Kinerja Tinggi.
A. Tanggal Percobaan
Selasa, 21 Februari 2019
B. Ruang Lingkup
Metoda ini digunakan untuk Penetapan Kadar Aspartam dalam Permen Secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
C. Prinsip
Pemisahan aspartam dari senyawa lain secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT) dalam kolom oktadesisilan menggunakan fase gerak campuran dapar
fosfat dan asetonitril dengan detektor UV pada panjang gelombang 210 nm.
D. Pustaka
MA PPOMN 23/PA/05
E. Prosedur Asli
1. Larutan Uji
Ditimbang saksama sejumlah lebih kurang 0,3 g contoh sirup; 1,3 g
minuman ringan atau 0,5 g minuman serbuk, dimasukkan ke dalam labu tentukur
50 ml, ditambah 25 ml fase gerak, kemudian dikocok dan ditambah fase gerak
sampai tanda, dikocok (untuk minuman serbuk, pipet 1,0 ml-5,0 ml, ditambah
fase gerak sampai 50 ml). Disaring dengan penyaring membran 0,45 𝜇𝑚 dan
diawaudarakan (A).
2. Larutan Baku
Sejumlah lebih kurang 50 mg aspartam baku, ditimbang saksama
dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, ditambah 25 ml fase gerak, dikocok
sampai larut dan diencerkan dengan fase gerak sampai tanda (A). Dipipet 0,5;
1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 ml larutan A. Dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml,
masing-masing ditambah fase gerak sampai tanda, dikocok, disaring dengan
penyaring membrane 0,45 µm dan diawaudarakan.
3. Penetapan Kadar
Larutan A dan B disuntikkan secara terpisah dan dilakukan kromatografi
cair kinerja tinggi dengan kondisi sebagai berikut:
Kolom : Oktadesil Silan (C18) pada partikel 100 µm; 150 x
4,60 mm atau kolom lain yang sesuai.
Fase Gerak : larutan dapar natrium dihidrogen fosfat 2𝐻2 O 10
Mm ( pH 2,6 ) – asetonitril (82,5 : 17,5 )
Laju alir : 1,2 ml/menit
Detektor : Ultraviolet pada panjang gelombang 210 nm.
Volume penyuntikan : 20 µl
4. Perhitungan
Kadar aspartam dihitung menggunakan persamaan garis linear Y= bx + a.
F. Prosedur Miniaturisasi
1. Larutan Uji
Ditimbang seksama sejumlah 2 g sampel permen, dimasukkan kedalam
erlenmeyer, ditambah 25 ml fase gerak, kemudian disonifikasi 5 menit,
dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dan ditambah fase gerak sampai tanda,
dikocok. Disaring dengan kertas saring, selanjutnya larutan disaring dengan
penyaring membran 0,45 µm dan dimasukkan ke vial. (A)
2. Larutan Baku
Baku induk (1000 ppm)
Sejumlah lebih kurang 50 mg aspartam baku, ditimbang seksama
dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, ditambah 5 ml campuran larutan dapar
natrium dihidrogen fosfat : acetonitril, dikocok sampai larut dan diencerkan
dengan pelarut sampai tanda.
Baku Seri (5 ppm, 10 ppm, 40 ppm, 50 ppm, 60 ppm, 80 ppm, 100 ppm,
120 ppm) larutan (B)
1. 2 ppm = pipet 0,1 ml larutan baku induk, kemudian dimasukkan kedalam
labu ukur 50 ml , di add menggunakan pelarut hingga tanda batas. Kocok
Homogen
2. 4 ppm = pipet 0,2 ml larutan baku induk, kemudian dimasukkan kedalam
labu ukur 50 ml, di add hingga tanda batas menggunakan pelarut. Kocok
homogen.
3. 10 ppm = pipet 0,5 ml larutan baku induk, kemudian dimasukkan kedalam
labu ukur 50 ml, di add hingga tanda batas menggunakan pelarut. Kocok
homogen.
4. 16 ppm = pipet 0,8 ml larutan baku induk, kemudian dimasukkan kedalam
labu ukur 50 ml, di add hingga tanda batas menggunakan pelarut. Kocok
homogen.
5. 20 ppm = pipet 1,0 ml larutan baku induk, kemudian dimasukkan kedalam
labu ukur 50 ml, di add hingga tanda batas menggunakan pelarut. Kocok
homogen.
6. 30 ppm = pipet 1,5 ml larutan baku induk, kemudian dimasukkan kedalam
labu ukur 50 ml, di add hingga tanda batas menggunakan pelarut. Kocok
homogen.
7. 40 ppm = pipet 2,0 ml larutan baku induk, kemudian dimasukkan kedalam
labu ukur 50 ml, di add hingga tanda batas menggunakan pelarut. Kocok
homogen.
8. 50 ppm = pipet 2,5 ml larutan baku induk, kemudian dimasukkan kedalam
labu ukur 50 ml, di add hingga tanda batas menggunakan pelarut. Kocok
homogen.
9. 60 ppm = pipet 3 ml larutan baku induk, kemudian dimasukkan kedalam
labu ukur 50 ml, di add hingga tanda batas menggunakan pelarut. Kocok
homogen
D. Perhitungan
Kadar aspartam dihitung menggunakan persamaan garis linear Y= bx + a.
E. Langkah Kerja
` Larutan Uji
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
4. Cara Penetapan
F. Persyaratan
Perka BPOM N0. 4 Tahun 2014 batas penggunaan maksimum 3000 (mg/kg)
kategori pangan kembang gula.
G. Data Percobaan
Waktu
𝑋 − 𝑋̅
Keterangan Retensi d²
(d)
(X)
Keterangan :
SD = StandarDeviasi
RSD = Rata – rata StandarDeviasi
∑( 𝑋 − ̅̅̅
𝑋)2 = Penjumlahan dari ( 𝑋 − ̅̅̅
𝑋)2
n = jumlah data
0,0002312
=√ = 0,0062075
7−1
SD = StandarDeviasi
0,0062075
= x 100% = 0,1489 %
4,1685
Luas Area
Keterangan :
SD = StandarDeviasi
RSD = Rata – rata Standar Deviasi
∑( 𝑋 − ̅̅̅
𝑋)2 = Penjumlahan dari ( 𝑋 − ̅̅̅
𝑋)2
n = jumlah data
59130010,78
=√ 7−1
= 3139,2677
𝑆𝐷
RSD = x 100%
𝑋̅
SD = StandarDeviasi
3139,267717
=1170423,429 x 100%
= 0,2682%
Perhitungan Baku
BAKU Konsentrasi Konsentrasi Baku Seri =
Baku Induk Pemipetan baku seri X Konsentrasi Baku
Intermediet atau Baku Induk ) X Kadar Baku
(101,99/100) X Kadar Air ((100-2,04)/100)
1 0,1 𝑚𝑙 101,99 100 − 2,04
𝑋 1000 𝑝𝑝𝑚 𝑋 ( )X
50 𝑚𝑙 100 100
= 1,998 𝑝𝑝𝑚
Konsentrasi
Baku Area (Y) X.Y X² Y²
(X)
Persamaan Garis
Rumus Persamaan Garis
Y = a + bx
a = 𝑦̅ - b𝑥̅
∑𝒙∑𝒚
∑𝒙𝒚−( )
𝒏
b= 𝟐 𝟐 /𝒏
∑𝒙 −(∑𝒙)
Keterangan :
∑ 𝑥𝑦= Jumlah seluruh Area dikalikan Konsentrasi
∑ 𝑦= Jumlah seluruh Area
∑ 𝑥= Jumlah seluruh konsentrasi
X = Konsentrasi baku (mg/mL)
Y = Luas Area
𝑦̅ = Rata rata Area
𝑥̅ = Konsentrasi rata rata
n = Jumlah pengenceran
a = Intersep (Intercept)
b = Kemiringan (Slope)
r = Regresi
130280665,8
b= 3389,4654
b = 38436,9363
̅ - b𝒙
𝒂 = 𝒚 ̅
c. Perhitungan Regresi
∑𝒙𝒚
r=
(√∑𝒙𝟐 ) ( √∑𝒚𝟐 )
360980059,3
𝑟=
√9359,139587 × √13923252550000
r = 0,9999882552
Keterangan :
X = Titik garis X
a = Intersep (Intercept)
b = Kemiringan (Slope)
y = Area Baku
81906 − 5364,343075
𝑋1 =
38436,93634
= 1,9913
157453 − 5364,343075
𝑋2 =
38436,93634
= 3,9568
386286 − 5364,343075
𝑋3 =
38436,93634
= 9,9103
628043 − 5364,343075
𝑋4 =
38436,93634
= 16,2000
774740 − 5364,343075
𝑋5 =
38436,93634
= 20,0165
1159787 − 5364,343075
𝑋6 =
38436,93634
= 30,0342
1531232 − 5364,343075
𝑋7 =
38436,93634
= 39,6979
1922788 − 5364,343075
𝑋8 =
38436,93634
= 49,8849
2315380 − 5364,343075
𝑋9 =
38436,93634
= 60,0988
y = bx + a
= 82136,6216
= 157792,9328
= 628043,0001
= 774739
= 1159787
= 1531232
= 1922788
= 2315380
Titik Kurva
B1 = (1,9913; 82136,6216)
B2 = (3,9568; 157792,9328)
B3 = (9,9103; 386286)
B4 = (16,2000 ; 628043,0001)
B5 = (20,0165 ; 20,01657078)
B6 = (30,0342 ; 1159787)
B7 = (39,6979 ; 1531232)
B8 = (49,8849 ; 1922788)
B9 = (60,0988 ; 2315380)
Setelah diketahui nilai sumbu X dan sumbu Y, dapat dibuat kurva baku
seperti pada gambar dibawah ini
2000000
LUAS AREA (Y)
1500000
y = 38437x + 5364.3
R² = 1
1000000
500000
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Konsentrasi (PPM)
y = Area Sampel
a = Intersep (Intercept)
b = Kemiringan (Slope)
(236137 −536,343075) 50
Kadar Sampel 50A = 𝑥 = 152,08 mg/kg
38436,93634 2,0152
(237549 −536,343075) 50
Kadar Sampel 50B = 𝑥 = 153,21 mg/kg
38436,93634 2,0123
(161420 −536,343075) 50
Kadar Sampel 56A = 𝑥 = 104,04 mg/ kg
38436,93634 2,0115
(157801 −536,343075) 50
Kadar Sampel 56B = 𝑥 = 101,94 mg/kg
38436,93634 2,0068
(113169 −536,343075) 50
Kadar Sampel 72A = 𝑥 = 72,37 mg/kg
38436,93634 2,0244
(114103 −536,343075) 50
Kadar Sampel 72B = 𝑥 = 73.37 mg/kg
38436,93634 2,0133
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa sampel No.
50A Mengandung Aspartam sebesar 152,08 mg/kg, No.50B Mengandung
Aspartam sebesar 153,21 mg/kg, No.56A Mengandung Aspartam sebesar 104,04
mg/ kg, No.56B Mengandung Aspartam sebesar 101,94 mg/kg, No.72A
Mengandung Aspartam sebesar 72,37 mg/kg dan sampel No.72B Mengandung
Aspartam sebesar 73.37 mg/kg