.35046 1.35061 1.35077
11 71 7 2 8 3 1.350149 5 1 7 4
1.3509 1.35108 1.35124 1.35140 1.35155 1.35187 1.35102 1.35118 1.35234
12 30 7 3 0 7 1.351714 1 9 6 3
1.3525 1.35265 1.35281 1.35297 1.35213 1.35344 1.35360 1.35376 1.35392
13 01 9 7 5 3 1.353291 9 8 7 5
1.3540 1,35424 1,35440 1,35456 1,35472 1,35404 1,35419 1,35435 1,35551
14 84 3 2 1 1 1,354880 0 9 9 9
1.3556 1.35584 1.35600 1.35616 1.35632 1.35664 1.35680 1.35696 1.35712
15 79 0 0 0 1 1.356482 2 3 4 6
1.3572 1.35744 1.35761 1.35777 1.35793 1.35825 1.35842 1.35858 1.35874
16 87 8 0 2 3 1.358095 7 0 2 4
1.3589 1.35907 1.36086 1.36039 1.36055 1.36088 1.36004 1.36021 1.36037
17 07 0 7 5 8 1.360722 5 8 2 6
1.3605 1.36070 1.36051 1.36003 1.36019 1.36152 1.36169 1.36185 1.36101
18 39 3 5 2 6 1.361360 5 0 4 9
1.3621 1.36235 1.36217 1.36268 1.36284 1.36317 1.36334 1.36351 1.36367
19 85 0 6 1 6 1.363012 8 4 0 6
1.3638 1.36400 1.36484 1.36434 1.36450 1.36484 1.36501 1.36517 1.36534
20 42 9 9 2 9 1.364676 3 1 8 6
1.3655 1.36568 1.36553 1.36601 1.36618 1.36652 1.36669 1.36685 1.36702
21 13 1 5 7 5 1.366354 2 1 9 8
1.3671 1.36736 1.36723 1.36770 1.36787 1.36821 1.36838 1.36855 1.36872
22 97 6 5 5 4 1.368044 4 4 4 4
1.3688 1.36906 1.36994 1.36940 1.36957 1.36991 1.37009 1.37026 1.37043
23 94 4 8 6 6 1.369747 8 0 1 3
1.3706 1.37077 1.37067 1.37112 1.37129 1.37163 1.37180 1.37198 1.37215
24 04 6 4 0 2 1.371464 7 9 2 5
1.3723 1.37250 1.37241 1.37284 1.37302 1.37336 1.37354 1.37371 1.37389
25 28 1 4 7 1 1.373194 8 2 6 0
1.3740 1.37423 1.37416 1.37458 1.37476 1.37511 1.37528 1.37546 1.37563
26 65 9 7 8 3 1.374938 3 8 4 9
1.3758 1.37599 1.37693 1.37634 1.37651 1.37687 1.37704 1.37722 1.37740
27 15 1 4 3 9 1.376695 2 9 5 2
1.3775 1.37775 1.37771 1.37811 1.37828 1.37864 1.37882 1.37900 1.37917
28 79 6 5 1 9 1.378476 4 2 1 9
1.3793 1.37953 1.37950 1.37989 1.38007 1.38043 1.38061 1.38079 1.38096
29 57 6 9 3 2 1.380251 1 0 0 9
1.3811 1.38132 1.38131 1.38169 1.38187 1.38223 1.38241 1.38259 1.38277
30 49 9 8 0 0 1.382050 1 2 3 4
1.3829 1.38313 1.38314 1.38350 1.38368 1.38404 1.38422 1.38441 1.38459
31 55 7 1 0 2 1.383863 6 8 0 3
1.3847 1.38495 1.38597 1.38532 1.38550 1.38587 1.38605 1.38624 1.38642
32 75 8 8 4 7 1.385691 4 8 2 6
1.3866 1.38679 1.38683 1.38716 1.38734 1.38771 1.38790 1.38808 1.38827
33 10 4 0 3 8 1.387532 7 2 8 3
1.3884 1.38864 1.38883 1.38901 1.38920 1.38957 1.38976 1.38994 1.39013
34 59 4 0 6 2 1.389388 5 1 8 5
1.3903 1.39050 1.39069 1.39088 1.39107 1.39144 1.39163 1.39182 1.39201
35 22 9 6 4 1 1.391259 7 5 3 1
1.3922 1.39238 1.39257 1.39276 1.39295 1.39333 1.39352 1.39371 1.39390
36 00 8 7 6 5 1.393144 4 3 3 3
1.3940 1.39428 1.39447 1.39466 1.39485 1.39523 1.39542 1.39561 1.39580
37 92 3 3 3 4 1.395044 5 6 7 9
1.3960 1.39619 1.39638 1.39657 1.39676 1.39715 1.39734 1.39753 1.39773
38 00 2 3 5 7 1.396959 2 4 7 0
1.3979 1.39811 1.39830 1.39850 1.39869 1.39908 1.39927 1.39947 1.39966
39 22 6 9 2 6 1.398889 3 7 1 6
1.3998 1.40005 1.40024 1.40044 1.40063 1.40103 1.40122 1.40142 1.40161
40 60 5 9 4 9 1.400834 0 5 1 7
1.4018 1.40200 1.40220 1.40240 1.40259 1.40299 1.40318 1.40338 1.40358
41 13 9 5 1 8 1.402795 2 9 6 3
1.4037 1.40397 1.40417 1.40437 1.40457 1.40496 1.40516 1.40536 1.40556
42 81 8 6 4 2 1.404770 9 7 6 5
1.4057 1.40596 1.40616 1.40636 1.40656 1.40696 1.40716 1.40736 1.40756
43 64 3 3 2 2 1.406762 1 2 2 2
1.4077 1.40796 1.40816 1.40836 1.40856 1.40897 1.40917 1.40937 1.40957
44 63 4 5 6 7 1.408768 0 1 3 5
1.4097 1.41018 1.41038 1.41067 1.41099 1.41119 1.41140 1.41160
45 77 1.40980 2 5 6 1.410790 4 7 0 4
Tabel A.1 (lanjutan)

Sakaros
a
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
g/ 100 g

1.41180 1.41201 1.41242 1.41274 1.41282 1.41303 1.41344 1.41364


46 8 1 1.412215 0 4 8 3 1.413238 3 8
1.41385 1.41405 1.41447 1.41482 1.41488 1.41508 1.41550 1.41570
47 3 9 1.414265 0 9 2 9 1.415295 2 8
1.41591 1.41612 1.41653 1.41692 1.41695 1.41716 1.41757 1.41778
48 5 2 1.416330 7 9 2 0 1.417368 6 5
1.41799 1.41820 1.41862 1.41903 1.41924 1.41966 1.41987
49 3 2 1.418411 0 1.41829 8 7 1.419457 7 7
1.42008 1.42029 1.42071 1.42092 1.42114 1.42135 1.42177 1.42198
50 7 7 1.420508 8 9 0 1 1.421562 4 5
1.42219 1.42240 1.42283 1.42304 1.42325 1.42347 1.42389 1.42411
51 7 9 1.422621 3 6 8 1 1.423684 7 0
1.42432 1.42453 1.42496 1.42517 1.42539 1.42560 1.42603 1.42625
52 3 7 1.424750 4 8 3 7 1.425821 6 1
1.42646 1.42668 1.42711 1.42732 1.42754 1.42775 1.42819 1.42840
53 6 1 1.426896 2 8 3 9 1.427975 2 8
1.42862 1.42884 1.42927 1.42949 1.42971 1.42992 1.43036 1.43058
54 5 2 1.429059 6 3 1 8 1.430146 4 2
1.43080 1.43101 1.43145 1.43167 1.43189 1.43211 1.43255 1.43277
55 0 9 1.431238 6 5 4 4 1.432333 3 3
1.43299 1.43321 1.43365 1.43387 1.43409 1.43431 1.43475 1.43498
56 3 3 1.433433 3 4 5 6 1.434537 8 0
1.43520 1.43542 1.43586 1.43608 1.43631 1.43653 1.43698 1.43720
57 1 3 1.435645 7 9 2 5 1.436757 0 3
1.43742 1.43765 1.44009 1.43832 1.43854 1.43877 1.43921 1.43944
58 7 0 1.437874 8 2 6 0 1.438994 9 4
1.43966 1.43989 1.44234 1.44057 1.44079 1.44102 1.44147 1.44170
59 9 4 1.440119 5 1 6 2 1.441248 5 1
1.44192 1.44215 1.44460 1.44283 1.44306 1.44329 1.44374 1.44397
60 8 5 1.442382 9 6 4 2 1.443519 7 6
1.44420 1.44443 1.44789 1.44511 1.44534 1.44557 1.44603 1.44626
61 4 2 1.444661 0 9 8 8 1.445807 7 7
1.44649 1.44672 1.44918 1.44741 1.44765 1.44788 1.44834 1.44857
62 7 7 1.446937 8 9 0 1 1.448112 3 5
1.44880 1.44903 1.45150 1.44973 1.45096 1.45020 1.45066 1.45090
63 7 9 1.449271 3 6 8 1 1.450434 7 0
1.45113 1.45136 1.45483 1.45206 1.45230 1.45253 1.45300 1.45324
64 4 7 1.451601 5 9 4 8 1.452773 8 3
1.45347 1.45371 1.45618 1.45442 1.45465 1.45489 1.45536 1.45560
65 8 3 1.453949 4 0 6 3 1.455129 5 2
1.45583 1.45607 1.45855 1.45678 1.45702 1.45726 1.45774 1.45797
66 9 6 1.456313 1 8 6 4 1.457502 0 9
1.45821 1.45845 1.46193 1.45917 1.45941 1.45965 1.46013 1.46037
67 7 6 1.458695 4 4 3 3 1.459893 3 3
1.46061 1.46085 1.46333 1.46157 1.46181 1.46205 1.46254 1.46278
68 3 4 1.461094 5 6 7 9 1.462300 2 4
1.46302 1.46326 1.46675 1.46399 1.46423 1.46448 1.46496 1.46521
69 6 8 1.463511 3 6 9 2 1.464725 9 2
1.46545 1.46570 1.46818 1.46643 1.46667 1.46692 1.46741 1.46765
70 6 0 1.465994 8 3 8 2 1.467167 3 8
1.46790 1.46814 1.47164 1.46888 1.46913 1.46938 1.46987 1.47012
71 3 9 1.468395 1 7 4 0 1.469627 4 1
72 1.47036 1.47061 1.470863 1.47311 1.47135 1.47160 1.47185 1.472104 1.47235 1.47260
8 6 1 9 7 5 2 1
1.47285 1.47309 1.47659 1.47384 1.47409 1.47434 1.47484 1.47509
73 0 9 1.473349 8 8 8 8 1.474598 8 9
1.47534 1.47560 1.47810 1.47635 1.47660 1.47685 1.47736 1.47761
74 9 0 1.475851 3 4 6 7 1.477109 1 4
1.47786 1.47811 1.48162 1.47887 1.47913 1.47938 1.47989 1.48014
75 6 9 1.478371 4 7 1 4 1.479638 2 6
1.48040 1.48065 1.48316 1.48141 1.48167 1.48192 1.48243 1.48269
76 0 4 1.480909 3 8 3 9 1.482184 9 5
1.48295 1.48320 1.48672 1.48397 1.48423 1.48449 1.48500 1.48526
77 1 7 1.483463 0 6 3 0 1.484747 5 2
1.48552 1.48577 1.48829 1.48655 1.48681 1.48706 1.48758 1.48784
78 0 7 1.486035 3 2 0 9 1.487328 7 6
1.48810 1.48836 1.49188 1.48914 1.48940 1.48966 1.49018 1.49044
79 5 5 1.488625 4 8 5 5 1.489926 6 7
1.49070 1.49097 1.49449 1.49175 1.49201 1.49227 1.49280 1.49306
80 8 0 1.491231 3 4 6 8 1.492541 3 6
1.49332 1.49359 1.49611 1.49438 1.49464 1.49490 1.49543 1.49570
81 8 1 1.493855 8 1 5 9 1.495173 7 1
1.49596 1.49623 1.49976 1.49702 1.49729 1.49755 1.49808 1.49835
82 6 0 1.496495 0 5 1 6 1.497822 8 4
1.49862 1.49888 1.50242 1.49968 1.49995 1.50022 1.50075 1.50102
83 0 7 1.499153 0 7 4 1 1.500488 6 4
1.50129 1.50156 1.50209 1.50236 1.50263 1.50290 1.50344 1.50371
84 2 0 1.501828 6 5 4 3 1.503172 1 1
1.50398
85 0
Tabel A.2 Koreksi hubungan antara fraksi masa larutan sakarosa dengan indek refraksi pada 589 mm
apabila suhu pengukuran tidak pada 20 oC
Sarakosa Terukur (Fraksi
Suhu masa)

oC
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85
15 -0.29 -0.30 -0.32 -0.33 -0.34 -0.35 -0.36 -0.37 -0.37 -0.38 -0.38 -0.38 -0.38 -0.38 -0.38 -0.38 -0.37 -0.37
16 -0.24 -0.25 -0.26 -0.27 -0.28 -0.28 -0.29 -0.30 -0.30 -0.31 -0.31 -0.31 -0.31 -0.31 -0.31 -0.30 -0.30 -0.30
17 -0.18 -0.19 -0.20 -0.20 -0.21 -0.21 -0.22 -0.22 -0.23 -0.23 -0.23 -0.23 -0.23 -0.23 -0.23 -0.23 -0.23 -0.22
18 -0.12 -0.13 -0.13 -0.14 -0.14 -0.14 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15
19 -0.6 -0.6 -0.7 -0.7 -0.7 -0.7 -0.7 -0.8 -0.8 -0.8 -0.8 -0.8 -0.8 -0.8 -0.8 -0.8 -0.8 -0.7
20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
21 +0.06 +0.07 +0.07 +0.07 +0.07 +0.08 +0.08 +0.08 +0.08 +0.08 +0.08 +0.08 +0.08 +0.08 +0.08 +0.08 +0.08 +0.07
22 +0.13 +0.14 +0.14 +0.14 +0.15 +0.15 +0.15 +0.15 +0.16 +0.16 +0.16 +0.16 +0.16 +0.16 +0.15 +0.15 +0.15 +0.15
23 +0.20 +0.21 +0.21 +0.22 +0.22 +0.23 +0.23 +0.23 +0.23 +0.24 +0.24 +0.24 +0.24 +0.23 +0.23 +0.23 +0.23 +0.22
24 +0.27 +0.28 +0.28 +0.29 +0.29 +0.30 +0.30 +0.31 +0.31 +0.32 +0.32 +0.32 +0.32 +0.31 +0.31 +0.31 +0.30 +0.30
25 +0.34 +0.35 +0.36 +0.37 +0.38 +0.38 +0.39 +0.39 +0.40 +0.40 +0.40 +0.40 +0.40 +0.39 +0.39 +0.38 +0.38 +0.37
26 +0.42 +0.43 +0.44 +0.45 +0.46 +0.46 +0.47 +0.47 +0.48 +0.48 +0.48 +0.48 +0.48 +0.47 +0.47 +0.46 +0.46 +045
27 +0.50 +0.51 +0.52 +0.53 +0.54 +0.55 +0.55 +0.56 +0.56 +0.56 +0.56 +0.56 +0.56 +0.55 +0.55 +0.54 +0.53 +0.52
28 +0.58 +0.59 +0.60 +0.61 +0.62 +0.63 +0.64 +0.64 +0.64 +0.65 +0.65 +0.64 +0.64 +0.63 +0.63 +0.62 +0.61 +0.60
29 +0.66 +0.67 +0.68 +0.70 +0.71 +0.71 +0.72 +0.73 +0.73 +0.73 +0.73 +0.73 +0.72 +0.72 +0.71 +0.70 +0.69 +0.67
30 +0.74 +0.76 +0.77 +0.78 +0.79 +0.80 +0.81 +0.81 +0.82 +0.82 +0.81 +0.81 +0.80 +0.80 +0.79 +0.78 +0.76 +0.75
31 +0.83 +0.84 +0.85 +0.87 +0.88 +0.89 +0.89 +0.90 +0.90 +0.90 +0.90 +0.89 +0.89 +0.88 +0.87 +0.86 +0.84 +0.82
32 +0.92 +0.93 +0.94 +0.96 +0.97 +0.98 +0.98 +0.99 +0.99 +0.99 +0.99 +0.98 +0.97 +0.96 +0.95 +0.93 +0.92 +0.90
33 +1.01 +1.02 +1.03 +1.05 +1.06 +1.07 +1.07 +1.08 +1.08 +1.08 +1.07 +1.07 +1.06 +1.04 +1.03 +1.01 +1.00 +0.98
34 +1.10 +1.11 +1.13 +1.14 +1.15 +1.16 +1.16 +1.17 +1.17 +1.16 +1.16 +1.15 +1.14 +1.13 +1.11 +1.09 +1.07 +1.05
35 +1.19 +1.21 +1.22 +1.23 +1.24 +1.25 +1.25 +1.26 +1.26 +1.25 +1.25 +1.24 +1.23 +1.21 +1.19 +1.17 +1.15 +1.13
36 +1.29 +1.30 +1.31 +1.33 +1.34 +1.34 +1.35 +1.35 +1.35 +1.34 +1.34 +1.33 +1.31 +1.29 +1.28 +1.25 +1.23 +1.20
37 +1.39 +1.40 +1.41 +1.42 +1.43 +1.44 +1.44 +1.44 +1.44 +1.43 +1.43 +1.41 +1.40 +1.38 +1.36 +1.33 +1.31 +1.28
38 +1.49 +1.50 +1.51 +1.52 +1.53 +1.53 +1.54 +1.54 +1.53 +1.53 +1.52 +1.50 +1.48 +1.46 +1.44 +1.42 +1.39 +1.36
39 +1.59 +1.60 +1.61 +1.62 +1.63 +1.63 +1.63 +1.63 +1.63 +1.62 +1.61 +1.59 +1.57 +1.55 +1.52 +1.50 +1.47 +1.43
40 +1.69 +1.70 +1.71 +1.72 +1.73 +1.73 +1.73 +1.73 +1.72 +1.71 +1.70 +1.68 +1.66 +1.63 +1.61 +1.58 +1.54 +1.51
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/141540124/8344-SNI-01-3140-2001-gula-kristal-putih

https://id.wikipedia.org/wiki/Gula_rafinasi

Anda mungkin juga menyukai